Uji biokimia bakteri
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Oktober 2016. |
Uji biokimia bakteri merupakan suatu cara atau perlakuan yang dilakukan untuk mengidentifikasi dan mendeterminasi suatu biakan murni bakteri hasil isolasi melalui sifat-sifat fisiologinya.[1] Proses biokimia erat kaitannya dengan metabolisme sel, yakni selama reaksi kimiawi yang dilakukan oleh sel yang menghasilkan energi maupun yang menggunakan energi untuk sintesis komponen-komponen sel dan untuk kegiatan seluler, seperti pergerakan.[1]
Suatu bakteri tidak dapat dideterminasi hanya berdasarkan sifat-sifat morfologinya saja, sehingga perlu diteliti sifat-sifat biokimia dan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhannya.[2] Ciri fisiologi ataupun biokimia merupakan kriteria yang amat penting di dalam identifikasi spesimen bakteri yang tidak dikenal karena secara morfologis biakan ataupun sel bakteri yang berbeda dapat tampak serupa, tanpa hasil pegamatan fisiologis yang memadai mengenai kandungan organik yang diperiksa maka penentuan spesiesnya tidak mungkin dilakukan.[3] Karakterisasi dan klasifikasi sebagian mikroorganisme seperti bakteri berdasarkan pada reaksi enzimatik maupun biokimia.[4] Mikroorganisme dapat tumbuh pada beberapa tipe media yang memproduksi tipe metabolit yang dapat dideteksi dengan reaksi antara mikroorganisme dengan reagen test yang dapat menghasilkan perubahan warna reagen.[4]
Uji Hidrolisis Pati
[sunting | sunting sumber]Pada uji hidrolisis pati, hasil positif ditandai dengan terbentuknya zona bening berwarna kuning disekitar daerah pertumbuhan bakteri atau mikroorganisme dan tidak terjadi perubahan warna medium setelah penambahan larutan lugol.[5] Hal ini menunjukkan amilum/pati telah terhidrolisis menjadi sakarida yang lebih sederhana.[5]
Uji Reduksi Nitrat
[sunting | sunting sumber]Uji reduksi nitrat ditandai dengan terbentuknya warna merah atau merah muda setelah menambahkan reagen uji yang menunjukkan nitrat telah tereduksi menjadi nitrit.[5]
Uji Peptonasi
[sunting | sunting sumber]Pada peptonasi susu, kasein dihidrolisis oleh enzim renin membentuk parakasein yang bereaksi dengan garam-garam kalsium membentuk endapan parakaseinat.[5] Pada peptonasi, medium menjadi basa sehingga warna indikator berwarna ungu terang. Pada fermentasi laktosa diubah menjadi asam, sehingga menyebabkan kasein mengendap atau menggumpal.[5]
Uji Indol
[sunting | sunting sumber]Uji Indol dikatakan positif ditandai dengan terbentuknya warna merah pada medium yang menunjukkan bakteri memiliki enzim triptonase yang dapat menghidrolisis asam amino jenis triptofan yang memiliki gugus samping indol sehingga indol akan bereaksi dengan reagen uji dan membentuk indol yang berwarna merah.[5]
Uji Fermentasi Karbohidrat
[sunting | sunting sumber]Uji fermentasi karbohidrat dilakukan untuk mengidentifikasi bakteri yang mampu memfermentasikan karbohidrat.[5] Karboidrat/gula dapat difermentasikan menjadi bermacam-macam zat, seperti alkohol, asam, dan gas; tergantung pada macamnya gula dan spesies bakteri.[5] Terbentuknya asam pada uji ini ditandai dengan berubahnya warna indikator dalam medium.[5]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b Petczar, Michael J. dan E.C.S Chan (2010). Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI press.
- ^ Karyakin, et.,al. "Hydrogenase electrodes for fuel cells". 33: 73-75. Biochem.Soc.Trans.
- ^ Lehninger (1992). Dasar-dasar Biokimia Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
- ^ a b Murray (2005). Biokimia Harper. Jakarta: EGC.
- ^ a b c d e f g h i Ferdiaz,S (1992). Mikrobiologi Pangan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.