Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Leaflet PHT

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

PENGENDALIAN

HAMA DAN PENYAKIT

Oleh :
Basrul, SP

I. PENGENDALIAN HAMA TERPADU

PHT adalah memadukan berbagai metode pengelolaan tanaman Budidaya


dalam perpaduan yang paling efektif dalam mencapai stabilitas produksi, dengan
kerugian minimal mungkin bagi menusia dan lingkungan. PHT meliputi 4 (empat)
prinsip dasar :
1. Tanaman Budidaya Yang Sehat
SASARAN pengelolaan agroekosistem adalah produktivitas tanaman
budidaya. Tanaman yang
memperoleh cukup pemupukan,
pengairan, penyiangan gulma,
dan disertai pengolahan tanah
yang baik sebelum masa tanam
adalah dasar bagi pencapaian hasil
produksi yang tinggi. Masalah lain
yang cukup penting adalah pemilihan varietas tahan terhadap penyakit dan
hama yang lazim menyerang serta mudah beradaptasi dengan jenis tanah dam
iklim lokal daerah tersebut.
TANAMAN budidaya sehat dan kuat menjadi bagian penting dalam
program pengendalian hama. Perlindungan tanaman terhadap penyakit
tergantung pada ketahanan varietas terhadap infeksi dan perkembangan
penyakit tanaman. Jika infeksi tetap terjadi, maka tanaman yang kuat dapat
mengatasi kerusakan yang ditimbulkan oleh penyakit tersebut. Dalam kasus
kerusakan karena serangga, maka tanaman yang sehat dapat mengatasi
kerusakan daun atau anakan dengan membentuk daun dan anakan baru, atau
dengan petumbuhan yang lebih kokoh dari anakan yang tidak rusak.

2. Melestarikan dan Mendayagunakan Fungsi Musuh Alami.


KEKUATAN unsur-unsur alami sebenarnya mampu mengendalikan lebih
dari 99% hama kebanyakan lahan agar tetap berada pada jumlah yang tidak
merugikan. Tanpa disadari, sebenarnya semua petani bergantung pada kekuatan
alami yang sudah tersedia di lahan masing-masing. PHT secara sengaja
menggunakan dan memperkuat peranan musuh alami yang menjadi jaminan
pengendalian ledakan hama. Pada tanaman padi, ini mengakibatkan
berkurangnya frekuensi penyemprotan pestisida menjadi kurang dari 1 kali
semprot per musim tanam. Pengurangan penggunaan pestisida berarti
mendatangkan keuntungan ekonomis, kesehatan, dan juga berkurangnya bahaya
terhadap kelestarian keseimbangan lingkungan.
3. Pengamatan Lahan Secara Mingguan
MASALAH hama tidak timbul begitu saja. Masalah ini timbul karena
kombinasi pertumbuhan populasi hama. Kondisi lingkungan atau ekosistem
sangat penting artinya dalam kaitannya dengan timbulnya masalah hama. Dalam
kaitan hal ini, PHT menganjurkan pengamatan lahan secara mingguan oleh
petani sendiri untuk mengkaji masalah hama yang mungkin timbul dari keadaan
ekosistem lahan yang cenderung berubah dan terus berkembang.
4. Petani Sebagai Ahli di Lahannya Sendiri
PADA DASARNYA tidak ada dua lahan yang benar-benar sama. Setiap
lahan memiliki ekosistem dengan ciri khas sendiri. Oleh karena itu petani perlu
memiliki keterampilan untuk memantau sendiri lahannya, menganalisa kondisi
yang ada, membuat keputusan yang bijaksana, dan mengambil tindakan
pengendalian hama yang tepat, praktis dan menguntungkan.
PENGENDALIAN Hama Terpadu membantu petani untuk mempelajari
dan mempraktekkan keterampilan teknologi pengendalian hama. Hal ini penting
dalam mencapai sasaran pengelolaan egroekosistem, yaitu hasil produksi yang
tetap stabil.
II. Keuntungan Pendekatan PHT
DITINJAU dari berbagai aspek Pengendalian Hama Terpadu memiliki
keuntungan seperti di bawah :
a. Aspek Stabilitas Produksi
SWASEMBADA beras telah tercapai dengan usaha nasional jangka panjang,
lebih dari satu dekade. Dengan perpaduan yang meliputi azas-azas dasar seperti
diuraikan diatas, PHT menawarkan metode pengelolaan agroekosistem yang
menunjang stabilitas produksi dan swasembada pangan. Dan dalam skala nasional,
tercapainya stabilitas produksi pangan berarti juga akan mendukung stabilitas
nasional.
b. Aspek Ekonomi
SEPERTI dikemukakan diatas, PHT pada umunya berarti penguraian
penggunaan pesetisida jauh lebih sedikit dari jumlah yang cenderung digunakan
oleh petani. Dalam skala nasional pengurangan ini telah menghemat 50-100 juta
dollar pertahun yang dikeluarkan pemerintah Indonesia untuk mensubsidi
penyediaan pestisida. Dari sudut pandang petani, ini berarti mendatangkan
keuntungan yang lebih besar karena dengan biaya masukan yang lebih rendah, hasil
yang didapat tetap atau bahkan meningkat.
c. Aspek Kesehatan
PESTISIDA yang digunakan di lahan pertanian seringkali meninggalkan
residu di dalam hasil produksi pertanian. Jika hasil produksi tersebut memasuki
pasar konsumen, maka residu pestisida akan sampai ke konsumen dan terkumpul
sedikti demi sedikit di dalam tubuh yang memakannya. Pada dosis tertentu
penumpukan pestisida di dalam tubuh sangat berbahaya bagi kesehatan, karena
pada dasarnya bahan kimia penyusun pestisida adalah racun yang berbahaya bagi
manusia. Akibat jangka panjang penumpukan bahan kimia dalasm tubuh manusia
dapat menyebabkan kelahiran cacat atau timbulnya kanker.

CARA TERBAIK
Untuk mengurangi bahaya pestisida terhadap kesehatan manusia adalah dengan
pestisida dan itu berarti mengurangi penggunaan pestisida, sesuai dengan
anjuran yang tercantum dalam INPRES 3/86.
PHT menekan penggunaan pestisida seminimal mungkin, yaitu jika
memang benar-benar diperlukan. PHT berarti mengurangi ancaman pestisida
terhadap kesehatan manusia.
d. Aspek Lingkungan
PENGGUNAAN Pestisida untuk membunuh hama seringkali juga
membunuh organisme lain yang bukan sasaran di dalam suatu ekosistem. Jika
organisme bukan sasaran yang terbunuh adalah organisme yang
menguntungkan
Pada budi daya padi secara organik, penggunaan pestisida kimia sama skali
tidak dibenarkan dalam pemberantasan hama dan penyakit. Padahal di laha,
kemungkinan kehadiran hama dan penyakit perlu dilakukan secara terpadu
antara teknik budidaya, biologis, fisik (perangkap atau umpan) dan kimia
(pestisida organik)

1. Hama Penting pada Padi


a. Wereng
Hama ini berupa serangga kecil dari ordo Homopetra. Ada banyak jenis
hama yang sering menyerang padi antara lain wereng coklat, wereng hijau
dan wereng putih. Imigo betina mampu bertelur sebanyak 100-200 butir.
Telur tersebut diletakkan secara berkelompok dalam jaringan daun tanaman.
Stadium terlur berlangsung 7 – 10 hari, nimfa 12 – 15 hari dan imago 10-24
hari. Werang sangat menyukai lingkungan hidup yang lembab dan gelap.
Wereng dianggap sebagai hama penting karena serangga dewasa atau
imago dan nimfanya mengisap ciran pada pangkal batang dan bulir padi
yang masih lunak. Tanaman yang terserang menjadi layu, menguning dan
akhirnya mati.

b. Walang Sangit
Walang Sangit bertubuh ramping dengan tungkai dan antena memanjang.
Bila merasa terganggu, imago akan mengeluarkan bau menyengat. Stadium
imago ini berlangsung sekitar 2 – 3 bulan. Imago betina mampu
menghasilkan telur berwarna merah kecoklatan sebanyak 200 – 300 butir.
Telur tersebut diletakkan berkelompok dipermukaan atas daun dekat tulang
utama saat tanaman mulai berbunga. Setelah 5 – 8 hari, telur akan menetas
menjadi nimfa. Nimfa akan menjadi walang sangit dewasa setelah 17 – 27
hari.
c. Penggerek Batang
Imago (ngengat) penggerek batang hanya hidup sekitar 3 – 5 hari. Panjang
imago sekitar 13 mm. imago betina bertelur sebanyak 200-300 butir yang
diletakkan berkelompok secara tumpang tindih pada permukaa bawah daun
dekat tulang daun utama. Telur tersebut menetas menjadi larva setelah 5-6
hari. Larva yang baru menetas segera masuk ke antara pelepah batang padi
dan menggerek jaringan tanaman. Serangan yang terjadi saat tanaman masih
muda dikenal dengan ama ‘sundep’. Tanda serangan sundep ini antara lain
daun termuda mengering dan muda dicabut.
d. Ganjur
Imago ganjur berbentuk seperti nyamuk. Wrnanya kemerahan. Fase
hidyup imago ini hanya empat hari. Imago betina mampu bertelur 100-250
butir. Telur tersebut diletakkan berkelompok dipermukaan bawah pangkal
daun. Telur akan menetas menjadi nimfa setelah 3-4 hari. Penetasan telur ini
dibantu oleh titik-titik embun. Nimfa memiliki masa hidup 14-17 hari. Nimfa
yang menetas bergerak diantara selundang daun dan batang menuju titik
tumbuh tanaman. Selanjutnya nimfa memakan bagian tanaman diantara
dasar titik tumbuh dan pucuk tanaman.
e. Tikus
Diantara berbagai jenis hama tanaman padi, tikus merupakan hama yang
paling menjengkelkan bagi petani karena sulit diberantas. Tikus merupakan
binatang bersifat jera hama yaitu tidak akan memangsa umpan beracun lagi
bila pernah memangsanya. Perkebangbiakannya pun sangat cepat. Dalam
setahun sepasang tikus dapat beranak 1.270 ekor. Tikus menyerang tanaman
padi mulai dari yang masih di persemaian, stadia vegetatif, maupun setelah
membentuk biji. Artinya tikus sangat menyukai daun, batang maupun biji
padi.
f. Burung Pemakan Biji-Bijian
Ada beberapa jenis burung pemakan biji-bijian yang dapat menjadi hama
padi, diantaranya ialah pipit tudung putih, pipit haji, pipit jawa, gelatik,
perkutut dan derkuku. Berbeda dengan tikus yang memakan tanaman mulai
dari persemaian hingga berbulir, burung pemakan biji-bijian ini hanay
memakan biji padi yang sudah berisi, baik masih muda maupun siap panen.
2. Penyakit Penting Pada Padi
Penyakit merupakan suatu kondisi tidak normal yang menyebabkan
fungsi tanaman terganggu. Adanya penyakit dapat diketahui dari gejala yang
dialami tanaman. Ada beberapa penyakit yang sering menyerang tanaman padi,
yaitu sebagai berikut :
a. Bercak Coklat
b. Blast
c. Tungro

Anda mungkin juga menyukai