Selenium dioksida
Nama | |
---|---|
Nama lain
Selenium(IV) oksida
| |
Penanda | |
Model 3D (JSmol)
|
|
3DMet | {{{3DMet}}} |
ChemSpider | |
Nomor EC | |
PubChem CID
|
|
Nomor RTECS | {{{value}}} |
UNII | |
Nomor UN | 3283 |
CompTox Dashboard (EPA)
|
|
| |
| |
Sifat | |
SeO2 | |
Massa molar | 110.96 g/mol |
Penampilan | Kristal putih, menjadi sedikit nila dengan sisa-sisa dekomposisi[1] |
Bau | lobak busuk |
Densitas | 3.954 g/cm3, padat |
Titik lebur | 340 °C (644 °F; 613 K) (tabung yang disegel) |
Titik didih | 350 °C (662 °F; 623 K) sublim |
38.4 g/100 mL (20 °C) 39.5 g/100 ml (25 °C) 82.5 g/100 mL (65 °C) | |
Kelarutan | dapat larut dalam benzena |
Kelarutan dalam etanol | 6.7 g/100 mL (15 °C) |
Kelarutan dalam aseton | 4.4 g/100 mL (15 °C) |
Kelarutan dalam asam asetat | 1.11 g/100 mL (14 °C) |
Kelarutan dalam metanol | 10.16 g/100 mL (12 °C) |
Tekanan uap | 1.65 kPa (70 °C) |
Keasaman (pKa) | 2.62; 8.32 |
−27.2·10−6 cm3/mol | |
Indeks bias (nD) | > 1.76 |
Struktur | |
Lihat teks | |
trigonal (Se) | |
Bahaya | |
Lembar data keselamatan | ICSC 0946 |
Klasifikasi UE (DSD) (usang)
|
Toxic (T) Dangerous for the environment (N) |
Frasa-R | R23/25, R33, R50/53 |
Frasa-S | (S1/2), S20/21, S28, S45, S60, S61 |
Titik nyala | Tidak mudah terbakar |
Dosis atau konsentrasi letal (LD, LC): | |
LCLo (terendah tercatat)
|
5890 mg/m3 (rabbit, 20 min) 6590 mg/m3 (goat, 10 min) 6590 mg/m3 (sheep, 10 min)[2] |
Senyawa terkait | |
Anion lain
|
Selenium disulfida |
Kation lainnya
|
Sulfur dioksida Telurium dioksida |
Selenium trioksida | |
Senyawa terkait
|
Asam selenit |
Kecuali dinyatakan lain, data di atas berlaku pada suhu dan tekanan standar (25 °C [77 °F], 100 kPa). | |
verifikasi (apa ini ?) | |
Referensi | |
Selenium dioksida adalah senyawa kimia dengan rumus SeO2. Senyawa padat yang tidak berwarna ini merupakan salah satu senyawa selenium yang paling sering ditemui.
Properti
[sunting | sunting sumber]SeO2 padat merupakan senyawa polimer satu dimensi dan molekulnya berbentuk seperti rantai. Senyawa ini juga dianggap sebagai oksida asam: senyawa ini jika dilarutkan ke dalam air akan membentuk asam selenit.[3] Jika direaksikan dengan basa, senyawa ini akan membentuk garam selenit yang mengandung anion SeO2−3. Contohnya adalah dalam reaksi dengan natrium hidroksida yang menghasilkan natrium selenit:
- SeO2 + 2 NaOH → Na2SeO3 + H2O
Preparasi
[sunting | sunting sumber]Selenium dioksida dapat disiapkan dengan berbagai cara, seperti dengan mengoksidasi selenium, mereaksikannya dengan asam nitrat, atau mereaksikannya dengan hidrogen peroksida. Namun cara yang paling praktis adalah dengan mendehidrasikan asam selenit.
- 3 Se + 4 HNO3 + H2O → 3 H2SeO3 + 4 NO
- 2 H2O2 + Se → SeO2 + 2 H2O
- H2SeO3 ⇌ SeO2 + H2O
Kemunculan
[sunting | sunting sumber]Bentuk alami selenium dioksida (downeyit) merupakan mineral yang sangat langka. Mineral ini hanya dapat ditemukan di beberapa sampah pembakaran batu bara.[4]
Kegunaan
[sunting | sunting sumber]SeO2 merupakan reagen yang penting dalam proses sintesis organik. Oksidasi paraldehida dengan SeO2 akan menghasilkan glioksal[5] dan oksidasi sikloheksanona akan menghasilkan sikloheksana-1,2-dione.[6] Bahan awal selenium direduksi menjadi selenium dan mengalami pengendapan. Endapannya yang berwarna merah dapat dengan mudah disaring.[6] Reaksi semacam ini disebut oksidasi Riley.
Dapat juga dideskripsikan secara lebih umum:
- R2C=CR'-CHR"2 + [O] → R2C=CR'-C(OH)R"2
R, R', R" adalah substituen alkil atau aril
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ http://www.integrachem.com/msds/S138_26294_101.pdf
- ^ "Selenium compounds (as Se)". Immediately Dangerous to Life and Health. National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH).
- ^ Holleman, A. F.; Wiberg, E. (2001), Inorganic Chemistry, San Diego: Academic Press, ISBN 0-12-352651-5
- ^ Finkelman, Robert B.; Mrose, Mary E. (1977). "Downeyite, the first verified natural occurrence of SeO2" (PDF). American Mineralogist. 62: 316–320.
- ^ Ronzio, A. R.; Waugh, T. D. (1955). "Glyoxal Bisulfite". Org. Synth.; Coll. Vol. 3: 438.
- ^ a b Hach, C. C. Banks, C. V.; Diehl, H. (1963). "1,2-Cyclohexanedione Dioxime". Org. Synth.; Coll. Vol. 4: 229.