Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Leaflet Jagung

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 2

Jika bahan organik (pukan) direkomendasikan penggunaan- Pembumbunan

nya di daerah setempat, pemberiannya dilakukan pada


saat tanam sebagai penutup benih pada lubang tanam.
Takaran pupuk kandang berkisar antara 25-50 g untuk
Bertujuan untuk menciptakan lingkungan akar yang lebih
baik agar tanaman tumbuh kokoh dan tidak mudah rebah, PENGELOLAAN
setiap lubang tanam atau setara dengan 1,5-3,0 ton/ha.
Budidaya jagung pada lahan masam memerlukan pupuk
dilakukan bersamaan waktu penyiangan I dan pembuatan
saluran atau setelah pemupukan II pada 35 HST dan setelah TANAMAN
organik atau pupuk kandang berupa kotoran ayam ras atau penyiangan II. Pembumbunan dilakukan menggunakan
ayam petelur yang biasanya mengandung kapur yang cukup
memadai.
cangkul atau mesin pembuat alur. TERPADU
Pengendalian Gulma (PTT) JAGUNG
Pemupukan
Periode kritis tanaman jagung terhadap gulma adalah
Dilakukan berdasarkan kebutuhan tanaman dan status hara pada dua bulan pertama pertumbuhannya,
tanah : pengendaliannya dilakukan dengan dua cara, yakni:
Secara mekanis yakni dengan cangkul atau mesin
• Pemupukan spesifik lokasi meningkatkan hasil dan pembuat alur
menghemat penggunaan pupuk Menggunakan herbisida (2,4-D amina 1-2 I/ha),
• Pupuk N diberikan 3 kali, 7-10 dan 30-35 hari setelah diaplikasikan pada umur tanaman 3-4 minggu setelah tanam
tanam (HST), dan N susulan berdasarkan bagan warna (MST) atau tergantung kondisi pertumbuhan gulma.
daun untuk mendeteksi kecukupan N bagi tanaman Pengendalian Hama
dilakukan pada umur 40-45 hari setelah tanam (HST) dan Penyakit
Pupuk P dan K dilakukan berdasarkan status hara tanah
Dilakukan berdasarkan pendekatan pengendalian secara
atau mengacu kepada PUTK
terpadu, oleh karena itu perlu identifikasi jenis dan populasi
hama dan tingkat kerusakan, kemudian baru dilakukan tidakan.
Takaran, porsi, dan waktu pemberian pupuk anorganik
pada tanaman jagung. Hama utama: Penyakit utama:
lalat bibit, penggerek bulai, bercak daun dan
Takaran Porsi takaran pupuk (kg/ha) batang dan penggerek busuk pelapah.
Jenis Pupuk
Pupuk 7-10 hst 28-30 hst 40-45 hst
tongkol
Urea 300-350 30% 70% BWD
• Mengusahakan tanaman selalu sehat
Za 50-100 100% - - • Pengendalian secara hayati
• Penggunaan varietas tahan secara fisik dan mekanis
SP36 100-200 100% - - • Penggunaan senyawa hormon
• Penggunaan pestisida kimia
KCI 50-200 50% 50% -
Panen dan Pascapanen
Takaran
Pupuk Urea (kg/ha) Panen dilakukan jika kelobot tongkol telah kering, biji telah keras
nilai skala berdasarkan
Komposit dan telah terbentuk lapisan hitam minimal 50% pada setiap baris
BWD pada umur 40-45 Hibrida Skala biji. Panen lebih awal atau saat kadar air biji masih tinggi
HST dan takaran pupuk 150 <4.0 50 menyebabkan biji keriput, warna kusam dan bobot biji lebih ringan.
yang perlu ditambahkan Panen terlambat terutama pada musim hujan menyebabkan
Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa
Jl. Kebun karet, Loktabat Utara
baik untuk jagung jenis 100 4 25 Banjarbaru (70712) Kalimantan Selatan
tumbuhnya jamur bahkan biji berkecambah tongkol setelah dipanen Telp. (0511) 4772534, Fax. (0511) 4773034
hibrida maupun
komposit/bersari bebas. segera dijemur Pemipilan biji dilakukan setelah tongkol kering (saat E-mail : balittra@pertanian.go.id
50 5 0 Website : http://balittra.litbang.pertanian.go.id
kadar air biji ±20%). Jagung untuk disimpan dikeringkan sampai
kadar ai biji sekitar 15%.
Komponen Teknologi Penyiapan Lahan
PTT didefinisikan sebagai metode atau suatu pendekatan
inovatif dan dinamis dalam upaya meningkatkan Dapat dilakukan dengan 2 cara:
Terdiri atas komponen teknologi dasar dan teknologi pilihan:
produksi dan pendapatan petani melalui perakitan • Olah tanah sempurna (OTS), terutama pada tanah yang
komponen teknologi secara partisipatif bersama petani. Komponen Dasar struktur tanahnya padat/keras atau strukturnya kompak
1. Varietas unggul baru, hibrida/komposit • Tanpa olah tanah (TOT) dengan herbisida atau olah
SL-PTT adalah suatu tempat pendidikan non formal bagi 2. Benih bermutu dan berlabel tanah minimum (OTM) pada tanah-tanah gembur atau
petani untuk meningkatkan pengetahuan dan 3. Populasi 66.000 - 75.000 tanaman/ha pertanaman jagung pada lahan sawah setelah padi
keterampilan mengenai potensi sumberdaya pertanian, 4. Pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman dan status
menyusun rencana usahatani, mengatasi permasalahan, hara
mengambil keputusan dan menerapkan teknologi yang Pembuatan Saluran
sesuai dengan kondisi sumberdaya setempat secara Komponen Pilihan
sinergis dan berwawasan lingkungan sehingga usaha
Saluran drainase diperlukan untuk
taninya menjadi efisien, berproduktivitas tinggi dan 1. Penyiapan lahan
mengalirkan air dari areal tanam
berkelanjutan. 2. Pembuatan saluran drainase/irigasi
3. Pemberian bahan organik
pada musim hujan agar tidak
4. Pembumbunan tergenang karena tanaman jagung

5
sangat peka dengan genangan air.
Prinsip Utama Penerapan PTT 5. Pengendalian gulma
6. Pengendalian hama dan penyakit Sedangkan saluran irigasi dibuat
7. Panen dan penanganan pasca panen pada musim kemarau bertujuan
Partisipatif: Petani berperan aktif memilih dan menguji untuk mengairi tanaman.
teknologi yang sesuai dengan kondisi setempat, dan
meningkatkan kemampuan melalui proses pembelajaran di
Varietas
lapangan. Hibrida Bima 4 Bima 5 Bima 6 Bisi 2 Bisi 16
Spesik lokasi: Memperhatikan kesesuaian teknologi
dengan lingkungan fisik, sosial-budaya dan ekonomi petani Komposit Lamuru Sukmaraga Srikandi Kuning 1 Srikandi Putih 1
setempat.
Terpadu: Sumberdaya tanaman, tanah dan air dikelola
secara terpadu. Benih bermutu dan berlabel: Pemberian Bahan Organik
Sinergis: Pemanfaatan teknologi terbaik, memperhatikan • Tingkat kemurnian dan daya tumbuh yang tinggi (≥95%)
keterkaitan antar komponen teknologi yang saling
• Perlakuan benih dengan bahan kimia
mendukung. Berasal dari sisa-sisa tanaman
Dinamis: Penerapan teknologi selalu disesuaikan dengan (kompos jerami padi), kotoran hewan
perkembangan dan kemajuan IPTEK serta kondisi sosial Populasi Tanaman (pukan), pupuk hijau atau kompos
budaya ekonomi setempat.
Populasi tanaman ditentukan oleh jarak tanam: (humus), untuk memperbaiki kesuburan
Pemahaman Masalah dan Peluang (PMP) • Jarak tanam yang dianjurkan: 75cm x 20cm untuk tanah secara fisik, kimia dan biologi
Langkah pertama setiap penerapan PTT harus diawali 1biji/lubang atau 75cm x 40cm untuk 2 biji/lubang sekaligus sebagai sumber unsur hara
dengan pemahaman masalah dan peluang (PMP) • Daya tumbuh benih >95% agar memenuhi populasi bagi tanaman. Persyaratan teknis
pengembangan sumberdaya dan kondisi lingkungan pupuk organik mengacu kepada
setempat, dengan tujuan: permentan No. 02/2006, kecuali
1. Mengumpulkan informasi dan menganalisis kendala serta diproduksi untuk keperluan sendiri
peluang usaha tani
2. Mengembangkan peluang dalam upaya meningkatkan
produksi
3. Mengindentifikasi teknologi yang sesuai dengan kebutu-
han petani setempat

Anda mungkin juga menyukai