Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Gizi Penderita Penyakit Tidak Menular

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 38

GIZI PENDERITA PENYAKIT TIDAK MENULAR

• Menurut data dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang


menyatakan bahwa pada enam bulan pertama pelaksanaan dan
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), penyakit kardiovaskuler, stroke,
gagal ginjal, diabetes dan kanker menduduki peringkat teratas klaim
biaya rawat inap di antara penyakit-penyakit kata lainnya.
• Diprediksikan bahwa beban pengeluaran untuk penyakit tidak
menular (PTM) ini akan terus meningkat bila tidak ada upaya
terobosan untuk memutus jalur PTM ini. Lalu apa hubungannya
pencegahan PTM untuk memangkas pengeluaran untuk pengobatan
dengan investasi gizi?
• Singkatnya, tanpa upaya gizi yang berarti, masalah gizi dapat terus
meningkat sebagai salah satu pencetus untuk kemunculan PTM
hingga menurunkan produktivitas penderitanya dan bila penderitanya
semakin banyak terutama pada usia produktif maka dapat berujung
pada penurunan daya saing bangsa dan memperlambat laju ekonomi
nasional
• Kecenderungan peningkatan angka kejadian penyakit tidak menular
(PTM) tersebut tidak terlepas dari peranan asupan gizi yang tidak
seimbang. Status gizi memang hal yang unik karena kurang maupun
lebih sama-sama membawa dampak signifikan, terutama dalam
jangka panjang
• PTM ini tidak hanya diakibatkan oleh kelebihan gizi, tetapi juga
sebagai dampak dari gagalnya pemenuhan kebutuhan gizi di awal
masa kehidupan
• Dalam salah satu paparan yang disampaikan oleh Prof. Endang L.
Achadidari FKM-UI, disampaikan bahwa sebagian besar organ &
sistem, masa kritisnya adalah saat dlm kandungan yang merupakan
saat suatu system bersifat plastis & sensitif thd lingkungannya, diikuti
dg hilangnya plastisitas dan kapasitas fungsional yg menetap
(disebutjuga “developmental plasticity“).
• Konsekuensi dari hal ini yaitu semakin terlihatnya hubungan
hambatan janin yang dipresentasikan oleh berat lahir, dengan risiko
yang lebih tinggi untuk kejadian Coronary Heart Disease (CHD),
stroke, hipertensi, dan diabetes tipe 2; bukti juga menunjukkan
bahwa risiko tersebut meluas pada bayi dengan berat lahir kurang
dari 2500 gram.(Barker, DJP dalam Human Growth and Cardiovascular
Disease, 2008)
PolaGizi Diet TerbaikUntukPenderitaHipertensi&
Diabetes
• Ternyata kita dapat menurunkan tenakan darah dengan menggunakan
pola makan yang bagus sebagai bagian dari program terapi diabetes
seseorang.
• Penderita diabetes jenis 2 adakalanya memiliki komplikasi dengan
penyakit lain yakni hipertensi serta ini menjadi sesuatu yang amat
tidak menyenangkan bagi pasien diabetes itu sendiri.
• Hipertensi yang menyertai penyakit diabetes bias ditangani dengan
menggunakan pendekatan perubahan pola diet sehat
Pola Makan Gizi Diet Sehat

• Berikut saran terbaik untuk menurunkan hipertensi dengan menggunakan pola makan.
a. Kurangi makanan yang banyak mengandung lemak jenuh serta kolesterol seperti hot
dog, makanan siap saji, sosis, serta daging.
b. Naikkan jumlah konsumsi sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung
magnesium, kalium, antioksidan dan nutrient lainnya.
c. Substitusikan produk olahan susu dengan produk olahan susu yang bebas lemak, atau
low-fat seperti halnya susu kedelai.
d. Tambahkan lebih banyak makanan dari biji-bijian utuh, ikan, produk unggas, kacang-
kacangan, dan gandum.
e. Hindari makanan dengan kadar gula tinggi, dan gunakan produk yang tidak berkafein.
f. Batasi konsumsi natrium dibawah 2300 milligram perhari akan tetapi paling baik adalah
dibawah 1500 mg.
• Beberapa kasus hipertensi dipicu oleh sensitifitas terhadap konsumsi
garam, akan tetapi banyak pula kasus hipertensi yang sensitif
terhadap natrium.
• Tips Menuju Lansia Sehat Dan Mandiri
1.Hindari Pola Hidup Tidak Sehat
2.Gizi Seimbang
3.Melakukan Aktifitas Fisik dan Olah Raga
4.Pemeriksaan Kesehatan Secara Berkala
1. HINDARI GAYA HIDUP TIDAK SEHAT
• 2. GIZI SEIMBANG BAGI LANSIA :
a. Makanlah makanan sesuai kebutuhan(seimbang)
b. Batasi konsumsi lemak/minyak/santan kental
c. Dianjurkan gunakan karbohidrat komplek krnMengandung vit dan
mineral
d. Karbohidrat murni (gula)
e. Biasakan makan pagi
f. Minum air putih yg aman dan cukup jumlahnya
g.Lakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur
h.Hindari minuman beralkohol
3. MELAKUKAN AKTIVITAS FISIK DAN
OLAHRAGA
Apa itu hipertensi (darah tinggi)?

• Hipertensi adalah kondisi tekanan darah tinggi dan dapat


mengakibatkan penyakit lain seperti penyakit jantung. Tekanan darah
adalah kekuatan darah yang mendorong melawan dinding arteri, dari
jantung yang memompa darah melalui arteri. Tekanan darah yang
terlalu tinggi akan mengganggu sirkulasi darah.
• Tekanan darah normal biasanya adalah 120/80. Seseorang disebut
mengidap hipertensi atau memiliki darah tinggi jika
angkanya sekitar 140 mm Hg sistolik atau lebih, dan/atau 90 mm Hg
diastolik atau lebih.
• Seberapa umumkah hipertensi (tekanan darah tinggi)?
• Hampir semua orang dapat mengalami tekanan darah tinggi. Ini
adalah penyakit yang sangat berbahaya dan mempengaruhi 31%
populasi Indonesia. Hipertensi juga disebut “pembunuh diam-diam”
karena penyakit ini tidak menyebabkan gejala jangka panjang tapi
mungkin mengakibatkan komplikasi yang mengancam nyawa macam
penyakit jantung.
• Jika tidak terdeteksi dini dan terobati tepat waktu, hipertensi dapat
mengakibatkan penyakit arteri koroner, gagal jantung, stroke, gagal
ginjal, dan banyak penyakit berbahaya lainnya.
• Apa saja ciri-ciri dan gejala hipertensi (tekanan darah tinggi)?
a. Penderita hipertensi biasanya tidak menunjukkan ciri apapun atau hanya
mengalami gejala ringan. Namun, darah tinggi yang parah mungkin
menyebabkan:
b. Sakit kepala
c. Pusing
d. Penglihatan buram
e. Mual
f. Telinga berdenging
g. Kebingungan
h. Kelelahan
• Apa penyebab hipertensi (tekanan darah tinggi)?
a. Hipertensi yang penyebabnya tidak jelas disebut hipertensi primer, sedangkan hipertensi
karena obat gagal ginjal dan perawatan penyakit jantung disebut hipertensi sekunder.
b. Pil KB atau obat flu yang dijual di toko obat juga bisa menyebabkan tekanan
darah tinggi. Wanita hamil atau yang menggunakan terapi pengganti hormon
mungkin juga mengalami tekanan darah tinggi.
c. Tekanan darah tinggi karena obat mungkin menjadi normal setelah berhenti minum
obat, tapi dalam beberapa kasus, tekanan darah masih meningkat selama beberapa
minggu setelah menghentikan penggunaan obat. Anda harus bertanya kepada dokter jika tekanan
darah abnormal terus terjadi.
d. Anak di bawah 10 tahun sering kali mengalami tekanan darah tinggi karena penyakit lain,
misalnya penyakit ginjal. Dalam kasus tersebut, tekanan darah anak akan kembali normal setelah
pengobatan hipertensi.
• Faktor-faktor berikut ini bisa meningkatkan risiko seseorang
terkena hipertensi:
1. Kelelahan
2. Diabetes
3. Asam urat
4. Penyakit ginjal
5. Kecanduan alkohol
6. Wanita yang menggunakan pil KB
7. Orang yang memiliki orangtua atau kakek nenek dengan tekanan darah
tinggi.
• Pengobatan hipertensi penting untuk mengurangi risiko kematian karena
penyakit jantung.
• Banyak orang mampu mengontrol hipertensi dengan perubahan gaya
hidup seperti memilih makanan rendah kalori dan rendah lemak. Anda juga
harus membatasi ukuran penyajian, mempertahankan berat badan yang
sehat, dan meningkatkan aktivitas fisik yang semuanya membantu
mengurangi tekanan darah.
• Penderita hipertensi harus minum obat darah tinggi setiap hari untuk
mengontrol hipertensi. Obat ini biasanya termasuk diuretik, beta-blocker,
vasodilator, inhibitor, penghambat saluran kalsium, dan alfa-blocker.
• Penderita hipertensi harus memeriksakan tekanan darah secara rutin dan
dalam perawatan dokter.
• Apa saja perubahan gaya hidup yang dapat dilakukan untuk mengatasi hipertensi (tekanan
darah tinggi)?
1. Gaya hidup dan pengobatan rumahan di bawah ini mungkin membantu mengatasi hipertensi:
2. Periksakan diri secara tepat waktu untuk mengawasi perkembangan penyakit dan kondisi
kesehatan.
3. Ikuti instruksi dokter.
4. Kurangi konsumsi sodium (garam) sampai 2400 mg atau kurang
5. Pertahankan pola makan yang sehat, kaya buah-buahan, sayur-sayuran dan produk susu rendah
lemak dengan lemak jenuh dan total yang lebih sedikit.
6. Pertahankan berat badan yang normal.
7.Berolahraga secara teratur, misalnya jalan cepat selama setidaknya 30 menit/hari, beberapa hari
seminggu.
8. Batasi kopi dan makanan yang mengandung kafein.
Diabetes Melitus

• Diabetes melitus adalah penyakit yang disebabkan oleh kekurangan


insulin atau berkurangnya efektivitas insulin. Hal ini ditandai dengan
hiperglikemia atau peningkatan kadar glukosa melebihi normal.
Diabetes ditandai dengan kondisi hiperglikemia berlangsung terus-
menerus. Insulin adalah hormon yang dibentuk oleh pankreas.
Pankreas mengeluarkan insulin ke dalam aliran darah. Insulin
membantu glukosa untuk dapat masuk kedalam sel. Insulin
menurunkan jumlah gula didalam darah.
• Klasifikasi Diabetes Melitus
• Berdasarkan penyebabnya, diabetes digolongkan menjadi 3 jenis yaitu:
• Diabetes melitus tipe 1
disebabkan oleh kegagalan tubuh untuk memproduksi insulin. Diabetes tipe ini
dapat terdeteksi ketika seseorang berusia muda, bahkan anak-anak dan sebagian
besar penderitanya kurus. Penderita akan membutuhkan insulin dari luar tubuh
secara rutin terus-menerus sepanjang hidupnya.
• Diabetes mellitus tipe 2
disebabkan karena kekurangan insulin, dimana tubuh tidak menghasilkan insulin
dalam jumlah yang cukup atau insulin yang dihasilkan tidak dapat bekerja secara
memadai. Hal ini menyebabkan tubuh memiliki masalah dalam mengubah
karbohidrat menjadi energi sehingga terjadi peningkatan kadar glukosa dalam
darah.
• Diabetes tipe 2 merupakan jenis penyakit yang dapat menyerang
orang dari segala usia, namun mayoritas terjadi pada orang berusia
diatas 30 tahun. Penderita diabetes tipe 2 dapat mengontrol kadar
gula darahnya dengan diet, olahraga, antidiabetik oral atau kadang-
kadang memerlukan suntikan insulin. Apabila tidak melakukan terapi
pengobatan dan perubahan gaya hidup yang tepat maka dapat
menimbulkan resiko penyakit jantung, kebutaan, kerusakan saraf dan
organ, dan kondisi serius lainnya.
• Diabetes mellitus gestasional
• Wanita hamil yang tidak pernah menderita diabetes melitus
sebelumnya tetapi ketika hamil memiliki kadar glukosa yang tinggi.
Diabetes melitus gestasional terjadi karena adanya hormon kehamilan
yang bekerja berlawanan dengan insulin. Diabetes melitus gestasional
• biasanya terjadi pada kehamilan trimester ke-2 atau ke-3 (setelah usia
kehamilan 3 atau 6 bulan), dan umumnya menghilang sengan
sendirinya setelah proses melahirkan.
Tanda dan Gejala Diabetes Melitus
• Gejala hiperglikemia/ diabetes yang khusus adalah
• Cepat merasa haus (polidipsia) dan sering buang air kecil (poliuria).
• idipsia muncul karena sebagian besar air yang ada di dalam sel tertarik ke dalam
darah (yang mengandung glukosa dalam jumlah yang tinggi) akibat perbedaan
tekanan osmosis. Akibatnya, sel kekurangan cairan.
• iuria muncul karena air di dalam pembuluh darah terlalu banyak sehingga perlu
dikeluarkan.
• Sering mengalami kelaparan ekstrim (polifagia).
• ifagia muncul karena sebagian besar sel-sel tubuh kta kelaparan (tidak
mendapatkan makanan yang dibutuhkan), karena glukosa sebagai hasil
penguraian makanan yang kita makan tidak masuk ke dalam sel.
• Cepat merasa lelah dan mengantuk
• Penurunan berat badan yang ekstrim dan tanpa sebab.
• Emosi tidak stabil.
• Penglihatan kabur.
• Pada wanita akan mudah mengalami infeksi jamur pada vagina.
• Mudah terserang infeksi.
• Jika mengalami luka akan sulit sembuh karena diabetes
mempengaruhi kemampuan tubuh untuk menyembuhkan diri dan
melawan infeksi. Ketika kadar gula dalam tubuh sudah mencapai
kadar yang tinggi biasanya terjadi gekgejala seperti : pusing,
.gangguan penglihatan dan haus.
• Faktor Resiko Diabetes Melitus tipe 1
• Faktor keturunan
• Faktor lingkungan

Faktor resiko Diabetes Mellitus Tipe 2


• Riwayat keluarga
• Mengalami kelebihan berat badan bahkan kegemukan/obesitas
• Sedentary lifestyle (kebiasaan tidak banyak bergerak).
• Usia
• Pernah menderita GDM atau pernah melahirkan bayi dengan berat >
4,1 kg.
• Hipertensi (≥ 149 / 90 mmHg)
• Hiperlipidemia
• HDL ≤ 35 mg/dL, trigliserida ≥250 mg/dL, atau keduanya
• Merokok
• Berikut rentang normal hasil pemeriksaan glukosa dalam darah :
• Gula Darah Puasa (GDP)
• Puasa adalah suatu kondisi tidak ada asupan kalori minimal 8 jam.
Rentang normal dari GDP adalah 80mg/dL-126mg/dL.
• Gula Darah 2jam Setelah Makan
Gula Darah 2jam Setelah Makan adalah 80mg/dL-200mg/dL.
• Gula Darah Acak (GDA)
Rentang normal dari GDA adalah 80mg/dL-200mg/dL.
• Nilai normal HbA1c adalah 4-5,6%,mengindikasikan prediabetes adalah 5,7-6,4% dan
mengindikasikan diabetes >6,5%.
Penanganan Diabetes Melitus
• Membuat komitmen untuk dapat menjaga kadar glukosa dalam darah.
• Mengkonsumsi obat seperti yang direkomendasikan oleh dokter. Mengkonsumsi makanan sehat
dan melakukan aktifitas fisik setiap hari untuk menjaga kondisi tubuh.
• Berkonsultasi dengan dokter spesialis mata secara rutin setiap 6 bulan sekali untuk melihat
kemungkinan gejala kerusakan retina mata, katarak, dan glaukoma.
• Menjaga sistem kekebalan tubuh.
• Peningkatan kadar gula darah dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Hal tersebut dapat
menyebabkan tubuh mudah terinfeksi bakteri dan virus.
• Menjaga kondisi kaki
• Mencuci kaki setiap hari dengan menggunakan air hangat lalu keringkan dengan handuk yang
lembut. Melembabkan kaki dengan lotion. Periksa kaki setiap hari untuk melihat adanya lecet,
luka, kemerahan atau bengkak
• Menjaga agar tekanan darah dan kadar kolesterol berada pada
rentang normal dengan cara mengkonsumsi makanan sehat dan
melakukan olahraga fisik setiap hari.
• Berhenti merokok
• Berhenti mengkonsumsi alkohol
• Mengurangi stress karena hormon tubuh yang keluar karena stress
dapat mencegah insulin bekerja dengan baik.
Komplikasi Diabetes mellitus
• Mengalami masalah pada jantung dan pembuluh darah.
• Mengalami kerusakan pada saraf (neuropathy). Neuropathy yang ditandai dengan sering
merasakan gatal tanpa sebab.
• Kerusakan pada ginjal (nefropathy).
• Kerusakan pada mata (retinopathy).
• Kerusakan pada kaki.
• Kerusakan saraf di kaki atau aliran darah yang buruk ke kaki sehingga meningkatkan
resiko berbagai komplikasi pada kaki. Luka dan lecet dapat menyebabkan infeksi serius
pada kaki dan dapat memburuk sehingga memerlukan tindakan amputasi.
• Luka yang lambat untuk disembuhkan atau tertutup.
• Sering terjadi infeksi .
• Gangguan pada kehidupan sex.
Tindakan Pencegahan Diabetes Melitus
• Jangan merokok atau berhenti merokok.
• Mengatur pola makan
• Seimbangkan kadar gula darah dengan diet dan ikuti cara memasak yang sehat:
• Kurangi asupan kalori: kurangi porsi makan bukan frekuensi makan
• Batasi makanan yang kaya karbohidrat dalam makanan yaitu 55 – 60%
• Pilih karbohidrat kompleks bukan karbohidrat sederhana.
• Perbanyak makanan yang kaya serat
• Batasi konsumsi lemak < 30% dari komposisi makanan
• Pilih makanan yang rendah kadar lemak, misal: ikan, daging tak berlemak, ayam
tanpa kulit. Masak makanan dengan cara direbus atau dipanggang, bukan
digoreng.
• Jika ingin membuat kue/cake, gunakan margarine sebagai pengganti
mentega.
• Jika mengkonsumsi susu, pilih susu non-fat, low-fat atau skim (susu segar
yang bagian batasnya / kepala susu sudah dibuang).
• Batasi / hindari makanan yang kaya lemak, misal: daging berlemak (pada
sate kambing), sop buntut, soto sulung, cake, keju dan makanan yang
rasanya gurih bukan karena penyedap rasa (MSG).
• Melakukan aktifitas fisik
Lakukan olahraga setiap hari selama 30 menit, misal: jalan kaki pagi
hari. Olahraga terbukti membantu menurunkan kadar gula darah.
. Menjaga berat badan ideal
Bagaimana Mengukur Lingkar Perut Ideal

• Menghitung Berat Badan Ideal Wanita dan Mengukur Lingkar


Pinggang yang ideal bisa dilakukan dengan beberapa cara, seperti
berikut.
a. Cara mudah mengukur berat badan dan lingkar pinggang.
1.Menghitung Berat Badan ideal berdasar Body Mass Index (BMI) atau
sering disebut Indeks Massa Tubuh (IMT).
• Hasil BMI (IMT) < 17.0 --> Sangat Kurus
• Hasil BMI (IMT) 17.0 – 18.5 --> Kurus
• Hasil BMI (IMT) 18.5 – 25.0 --> Normal (Ideal)
• Hasil BMI (IMT) 25.0 – 27.0 --> Gemuk
• Hasil BMI (IMT) > 27.0 --> Sangat Gemuk
2.Mengukur Lingkar Pinggang.

Cara yang lain menentukan seseorang mengalami obesitas(kegemukan) atau tidak dengan
mengukur lingkar pinggang. Lingkar pinggang ini jadi tolak ukur karena seseorang yang
mengalami kegemukan pasti diikuti penimbunan lemak di sekitar pinggang.
Dalam batas normal, ukuran lingkar adalah sebagai berikut:

Wanita : < 80 cm
Pria : < 90 cm

Anda mungkin juga menyukai