Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

PHT P Pada Tanaman Padi ALVIAN

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 24

Aplikasi Pengendalian Terpadu Pada Tanaman Padi

DOSEN PENGAMPU :Ir Sulhaswardi MP

Nama :Alvian Fajar Kurnia


NPM : 214110189
Kelas :5D Agroteknologi
DEFINISI PHT

Pengendalian Hama Terpadu (PHT) adalah pendekatan holistik dalam manajemen hama yang
mengintegrasikan berbagai metode pengendalian, seperti penggunaan agen hayati, varietas tahan
hama, pengelolaan lingkungan, dan penggunaan pestisida secara bijak. Tujuan utamanya adalah
mencapai pengendalian hama yang efektif sambil meminimalkan dampak negatif terhadap
lingkungan, kesehatan manusia, dan ekonomi pertanian. PHT dirancang untuk memberikan solusi

yang berkelanjutan dan mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia .


PENGERTIAN HAMA, PENYAKIT, DAN GULMA

Hama merupakan organisme pengganggu


tanaman yang merugikan, penyakit adalah
gangguan patologis pada tanaman, dan
gulma adalah tanaman liar yang bersaing
dengan tanaman budidaya.
KARAKTERISTIK TANAMAN

Tanaman padi (Oryza sativa) merupakan


tanaman pangan penting bagi sebagian besar
populasi dunia. Padi tumbuh di air atau di
lahan basah dengan suhu dan kelembaban
tertentu.
HAMA UTAMA YANG TERDAPAT PADA TANAMAN PADI

.
Pada Tanaman Padi memiliki hama utama yaitu hama tikus dan
pengerek batang.

1. Hama tikus dapat menyebabkan kerusakan pada tanaman padi


dengan menggigit batang, merusak akar, dan memakan biji
padi. Gejala yang mungkin timbul meliputi tanaman padi yang
tumbuh tidak merata, batang yang tergigit dan rusak, serta
penurunan hasil panen akibat kehilangan biji padi yang
dimakan oleh tikus.
Penggerek batang merusak tanaman padi pada berbagai fase
pertumbuhan, dan ditemukan pada padi sawah, padi air dalam dan padi gogo.
Hama penggerek batang pada tanaman padi dapat menunjukkan gejala seperti
batang yang berlubang, struktur batang yang melemah, dan seringkali tanaman
padi akan patah karena kehilangan kekuatan struktural. Selain itu, daun
tanaman padi mungkin menunjukkan layu atau warna yang tidak normal akibat
kerusakan yang disebabkan oleh penggerek batang. Infestasi yang parah dapat
mengakibatkan penurunan hasil panen. Pengendaliannya adalah sabagai
berikut:
 Panen padi sawah dengan cara memotong tunggul jerami rendah supaya
hidup larvanya terganggu dimana larva yang ada dibagian bawah
tanaman tertinggal dan membusuk bersama jerami.
 Pengendalian mekanis dapat dilakukan dengan mengambil kelompok
telur pada saat tanaman berumur 10-17 hari setelah semai, karena hama
penggerek batang sudah mulai meletakkan telurnya pada tanaman padi
sejak di pesamaian.
CARA PENGENDALIAN HAMA TIKUS

1. Sanitasi lingkungan dan manipulasi habitat

Membersihkan dan memperbaiki lingkungan di sekitar areal pertanaman padi,


seperti: semak belukar, tanggul-tanggul saluran irigasi dan pematang sawah
sehingga tikus merasa tidak nyaman untuk berlindung dan berkembang biak
Memperkecil ukuran pematang sawah (tinggi dan lebar + 30 cm ) dapat
menghambat perkembangan populasi tikus karena tikus tidak nyaman untuk
membuat sarang
2. Kultur teknis
 Musim tanam yang teratur dan terjalinnya kebersamaan antar petani dalam setiap
kelompok tani serta kebersamaan antar kelompok tani dalam satu hamparan
sehingga tumbuh kebiasaan bertanam serentak, penanaman varietas yang sama
setiap musim (waktu panennya sama), pengaturan pola tanam, waktu tanam, dan
jarak tanam.
 Pengaturan pola tanam. Pada lahan sawah irigasi dilakukan pergiliran tanaman,
seperti: padi-padi-palawija, padi-padi-bera, padi-palawija ikan-padi. Ini akan
mengakibatkan terganggunya siklus hidup tikus akibat terbatasnya ketersediaan
makanan.
 Pengaturan waktu tanam. Penanaman padi sawah yang serentak pada satu
hamparan (minimal 100 hektar) dapat meminimalkan kerusakan karena
serangannya tidak terkonsentrasi pada satu lokasi tetapi tersebar sehingga
kerusakan rata-rata akan lebih rendah.
 Pengaturan jarak tanam. Bertujuan menciptakan lingkungan terbuka sehingga
tikus tidak merasa puas dalam mencari makanan. Penanaman padi agak jarang
atau sistem tanam jajar legowo (bershaf) kurang disukai oleh tikus sawah
(suasana terang) karena takut adanya musuh alami (predator).
3. Fisik dan mekanis

Secara fisik dengan mengubah lingkungan fisik seperti: suhu, kelembaban, cahaya, air, dll
sehingga tikus menjadi jera atau mengalami kematian karena adanya perubahan faktor fisik.
Secara mekanis, dengan menangkap dan membunuh tikus secara langsung atau menggunakan alat
seperti cangkul, kayu pemukul, alat perangkap, penyembur api (solder) dan emposan atau
fumigasi.

4. Biologis
Musuh alami tikus biasanya adalah: burung hantu, ular, anjing, dan kucing. Numun, musuh
alami ini pada sawah irigasi sudah jarang ditemukan.

5. Kimiawi
Petani sudah banyak mengetahui pengendalian secara kimiawi ini, seperti rodentisida,
fumigasi, dll. Namun cara ini hanya dianjurkan bila populasi tikus sangat tinggi dan cara lain
sudah dilaksanakan.
5) Regulasi dan Pengawasan: Karantina tumbuhan melibatkan pengaturan dan pengawasan ketat
terhadap impor, ekspor, perpindahan, dan perjalanan tumbuhan. Ini memastikan bahwa semua
tumbuhan yang dipindahkan memenuhi persyaratan tertentu dan tidak membawa risiko kesehatan
tumbuhan.

6) Perlindungan Ekosistem: Melalui karantina tumbuhan, ekosistem alami dan pertanian dapat
terlindungi dari kerusakan dan gangguan yang dapat disebabkan oleh organisme asing yang tidak
ada dalam lingkungan asli.
5) Konservasi Sumber Daya Genetik: Karantina tumbuhan juga berperan dalam melindungi sumber
daya genetik tanaman yang berharga. Ini membantu dalam mempertahankan keanekaragaman
genetik dan keberlanjutan pertanian.

6) Edukasi dan Kesadaran: Karantina tumbuhan juga berfungsi untuk meningkatkan kesadaran
publik dan pemangku kepentingan tentang pentingnya melindungi tanaman dan ekosistem dari
ancaman penyakit dan hama.

Dengan demikian, karantina tumbuhan merupakan komponen penting dalam menjaga kesehatan
tumbuhan, keanekaragaman hayati, dan keberlanjutan pertanian serta lingkungan
PENYAKIT UTAMA PADA TANAMAN PADI

1. Penyakit kresek/hawar daun

Penyebabnya : bakteri Xanthomonas campestris pv oryzae). Gejala :


menyerang daun dan titik tumbuh. Terdapat garis-garis di antara tulang daun,
garis melepuh dan berisi cairan kehitam-hitaman, daun mengering dan mati.
Serangan menyebabkan gagal panen. Pengendalian: (1) menanam varitas tahan
penyakit seperti IR 36, IR 46, Cisadane, Cipunegara, menghindari luka mekanis,
sanitasi lingkungan; (2) pengendalian kimia dengan bakterisida Stablex WP .
2. Penyebab : virus ditularkan oleh serangga
Nilaparvata lugens. Gejala : menyerang semua
bagian tanaman, daun menjadi pendek, sempit,
berwarna hijau kekuning- kuningan, batang pendek,
buku-buku pendek, anakan banyak tetapi kecil.
Penyakit ini sangat merugikan.
 Pengendalian : usaha pencegahan dilakukan
dengan memusnahkan tanaman yang terserang ada
memberantas vector.
Cara efektif untuk melakukan pengendalian penyakit utama pada tanaman
padi

1. Pemilihan Varietas

Padi Penggunaan varietas tahan penyakit adalah cara pengendalian yang murah, mudah, aman,
dan efektif. Varietas tahan hawar daun bakteri (HDB) yang juga dikenal sebagai penyakit kresek
antara lain Angke, Code, Inpari-4, Inpari-6, dan Inpari-32. Varietas tahan tungro di antaranya Tukad
Balian, Tukad Petanu, Tukad Unda, Kalimas, Bondoyudo, Inpari-36 dan Inpari-37. Varietas unggul
baru padi tahan hama wereng cokelat ialah Inpari-13 dan Inpari-33. Padi unggul baru tahan penyakit
blas ialah varietas Towuti, Situ Patenggang, Batutegi, Inpago- 6, Inpago-7, dan Inpago-8 (Jamil et al.
2015).
2. Penggunaan Benih

Sehat Benih mengandung materi genetik yang mengatur sistem pertumbuhan secara
keseluruhan. Benih juga menjadi medium pembawa berbagai mikroorganisme yang bermanfaat
(mikroorganisme antagonis dan plant growth promoting microorganism=PGPM) maupun yang
merugikan (patogen). Kedua kelompok mikroorganisme tersebut berpengaruh terhadap kualitas
benih, bibit, dan tanaman. Benih yang berkulitas tinggi dapat menghasilkan tanaman yang sehat dan
tumbuh seragam (Saylendra 2010). Mutu benih berpengaruh terhadap pertumbuhan awal tanaman
padi. Benih padi sehat umumnya berwarna kuning cerah, tidak mengalami penyimpangan warna
gabah (grain descoloration) atau tidak terdapat bercak hitam.

3. Pengolahan Tanah

Pengolahan tanah meningkatkan laju resapan air dan menurunkan jumlah padatan tanah pada
lapisan olah atau daerah perakaran tanaman. Pembalikan tanah dengan bajak dapat mengeluarkan
gas-gas beracun dan mengalami pencucian. Pori tanah yang terbentuk memperbaiki aliran udara
sehingga meningkatkan proses dekomposisi residu tanaman. Sistem kehidupan mikroorganisme yang
terbentuk makin kompleks sehingga mampu menjaga keseimbangan alamiah ekosistem tanah.
4. Pemberian Bahan Organik

Bahan organik merupakan substrat bagi sebagian besar mikroorganisme tanah untuk tumbuh dan
berkembang, sehingga populasinya meningkat. Tanah yang mengandung banyak bahan organik
ditumbuhi oleh berbagai jenis dan jumlah mikroorganisme tanah, sehingga makin tinggi
keanekaragaman dan populasi mikroorganisme dalam tanah. Secara alami, kondisi ini dapat
mengendalikan organisme tertentu, termasuk patogen penyebab penyakit. Aplikasi pupuk anorganik
secara terus-menerus berdampak negatif terhadap kesehatan tanah, antara lain kadar bahan organik
tanah menurun, polusi lingkungan, aktivitas mikroorganisme tanah juga menurun, dan pemadatan
tanah (Kadja 2015).

5. Waktu dan Jarak Tanam

Waktu tanam padi perlu disesuaikan dengan lingkungan, diusahakan umur tanaman padi di satu
lokasi tidak jauh berbeda dengan di lokasi sekitarnya. Pada hamparan sawah dengan waktu tanam padi
tidak serempak, pertanaman awal dapat menjadi sumber inokulum penyakit bagi tanaman yang lebih
muda, terutama penyakit yang ditularkan melalui angin atau serangga vektor.
Gulma Utama Pada Tanaman Padi

Echinochloa colonum (Jajagoan) Merupakan


gulma yang biasa ditemui di lahan sawah basah
dan kering. Gulma ini termasuk kedalam golongan
rumput, merupakan gulma semusim,
perkembangbiakannya secara generatif yaitu
dengan menggunakan biji. Gulma ini masih satu
marga dengan Echinochloa crusgalli (Jajagoan).
CARA EFEKTIF UNTUK MELAKUKAN PENGENDALIAN
GULMA UTAMA PADA TANAMAN PADI

1. Pengendalian gulma secara preventif (pencegahan)

Pencegahan lebih baik daripada perawatan, karena itu kita harus menjaga
benih yang akan ditanamn sebersih mungkin dan bebas kontaminasi dengan biji
gulma, penggunaan alat pertanian yang bersih, pembuatan kompos yang
sempurna dan menyaring air pengairan agar tidak membawa biji gulma ke
petak pertanaman atau tidak membawa biji gulma ketempat penampungan air
pengairan.
2. Pengendalian secara mekanik

 Pengendalian gulma dengan cara ini hanya mengandalkan kekuatan fisik atau mekanik, baik
dengan tangan biasa , alat sederhana maupun alat berat. Pengendalian gulma secara mekanik
dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
 Pencabutan dengan tangan atau disebut dengan tangan. Cara ini sangat praktis, efisien dan murah
jika diterapkan pada suatu areal yng tidak luas, seperti di halaman rumah, dalam barisan dan
guludan di mana alat berat sulit untuk mencapainya.
 bajak tangan (most satisfactorily meets the weed). Alat semacam ini sangat berguna pada halaman
dan sebagai alat tambahan mengolah tanah dalam penyiangan di segala jenis barisan pertanaman.
 Pengolahan tanah. Suatu usaha yang cukup praktis pada pengendalian gulma annual, biennual dan
perennial.
 Penggenangan. Pelaksanaan penggenangan pada umumna berhasil untuk gulma perennial.
Penggenangan dibatasi dengan galangan, dengan tinggi 15-25 cm selama 2-8 minggu.
Sebelumnya dibajak terlebih dahulu dan tak dibenarkann ada tumbuhan yang mencuat di atas
permukaan air. Penggenangan dapat berhasil dengan memuaskan bila ketinggian air tidak
menyebabkan pertumbuhan baru.
3. Pengendalian secara kultur teknis Pengendalian gulma secara kulktur teknois dapat dilakukan dengan
cara:

 Pengolahan tanah yaitu pada pengolahan tanah pertama, gulma dibenamkan kedalam
tanah,sedangkan pengolahan tanah yang kedua untuk merusak dan mematikan gulma yang masih
tumbuh.
 Penggunaan benih tanaman budidaya yang bebas gulma yaitu dengan melakukan seleksi benih
tanaman budidaya dari biji-biji gulma yang terbawa dengan cara merendam dalam air.Biji gulma
yang kecil akan terapung untuk segera dipisahkan dari benih tanaman budidaya.
 Pemupukan yaitu dengan memberi pupuk berimbang kepada tanaman pokok sehingga tanaman
tumbuh subur dan mampu bersaing dengan gulma.
 Pergiliran (rotasi ) tanaman dengan tujuan agar gulma tertentu untuk tidak mengganggu
perkembangan pertanaman berikutnya. Pesaing kuat bagi suatu pertanaman memberi banyak
keuntungan. Misalnya pertanaman itu cepat tumbuhberkanopi lebih lebat sehingga cepat memberi
naungan pada daerah di bawahnya, cepat masak untuk dipanen.
 Pengendalian gulma secara ekologis yaitu dengan memodifikasi lingkungan yang mengakibatkan
tumbuhan tanaman menjadinlebih baik dan pertumbuhan gulma menjadi lebih buruk. Misalnya
mengubah kedudukan air dan nutrisi pada saat tertentu.
4. Pengendalian gulma secara biologis

Pengendalian biologis yaitu dengan menggunakan insekta dan jamur untuk mengendalikan gulma. Contoh
Pengendalian alang-alang oleh tumbuhan penutup tanah, seperti calloponium, centrosema dan pueraria.
Pengendalian dengan memanfaatkan itk/bebek yaitu dengan menempatkan anak itik pada lahan sawah selama
beberapa hari. Anak itik itu membantu mengendalikan gulma dengaan cara memakannya. Pengendalian dengan
azolla pinata sebagai mulsa hidup yang mengapung dipermukaan air. Keberadaan azolla yang mmenutupi
permukaan dapat menghambat pertumbuhan gulma yang tumbuh dari biji. Selain itu azolla dapat dimanfaatkan
sebagai pupuk hijau untuk mmenyuburkan tanah.

5. Pengendalian secara kimiawi

Pengendalian gulma secara kimiawi adalah pengendalian gulma dengan menggunakan bahan kimia yang
dapat menekan atau mematikan gulma. Bahan kimia yang dipakai disebut herbisida. Pengendalian dengan cara
ini membutuhkan alat penyebar herbisida serta pengetahuan khusus tentang herbisida itu sendiri. Secara garis
besarnya herbisida dapat digolongkan dalam dua golongan yaitu golongan herbisida selektif dan golongan
herbisida non selektif. Kebanyakan herbisida akan lebih efeftif pada gulma daun lebar, bila besar konsentrasi
herbisida yang digunakan tepat dan tepat pula saat pemberiannya.
MANFAAT MELAKUKAN PENERAPAN PHT PADA TANAMAN PADI

Penerapan PHT dapat meningkatkan produktivitas tanaman padi


mengurangi biaya produksi
menjaga keseimbangan ekosistem pertanian
PHT juga dapat meningkatkan kesehatan petani dan konsumen melalui
pengurangan residu pestisida pada hasil panen.
KESIMPULAN

Hama dan penyakit pada tanaman padi merupakan kendala bagi pertumbuhan dan perkembangan padi itu sendiri.
Adapun macam-macam hama, penyakit,dan gulma utama yang menyerang tanaman padi yaitu tikus dan penggerek
batang . Penyakit utama pada tanaman padi yaitu penyakit hawar daun, dan kerdil,dan gulma utama pada tanaman padi
adalah Echinochloa colonum (Jajagoan). Hama, penyakit, dan gulma tersebut dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
produksi pada tanaman padi. Sehingga diperlukan berbagai cara untuk mengendalikannya.

PHT pada tanaman padi dapat dilakukan dengan cara menggunakan varietas tahan, pergiliran varietas antarmusim,
penggunaan agensia hayati dan musuh alami, teknologi pengendalian hama padi dengan sistem integrasi palawija pada
pertanaman padi, serta pengendalian hama berdasarkan ambang ekonomi. Dengan penerapan pengendalian hama
tanaman padi secara terpadu, maka selain mendapatkan produksi yang tinggi, menguntungkan secara ekonomi, serta
produk yang aman dikonsumsi, petani juga dapat menjaga keseimbangan ekosistem secara berkelanjutan. Hal ini
sejalan dengan tujuan pertanian berkelanjutan, yaitu menguntungkan, ramah linggkungan, dan dapat diterima
masyarakat baik secara sosial dan ekonomi .

Anda mungkin juga menyukai