Manajemen Kasus Hernia Inguinalis Lateralis Sinistra (Hil)
Manajemen Kasus Hernia Inguinalis Lateralis Sinistra (Hil)
Manajemen Kasus Hernia Inguinalis Lateralis Sinistra (Hil)
Pembimbing
dr. Aceng Apandi, M.Kes, Sp.An.
dr. Ratna Hermawati Sp.An
Oleh:
Nuha Regina Alifanny
irreponibel
inkarserata
strangulata
• HIL= annulus internus
kanalis inguinalis annulus
eksternus-->
• HIM = segitiga hasselbach
• Hernia femoralis = anulus
femoralis fossa ovalis
Diagnosis
• Anamnesis
• Pemeriksaan fisik
Zieman test
HIL= dorongan pada jari II Thumb test Finger test
HIM= dorongan pada jari III HIL = Benjolan tidak keluar HIL = dirasakan di ujung jari
Hernia femoralis= dorongan HIM benjolan keluar HIM = dirasakan di samping /sisi jari
pada jari IV Hernia femoralis = benjolan
keluar
Tatalaksana
• pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan pemakaian penyangga atau penunjang
untuk mempertahankan isi hernia yang telah direposisi. Reposisi tidak dilakukan pada hernia inguinalis strangulata
kecuali pada pasien anak-anak, reposisi spontan lebih sering (karena cincin hernia yang lebih elastis).
• Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia inguinalis yang rasional. Indikasi operatif sudah
ada begitu diagnosis ditegakkan. Prinsip dasar operatif hernia terdiri atas herniotomi dan hernioplasti.
RA-SAB
Definisi
Dilakukan di VL 4-5
Indikasi Regional Anastesi SAB
Bedah ekstremitas bawah
Bedah panggul
Bedah obgyn
Bedah urologi
• Infus set
Anastetik lokal yang paling sering
digunakan
• Lidokaine(xylobain,lignokain) 2%: sifat isobarik, dosis 20-
100mg (2-5ml)
• Lidokaine(xylobain,lignokaine) 5% dalam dextrose 7.5%:
sifat hiperbarik, dose 20-50mg(1-2ml)
• Bupivakaine(markaine) 0.5% dlm air: sifat isobarik, dosis
5-20mg
• Bupivakaine(markaine) 0.5% dlm dextrose 8.25%: sifat
hiperbarik, dosis 5-15mg(1-3ml)
Teknik Anastesi
Posisi duduk atau posisi tidur lateral dekubitus dengan
tusukan pada garis tengah ialah posisi yang paling sering
dikerjakan.
1. Identifikasi L4-L5
2. Teknik aseptic
3. Insersi spinocan 27 G
4. CSS + darah –
5. Barbotase
6. Injeksi local anastesi
7. Cek level ketinggian block
8. Maintenance O2
Lama kerja anestetik local tergantung:
1. Jenis anestetik local
2. Besarnya dosis
3. Ada tidaknya vasokonstriktor
4. Besarnya penyebaran anestetik local
Posisi lateral Posisi duduk
Teknik tusukan
• Penusukan
dilakukan tepat di
garis tengah dari
Medial sumbu tulang
belakang
• Tusukan dilakukan
1,5cm lateral dari
garis tengah dan
Paramedia dilakukan tusukan
l sedikit dimiringkan
ke kaudal
Komplikasi tindakan anastesi SAB
Kardiovaskular
• Hipotensi terjadi karena vasodilatasi, akibat blok simpatis, yang menyebabkan
terjadi penurunan tekanan arteriola sistemik dan vena
Blok tinggi atau total
• hipotensi, henti nafas, penurunan kesadaran, paralisis motor, dan jika tidak
diobati bisa menyebabkan henti jantung
Respirasi
Gastrointestinal
Traktus Urinarius
KASUS
Evaluasi pra anastesi
Identitas Pasien
◦ Nama : Tn. G
◦ Usia : 57 tahun
◦ Jenis Kelamin : Laki-laki
◦ Agama : Islam
◦ Alamat : Larangan Luar, Pamekasan
◦ Tanggal Pemeriksaan : 5 Januari 2020
◦ No. Register : 481722
Anamnesis Keluhan Utama : benjolan di lipatan paha
kiri
RPD • DM (-)
• HT (-)
&RPK • Riw Alergi (-)
• Dx Anastesi : ASA II
• Infus RL
• Pernafasan: Spontan
a. Pre medikasi • Teknik anastesi :
• Infus RL 1. Identifikasi L3-L4
• = 2cc x 60 kg x 8 jam puasa 2. Teknik aseptic
• =960 cc 3. Insersi spinocan 27 G
• Tpm 960x20 / 8x60 = 40tpm 4. CSS + darah –
• Pernapasan : Spontan Respiration 5. Barbotase
• Obat premedikasi : Ondansetron 4mg 6. Injeksi local anastesi
• KU cukup, GCS E4 V5 M6, Tensi 156/72, Nadi 7. Cek level ketinggian block
62x/mnt, SpO2 97% 8. Maintenance O2
•
a. Induksi : Lidodex 100mg
• Ketorolac 30mg
• Kebutuhan Cairan
a. Durante Op
• Maintenance + ½ pengganti puasa + stress operasi
• Posisi : Supine
• 2cc x 60kg + ½ (2x60x8) + 4x60
• Respirasi : Spontan Respiration
• 120cc + 480 + 240 = 840cc
• TD
• Tetesan = 840 x 20 / 1x60 = 280 tpm
• 9.15 : 140/80
• 9.30 : 120/70
• 9.45 : 110/70
• 10.00 : 110/70
Pasca anastesi
• KU : pasien sadar
• Respirasi : baik
• TD 120/70)
• Skala nyeri : 2
• BROMAGE SCORE : 2