Dokumen tersebut berisi soal latihan kompleksometri yang mencakup konsep-konsep seperti pembentukan kompleks logam transisi, jenis ligand, bilangan koordinasi, dan titrasi kompleksometri untuk menentukan kadar unsur logam. Soal-soal tersebut meliputi pilihan ganda untuk menguji pemahaman konsep-konsep tersebut.
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
220 tayangan9 halaman
Dokumen tersebut berisi soal latihan kompleksometri yang mencakup konsep-konsep seperti pembentukan kompleks logam transisi, jenis ligand, bilangan koordinasi, dan titrasi kompleksometri untuk menentukan kadar unsur logam. Soal-soal tersebut meliputi pilihan ganda untuk menguji pemahaman konsep-konsep tersebut.
Dokumen tersebut berisi soal latihan kompleksometri yang mencakup konsep-konsep seperti pembentukan kompleks logam transisi, jenis ligand, bilangan koordinasi, dan titrasi kompleksometri untuk menentukan kadar unsur logam. Soal-soal tersebut meliputi pilihan ganda untuk menguji pemahaman konsep-konsep tersebut.
Dokumen tersebut berisi soal latihan kompleksometri yang mencakup konsep-konsep seperti pembentukan kompleks logam transisi, jenis ligand, bilangan koordinasi, dan titrasi kompleksometri untuk menentukan kadar unsur logam. Soal-soal tersebut meliputi pilihan ganda untuk menguji pemahaman konsep-konsep tersebut.
Unduh sebagai PPTX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9
LATIHAN SOAL
KOMPLEKSOMETRI Senyawa kompleks bisa terbentuk dari reaksi dibawah ini KECUALI :
A. Logam transisi dan komplekson
B. Logam transisi dan basa Lewis C. Logam transisi dan ion negatif D. Logam transisi dan ligand E. Logam transisi dan ion positif
Senyawa khelat merupakan hasil reaksi antara:
A. Basa Lewis dengan ligand multidentat
B. Komplekson dengan ligand multidentat C. Logam transisi dengan ligand multidentat D. Asam Lewis dengan ligand multidentat E. dengan ligand Unidentat logam transisi Dibawah ini yang termasuk Ligand unidentat adalah:
A. -nitroso--naftol B. EDTA C. Sianida D. Dimetil glioksim E. Trilon A
Senyawa {Co(NH3)6}3+ memiliki bilangan Warner sebesar
A. 1 B. 3 C. 6 D. 18 E. tak dapat ditentukan
Perbedaan reaksi antara komplekson I dan komplekson III dalam titrasi kompleksometri adalah:
A. Komplekson I dipengaruhi valensi logam sedang komplekson III tidak.
B. Komplekson I hanya dapat bereaksi dengan logam valensi 1, sedang komplekson III dengan logam valensi 3. C. Komplekson I menghasilkan 2 mol H+, sedang 1 mol komplekson III menghasilkan 1 mol H+. D. Satu mol Komplekson I menghasilkan 1 mol H+, sedang 1mol komplekson III menghasilkan 2 mol H+. E. Satu mol Komplekson I menghasilkan 1 mol H+, sedang 1mol komplekson III menghasilkan 3 mol H+.
Pada titrasi logam Zn dengan EDTA secara kompleksometri menggunakan
indikator EBT, titik akhir titrasi ditandai dengan
A. EDTA berlebih bereaksi dengan indikator membentuk warna biru.
B. Indikator bereaksi dengan H+ hingga berwarna biru. C. Indikator terikat pada kompleks Zn-EDTA hingga berwarna biru. D. Indikator yang terikat pada Zn terlepas hingga berwarna biru. E. pH larutan turun hingga indikator berwarna biru. Seseorang melakukan penimbangan ZnSO4.7H2O sebanyak A gram, dilarutkan dalam air, dimasukkan labu ukur 100,0 ml dan ditambah air lagi ad garis tanda. Jika berat molekul ZnSO4.7H2O adalah M, maka normalitas larutan baku ZnSO4.7H2O yang diperoleh adalah :
A. (AM/100) C. {A/(200M)} E. (10A/M)
B. (AM/200) D. (20A/M)
Dibawah ini benar mengenai indikator logam, KECUALI:
A. Indikator logam dipengaruhi oleh keasaman larutan.
B. Memiliki warna yang berbeda pada saat terikat dan bebas. C. Bekerja pada suatu range pH tertentu. D. Dapat bereaksi dengan logam. E. Dapat bereaksi dengan komplekson. Mengenai komplekson III, maka semua hal dibawah ini benar, KECUALI: A. Satu mol ion logam bervalensi 2 bereaksi dengan 1 mol komplekson III. B. Setiap 1 mol ion logam selalu dihasilkan 2 mol ion H+. C. Merupakan garam di Natrium dari EDTA D. Dapat mengikat dan melepas indikator logam. E. Mudah larut dalam air.
Sebanyak A mg sampel MgSO4 (Berat molekul = B) dilarutkan dalam 100
ml air, kemudian ditambahkan HCl 3 N, atur pH hingga 7 dan ditambahkan 5 ml bufer salmiak. Setelah ditambahkan indikator EBT, larutan dititrasi dengan 0,1 N EDTA dan titik akhir titrasi dicapai setelah volume titran 12,0 ml. Kadar MgSO4 dalam sampel adalah: A. {(0,1 x 12)/(B x A)} x 100% B. {(0,1 x B)/(12 x A} x 100 % C. {(0,1 x 2 x 12 x B)/A} x 100 % D. {(0,1 x 12 x B)/A} x 100 % E. {(0,1 x 12 x B)/(2 x A} x 100 % Satu molekul ion Zn2+ dapat berikatan dengan satu molekul EDTA walaupun EDTA termasuk ligand multidentat sebab reaksi satu mol ion Zn dengan EDTA akan dihasilkan satu mol ion H+.
Titik akhir titrasi penentuan kadar Mg secara
kompleksometri dengan menggunakan indikator EBT ditandai dengan terjadinya ikatan antara komplekson dan EBT sebab indikator EBT merupakan indikator logam yang dapat bereaksi dengan komplekson.
Dalam pembentukan kompleks, ion logam bertindak
sebagai asam Lewis yang dapat menerima pasangan elektron sebab logam valensi satu hanya dapat berikatan dengan ligand unidentat. Penetapan kadar ion logam secara kompleksometri dapat dilakukan dengan cara:
1. Asam yang dihasilkan ditentukan dengan titrasi asam basa
2. Asam yang dihasilkan ditentukan dengan titrasi Iodometri 3. pemakaian indikator logam 4. Komplekson yang tersisa direaksikan dengan indikator logam
Pada penetapan kadar Mg secara kompleksometri akan
dilakukan hal-hal sebagai berikut , KECUALI:
1. Titrasi sampel Mg dengan baku primer ZnSO 4.7H2O
2. Titrasi EDTA dengan larutan baku primer ZnSO 4.7H2O. 3. Titrasi baku sekunder EDTA dengan larutan Mg. 4. Penimbangan ZnSO4.7H2O.