Dominion Ceylon
Ceylon[1] | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1948–1972 | |||||||||
Ibu kota | Colombo | ||||||||
Bahasa yang umum digunakan | Sinhala · Tamil · Inggris | ||||||||
Agama | Buddhisme · Hinduisme · Kekristenan · Islam | ||||||||
Pemerintahan | Demokrasi parlementer | ||||||||
Penguasa | |||||||||
• 1948–1952 | George VI | ||||||||
• 1952–1972 | Elizabeth II | ||||||||
Gubernur-Jenderal | |||||||||
• 1948–1949 | Henry Monck-Mason Moore | ||||||||
• 1949–1954 | Lord Soulbury | ||||||||
• 1954–1962 | Oliver Ernest Goonetilleke | ||||||||
• 1962–1972 | William Gopallawa | ||||||||
Perdana Menteri | |||||||||
• 1948–1952 | Don Senanayake | ||||||||
• 1952–1953 | Dudley Shelton Senanayake | ||||||||
• 1953–1956 | John Lionel Kotalawela | ||||||||
• 1956–1959 | S. W. R. D. Bandaranaike | ||||||||
• 1970–1972 | Sirimavo Bandaranaike | ||||||||
Legislatif | Parlemen Ceylon | ||||||||
- Dewan tinggi | Senat | ||||||||
- Dewan rendah | Dewan Perwakilan | ||||||||
Era Sejarah | Abad ke-20 | ||||||||
4 Februari 1948 | |||||||||
1971 | |||||||||
• Republik | 22 Mei 1972 | ||||||||
Luas | |||||||||
1948 | 65.610 km2 (25.330 sq mi) | ||||||||
1956 | 65.610 km2 (25.330 sq mi) | ||||||||
1962 | 65.610 km2 (25.330 sq mi) | ||||||||
1971 | 65.610 km2 (25.330 sq mi) | ||||||||
Populasi | |||||||||
• 1948 | 7060000 | ||||||||
• 1956 | 8100000 | ||||||||
• 1962 | 11000000 | ||||||||
• 1971 | 12800000 | ||||||||
Mata uang | Rupee Ceylon | ||||||||
| |||||||||
Ashley Havinden, Michael; David Meredith. Colonialism and development: Britain and its tropical colonies, 1850–1960. hlm. 12. "Sri Lanka". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-12-24. Diakses tanggal 30 Maret 2010. "Ceylon Independent, 1948–1956". World History at KMLA. Diakses tanggal 30 Maret 2010. | |||||||||
Negara-negara dalam sejarah di Sri Lanka pada zaman sekarang |
---|
Dari tahun 1948 hingga 1972, Ceylon[1][2] adalah sebuah negara independen di Persemakmuran Bangsa-Bangsa yang berbagi kekuasaan dengan dominion-dominion Persemakmuran lainnya. Pada tahun 1948, Koloni Britania Ceylon meraih kemerdekaan dengan nama Dominion Ceylon. Pada tahun 1972, negara tersebut menjadi sebuah republik pada Persemakmuran, dan namanya berganti menjadi Sri Lanka. Negara tersebut merupakan sebuah negara pulau di Asia Selatan, yang berjarak sekitar 31 kilometer (19,3 mi) dari lepas pesisir selatan India.
Negara tersebut merupakan pusat agama dan kebudayaan Buddhisme dari zaman kuno serta memiliki pengaruh Hinduisme yang kuat.[3] Masyarakat Sinhala merupakan kelompok mayoritas di negara tersebut; Tamil Sri Lanka, yang terkonsentrasi di utara dan timur pulau tersebut, merupakan minoritas etnis terbesar. Masyarakat lainnya meliputi Moor, Burgher, Kaffir, Melayu dan pribumi orang Vedda.
Ekspor utama dan produk utama ekonominya adalah produksi teh, kopi, kelapa, karet dan kayu manis, yang asli dari negara tersebut.[4] Setelah lebih dari dua ribu tahun dikuasai oleh kerajaan-kerajaan lokal, sebagian Ceylon dijajah oleh Portugal dan Belanda mulai pada abad ke-16, sebelum kekuasaan seluruh negara tersebut dipegang oleh Kekaisaran Inggris pada 1815.
Pada Perang Dunia II, Ceylon menjadi pangkalan penting untuk pasukan Sekutu dalam bertarung melawan Kekaisaran Jepang.[5] Sebuah gerakan politik nasionalis berkembang di negara tersebut pada awal abad ke-20 dengan tujuan meraih kemerdekaan politik, yang akhirnya dicapai pada 1948 setelah negosiasi damai dengan Inggris.
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b Undang-Undang Kemerdekaan Sri Lanka 1947 menggunakan nama "Ceylon" untuk dominion baru tersebut; saat ini, Undang-Undang menggunakan menggunakan istilah "Dominion Ceylon", meskipun terkadang tidak menggunakan nama resmi)
- ^ Perjanjian-perjanjian internasional juga menyebut negara tersebut dengan sebutan "Ceylon", bukan "Dominion Ceylon"; "Ceylon" juga merupakan nama yang digunakan oleh PBB untuk menyebut negara tersebut.
- ^ "Theravada Buddhism". BBC. Diakses tanggal 30 March 2010.
- ^ "Cinnamon". Encyclopaedia Britannica. 2008.
(species Cinnamomum zeylanicum), bushy evergreen tree of the laurel family (Lauraceae) native to Bangladesh, Sri Lanka (Ceylon), the neighboring Malabar Coast of India, and Myanmar (Burma), and also cultivated in South America and the West Indies for the spice consisting of its dried inner bark. The bark was widely used as a spice due to its distinct odor.
- ^ Perdana Menteri Inggris Winston Churchill mendeskripsikan momen sebuah armada Jepang saat bersiap untuk menaklukan Sri Lanka sebagai "momen menyedihkan dan paling berbahaya dari keseluruhan konflik." – Commonwealth Air Training Program Museum, The Saviour of Ceylon Diarsipkan 2007-10-22 di Wayback Machine.