Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
Lompat ke isi

Masjid Salman ITB

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Masjid Salman
Institut Teknologi Bandung
Fasad depan Masjid Salman Institut Teknologi Bandung
PetaKoordinat: 6°53′37.367″S 107°36′40.302″E / 6.89371306°S 107.61119500°E / -6.89371306; 107.61119500
Agama
AfiliasiIslam
Cabang/tradisiSunni
ProvinsiJawa Barat
Badan pengelolaYayasan Pembina Masjid Salman ITB
Lokasi
LokasiBandung
NegaraIndonesia
Arsitektur
ArsitekAchmad Noe'man
TipeMasjid
Gaya arsitekturModern
Peletakan batu pertama1963[1]
Rampung1972
Spesifikasi
Arah fasadTimur
Kapasitas1000-1500 orang[2]
Menara1
Situs web
salmanitb.com

Masjid Salman Institut Teknologi Bandung, lebih dikenal sebagai Masjid Salman ITB, adalah masjid kampus yang terletak di Lebak Siliwangi, Coblong, Kota Bandung, atau tepat di depan area Kampus ITB Ganesha.[3] Dengan luas lahan 7800 m2 dan luas bangunan masjid 1225 m2, Masjid Salman dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang seperti kantin, air minum gratis, mini market, dan ruang serbaguna.[4][5] Masjid yang dibuka pada tahun 1972 ini merupakan masjid kampus pertama di Indonesia.[1][6]

Pada 27 Mei 1960, mahasiswa ITB mulai mengadakan ibadah salat Jumat berjamaah di gedung Aula Barat Kampus ITB Ganesha. Kegiatan ini merupakan salat Jumat pertama yang dilakukan di lingkungan kampus di Indonesia.[7] Sebelum itu, mahasiswa ITB yang berniat menunaikan salat Jumat harus berjalan terlebih dahulu menuju Masjid Cipaganti di kawasan Cihampelas. Seiring berjalannya waktu, keinginan untuk membangun masjid kampus semakin populer di kalangan mahasiswa dan komunitas sekitarnya.[8]

Inisiasi pembangunan masjid kampus di ITB menemui beberapa masalah. Saat itu, Islam di Indonesia baru mengalami kebangkitan di tengah kepopuleran PKI.[6] Selain itu, laki-laki muslim yang meminta izin untuk melakukan salat Jumat dipandang aneh karena budaya barat yang masih kental di lingkungan kampus. Bahkan rektor ITB kala itu, Prof. Ir. Otong Kosasih, menganggap pembangunan masjid di lingkungan ITB dirasa belum perlu dilakukan. Ia juga beralasan bahwa “kalau orang Islam minta masjid, nanti orang komunis juga minta Lapangan Merah di ITB.”[7]

Meskipun adanya ketidaksetujuan dari beberapa pihak, sebuah tim beranggotakan Prof T.M. Soelaiman, Achmad Sadali, Imaduddin Abdulrachim, Darius Fachruddin, dan beberapa orang lainnya tetap mencari dukungan dan persetujuan. Hasilnya, mereka mendapatkan dukungan dari seorang dosen planologi beragama Kristen bernama Drs. Woworuntu dan ketua Jurusan Arsitektur ITB dari Belanda bernama Prof. Roemond. Pada 28 Mei 1964, Prof. TM Soelaiman, Achmad Noe'man, Achmad Sadali, dan Ajat Sudrajat pergi membawa sebuah rancangan masjid menuju Istana Kepresidenan untuk meminta persetujuan pembangunan masjid dari Presiden Soekarno. Melalui pertemuan tersebut, Soekarno menyetujui dibangunnya masjid di lingkungan kampus ITB.[7] Soekarno juga memberikan nama "Salman" kepada masjid yang akan dibangun. Nama tersebut berasal dari nama seorang teknokrat dari Persia yang menggagas pembangunan kanal saat Perang Khandaq.[8]

Pada tahun 1964, rektor baru ITB, Prof. Ukar Bratakusuma menyetujui dibangunnya masjid di sebuah ladang jagung tepi Jalan Ganesha. Pada akhir 1964, sebuah musala sementara selesai dibangun. Akibat kekurangan dana, bagian masjid yang pertama kali dibangun adalah menara. Menara tersebut diresmikan pada 22 Juni 1965.[8] Pada 5 Mei 1972, bangunan masjid diresmikan bersamaan dengan dilaksanakannya salat Jumat.

Fasilitas

[sunting | sunting sumber]

Sebagai kompleks masjid kampus, Masjid Salman ITB dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang. Sejak 1974, sebuah kantin didirikan di selatan masjid untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa atau jamaah masjid.[9] Kantin tersebut didirikan oleh Aminah Iskandar dan pertama kali dikelola oleh Ahmad Rusdi. Kantin Salman berkonsep prasmanan, dengan dua antrean terpisah untuk laki-laki dan perempuan.[10]

Selain kantin, di dalam kompleks Masjid Salman juga terdapat sebuah lapangan futsal di sisi timur masjid, perpustakaan, kompleks kios, air minum gratis, dan gedung serbaguna yang dapat menampung 500 orang.[11] Selain itu, kompleks Masjid Salman ITB juga menjadi sekretariat bagi beberapa unit kegiatan mahasiswa.

GAMAIS ITB

[sunting | sunting sumber]

Keluarga Mahasiswa Islam Institut Teknologi Bandung (GAMAIS ITB) adalah organisasi lembaga dakwah kampus (LDK) di lingkup kampus Institut Teknologi Bandung. Berdiri pada 30 Agustus 1987, organisasi ini menaungi seluruh aktivitas dakwah Islam mahasiswa di dalam kampus, terutama aktivitas dakwah di program studi dan fakultas.[12] Pada peringatan ulang tahunnya yang ke-20 pada 2007, para alumni aktivis GAMAIS ITB bersepakat mendirikan Ikatan Alumni Gamais (IAG) ITB, yang mewadahi para alumni aktivis keislaman ini di kehidupan pasca-kampus.[13] Organisasi ini memiliki sekretariat di kompleks Masjid Salman ITB.[14]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b "Masjid Salman ITB tidak Pernah Tidur saat Puasa" (PDF). Universitas Indonesia. 
  2. ^ Putri, Febriani Eka; Sachari, Agus; Destiarmand, Achmad Haldani (2 Agustus 2016). "AKTIVITAS SOSIAL DI AREA PUBLIK MASJID SALMAN ITB DAN PENGARUHNYA TERHADAP LAYOUT" (PDF). Jurnal Sosioteknologi. 15 (2): 207. 
  3. ^ "Kontak Kami – Masjid Salman ITB" (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-04-10. Diakses tanggal 2021-04-01. 
  4. ^ Purwanto, Yedi; Sarbini, Ahmad; Abdullah, Jundi; Qadafi, Angga (2019-06-30). "Salman Mosque as a Center of Islamic Da'wah and Spiritual Laboratory for Campus Community". Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies (dalam bahasa Inggris). 13 (1): 1–24. doi:10.15575/idajhs.v13i1.5839. ISSN 2548-8708. 
  5. ^ Randi Ernawan. "Masjid Salman ITB Role Model Peningkatan Kualitas Lingkungan di Tempat Ibadah". Pusat Standardisasi Lingkungan dan Kehutanan (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-04-28. Diakses tanggal 2021-04-01. 
  6. ^ a b Istiqomah, Zuli (2019-02-11). "Mengenang Prof TM Soelaiman, Pendiri Masjid Salman ITB". Republika Online. Diakses tanggal 2021-04-01. 
  7. ^ a b c "Sejarah Singkat – Masjid Salman ITB" (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-04-21. Diakses tanggal 2021-04-01. 
  8. ^ a b c Dewiyanti, Dhini; Budi, Bambang Setia (2016-01-02). "The Salman Mosque: The Pioneer of the Mosque Design Idea, the Driving Force Behind the Coinage of the Term 'Campus Mosque' in Indonesia". Journal of Islamic Architecture (dalam bahasa Inggris). 3 (4): 143–153. doi:10.18860/jia.v3i4.2746. ISSN 2356-4644. 
  9. ^ Susanti, Reni (2019-08-22). Gabrillin, Abba, ed. "Kantin Salman ITB, Saksi Sejarah Orang-orang Berpengaruh di Indonesia". Kompas.com. Diakses tanggal 2021-04-02. 
  10. ^ Susanti, Reni (2019-08-19). Belarminus, Robertus, ed. "Cerita Kantin Salman ITB, Andalan Mahasiswa Berkantong Tipis". Kompas.com. Diakses tanggal 2021-04-02. 
  11. ^ "Masjid Salman ITB" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-04-02. 
  12. ^ "BAB II Tentang GAMAIS ITB « IMAM FTMD 2014". Diakses tanggal 2020-01-31. 
  13. ^ ITB, Webmaster Team, Direktorat Sistem dan Teknologi Informasi. "Silaturahmi Nasional 20 Tahun Gamais ITB -". Institut Teknologi Bandung. Diakses tanggal 2020-01-31. 
  14. ^ "UKM Rumpun Agama". Situs Resmi - KM ITB (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-04-01. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]