Unjuk rasa Kongo Desember 2016
Unjuk rasa Kongo Desember 2016 | |||
---|---|---|---|
Tanggal | 14-23 Desember 2016 | ||
Lokasi | Boma, Goma, Kinshasa, Lubumbashi, Matadi[1] Pretoria,[2] Brussels[3] | ||
Sebab |
| ||
Tujuan |
| ||
Metode | |||
Hasil |
| ||
Pihak terlibat | |||
| |||
Tokoh utama | |||
Jumlah korban | |||
Korban jiwa |
| ||
Terluka | Puluhan orang | ||
Ditahan | 460[5] |
Pada tanggal 20 Desember, presiden Republik Demokratik Kongo, Joseph Kabila, mengumumkan bahwa ia tidak akan turun dari jabatannya meski masa jabatannya sudah berakhir. Unjuk rasa pun pecah di negara yang belum pernah mengalami pemindahan kekuasaan damai sejak merdeka tahun 1960. Pemerintah menanggapinya dengan memblokir media sosial,[6] sedangkan pasukan keamanan melakukan tindak kekerasan terhadap pengunjuk rasa yang menewaskan puluhan orang. Berbagai negara asing mengutuk serangan tersebut.
Tanggal 23 Desember, kelompok oposisi utama dan rezim Kabila sepakat bahwa Kabila tidak akan mengubah konstitusi dan menyelesaikan masa jabatannya sebelum tahun 2017.[4] Sesuai perjanjian ini, Étienne Tshisekedi akan mengawasi pelaksanaannya dan Perdana Menteri akan diangkat dari pihak oposisi.[4]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Congo Violence (Map)". Thompson Reuters (dalam bahasa English). 22 December 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-12-23. Diakses tanggal 2016-12-25.
- ^ "Firearm stolen during protests outside the DRC embassy recovered". SABC Digital News (dalam bahasa English). 20 December 2016.
- ^ "Members of the Congolese community in Belgium clash with police in anti-Kabila protests". CCTV Africa (dalam bahasa English). 20 December 2016.
- ^ a b c "Opposition says Congo politicians agree Kabila transition deal". Reuters (dalam bahasa English). 23 December 2016.
- ^ a b "Congo forces killed 40, arrested 460 in Kabila protests - U.N". Reuters. 23 December 2016.
- ^ "Deadly protests rock Democratic Republic of Congo = 20 December 2016". Reuters (dalam bahasa English).