Article Reviews by Novidayanti Hamid
Talks by Novidayanti Hamid
Papers by Novidayanti Hamid
Debates on homosexuality and transgenderism are lively in the sphere of Islamic discourse, with t... more Debates on homosexuality and transgenderism are lively in the sphere of Islamic discourse, with the dialectic between secular feminists and Islamic scholars shaping new ideas and theories. Even though most lesbians, especially those engaging with low-skilled jobs, would not understand these theories or their implications, being a lesbian emerges as a dilemma for Muslim women. Coming out with a new gender identity and sexual orientation inevitably calls for strong challenges, including bridging the gap of what Boellstorff has named the " incommensurability between religion and desire " (2005:575). How does Islam influence a Muslim lesbian's daily life, and her religious daily practices? To what extent does she understand Islam and its discourses on homosexuality and transgenderism? How does she tackle the challenges raised by her lesbian friends and Islamic teaching groups, both alike questioning her " dual " identity as a Muslim and lesbian? Part of a broader project on the relationship between Islamic and adat discourses and homosexuality and transgenderism in Indonesia, the proposed paper tackles the questions raised above on the grounds of field observation, life histories and in-depth interviews with lesbian Indonesian migrant workers in Hong Kong.
This is part of ethnographic notes I wrote in Jambi on grounds of personal experience.
Drafts by Novidayanti Hamid
Intan Paramaditha dalam artikelnya berjudul Debat Seputar LGBT dan Ketakutan pada Gerakan (dipubl... more Intan Paramaditha dalam artikelnya berjudul Debat Seputar LGBT dan Ketakutan pada Gerakan (dipublikasi di www.jakartabeat.net) secara umum mengkritisi ketakutan Indonesia terhadap Gerakan LGBT yang awal tahun 2016 bertubi-tubi diungkapkan oleh para elit; diantaranya Menristek, Menkam, anggota parlemen dan elit lainnya. Pernyataan-pernyataan tersebut dianggap menyudutkan posisi LGBT dan menyimpulkan bahwa gerakan LGBT diartikan sebagai bentuk promosi "gaya hidup LGBT" (homoseksual) dan hedon. Intan berpendapat bahwa ketakutan terhadap 'Gerakan' merupakan warisa rejim Soeharto yang, saat itu, secara masif menciptakan "stigma" terhadap gerakan dan "menanamkan rasa takut terhadap sisa-sisa komunisme". Walau ini sangat abstrak, dia mengistilahkannya sebagai "hantu". Inilah salah satu cara strategis Orde Baru 'mengebiri' kemerdekaan rakyat untuk berserikat dan berkumpul. Sayangnya, ternyata cara-cara seperti ini digunakan pasca reformasi di mana (semestinya) setiap individu dan/atau sekelompok individu memiliki hak untuk berserikat, berkumpul, menggugat haknya dengan cara yang bersifat lebih politis sekalipun. Saya sependapat dengan opini Intan yang menyatakan bahwa Gerakan LGBT memang bersifat politis, dan memang semestinya begitu, mengingat tujuan akhir dari gerakan tersebut adalah mengakhiri diskriminasi terhadap kelompok minoritas LGBT. Banyak kasus yang menempatkan individu LGBT, terutama waria, pada posisi lemah saat mendapatkan kekerasan dan tindakan
Books by Novidayanti Hamid
Profil Gender, 2018
Buku Profil Gender Kabupaten Sarolangun 2018
menyajikan data terpilah pembangunan gender
disertai... more Buku Profil Gender Kabupaten Sarolangun 2018
menyajikan data terpilah pembangunan gender
disertai dengan analisis isu gender yang menjadi
tantangan sekaligus peluang bagi kemajuan
pembangunan gender di Kabupaten Sarolangun.
Uploads
Article Reviews by Novidayanti Hamid
Talks by Novidayanti Hamid
Papers by Novidayanti Hamid
Drafts by Novidayanti Hamid
Books by Novidayanti Hamid
menyajikan data terpilah pembangunan gender
disertai dengan analisis isu gender yang menjadi
tantangan sekaligus peluang bagi kemajuan
pembangunan gender di Kabupaten Sarolangun.
menyajikan data terpilah pembangunan gender
disertai dengan analisis isu gender yang menjadi
tantangan sekaligus peluang bagi kemajuan
pembangunan gender di Kabupaten Sarolangun.