Kerajaan Palembang
Palembang ( Pa - Lin - Fong ) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Ibu kota | Kota Palembang | ||||||||
Bahasa yang umum digunakan | Melayu Kuno Melayu Klasik | ||||||||
Agama | Islam, Buddha, Hindu | ||||||||
Pemerintahan | Monarki | ||||||||
Era Sejarah | Akhir Kerajaan Majapahit | ||||||||
• Berdiri | 1547 | ||||||||
• Berganti menjadi Kesultanan Palembang | 1659 | ||||||||
| |||||||||
Sekarang bagian dari | Sumatera Selatan, Indonesia | ||||||||
Kerajaan Palembang adalah kerajaan bercorak Islam yang berdiri antara tahun 1547 dan berpusat di Kota Palembang. Kerajaan ini merupakan sisa dari Kedatuan Sriwijaya yang runtuh setelah adanya Invasi Chola pada abad 11.[1] Kerajaan ini pernah menjadi vasal Majapahit, dimana penguasanya di abad ke-15 yang bernama Ario Damar memeluk Islam seiring dengan menyebarnya Islam di daerah Sumatra.[2] Pada saat Raden Fatah menjadi sultan Demak I (1478 - 1518), Raden Fatah berhasil memperbesar kekuasaannya dan menjadikan Demak kerajaan Islam pertama di Jawa. Akan tetapi, kesultanan Demak tidak dapat bertahan lama karena terjadinya kemelut perang saudara dimana setelah Pangeran Trenggono Sultan Demak III anak Raden Fatah wafat, terjadilah kekacauan dan perebutan kekuasaan antara saudaranya dan anaknya. Saudaranya, mengakibatkan sejumlah bangsawan Demak melarikan diri kembali ke Palembang.
Rombongan dari Demak yang berjumlah 80 Kepala Keluarga ini diketuai oleh Pangeran Sedo Ing Lautan (1547 - 1552) menetap di Palembang Lama (1 ilir) yang saat itu Palembang dibawah pimpinan Dipati Karang Widara, keturunan Demang Lebar Daun. Mereka mendirikan Kerajaan Palembang yang bercorak Islam serta mendirikan Istana Kuto Gawang dan Masjid di Candi Laras (PUSRI sekarang). Kemudian pada tahun 1659 Susuhanan Abdurrahman memproklamirkan diri sebagai Sultan Palembang Darussalam setelah mendapat restu dari Sultan Ottoman.[3]
Sebelum menjadi vazal Majapahit, Palembang merupakan bagian dari Malayapura yang berpusat di Dharmasraya, berlangsung sejak abad 12 hingga abad 16 saat berdirinya kerajaan Palembang
Para Penguasa[4]
[sunting | sunting sumber]No | Periode | Nama Penguasa | Foto | Keterangan |
---|---|---|---|---|
1 | 1455-1486 | Ario Damar/Arya Dillah ( Adipatih di palembang anak dari Prabu Brawijaya V ), sebelum Masa Kerajaan Palembang . | ||
2 | 1547 - 1552 | Pangeran Sedo Ing Lautan | ||
3 | 1552-1553 | Kiai Gedeng Sura Tua | ||
4 | 1553-1575 | Kiai Gedeng Sura Muda (Kiai Mas Adipati Anom Ing Sura) | ||
5 | 1575-1587 | Kiai Mas Adipati | ||
6 | 1588-1623 | Pangeran Madi Angsuka | ||
7 | 1623-1624 | Pangeran Madi Alit | ||
8 | 1624-1631 | Pangeran Sedo Ing Puro | ||
9 | 1631-1643 | Pangeran Sedo Ing Kenayan | ||
10 | 1643-1644 | Pangeran Sedo Ing Pesarean | ||
11 | 1643-1659 | Pangeran Sedo Ing Rajek |
Rujukan
[sunting | sunting sumber]- ^ M.Hum, Kabib Sholeh, S. Pd; M.Pd, Sukardi; M.Si, Dina Sri Nindiati, S. Pd; M.Pd, Aan Suriadi; S.Pd, Wandiyo; M.M, Ahmad Zamhari, S. Pd; S.Pd, Yusup, S. Pd, Esi Apriani; S.Pd, Febi Oktaviani; S.Pd, Siti Aisyah (2022-09-01). SEJARAH DAN PERADABAN SUNGAI MUSI PALEMBANG. Penerbit Lakeisha. ISBN 978-623-420-377-6.
- ^ Arnold, Prof Dr Thomas W. (2019). Sejarah Lengkap Penyebaran Islam. IRCiSoD. ISBN 978-602-7696-90-7.
- ^ M.Pd, Dr Muhamad Idris; M.Pd, Eva Dina Chairunisa; S.Pd, Riki Andi Saputro; S.Pd, Ana Mardiana; S.Pd, Rulli Anisa; S.Pd, Reyvaldy Uyun; S.Pd, Fatma Dwi (2021-11-01). KAJIAN NILAI-NILAI PLURALISME SEJARAH KEBUDAYAAN PALEMBANG. Penerbit Lakeisha. ISBN 978-623-5536-66-8.
- ^ Soetadji, Nanang S. (1996). “Kesultanan Palembang” Perang Palembang Melawan VOC. Palembang: Pemerintah Kotamadya Palembang. hlm. 27–30.