Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Tuna Wicara - 3

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

TUNA

WICARA
Disusun Oleh : M. Wisnu (021, Alfista (035), Salis (045), Istrika (061)

Start!
Tunawicara - 3

Pengertian
Tunawicara
Pengertian Tunawicara
Pengertian Tunawicara Penyandang tuna Penyandang tunawicara yang memiliki
rungu wicara adalah seseorang yang keterbatasan saat dihadapkan dengan
situasi yang mengharuskan mengeluarkan
memiliki keterbatasan dalam
pemikirannya bahkan menunjukkan
berkomunikasi dan mendengar. Biasanya kemampuan yang ia miliki melalui bahasa
anak peyandang tuna rungu wicara isyarat berdasarkan konsep diri yang
berkomunikasi lewat simbol-simbol mereka tanamkan dalam dirinya.
tertentu.
Tunawicara - 3

Ciri – ciri
Tunawicara
Ciri – Ciri Tunawicara
Ciri-ciri umum yang dapat terlihat : 4. Sering menambahkan suara atau suku kata ke
1. Sering mengulang kata dan meman kalimat yang diucapkan
perpanjang suara saat berbicara. 5. Sering menata ulang suku kata karena kesulitan
2. Suara terdengar melengking karena terlalu berbicara.
berusaha untuk berbicara 6. Mengalami kesulitan saat mengucapkan kata
3. Bunyi yang dikeluarkan bisa terdemgar atau berbicara dengan benar.
sangat pelan dengan suara serak.
Ciri – Ciri Tunawicara
Dari segi fisiknya, anak dengan gangguan ini bisa menunjukkan gejala sebagai
berikut
1. Keluarnya cairan dari dalam telinga
2. Memiliki kelainan bentu bibir, seperti sumbing.
3. Melakukan gerakan berulang
4. Memperhatikan gerakan bibir atau gerak tubuh lawan bicaranya
5. Cenderung pendiam dan menghindari interaksi
Faktor - Faktor
Tunawicara

1 2 3 4
Faktor-Faktor Tunawicara
Ada beberapa penyebab yang menimbulkan kerusakan pada suara sehingga anak menjadi tunawicara.
Secara spesifik dikemukakan faktor-faktor yang berkaitan dengan kelainan bicara dan bahasa (Mangunsong:
2009) yaitu:

● Faktor Sentral berhubungan dengan susunan saraf pusat, ketidakmampuan berbahasa yang spesifik,
keterbelakangan mental, autism, deficit dalam perhatian dan hiperaktif serta mengalami gangguan fungsi
kognitif.
● Faktor periferal berhubungan dengan gangguan sensoris atau fisik, gangguan pendengaran, gangguan
penglihatan, gangguan fisik, dan gangguan motorik yang berhubungan dengan bicara.
● Faktor lingkungan dan emosional dikarenakan oleh faktor lingkungan fisik dan psikologi antara lain
penelantaran dan penganiayaan, masalah perkembangan perilaku dan emosi.
● Faktor-faktor campuran dikarenakan oleh faktor sentral, periferal dan faktor lingkungan.
Tunawicara - 3

Karakteristik
Tunawicara
Karakteristik Tunawicara

2 Sheridan (dalam Mangunsong:2009) mengemukakan bahwa ada karakteristik-


karakteristik khusus pada anak-anak dengan gangguan bicara yaitu:
1.Terjadi pada anak-anak yang lahir prematur.
3
2.Kemungkinan empat kali lipat pada anak yang belum berjalan pada 1 usia 18

5 7
bulan.
2.Belum bisa berbicara dalam bentuk kalimat pada usia dua tahun.
3.Memiliki gangguan penglihatan, sering dikategorikan sebagai anak
4.Kikuk oleh gurunya.
5.Kurang bisa menyesuaikan diri dari segi perilakunya, sulit
6.Membaca dan banyak terjadi pada anak laki-laki.
Gejala
Gangguan Berbahasa

1 2 3 4
Gejala Gangguan Berbahasa
Gejala anak mengalami gangguan berbicara 2. Dislogia
ditinjau dari segi klinis, gejala kelainan bicara Dislogia diartikan sebagai satu bentuk
dalam hubungannya dengan penyebab kelainan bicara yang disebabkan karena
kelainannya dapat dibedakan enjadi beberapa kemampuan kapasitas berpikir atau taraf
jenis. kecerdasan yang di bawah normal. Pola
  kemampuan berpikirnya sederhana dan
1. Disaudia umumnya terbatas pada objek yang bersifat
Disaudia dalah satu jenis gangguan bicara yang konkret dan rutin. Rendahnya kemampuan
disebabkan gangguan pendengaran. Bagi anak mengingat hal ini juga akan mengakibatkan
tunarungu konsep bicara yang digunakan dalam penghilangan fonem, suku kata atau kata
mengadakan interaksi komunikasi dengan pada waktu pengucapan kalimat. Misalnya
lingkungannya, misalnya kata“kopi” ia dengar “makan” diucapkan “kan”, “ibu memasak di
“topi”, kata “bola ia dengar “pola”. dapur” diucapkan “bu..sak… pur”.
Gejala Gangguan Berbahasa

3. Distartia  
Distartia diartikan sebagai suatu jenis kelainan 4. Disglosia
bicara yang terjadi akibat adanya kelumpuhan, Artinya kelainan bicara yang terjadi karena
kelemahan, kekakuan, atau gangguan adanya kelainan struktur dari organ bicara
koordinasi otot alat-alat ucap atau organ yaitu altikulator. Jika dalam proses artikulasi
bicara sehubungan dengan adanya kerusakan dan resonansi mengalami kegagalan, simbol-
pada susunan saraf pusat ataupun perfier. simbol bunyi yang dihasilkan menjadi kurang
Kerusakan pada saraf tersebut mempengaruhi atau bahkan tidak berarti.
pengaturan dan koordinasi alat ucap sehingga
pergerakan alat-alat tersebut terganggu dan
memengaruhi kemampuan bernafas, fonasi
dan terutama kemampuan artikulasi dan
resonansi.
Gejala Gangguan Berbahasa

5. Dislalia
Artinya gejala bicara yang disebabkan oleh kondisi psikososial, yaitu yang lebih
dominan disebabkan oleh faktor lingkungan dan gejala psikologis. Gejala bicara yang
terjadi karena ketidakmampuan klien dalam memperhatikan bunyi-bunyi bicara yang
diterima. Dengan demikian, klien tidak dapat membentuk konsep bahasa. Gejala lain
dari dislalia adalah ketidakmampuan klien dalam mengingat rangsang yang diterima.
Kesulitan bicara akibat peniruan yang salah dari lingkungannya misal anak
mengucapkan “mbah uti” untuk pengertian “mbah putri”, orang tua menguatkannya;
“mbah uti di mana ela?”. Peristiwa itu akan berjalan terus dan orang tua tanpa
menyadari telah menggunakan pola bicara yang salah.
Tuna Wicara - 3

Inspirasi
ABK
Inspirasi Dari ABK
Kelompok kami melaksanakan observasi pada 7 Oktober 2022 . kami
melakukan observasi dengan anak berkebutuhan khusus yang bernama Aarjun
Priambodo , seorang anak laki-laki berusia 15 tahun yang memiliki
keterbatasan berbicara dan autisme. arjun sama sekali tidak bisa mengatakan
hal-hal kecil walaupun sebatas meminta sesuatu.
Arjun tidak menerima pendidikan sesuai yang dia butuhkan, pernah sekali
waktu menerima pendidikan di sekolah luar biasa, tetapi dia tidak dengan baik
di kelompokkan (diberi kebutuhan belajar sesuai keterbatasannya) oleh pihak
sekolah dan karena masalah internal dia keluar dari sekolah. Tidak hanya
dengan keterbatasan tuna wicaraa yang dia juga sesekali bersikap seperti
orang autis. Pihak keluarga juga menyatakan sesekali dia bersikap autis
apalagi jika sudah tantrum.
Inspirasi dari ABK
Arjun hanya diajarkan hal-hal dasar seperti belajar makan tanpa
didampingi, dan diajarkan mendengar lagu dan media lain. Oleh karena
itu, Arjun sangat menyukai lagu-lagu terutama lagu jawa yang sering
didengarkan oleh orangtuanya. Fisik arjun juga terbatas, karena pada
saat kecil dia sering dibawa berobat dan mendapat terapi yang
anggapan keluarga sendiri itu membuat fisik arjunyang terbatas karena
pengaruh obat dan yang lainnya. Arjun hanya bisa duduk dan sesekali
berpindah tempat yang ringan, seperti menggeser tubuh dan
berpindah tempat duduk.
Arjun mungkin tidak memiliki dasar pendidikan seperti teman-teman
spesialnya yang lain. Akan tetapi ada satu hal yang ibu arjun
sampaikan bahwa “arjun mungkin tidak sama seperti anak-anak lain
yang spesial tetapi terbekali pendidikannya. Tapi arjun adalah anak
yang sangat perasa dan tahu siapa yang tulus dan tidaknya saat berada
di sampingnya.”
Ada
Pertanyaan ?
CREDITS: This presentation template was created
by Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik

Please keep this slide for


attribution.

Anda mungkin juga menyukai