Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
Lompat ke isi

1 Raja-raja 12

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
1 Raja-raja 12
Kitab Raja-raja (Kitab 1 & 2 Raja-raja) lengkap pada Kodeks Leningrad, dibuat tahun 1008.
KitabKitab 1 Raja-raja
KategoriNevi'im
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Lama
Urutan dalam
Kitab Kristen
11

1 Raja-raja 12 (atau I Raja-raja 12, disingkat 1Raj 12) adalah bagian dari Kitab 1 Raja-raja dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Dalam Alkitab Ibrani termasuk Nabi-nabi Awal atau Nevi'im Rishonim [נביאים ראשונים] dalam bagian Nevi'im (נביאים; Nabi-nabi).[1][2]

  • Kisah yang dicatat di pasal ini menurut catatan sejarah terjadi setelah sekitar tahun 931 SM.

Pembagian isi pasal (disertai referensi silang dengan bagian Alkitab lain):

Segera sesudah seluruh Israel mendengar, bahwa Yerobeam sudah pulang, maka mereka menyuruh memanggil dia ke pertemuan jemaah, lalu mereka menobatkan dia menjadi raja atas seluruh Israel. Tidak ada lagi yang mengikuti keluarga Daud selain dari suku Yehuda saja.[3]

Pada saat kematian Salomo (1 Raja–raja 11:43), bangsa Ibrani terpecah menjadi dua kerajaan.

  1. Kerajaan utara, disebut Israel, diperintah pertama-tama oleh Yerobeam.
  2. Kerajaan selatan, disebut Yehuda, pertama-tama diperintah oleh Rehabeam, putra Salomo (1 Raja–raja 12:17).

Perpecahan ini berlangsung hingga kesepuluh suku di kerajaan utara tertawan oleh Asyur pada tahun 722 SM. Kerajaan selatan tertawan pada tahun 586 SM oleh tentara Babel. Sejarah kedua kerajaan ini tercatat dalam pasal-pasal 1 Raja–raja 12:1–22:53; 2 Raja–raja 1:1–25:30; dan 2 Tawarikh 10:1–36:23.

Kisah Israel dan Yehuda menyatakan kegigihan mereka dalam melanggar perjanjian Allah. Alkitab menunjuk bahwa semua raja kerajaan utara melakukan hal yang jahat di mata Tuhan (misalnya 1 Raja–raja 16:25,30; 22:52; 2 Raja–raja 3:3; 10:29); sebagian besar raja kerajaan selatan meninggalkan perjanjian. Hanya sebagian kecil dari para raja Yehuda, khususnya Hizkia (2Raj 18:1-20:21) dan Yosia (2 Raja–raja 22:1–23:29) "melakukan apa yang benar di mata Tuhan" (2 Raja–raja 18:3; 22:2).[4]

Sesudah menimbang-nimbang, maka raja membuat dua anak lembu jantan dari emas dan ia berkata kepada mereka: "Sudah cukup lamanya kamu pergi ke Yerusalem. Hai Israel, lihatlah sekarang allah-allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir."[5]

Yerobeam dari kerajaan utara menetapkan suatu sistem keagamaan tiruan dengan menawarkan kepada rakyatnya untuk menyembah allah mereka melalui berhala-berhala (1 Raja–raja 12:27–30; bandingkan Yehezkiel 20:3–4), menurut contoh anak lembu emas yang dibuat oleh Harun (Keluaran 32:8). Ia mengangkat para imam sekalipun mereka "bukan dari bani Lewi" (ayat 31), dan dengan demikian melantik orang untuk melayani yang menurut hukum Allah tidak memenuhi syarat.

Sistem agama palsu ciptaan Yerobeam mengakibatkan dua hal:

  1. Sebagian besar penduduk kerajaan utara menerima penyembahan Baal bersama kelakuan mesumnya yang termasuk pelacuran di kuil.
  2. Kebanyakan dari kaum sisa yang saleh yang ingin tetap setia kepada Allah dan hukum-Nya sangat menderita ketika "meninggalkan tanah penggembalaan mereka" dan pindah ke kerajaan selatan agar dapat menyembah Tuhan sesuai dengan penyataan dan perintah-perintah-Nya yang semula (2 Tawarikh 11:13–14). "Dari segenap suku Israel orang datang ke Yerusalem mengikuti orang-orang Lewi itu, yakni orang yang telah membulatkan hatinya untuk mencari Tuhan Allah Israel; dan mereka datang untuk mempersembahkan korban kepada Tuhan, Allah nenek moyang mereka" (2 Tawarikh 11:16; bandingkan 1 Raja–raja 15:9).[4]
Ia membuat juga kuil-kuil di atas bukit-bukit pengorbanan, dan mengangkat imam-imam dari kalangan rakyat yang bukan dari bani Lewi.[6]

Yerobeam mengangkat imam-imam yang tidak memenuhi syarat sesuai dengan standar-standar Allah dalam Bilangan 3:6–9; 8:5–20. Di bawah perjanjian yang baru sistem keimaman Lewi tidak berlaku lagi, tetapi Allah telah menetapkan berbagai syarat yang perlu bagi mereka yang akan dilantik untuk menjadi gembala sidang atau pemimpin jemaat; syarat-syarat rohani dan moral ini terdaftar dalam 1 Timotius 3:1–7 dan Titus 1:5–9.[4]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ W.S. LaSor, D.A. Hubbard & F.W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 1. Diterjemahkan oleh Werner Tan dkk. Jakarta:BPK Gunung Mulia. 2008. ISBN 979-415-815-1, 9789794158159
  2. ^ J. Blommendaal. Pengantar kepada Perjanjian Lama. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983. ISBN 979-415-385-0, 9789794153857
  3. ^ 1 Raja–raja 12:20
  4. ^ a b c The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  5. ^ 1 Raja–raja 12:28
  6. ^ 1 Raja–raja 12:31

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]