Jacques Rancière
Jacques Rancière | |
---|---|
Lahir | 10 Juni 1940 Algiers, Aljazair Prancis |
Almamater | École Normale Supérieure |
Era | Abad ke-20 |
Kawasan | Filsafat barat |
Aliran | Filsafat kontinental Marxisme Struktural |
Institusi | Universitas Paris VIII |
Minat utama | Politik, Estetika |
Gagasan penting | Demokrasi radikal, pertentangan, estetika visual, "bagian dari tanpa bagian" (la part de sans part), partage du sensible |
Memengaruhi |
Jacques Rancière (Prancis: [ʒak ʁɑ̃sjɛʁ]; lahir 10 Juni 1940) adalah seorang filsuf asal Prancis yang mendalami mengenai politik dan estetika. Ia merupakan profesor emeritus di Universitas Paris VIII (Saint-Denis) dan profesor filsafat di Sekolah Tinggi Eropa (European Graduate School) di Saas-Fee.
Kehidupan
[sunting | sunting sumber]Rancière merupakan salah satu murid Louis Althusser yang ikut bersama-sama murid lainnya menulis buku "Membaca Kapital" yang membahas karya Karl Marx. Di kemudian hari, Rancière berselisih paham dengan gurunya ini mengenai peristiwa Mei 1968 di Paris. Bagi Rancière, Althusser dan teori yang dikembangkannya terlalu kaku dan karenanya tidak menyetujui maupun melegitimasi pergerakan rakyat melawan keotoriteran negara yang terjadi secara tiba-tiba pada masa itu. Seperti kebanyakan teman-teman seangkatannya, pemikiran Rancière sangatlah dipengaruhi oleh peristiwa Mei 1968.
Pemikiran
[sunting | sunting sumber]Pemikiran Rancière menemukan aplikasinya di bidang politik, estetika dan seni, serta pendidikan.
Pengajaran universal
[sunting | sunting sumber]Di bidang pendidikan, pemikiran Rancière dituangkan dalam bukunya yang berjudul Guru yang TIdak Tahu: Lima Pelajaran mengenai Emansipasi Intelektual ("Le Maître ignorant: Cinq leçons sur l'émancipation intellectuelle"). Bertolak dari pengalaman Joseph Jacotot, Rancière mengkritik model pendidikan modern yang dianggapnya selalu berakhir pada "pembebalan".[1] Jacotot merupakan seorang pendidik Prancis di abad ke-19 yang pindah ke Belanda dan menjadi pengajar sastra Prancis bagi murid-murid Belanda di sana.[2] Hanya saja, Jacotot sama sekali tidak bisa berbahasa Belanda dan sebaliknya, murid-muridnya pun tidak dapat berbahasa Prancis. Karena tidak adanya kemampuan untuk saling berkomunikasi, Jacotot menggunakan cara lain untuk mengajarkan bahasa Prancis. Ketika itu, telah diterbitkan sebuah novel Petualangan Telemakhos karya François Fénelon edisi dwi bahasa, Prancis dan Belanda.[2] Dengan bantuan seorang penerjemah, Jacotot menugaskan murid-muridnya untuk membaca buku tersebut berulang-ulang sehingga mereka mendapat sedikit pemahaman bahasa Prancis. Setelah itu, ia meminta mereka menuliskan pendapat mereka tentang buku tersebut dalam bahasa Prancis. Ketika itu Jacotot tidak berharap banyak kepada murid-muridnya. Namun, ternyata kemampuan mereka melebih ekspektasi Jacotot. Ia pun mengambil kesimpulan bahwa apabila ia dapat mengajarkan sesuatu yang ia sendiri tidak mengerti kepada orang lain maka pada dasarnya setiap orang memiliki kemampuan yang sama untuk memahami sesuatu.[1] Dari pengalamannya ini, Jacotot kemudian mengembangkan metode emansipasi intelektual.[3] Sedangkan Rancière menamainya pengajaran universal.[1]
Dengan ini, Rancière pun mengkritik mitos yang selama ini dipegang teguh oleh dunia pendidikan, yaitu bahwa agar dapat memahami suatu pengetahuan maka dibutuhkan penjelasan oleh guru kepada murid. Menurutnya, metode semacam ini malah membuat jurang antara yang dianggap mampu (guru) dan yang dianggap tidak mampu (murid). Sebaliknya, ia mengedepankan kesetaraan yang dimiliki oleh setiap insan manusia dalam hal kepintaran dan kemampuan berpikir. Baginya, kesetaraan bukanlah lagi sebuah tujuan yang harus dicapai melainkan sebuah titik tolak awal yang harus di tanamkan dalam setiap keadaan.[1] Dengan menyadari kesetaraan intelektual yang dimiliki oleh semua orang, kegiatan ajar-mengajar tidak lagi bertumpu pada penjelasan melainkan pada kehendak guru yang memerintah dan kehendak murid yang ingin belajar.
Publikasi
[sunting | sunting sumber]Beberapa karya Rancière yang dipublikasikan dalam Bahasa Prancis:
Tentang Politik
[sunting | sunting sumber]- La mésentente, 1995
- Aux bords du politique, 1998
- La haine de la démocratie, 2005
Tentang Estetika
[sunting | sunting sumber]- Le partage du sensible, 2000
- Le destin des images, 2003
- Malaise dans l’esthétique, 2004
Tentang Film
[sunting | sunting sumber]- La fable cinématographique, 2001
Tentang Sastra
[sunting | sunting sumber]- Mallarmé. La politique de la sirène, 1996
- La parole muette, 1998
Rujukan
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c d Wibowo, A. Setyo (2013). Pengajaran Universal Alamiah : Filsafat Pendidikan Jacques Rancière (PDF). Jakarta: Majalah Basis No. 11-12. hlm. 20–28. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2017-07-30. Diakses tanggal 2017-07-30.
- ^ a b Rancière, Jacques (1991). The Ignorant Schoolmaster: Five Lessons in Intellectual Emancipation. Stanford University Press. ISBN 0804719691.
- ^ Deranty, Jean-Philippe (2010). Jacques Ranciere Key Concepts. Durham: Acumen Publishing Limited. hlm. 7. ISBN 978-1-84465-233-4.