Daftar khalifah
Khalīfah (Caliph) خَليفة | |
---|---|
Gelar | khalīfat rasulullāh (masa Abu Bakar) Amirul Mukminin (sejak masa Umar) |
Kediaman | |
Ditunjuk oleh | Syurā (masa kekhalifahan Rasyidin) Turun-temurun (sejak 661) |
Dibentuk | 8 Juni 632 |
Pejabat pertama | Abu Bakar |
Pejabat terakhir | Abdul Mejid II |
Jabatan dihapus | 3 Maret 1924 |
Ini adalah daftar orang-orang yang pernah menyandang gelar Khalifah, pemimpin agama dan politik tertinggi dari sebuah negara Islam yang dikenal sebagai Khilafah, dan gelar penguasa Umat Islam, sebagai penerus politik Muhammad. Semua tahun menurut Masehi. Beberapa Muslim percaya bahwa, setelah meninggalnya Muhammad pada tahun 632, krisis suksesi muncul karena Muhammad tidak meninggalkan ahli waris yang diakui secara umum.
Penunjukan Khalifah
[sunting | sunting sumber]Pada umumnya, khalifah utama ini diakui oleh hampir semua dunia Islam. Ketersambungan kepemimpinan ini setidaknya terdapat beberapa macam:
- Penunjukkan. Seorang khalifah menunjuk seseorang untuk menjadi penerusnya. Hal ini seperti yang dilakukan Abu Bakar kepada 'Umar bin Khattab, Mu'awiyah kepada Yazid, dan Sulaiman bin 'Abdul Malik kepada 'Umar bin 'Abdul 'Aziz. Dalam cara ini, seseorang yang telah ditunjuk akan menjadi khalifah setelah khalifah lama mangkat.
- Pengangkatan. Seorang khalifah baru diangkat oleh dewan musyawarah, majelis negara, atau pihak berwenang lain yang merupakan bagian dari pemerintahan khalifah sebelumnya. Bila tidak, tokoh berpengaruh yang semula berada di luar lingkaran dalam khalifah lama dapat menunjuk seseorang calon dan disetujui para pemuka dari anggota pemerintahan khalifah sebelumnya. Contoh kasusnya adalah pengangkatan 'Ali bin Abi Thalib dan Marwan bin al-Hakam.
- Pewarisan. Metode ini biasanya dilakukan dalam sistem monarki dinasti yang menunjuk anggota keluarga besar penguasa lama sebagai penerus. Sistem pewarisan ini tidak harus menurunkan jabatan yang bersangkutan dari orang tua kepada anak, tapi bisa juga kepada kerabat lain yang masih dipandang sebagai satu keluarga besar dengan penguasa lama. Di masa Abbasiyah sendiri, tampuk kekhalifahan sering diwariskan dari penguasa lama ke saudaranya, sepupunya, atau keponakannya.
- Penyerahan. Seorang khalifah lama menyerahkan kedudukannya kepada orang yang dia tunjuk. Berbeda dengan metode penunjukkan, penyerahan berarti khalifah lama masih hidup dan turun takhta sehingga khalifah baru dilantik saat pendahulunya masih hidup dalam keadaan sudah bukan merupakan khalifah lagi. Hal ini pernah dilakukan Hasan bin 'Ali yang menyerahkan kedudukannya kepada Mu'awiyah dan Muhammad al-Mutawakkil III kepada Selim I.
- Penggulingan. Khalifah baru mendapat kedudukannya setelah menggulingkan khalifah sebelumnya. Hal ini terjadi pada Wangsa Abbasiyah yang menggulingkan Wangsa Umayyah.
Selain lima metode tersebut, ada juga beberapa kasus khusus.
- Pemilihan 'Utsman menjadi khalifah merupakan gabungan dari metode penunjukkan dan pengangkatan. Di ranjang kematian, 'Umar menunjuk enam orang untuk memilih salah satu di antara mereka menjadi khalifah.
- Wangsa Abbasiyah mulai abad kesembilan secara praktik menggunakan gabungan pewarisan dan pengangkatan. Khalifah harus merupakan keluarga Abbasiyah, tapi para tokoh militer berpengaruh kerap campur tangan secara terbuka. Pada masa-masa Khalifah Abbasiyah kehilangan sebagian besar pengaruhnya, para pemuka militer ini bahkan memiliki kekuatan untuk menurunkan khalifah yang sudah dipandang tidak layak.
Kekhalifahan dimulai sejak Abu Bakar dilantik menjadi khalifah pada 632 dan pembubaran kekhalifahan pada 3 Maret 1924. Sesuai latar belakang masing-masing khalifah, kekhalifahan dibagi menjadi beberapa masa.
- Khulafaur Rasyidin
- Wangsa Umayyah
- Wangsa Abbasiyah
- Wangsa Utsmaniyah
Khulafaur Rasyidin (632–661)
[sunting | sunting sumber]# | Nama Rentang usia |
Kaligrafi | Berkuasa | Catatan |
---|---|---|---|---|
1 | 'Abdullah Abu Bakar أبو بكر 573 – 22 Agustus 634 |
8 Juni 632 (11 H) – 22 Agustus 634 (13 H) (2 tahun, 76 hari) |
| |
2 | ʿUmar bin Khattab عمر بن الخطاب 584 – 3 November 644 |
23 Agustus 634 (13 H) – 3 November 644 (23 H) (10 tahun, 73 hari) |
| |
3 | 'Utsman bin 'Affan عثمان بن عفان 579 – 20 Juni 656 |
11 November 644 (23 H) – 20 Juni 656 (35 H) (11 tahun, 223 hari) |
| |
4 | 'Ali bin Abi Thalib علي بن أبي طالب 15 September 601 – 29 Januari 661 |
20 Juni 656 (35 H) – 29 Januari 661 (40 H) (4 tahun, 224 hari) |
|
Kekhalifahan sementara Hasan bin Ali (661)
[sunting | sunting sumber]# | Nama Rentang usia |
Kaligrafi | Koin | Berkuasa | Catatan |
---|---|---|---|---|---|
5 | Ḥasan bin 'Ali الحسن بن علي 1 Desember 624 – 1 April 670 |
661 (enam atau tujuh bulan) |
|
Wangsa Umayyah (661–750)
[sunting | sunting sumber]Secara silsilah, khalifah dari Wangsa Umayyah dibagi menjadi dua:
- Kelompok Sufyani, yakni yang merupakan keturunan dari Abu Sufyan bin Harb. Ada tiga orang khalifah yang berasal dari garis Sufyani.
- Kelompok Marwani, merujuk kepada Marwan bin al-Hakam dan keturunannya. Ada sebelas orang khalifah yang berasal dari garis Marwani.
Abu Sufyan dan Al-Hakam (ayah Marwan) adalah cucu dari Umayyah bin 'Abd asy-Syams dan dari sini nama Bani Umayyah ditetapkan.
# | Nama Rentang usia |
Kaligrafi | Berkuasa | Catatan |
---|---|---|---|---|
6 | Mu'awiyah bin Abu Sufyan معاوية بن أبي سفيان 602 – 26 April 680 |
661 – 26 April 680 (60 H) |
| |
7 | Yazid bin Mu'awiyah زيد بن معاوية 647 – 11 November 683 |
26 April 680 – 11 November 683 (3 tahun, 200 hari) |
| |
8 | Mu'awiyah bin Yazid معاوية بن يزيد sekitar 664 – sekitar 684 |
11 November 683 – 684 |
| |
9 | Marwan bin al-Hakam مروان بن الحكم 623 atau 626 – April 685 |
Juni 684 – 12 April 685 |
| |
10 | 'Abdul Malik bin Marwan عبد الملك ابن مروان 646 – 8 Oktober 705 |
12 April 685 – 8 Oktober 705 (20 tahun, 180 hari) |
| |
11 | Al-Walid bin 'Abdul Malik الوليد بن عبد الملك 668 – 23 Februari 715 |
8 Oktober 705 – 23 Februari 715 (9 tahun, 139 hari) |
| |
12 | Sulaiman bin 'Abdul Malik سليمان بن عبد الملك 674 – 22 September 717 |
23 Februari 715 – 22 September 717 (2 tahun, 212 hari) |
| |
13 | 'Umar bin 'Abdul 'Aziz عمر بن عبد العزيز 2 November 682 – 4 Februari 720 |
22 September 717 – 4 Februari 720 (2 tahun, 137 hari) |
| |
14 | Yazid bin 'Abdul Malik يزيد بن عبد الملك 687 – 26 Januari 724 |
5 Februari 720 – 26 Januari 724 (3 tahun, 356 hari) |
| |
15 | Hisyam bin 'Abdul Malik هشام بن عبد الملك 691 – 6 Februari 743 |
26 Januari 724 – 6 Februari 743 (19 tahun, 12 hari) |
| |
16 | Al-Walid bin Yazid الوليد بن يزيد 709 –17 April 744 |
6 Februari 743 – 17 April 744 (1 tahun, 72 hari) |
| |
17 | Yazid bin Al-Walid bin 'Abdul Malik يزيد بن الوليد 701 – 4 Oktober 744 |
17 April 744 – 4 Oktober 744 (171 hari) |
| |
18 | Ibrahim bin Al-Walid bin 'Abdul Malik ابراهيم ابن الوليد mangkat 25 Januari 750 |
4 Oktober 744 – 4 Desember 744 (62 hari) |
| |
19 | Marwan bin Muhammad مروان بن محمد mangkat 6 Agustus 750 |
4 Desember 744 – 25 Januari 750 (5 tahun, 53 hari) |
Wangsa Abbasiyah (750-1258, 1261–1517)
[sunting | sunting sumber]Wangsa Abbasiyah adalah keluarga besar yang merupakan keturunan dari 'Abbas bin Abdul-Muththalib, paman Nabi Muhammad. Silsilah dari ayah dari dua khalifah Bani Abbasiyah pertama adalah Muhammad bin 'Ali bin 'Abdullah bin 'Abbas. Masa Kekhalifahan Bani Abbasiyah dibagi ke dalam dua periode. Periode pertama adalah sebelum jatuhnya Baghdad pada 1258 dan periode kedua adalah setelah penaklukan Baghdad.
Periode pertama (750-1258)
[sunting | sunting sumber]Pada masa ini, khalifah tidak lagi memiliki kendali langsung atas semua wilayah negara Islam. Gelar sultan mulai digunakan untuk merujuk pada penguasa Muslim yang menguasai wilayah tertentu di dunia Islam, berbeda dengan khalifah yang merupakan pemimpin seluruh dunia Islam. Namun dalam praktiknya, daerah kekuasaan beberapa sultan lebih luas daripada wilayah yang dipimpin langsung oleh khalifah. Meski sepenuhnya mandiri dari campur tangan khalifah dalam memerintah wilayah kekuasaannya, para sultan ini tetap menyatakan ketundukannya kepada khalifah meski hanya secara simbolis. Terdapat 37 khalifah pada masa ini, terhitung dari 'Abdullah as-Saffah naik takhta sampai terbunuhnya 'Abdullah al-Musta'shim pada 1258 saat Baghdad jatuh ke tangan Mongol.
# | Nama Rentang usia |
Gambar | Berkuasa | Catatan |
---|---|---|---|---|
20 | 'Abdullah As-Saffah عبد الله السفاح 721 − 10 Juni 754 |
25 Januari 750 – 10 Juni 754 (4 tahun, 137 hari) |
| |
21 | 'Abdullah Al-Manshur عبد الله المنصور 714 – 6 Oktober 775 |
10 Juni 754 – 6 Oktober 775 (21 tahun, 119 hari) |
| |
22 | Muhammad Al-Mahdi محمد المهدي 744 atau 745 – 24 Juli 785 |
6 Oktober 775 – 24 Juli 785 (9 tahun, 262 hari) |
| |
23 | Musa Al-Hadi موسى الهادي 26 April 764 – 14 September 786 |
24 Juli 785 – 14 September 786 (1 tahun, 83 hari) |
| |
24 | Harun Ar-Rasyid هَارُون الرَشِيد 17 Maret 766 – 24 Maret 809 |
14 September 786 – 24 Maret 809 (22 tahun, 192 hari) |
| |
25 | Muhammad Al-Amin محمد الأمين 787 – 27 September 813 |
24 Maret 809 – 27 September 813 (4 tahun, 188 hari) |
| |
26 | 'Abdullah Al-Ma'mun عبد الله المأمون 14 September 786 – 7 Agustus 833 |
27 September 813 – 7 Agustus 833 (19 tahun, 315 hari) |
| |
27 | Muhammad Al-Mu'tashim Billah محمد المعتصم بالله Oktober 796 – 5 Januari 842 |
9 Agustus 833 – 5 Januari 842 (8 tahun, 150 hari) |
| |
28 | Harun Al-Watsiq Billah هارون الواثق باللہ 18 April 812 – 10 Agustus 847 |
5 Januari 842 – 10 Agustus 847 (5 tahun, 218 hari) |
| |
29 | Ja'far Al-Mutawakkil 'Alallah جعفر المتوكل على الله 31 Maret 822 – 11 Desember 861 |
10 Agustus 847 – 11 Desember 861 (14 tahun, 124 hari) |
| |
30 | Muhammad Al-Muntashir Billah محمد المنتصر بالله November 837 – 7 Juni 862 |
11 Desember 861 – 7 Juni 862 (179 hari) |
| |
31 | Ahmad Al-Musta'in Billah أحمد المستعين بالله 834/836 – 866 |
8 Juni 862 – Januari 866 (sekitar 3 tahun 7 bulan) |
| |
32 | Muhammad Al-Mu'tazz Billah محمد المعتز بالله 847 – Juli/Agustus 869 |
25 Januari 866 – 13 Juli 869 (3 tahun, 170 hari) |
| |
33 | Muhammad Al-Muhtadi Billah محمد المهتدي بالله 833 – 21 Juni 870 |
21 Juli 869 – 17 Juni 870 (332 hari) |
| |
34 | Ahmad Al-Mu'tamid 'Alallah أحمد المعتمد على الله sekitar 842 – 15 Oktober 892 |
19 Juni 870 – 15 Oktober 892 (22 tahun, 119 hari) |
| |
35 | Ahmad Al-Mu'tadhid Billah أحمد المعتضد بالله 857 – 5 April 902 |
15 Oktober 892 – 5 April 902 (9 tahun, 173 hari) |
| |
36 | 'Ali Al-Muktafi Billah علي المكتفي بالله 877 – 13 Agustus 908 |
5 April 902 - 13 Agustus 908 (6 tahun, 131 hari) |
| |
37 | Ja'far Al-Muqtadir Billah جعفر المقتدر بالله 13 November 895 – 31 Oktober 932 |
13 Agustus 908 – 31 Oktober 932 (24 tahun, 80 hari) |
| |
38 | Muhammad Al-Qahir Billah محمد القاهر بالله 899 – 950 |
31 Oktober 932 – 19 April 934 (1 tahun, 171 hari) |
| |
39 | Muhammad Ar-Radhi Billah محمد الراضي بالله Desember 909 – 12 Desember 940 |
24 April 934 – 12 Desember 940 (6 tahun, 233 hari) |
| |
40 | Ibrahim Al-Muttaqi Lillah إبراهيم المتقي لله 908 – Juli 968 |
15 Desember 940 – 26 Agustus 944 (3 tahun, 256 hari) |
| |
41 | 'Abdullah Al-Mustakfi Billah عبد الله المستكفي بالله 905 – September/Oktober 949 |
>26 Agustus 944 – 28 Januari 946 (1 tahun, 156 hari) |
| |
42 | Fadhl Al-Muthi' Lillah فضل المطيع لله 914 – September/Oktober 974 |
28 Januari 946 – 4 Agustus 974 (28 tahun, 189 hari) |
| |
43 | 'Abdul Karim Ath-Tha'i Lillah عبد الكريم الطائع لله 932 – 3 Agustus 1003 |
4 Agustus 974 – 30 Oktober 991 (17 tahun, 88 hari) |
| |
44 | Ahmad Al-Qadir Billah أحمد القادر بالله 947 – 29 November 1031 |
1 November 991 – 29 November 1031 (40 tahun, 31 hari) |
| |
45 | 'Abdullah Al-Qa'im Bi Amrillah عبد الله القائم بأمر الله 1001 – 2 April 1075 |
29 November 1031 – 2 April 1075 (43 tahun, 125 hari) |
| |
46 | 'Abdullah Al-Muqtadi Bi Amrillah عبد الله المقتدي بأمر الله 1056 – 3 Februari 1094 |
2 April 1075 – 3 Februari 1094 (18 tahun, 308 hari) |
| |
47 | Ahmad Al-Mustazh'hir Billah أحمد المستظهر بالله April/Mei 1078 – 6 Agustus 1118 |
3 Februari 1094 – 6 Agustus 1118 (24 tahun, 185 hari) |
| |
48 | Al-Fadhl Al-Mustarsyid Billah الفضل المسترشد بالله April/Mei 1092 – 29 Agustus 1135 |
6 Agustus 1118 – 29 Agustus 1135 (17 tahun, 24 hari) |
| |
49 | Manshur Ar-Rasyid Billah منصور الراشد بالله 1109 – 6 Juni 1138 |
29 Agustus 1135 – 17 Agustus 1136 (355 hari) |
| |
50 | Muhammad Al-Muqtafi Li Amrillah محمد المقتفي لأمر الله 9 Maret 1096 – 12 Maret 1160 |
17 Agustus 1136 – 12 Maret 1160 (23 tahun, 209 hari) |
| |
51 | Yusuf Al-Mustanjid Billah يوسف المستنجد بالله 1124 – 20 Desember 1170 |
12 Maret 1160 – 20 Desember 1170 (10 tahun, 284 hari) |
| |
52 | Hasan Al-Mustadhi' Bi Amrillah حسن المستضيء بأمر الله 1124 – 30 Maret 1180 |
20 Desember 1170 – 30 Maret 1180 (9 tahun, 102 hari) |
| |
53 | Ahmad An-Nashir Li Dinillah أحمد الناصر لدين الله 6 Agustus 1158 – 5 Oktober 1225 |
30 Maret 1180 – 5 Oktober 1225 (45 tahun, 190 hari) |
| |
54 | Muhammad Azh-Zhahir Bi Amrillah محمد الظاهر بأمر الله 1176 – 10 Juli 1226 |
5 Oktober 1225 – 10 Juli 1226 (279 hari) |
| |
55 | Manshur Al-Mustanshir Billah منصور المستنصر بالله 17 Februari 1192 – 5 Desember 1242 |
10 Juli 1226 – 5 Desember 1242 (16 tahun, 149 hari) |
| |
56 | 'Abdullah Al-Musta'shim Billah عبد الله المستعصم بالله 1213 – 20 Februari 1258 |
5 Desember 1242 – 20 Februari 1258 (15 tahun, 78 hari) |
|
Periode kedua (1261–1517)
[sunting | sunting sumber]Setelah Baghdad runtuh, Wangsa Abbasiyah mengungsi ke Mesir yang saat itu dikuasai Kesultanan Mamluk dan melanjutkan tampuk kekhalifahan di sana. Berbeda saat sebelum kejatuhan Baghdad, Khalifah Abbasiyah di Mesir sama sekali tidak memiliki wilayah kekuasaan dan hanya berperan sebagai simbol pemersatu dunia Islam. Kekurangan dalam memiliki kekuatan politik menjadikan khalifah pada masa ini kerap terombang-ambing saat terjadi pergolakan di pemerintahan Mesir, membuat khalifah pada periode ini juga disebut dengan "khalifah bayangan." Sultan Mamluk bahkan mampu menunjuk khalifah yang baru atau menggulingkan khalifah yang sedang berkuasa.
Terdapat 17 khalifah pada periode ini. Di antara mereka, tiga khalifah menjabat sebanyak dua kali dan seorang khalifah menjabat sebanyak tiga kali. Periode kedua Wangsa Abbasiyah berakhir setelah Kesultanan Mamluk ditaklukan oleh Kesultanan Utsmaniyah pada 1517.
# | Nama Rentang usia |
Berkuasa | Catatan |
---|---|---|---|
57 | Ahmad Al-Mustanshir Billah II أحمد المسنتصر بالله الثاني Mangkat 28 November 1261 |
13 Juni 1261 – 28 November 1261 (169 hari) |
|
58 | Ahmad Al-Hakim Bi Amrillah أحمد الحاكم بأمر الله Mangkat 19 Januari 1302 |
21 November 1262 – 19 Januari 1302 (39 tahun, 60 hari) |
|
59 | Sulaiman Al-Mustakfi Billah II سليمان المستكفي بالله الثاني Mangkat Februari 1340 |
20 Januari 1302 – Februari 1340 (sekitar 38 tahun) |
|
60 | Ibrahim Al-Watsiq Billah II إبراهيم الواثق بالله الثاني Mangkat setelah 1341 |
Februari 1340 – 16 Juni 1341 |
|
61 | Ahmad Al-Hakim Bi Amrillah II أحمد الحاكم بأمر الله الثاني Mangkat 1352 |
16 Juni 1341 – 1352 |
|
62 | Abu Bakar Al-Mu'tadhid Billah II أبو بكر المعتضد بالله الثاني Mangkat 1362 |
1352 – 1362 |
|
63 | Muhammad Al-Mutawakkil 'Alallah محمد المتوكل على الله Mangkat 9 Januari 1406 |
1362 – 1377 (periode pertama) |
|
64 | Zakariyya Al-Musta'shim Billah II زكريا المستعصم بالله الثاني Mangkat 1389 |
1377 (periode pertama) |
|
Muhammad Al-Mutawakkil 'Alallah محمد المتوكل على الله |
1377 – 1383 (periode kedua) |
| |
65 | 'Umar Al-Watsiq Billah III عمر الواثق بالله الثالث Mangkat 13 November 1386 |
September 1383 – 13 November 1386 |
|
Zakariyya Al-Musta'shim Billah II زكريا المستعصم بالله الثاني |
November 1386 – 1389 (periode kedua) |
| |
Muhammad Al-Mutawakkil 'Alallah محمد المتوكل على الله |
1389 – 9 Januari 1406 (periode ketiga) |
| |
66 | Al-'Abbas Al-Musta'in Billah II العباس المستعين بالله الثاني Mangkat 1430 |
22 Januari 1406 – 9 Maret 1414 (8 tahun, 47 hari) |
|
67 | Dawud Al-Mu'tadhid Billah III داود المعتضد بالله الثالث Mangkat 23 Juli 1441 |
9 Maret 1414 – 23 Juli 1441 (27 tahun, 137 hari) |
|
68 | Sulaiman Al-Mustakfi Billah III سليمان المستكفي بالله الثالث Mangkat 29 Januari 1451 |
23 Juli 1441 – 29 Januari 1451 (9 tahun, 191 hari) |
|
69 | Hamzah Al-Qa'im Bi Amrillah حمزة القائم بأمر الله Mangkat 1458 |
1451 – 1455 |
|
70 | Yusuf Al-Mustanjid Billah II يوسف المستنجد بالله الثاني Mangkat 7 April 1479 |
1455 – 7 April 1479 |
|
71 | 'Abdul 'Aziz Al-Mutawakkil 'Alallah II عبد العزيز المتوكل على الله الثاني Mangkat 27 September 1497 |
8 April 1479 – 27 September 1497 (18 tahun, 173 hari) |
|
72 | Ya'qub Al-Mustamsik Billah يعقوب المستمسك بالله Mangkat 1521 |
27 September 1497 – 1508 (periode pertama) |
|
73 | Muhammad Al-Mutawakkil 'Alallah III محمد المتوكل على الله الثالث Mangkat 1543 |
1508 – 1516 (periode pertama) |
|
Ya'qub Al-Mustamsik Billah يعقوب المستمسك بالله |
1516 – 1517 (periode kedua) |
| |
Muhammad Al-Mutawakkil 'Alallah III محمد المتوكل على الله الثالث |
1517 (periode kedua) |
|
Kekhalifahan Utsmaniyah (1517–1924)
[sunting | sunting sumber]Sebelum penaklukan Mesir, para penguasa Utsmani menyandang beberapa gelar, di antaranya adalah sultan dan padisyah. Penguasa Utsmani menyandang gelar sultan atas kedudukan mereka sebagai kepala negara Muslim. Padisyah merupakan kaisar atau maharaja dalam bahasa Persia dan penguasa Utsmani menyandang gelar ini untuk menegaskan kedudukan mereka di atas para raja. Penguasa Utsmani resmi menyandang gelar khalifah setelah penaklukan Mesir, meski beberapa penguasa Utsmani sebelumnya sudah mulai mengklaim dirinya sebagai khalifah.
Gelar khalifah kehilangan kekuasaannya sebagai kepala negara sejak jatuhnya Baghdad pada 1258 dan hanya berperan menjadi pemimpin simbolis dunia Islam. Hal itu tetap tidak berubah pada masa Utsmani. Para penguasa Utsmani memiliki kekuasaan karena kedudukan mereka sebagai sultan dan padisyah, bukan karena status mereka sebagai khalifah. Pada praktiknya, para penguasa Utsmani terbilang sangat jarang menggunakan gelar khalifah mereka dalam perpolitikan dalam dan luar negeri. Gelar khalifah mulai digunakan penguasa Utsmani pada saat Perjanjian Küçük Kaynarca, untuk menegaskan kedudukannya sebagai pelindung umat Islam di Rusia. Sultan Abdül Hamid II merupakan penguasa Utsmani yang paling sering menggunakan gelar khalifah dalam upayanya menggalang persatuan di dunia Islam untuk menghadapi imperialisme Barat.
Pada November 1922, Majelis Agung Nasional Turki membubarkan Kesultanan Utsmani dan sultan terakhirnya, Mehmed VI, diasingkan ke Malta. Meski begitu, Mustafa Kemal (Atatürk) belum berani membubarkan kekhalifahan demi menjaga dukungan masyarakat, juga karena kekhalifahan adalah lambang pemersatu umat Islam Sunni seluruh dunia, berbeda dengan Kesultanan Utsmani yang merupakan sebatas negara. Majelis Agung Nasional Turki kemudian mengangkat sepupu Mehmed VI sebagai Khalifah Abdül Mejid II pada 19 November 1922. Abdül Mejid II merupakan satu-satunya khalifah dari Wangsa Utsmani yang tidak merangkap sebagai sultan. Namun karena khawatir Abdül Mejid II akan menggunakan statusnya sebagai khalifah untuk campur tangan dalam urusan dalam dan luar negeri Turki sebagaimana yang dilakukan para Sultan Utsmani terdahulu, Majelis Agung Nasional Turki akhirnya membubarkan kekhalifahan pada 3 Maret 1924, menjadikan Abdül Mejid II sebagai khalifah terakhir. Negara-negara Muslim mempertanyakan keabsahan pembubaran kekhalifahan oleh pihak Turki dan terdapat beberapa pertemuan para tokoh Muslim terkait keberlangsungan kekhalifahan, tetapi tidak ada kesepakatan bersama yang dapat dicapai.
# | Nama Berkuasa |
Gambar | Tughra | Rentang usia | Catatan |
---|---|---|---|---|---|
74 | Selim I سليم اول 1517 – 22 September 1520 |
1470/1 – 22 September 1520 |
| ||
75 | Süleyman I سليمان اول 30 September 1520 – 6 September 1566 (45 tahun, 342 hari) |
6 November 1494 – 6 September 1566 (umur 71) |
| ||
76 | Selim II سليم ثانى 7 September 1566 – 15 Desember 1574 (8 tahun, 100 hari) |
28 Mei 1524 – 15 Desember 1574 (umur 50) |
| ||
77 | Murad III مراد ثالث 15 Desember 1574 – 16 Januari 1595 (20 tahun, 33 hari) |
4 Juli 1546 – 16 Januari 1595 (umur 48) |
| ||
78 | Mehmed III محمد ثالث 16 Januari 1595 – 22 Desember 1603 (8 tahun, 341 hari) |
26 Mei 1566 – 22 Desember 1603 (umur 37) |
| ||
79 | Ahmed I احمد اول 22 Desember 1603 – 22 November 1617 (13 tahun, 336 hari) |
April 1590 – 22 November 1617 (umur 27) |
| ||
80 | Mustafa I مصطفى اول 22 November 1617 – 26 Februari 1618 (97 hari) (periode pertama) |
24 Juni 1591 – 20 Januari 1639 (umur 47) |
| ||
81 | Osman II عثمان ثانى 26 Februari 1618 – 20 Mei 1622 (4 tahun, 84 hari) |
3 November 1604 – 20 Mei 1622 (umur 17) |
| ||
Mustafa I مصطفى اول 20 Mei 1622 – 10 September 1623 (356 hari) (periode kedua) |
| ||||
82 | Murad IV مراد رابع 10 September 1623 - 8 Februari 1640 (16 tahun, 152 hari) |
27 Juli 1612 – 8 Februari 1640 (umur 27) |
| ||
83 | Ibrahim ابراهيم 9 Februari 1640 – 8 Agustus 1648 (8 tahun, 182 hari) |
5 November 1615 – 18 Agustus 1648 (umur 32) |
| ||
84 | Mehmed IV محمد رابع 8 Agustus 1648 – 8 November 1687 (39 tahun, 93 hari) |
2 Januari 1642 – 6 Januari 1693 (umur 51) |
| ||
85 | Süleyman II سليمان ثانى 8 November 1687 – 22 Juni 1691 (3 tahun, 227 hari) |
15 April 1642 – 22 Juni 1691 (umur 49) |
| ||
86 | Ahmed II احمد ثانى 22 Juni 1691 – 6 Februari 1695 (3 tahun, 230 hari) |
25 Februari 1643 – 6 Februari 1695 (umur 51) |
| ||
87 | Mustafa II مصطفى ثانى 6 Februari 1695 – 22 Agustus 1703 (8 tahun, 198 hari) |
6 Februari 1664 – 30 Desember 1703 (umur 39) |
| ||
88 | Ahmed III احمد ثالث 22 Agustus 1703 – 1 Oktober 1730 (27 tahun, 41 hari) |
30/31 Desember 1673 – 1 Juli 1736 (umur 62) |
| ||
89 | Mahmud I محمود اول 1 Oktober 1730 – 13 Desember 1754 (24 tahun, 74 hari) |
2 Agustus 1696 – 13 Desember 1754 (umur 58) |
| ||
90 | Osman III عثمان ثالث 13 Desember 1754 – 30 Oktober 1757 (2 tahun, 322 hari) |
2/3 Januari 1699 – 30 Oktober 1757 (umur 58) |
| ||
91 | Mustafa III مصطفى ثالث 30 Oktober 1757 – 24 Desember 1773 (16 tahun, 56 hari) |
28 Januari 1717 – 24 Desember 1773 (umur 56) |
| ||
92 | 'Abdül Hamid I عبد الحميد الاول 24 Desember 1773 – 7 April 1789 (15 tahun, 105 hari) |
20 Maret 1725 – 7 April 1789 (umur 64) |
| ||
93 | Selim III سليم ثالث 7 April 1789 – 29 Mei 1807 (18 tahun, 53 hari) |
24 Desember 1761 – 28 Juli 1808 (umur 46) |
| ||
94 | Mustafa IV مصطفى رابع 29 Mei 1807 – 28 Juli 1808 (1 tahun, 61 hari) |
8 September 1779 – 17 November 1808 (umur 29) |
| ||
95 | Mahmud II محمود ثانى 28 Juli 1808 – 1 Juli 1839 (30 tahun, 339 hari) |
20 Juli 1784 – 1 Juli 1839 (umur 54) |
| ||
96 | 'Abdül Mejid I عبد المجيد اول 2 Juli 1839 – 25 Juni 1861 (21 tahun, 360 hari) |
25 April 1823 – 25 Juni 1861 (umur 38) |
| ||
97 | 'Abdül 'Aziz عبد العزيز 25 Juni 1861 – 30 Mei 1876 (14 tahun, 341 hari) |
8 Februari 1830 – 4 Juni 1876 (umur 46) |
| ||
98 | Murad V مراد خامس 30 Mei 1876 – 31 Agustus 1876 (94 hari) |
21 September 1840 – 29 Agustus 1904 (umur 63) |
| ||
99 | 'Abdül Hamid II عبد الحميد ثانی 31 Agustus 1876 – 27 April 1909 (32 tahun, 240 hari) |
21 September 1842 – 10 Februari 1918 (umur 75) |
| ||
100 | Mehmed V محمد خامس 27 April 1909 – 3 Juli 1918 (9 tahun, 68 hari) |
2 November 1844 – 3 Juli 1918 (umur 73) |
| ||
101 | Mehmed VI محمد السادس 4 Juli 1918 – 1 November 1922 (4 tahun, 121 hari) |
– 16 Mei 1926 (umur 65) |
14 Januari 1861
| ||
102 | 'Abdül Mejid II عبد المجید الثانی 19 November 1922 – 3 Maret 1924 (1 tahun, 106 hari) |
29/30 Mei 1868 – 23 Agustus 1944 (umur 76) |
|
Kekhalifahan pendek
[sunting | sunting sumber]Idealnya, kedudukan khalifah hanya diisi satu orang setiap satu masa. Namun pada keberjalanannya, beberapa pihak menyatakan diri sebagai khalifah saat masih ada khalifah yang sedang berkuasa. Sebagai catatan, saat pihak-pihak tersebut menyatakan dirinya sebagai khalifah, itu tidak berarti bahwa dia menyejajarkan dirinya dengan khalifah utama. Khalifah adalah gelar bagi pemimpin dunia Islam dan normalnya, hanya ada satu khalifah setiap masa, sehingga pernyataan diri sebagai khalifah bermakna bahwa pihak tersebut secara prinsip mengklaim sebagai pemimpin tunggal seluruh dunia Islam (terlepas wilayah kekuasaan yang sebenarnya) dan menganggap khalifah lainnya sebagai khalifah yang tidak sah.[1]
Bagian ini memuat daftar pihak-pihak yang melakukan pernyataan diri sebagai khalifah, tanpa ketersambungan kepemimpinan dengan khalifah sebelumnya.
Kekhalifahan Abdullah bin Zubair (684–692)
[sunting | sunting sumber]'Abdullah bin Zubair menolak upaya Mu'awiyah bin Abu Sufyan menetapkan putranya sendiri, Yazid, sebagai khalifah sepeninggalnya. Saat Yazid kemudian mangkat pada 683, 'Abdullah bin Zubair menyatakan diri sebagai khalifah. Wilayah kekuasaannya berada di kawasan Hijaz. Ibnu Zubair akhirnya terbunuh pada Pengepungan Makkah tahun 692 oleh komandan Umayyah al-Hajjaj bin Yusuf.[2]
Coin | Nama (dan gelar) | Kelahiran | Mulai menjabat | Akhir Jabatan | Kematian | Orangtua | Suku |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Abdullah bin Zubair (عبد الله ابن الزبير) |
Mei, 624 M | November 683 M | November 692 M | November 692 M | Bani Asad |
Wangsa Fatimiyah (909–1171)
[sunting | sunting sumber]Fatimiyah berasal dari Ismaili yang merupakan cabang dari Syi'ah, oleh karena itu kekhalifahan ini tidak diakui oleh sebagian besar Sunni, baik dalam wilayah kekuasaan mereka maupun negara tetangga.[3][4] Para penguasa Fatimiyah mengklaim sebagai keturunan dari nama putri Muhammad, Fatimah, yang mana menjadi dasar bagi penamaan Fatimiyah.
Nama Pribadi | Nama Takhta | Berkuasa |
---|---|---|
'Abdullah | Al-Mahdi Billah المهدي بالله |
November 909 – 3 April 934 |
Muhammad | Al-Qa'im Bi Amrillah القائم بأمر الله |
3 April 934 – 17 Mei 946 |
Isma'il | Al-Manshur Billah المنصور بالله |
17 Mei 946 – 19 Maret 953 |
Ma'ad | Al-Mu'izz Li Dinillah المعز لدين الله |
19 Maret 953– 21 Desember 975 |
Nizar | Al-'Aziz Billah العزيز بالله |
21 Desember 975 – 13 Oktober 996 |
Manshur | Al-Hakim Bi Amrillah الحاكم بأمر الله |
14 Oktober 996 – 13 Februari 1021 |
'Ali | Azh-Zhahir الظاهر لإعزاز دين الله |
13 Februari 1021 – 13 Juni 1036 |
Ma'ad | Al-Mustanshir Billah المستنصر بالله |
13 Juni 1036 – 10 Januari 1094 |
Ahmad | Al-Musta'li Billah المستعلي بالله |
10 Januari 1094 – 12 Desember 1101 |
Manshur | Al-Amir Bi Ahkami'l-Lah الآمر بأحكام الله |
12 Desember 1101 – 7 Oktober 1130 |
'Abdul Majid | Al-Hafizh Li Dinillah الحافظ لدين الله |
7 Oktober 1130 – 8 Oktober 1149 |
Isma'il | Azh-Zhafir Bi Amrillah الظافر بأمر الله |
8 Oktober 1149 – April 1154 |
'Isa | Al-Fa'iz Bi Nasrillah الفائز بيناصر الله |
April 1154 – 1160 |
'Abdullah | Al-Adhid Li Dinillah العاضد لدين الله |
1160 – 1171 |
Khalifah di Kordoba (929–1031)
[sunting | sunting sumber]Setelah Wangsa Umayyah yang berkuasa di Damaskus digulingkan oleh Wangsa Abbasiyah pada tahun 750, keturunan mereka yang tersisa meninggalkan tempat kekuasaan lama mereka dan berkuasa di semenanjung Iberia (kawasan Spanyol dan Portugal modern). Meski 'Abdurrahman III sebagai khalifah pertama di Kordoba merupakan keturunan para Khalifah Umayyah yang berkuasa di Syam, para khalifah Kordoba tidak dimasukkan dalam daftar khalifah utama. Hal ini karena dari berakhirnya kekuasaan Umayyah di Damaskus sampai tahun 929, anggota Wangsa Umayyah pada umumnya mengakui Wangsa Abbasiyah sebagai pemimpin dunia Islam yang sah.[5] Mereka sendiri awalnya menggunakan gelar 'amir' atau 'sultan' saat berkuasa di Andalusia. Namun pada tahun 929 (hampir dua abad setelah kekuasaan Umayyah di Damaskus runtuh), 'Abdurrahman III baru menyatakan dirinya sebagai khalifah, sehingga klaimnya tidak tersambung dengan para khalifah leluhurnya. Sebagaimana khalifah lain, Khalifah di Kordoba juga mengklaim kepemimpinan atas seluruh dunia Islam, meski secara de facto kekuasaannya hanya berkisar di Andalusia dan Maghrib.
Khalifah di Kordoba hanya bertahan selama satu abad. Selama rentang waktu tersebut, tampuk kekhalifahan dipegang oleh Wangsa Umayyah dan Wangsa Hammud.
Nama | Masa kekuasaan | Dinasti |
---|---|---|
'Abdurrahman III عبد الرحمن الثالث |
16 Januari 929 – 15 Oktober 961 | Umayyah |
Al-Hakam II الْحُكْمِ |
15 Oktober 961 – 16 Oktober 976 | Umayyah |
Hisyam II ھشام (periode pertama) |
16 Oktober 976–1009 | Umayyah |
Muhammad II محمد الثاني |
1009 | Umayyah |
Sulaiman II سلیمان الثاني (periode pertama) |
1009–1010 | Umayyah |
Hisyam II ھشام (periode kedua) |
1010 – 19 April 1013 | Umayyah |
Sulaiman II سلیمان الثاني (periode kedua) |
1013–1016 | Umayyah |
'Ali bin Hammud an-Nasir علي بن حمودالناصر |
1016 — 22 Maret 1018 | Hammud |
'Abdurrahman IV عبد الرحمن |
1018 | Ummayah |
Al-Qasim al-Ma'mun القاسم المعمون (periode pertama) |
1018–1021 | Hammud |
Yahya bin 'Ali يحي بن علي (periode pertama) |
1021–1023 | Hammud |
Al-Qasim al-Ma'mun القاسم المعمون (periode kedua) |
1023 | Hammud |
'Abdurrahman V عبدالرحمٰن الخامس |
1023–1024 | Umayyah |
Muhammad III محمد الثالث |
1024–1025 | Umayyah |
Yahya bin 'Ali يحي بن علي (periode kedua) |
1025–1026 | Hammud |
Hisyam III هشام الثالث |
1026–1031 | Umayyah |
Wangsa Muwahhidun (1145–1269)
[sunting | sunting sumber](Tidak diterima secara luas, kekuasaan yang sebenarnya adalah bagian dari Afrika Utara dan Semenanjung Iberia)[6][7]
- Abd al-Mu'min – 1145–1163
- Abu Yaqub Yusuf – 1163–1184
- Yaqub al-Mansur – 1184–1199
- Muhammad an-Nasir – 1199–1213
- Yusuf II – 1213–1224
- Abdul-Wahid I – 1224
- Abdullah al-Adil 1224–1227
- Yahya – 1227–1235
- Idris I – 1227–1232
- Abdul-Wahid II – 1232–1242
- Ali – 1242–1248
- Umar – 1248–1266
- Idris II – 1266–1269
Kekhalifahan setelahnya
[sunting | sunting sumber]Kekhalifahan Syarif (1924)
[sunting | sunting sumber]Upaya terakhir untuk mengembalikan kekhalifahan dengan pengakuan ekumenis dilakukan oleh Syarif Husain dari Hijaz dan Syarif Makkah, yang memimpin pada 11 Maret 1924 sampai 3 Oktober 1924, ketika ia meninggal dan tahta tersebut turun kepada anaknya Ali bin Husain, tetapi anaknya tidak ingin menerapkan kekhalifahan.[8]
Negara Islam Irak dan Syam
[sunting | sunting sumber]Pada 29 Juni 2014, Negara Islam memproklamirkan kembalinya kekhalifahan Islam, dengan khalifah pertamanya sebagai Amirul Mukminin Abu Bakr Ibrahim bin Awwad Al-Badri Al-Husaini Al-Hashimi Al-Quraishi As-sammera' i al-Baghdadi.[9][10] Wilayah yang diklaim kekhalifahan pada puncaknya menguasai 12 juta orang. Pada puncaknya, Negara Islam menguasai wilayah di berbagai negara termasuk Irak, Suriah, Lebanon, Nigeria, Libya, Filipina, Afghanistan, Kongo, Yaman, dan wilayah Sinai di Mesir. Selain itu, mereka menjalankan sel gerilya di banyak negara lain.[11][12]
Pada 2014-15, lusinan kelompok Salafi Jihadi [13] dan ulama[14] di seluruh dunia berjanji setia kepada ISIL mengklaim Kekhalifahan.
Pada awal tahun 2022, ISIS menempati beberapa wilayah di Nigeria dan memiliki 3 juta orang di bawah kekuasaannya;[15] terus mempertahankan kendali atas 5 kantong gurun tak berpenghuni di Suriah Tengah.[13] and scholars[14]
No. | Gambar | Khalifah | Tanggal kelahiran | berkuasa mulai | berkuasa sampai |
---|---|---|---|---|---|
1 | Abu Bakar al-Baghdadi | 28 Juli 1971 | 29 Juni 2014 | 27 Oktober 2019 | |
2 | Abu Ibrahim al-Hashimi al-Qurashi | Oktober 1976 | 31 Oktober 2019 | 3 Februari 2022 | |
3 | Abu al-Hasan al-Hashimi al-Qurashi | Tidak diketahui | 4 Februari 2022 | Oktober 2022 | |
4 | Abu al-Hussein al-Husseini al-Qurashi | Tidak diketahui | Oktober 2022 | 29 April 2023 | |
5 | Abu Hafs al-Hashimi al-Qurashi | Tidak diketahui | 29 April 2023 | sekarang |
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]- Khalifah
- Kekhalifahan
- Amir
- Sejarah Islam
- Khilafah
- Hazrat Muhammad
- Shah
- Syaikh al-Islam
- Syi'ah
- Suksesi Muhammad
- Sultan
- Sunni
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Wasserstein, David (1993). The Caliphate in the West: An Islamic Political Institution in the Iberian Peninsula (snippet view). Oxford: Clarendon Press. hlm. 11. ISBN 978-0-19-820301-8. Diakses tanggal 5 September 2010.
- ^ Dictionary of Battles and Sieges: F-O edited by Tony Jacques
- ^ Lane-Poole 2004, p. 71
- ^ Bosworth 2004, p. 63
- ^ O'Callaghan, J. F. (1983). A History of Medieval Spain. Ithaca: Cornell University Press. hlm. 119.
- ^ Lane-Poole 2004, p. 47
- ^ Bosworth 2004, p. 39
- ^ Bosworth 2004, p. 118
- ^ Adam Withnall (2014-06-30). "Iraq crisis: Isis declares its territories a new Islamic state with 'restoration of caliphate' in Middle East – Middle East – World". The Independent. Diakses tanggal 2014-07-04.
- ^ "ISIS Spokesman Declares Caliphate, Rebrands Group as "Islamic State"". SITE Institute. 29 June 2014. Diakses tanggal 29 June 2014.
- ^ "Islamic State-controlled parts of Syria, Iraq largely out of reach: Red Cross". Reuters. 13 March 2015.
- ^ Yusuf al-Qaradawi stated: "[The] declaration issued by the Islamic State is void under sharia and has dangerous consequences for the Sunnis in Iraq and for the revolt in Syria", adding that the title of caliph can "only be given by the entire Muslim nation", not by a single group. Strange, Hannah (5 July 2014). "Islamic State leader Abu Bakr al-Baghdadi addresses Muslims in Mosul". The Telegraph. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-01-12. Diakses tanggal 6 July 2014.
- ^ a b http://jihadology.net/2015/04/19/aq-is-power-rankings-april-2015/[pranala nonaktif permanen]
- ^ a b "A Jihadi Civil War of Words: The Ghuraba' Media Foundation and Minbar al-Tawhid wa'l-Jihad".
- ^ Trump TV Network (2018-05-10), FULL EVENT: President Donald Trump MASSIVE Rally in Elkhart, Indiana – May 10, 2018, diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-05-10, diakses tanggal 2018-05-12 . See 6:00
Bibliografi
[sunting | sunting sumber]- Bosworth, Clifford Edmund (2004) [First published 1996]. The New Islamic Dynasties: A Chronological and Genealogical Manual. New Edinburgh Islamic Surveys (edisi ke-2nd). Edinburgh University Press. ISBN 978-0-7486-2137-8. OCLC 56639413.
- Houtsma, M. Th.; Wensinck, A. J. (1993). E.J. Brill's First Encyclopaedia of Islam 1913–1936 (Reprint) . Volume IX. Leiden: BRILL. ISBN 978-90-04-09796-4.
- Lane-Poole, Stanley (1894). The Mohammedan Dynasties: Chronological and Genealogical Tables with Historical Introductions. Westminster: Archibald Constable and Company. OCLC 1199708.