Masyarakat Jawa telah sejak dahulu telah memiliki sebuah sistem dan bentuk seni pertunjukan sendi... more Masyarakat Jawa telah sejak dahulu telah memiliki sebuah sistem dan bentuk seni pertunjukan sendiri berdasarkan daerah atau minat penguasanya masing-masing. Keberlangsungan seni pertunjukan yang bisa dinikmati oleh masyarakat tersebut tentu tak lepas dari keberadaan sebuah petunjuk panduan tertulis atau lazim disebut naskah drama (dialog antar tokoh) sebagai bahan baku penyajian. Ditinjau dari segi sastra, drama berasal dari kata Yunani draomai yang berarti bertindak, berbuat, berlaku atau beraksi. Drama naskah merupakan salah satu genre sastra yang disejajarkan dengan puisi dan prosa. (Herman J. Waluyo, 2003: 2) Membicarakan tentang drama sebagai karya sastra tentunya secara otomatis akan terkait dengan istilah teater, oleh karena itu perlu kiranya disampaikan batas-batas yang jelas antara drama dan teater agar penggunaan kedua istilah ini tidak tercampur atau tertukar. Mengingat banyak sanggar atau kelompok yang belum member garis pembeda yang terang diantara keduanya. Penjelasan mengenai drama dan teater dalam hal ini diharapkan bisa menyamakan interpretasi pembaca sehingga tujuan penulisan dapat benar-benar tersampaikan dengan jelas sekaligus sebagai penguat bahwa drama merupakan salah satu genre sastra. Teater berasal dari kata Yunani, theatron yang artinya tempat atau gedung pertunjukan, dalam perkembangannya teater kini dimaknai sebagai segala sesuatu yang ditampilkan di depan banyak orang. Dengan demikian dalam rumusan sederhana, teater adalah pertunjukan. Maka bentuk-bentuk seni pertunjukan tradisi seperti wayang, ludruk, kethoprak, dhadungawuk, janger, sendratari dan lain sebagainya yang bersifat dipertontonkan adalah termasuk teater, tidak peduli istilah teater berasal dari masyarakat barat sekalipun.
Proposal untuk pengadaan majalah bahasa Jawa Arekan. Bisa digunakan sebagai sarana pembelajaran t... more Proposal untuk pengadaan majalah bahasa Jawa Arekan. Bisa digunakan sebagai sarana pembelajaran tentang cara membuat proposal untuk media massa independen.
ABSTRAK
“Penggunaan Sanepa dalam Permainan Togel serta Hubungannya dengan Sengkalan dan Ramalan d... more ABSTRAK “Penggunaan Sanepa dalam Permainan Togel serta Hubungannya dengan Sengkalan dan Ramalan dalam Masyarakat Desa Sidorejo, Kecamatan Lendah, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta.”
Ragam kesusastraan Jawa begitu banyak, namun dalam prakteknya ternyata banyak terjadi kerancuan. Antara istilah sastra yang satu bercamapur, atau tertukar dengan istilah yang lain. Namun dalam maksudnya memang sama. Ragam kesusastraan yang kerap menjadi rancu ialah sanepa. Memang secara akademis sanepa diartikan sebagai penyebutan istilah yang berlebih atas suatu kondisi atau peristiwa, namun dalam masyarakat dusun Ledok, desa Sidorejo, sanepa lebih mendekat pada artian paribasan. Sehingga timbul kerancuan dalam mengkaji bentuk sanepa yang seharusnya. Bentuk kesusastraan Jawa yang berupa sanepa ternyata telah bermaniefestasi dalam permainan togel, jenis perjudian yang dilarang negara. Dan oleh masyarakat dusun Ledok, desa Sidorejo, diolah hingga seolah menjadi bentuk dari suatu budaya lokal masyarakat. Sifat togel yang elastis memungkinkan untuk menyesuaikan dengan kebiasaan lokal masyarakat yang dihinggapi. Masyarakat dusun Ledok, desa Sidorejo yang telah lama berkelut dengan permainan togel menyebabkan sikap pemakluman oleh lingkungan keluarga dan masyarakat sekitar. Kedok dengan menggunakan sanepa telah melekat dalam tradisi masyarakatnya. Kemunculan sanepa dalam permainan togel hampir menyerupai dengan prinsip sengkalan dan primbon, hanya saja fungsi dan kegunaannya berbeda. Keberbedaan itulah yang terkadang semakin membuat rancu, dan pada tulisan ini akan dibahas lebih lanjut. Bagaimanapun, judi togel tetap melanggar hukum negara serta agama, masuknya kesusastraan Jawa dalam mekanismenya tentu saja menimbulkan sebuah tanda tanya. Togel dan eksistensi sanepa selama ini luput dari pandangan, sebuah praktek perjudian yang unik dan cukup member sejumlah wawasan dan pengetahuan untuk mempertajam intuisi.
Kata kunci : Sanepa, togel, dusun Ledok, primbon, sengkalan
Warung kopi punika sampun dados salah sawijining ‘ruang publik’, amergi para tiyang ingkang ngop... more Warung kopi punika sampun dados salah sawijining ‘ruang publik’, amergi para tiyang ingkang ngopi wonten ing warung kopi yuswanipun benten-benten, kaliyan boten ningali jaler punapa estri. Nanging kathahipun warung kopi ingkang sumebyar dereng saged dados sarana kagem nuwuhaken kasaenan ing salebeting adat sabenipun. Menawi dipun gatosaken tiyang ngopi punika langkung kathah ingkang yuswa enem, watara yuswa gangsal welas tahun dumugi tigang dasa tahun. Bilih tiyang ngopi punika teksih enem, menawi ngopi kedahipun saged rerembagan bab ilmu utawi kawruh ingkang migunani, sanes rerembagan bab ala, tuladhanipun ‘rasan-rasan’. Pamulangipun basa lan sastra Jawa wonten salebeting sekolah punika dereng cekap, amergi wancinipun naming sakedhik, ananging miturut andharan ing nginggil, warung kopi saged dados sarana kagem ngrembakakaken basa lan sastra Jawa kanthi ‘informal’. Makalah punika dipun serat sasampunipun nyumerepi kahanan warung kopi wonten ing Kecamatan Mojosari, Mojokerto. Ngrembakakaken basa lan sastra Jawa punika kathah sanged caranipun, nanging sarana cara informal kanthi papan warung kopi temtu kemawon saged adamel lare enem ingkang ngopi purun mangertos basa lan sastra Jawa, mliginipun lare enem ing Kecamatan Mojosari, Mojokerto. Wiyosipun makalah punika ngandharaken bab ingkang enggal kagem ngrembakakaken basa lan sastra Jawa,kanthi sarana ‘ruang publik’. Kata kunci : Sastra Jawa, warung kopi, kota Mojosari, sosial-komunikasi, interaksi
Masyarakat Jawa telah sejak dahulu telah memiliki sebuah sistem dan bentuk seni pertunjukan sendi... more Masyarakat Jawa telah sejak dahulu telah memiliki sebuah sistem dan bentuk seni pertunjukan sendiri berdasarkan daerah atau minat penguasanya masing-masing. Keberlangsungan seni pertunjukan yang bisa dinikmati oleh masyarakat tersebut tentu tak lepas dari keberadaan sebuah petunjuk panduan tertulis atau lazim disebut naskah drama (dialog antar tokoh) sebagai bahan baku penyajian. Ditinjau dari segi sastra, drama berasal dari kata Yunani draomai yang berarti bertindak, berbuat, berlaku atau beraksi. Drama naskah merupakan salah satu genre sastra yang disejajarkan dengan puisi dan prosa. (Herman J. Waluyo, 2003: 2) Membicarakan tentang drama sebagai karya sastra tentunya secara otomatis akan terkait dengan istilah teater, oleh karena itu perlu kiranya disampaikan batas-batas yang jelas antara drama dan teater agar penggunaan kedua istilah ini tidak tercampur atau tertukar. Mengingat banyak sanggar atau kelompok yang belum member garis pembeda yang terang diantara keduanya. Penjelasan mengenai drama dan teater dalam hal ini diharapkan bisa menyamakan interpretasi pembaca sehingga tujuan penulisan dapat benar-benar tersampaikan dengan jelas sekaligus sebagai penguat bahwa drama merupakan salah satu genre sastra. Teater berasal dari kata Yunani, theatron yang artinya tempat atau gedung pertunjukan, dalam perkembangannya teater kini dimaknai sebagai segala sesuatu yang ditampilkan di depan banyak orang. Dengan demikian dalam rumusan sederhana, teater adalah pertunjukan. Maka bentuk-bentuk seni pertunjukan tradisi seperti wayang, ludruk, kethoprak, dhadungawuk, janger, sendratari dan lain sebagainya yang bersifat dipertontonkan adalah termasuk teater, tidak peduli istilah teater berasal dari masyarakat barat sekalipun.
Proposal untuk pengadaan majalah bahasa Jawa Arekan. Bisa digunakan sebagai sarana pembelajaran t... more Proposal untuk pengadaan majalah bahasa Jawa Arekan. Bisa digunakan sebagai sarana pembelajaran tentang cara membuat proposal untuk media massa independen.
ABSTRAK
“Penggunaan Sanepa dalam Permainan Togel serta Hubungannya dengan Sengkalan dan Ramalan d... more ABSTRAK “Penggunaan Sanepa dalam Permainan Togel serta Hubungannya dengan Sengkalan dan Ramalan dalam Masyarakat Desa Sidorejo, Kecamatan Lendah, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta.”
Ragam kesusastraan Jawa begitu banyak, namun dalam prakteknya ternyata banyak terjadi kerancuan. Antara istilah sastra yang satu bercamapur, atau tertukar dengan istilah yang lain. Namun dalam maksudnya memang sama. Ragam kesusastraan yang kerap menjadi rancu ialah sanepa. Memang secara akademis sanepa diartikan sebagai penyebutan istilah yang berlebih atas suatu kondisi atau peristiwa, namun dalam masyarakat dusun Ledok, desa Sidorejo, sanepa lebih mendekat pada artian paribasan. Sehingga timbul kerancuan dalam mengkaji bentuk sanepa yang seharusnya. Bentuk kesusastraan Jawa yang berupa sanepa ternyata telah bermaniefestasi dalam permainan togel, jenis perjudian yang dilarang negara. Dan oleh masyarakat dusun Ledok, desa Sidorejo, diolah hingga seolah menjadi bentuk dari suatu budaya lokal masyarakat. Sifat togel yang elastis memungkinkan untuk menyesuaikan dengan kebiasaan lokal masyarakat yang dihinggapi. Masyarakat dusun Ledok, desa Sidorejo yang telah lama berkelut dengan permainan togel menyebabkan sikap pemakluman oleh lingkungan keluarga dan masyarakat sekitar. Kedok dengan menggunakan sanepa telah melekat dalam tradisi masyarakatnya. Kemunculan sanepa dalam permainan togel hampir menyerupai dengan prinsip sengkalan dan primbon, hanya saja fungsi dan kegunaannya berbeda. Keberbedaan itulah yang terkadang semakin membuat rancu, dan pada tulisan ini akan dibahas lebih lanjut. Bagaimanapun, judi togel tetap melanggar hukum negara serta agama, masuknya kesusastraan Jawa dalam mekanismenya tentu saja menimbulkan sebuah tanda tanya. Togel dan eksistensi sanepa selama ini luput dari pandangan, sebuah praktek perjudian yang unik dan cukup member sejumlah wawasan dan pengetahuan untuk mempertajam intuisi.
Kata kunci : Sanepa, togel, dusun Ledok, primbon, sengkalan
Warung kopi punika sampun dados salah sawijining ‘ruang publik’, amergi para tiyang ingkang ngop... more Warung kopi punika sampun dados salah sawijining ‘ruang publik’, amergi para tiyang ingkang ngopi wonten ing warung kopi yuswanipun benten-benten, kaliyan boten ningali jaler punapa estri. Nanging kathahipun warung kopi ingkang sumebyar dereng saged dados sarana kagem nuwuhaken kasaenan ing salebeting adat sabenipun. Menawi dipun gatosaken tiyang ngopi punika langkung kathah ingkang yuswa enem, watara yuswa gangsal welas tahun dumugi tigang dasa tahun. Bilih tiyang ngopi punika teksih enem, menawi ngopi kedahipun saged rerembagan bab ilmu utawi kawruh ingkang migunani, sanes rerembagan bab ala, tuladhanipun ‘rasan-rasan’. Pamulangipun basa lan sastra Jawa wonten salebeting sekolah punika dereng cekap, amergi wancinipun naming sakedhik, ananging miturut andharan ing nginggil, warung kopi saged dados sarana kagem ngrembakakaken basa lan sastra Jawa kanthi ‘informal’. Makalah punika dipun serat sasampunipun nyumerepi kahanan warung kopi wonten ing Kecamatan Mojosari, Mojokerto. Ngrembakakaken basa lan sastra Jawa punika kathah sanged caranipun, nanging sarana cara informal kanthi papan warung kopi temtu kemawon saged adamel lare enem ingkang ngopi purun mangertos basa lan sastra Jawa, mliginipun lare enem ing Kecamatan Mojosari, Mojokerto. Wiyosipun makalah punika ngandharaken bab ingkang enggal kagem ngrembakakaken basa lan sastra Jawa,kanthi sarana ‘ruang publik’. Kata kunci : Sastra Jawa, warung kopi, kota Mojosari, sosial-komunikasi, interaksi
Uploads
“Penggunaan Sanepa dalam Permainan Togel serta Hubungannya dengan Sengkalan dan Ramalan dalam Masyarakat Desa Sidorejo, Kecamatan Lendah, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta.”
Ragam kesusastraan Jawa begitu banyak, namun dalam prakteknya ternyata banyak terjadi kerancuan. Antara istilah sastra yang satu bercamapur, atau tertukar dengan istilah yang lain. Namun dalam maksudnya memang sama. Ragam kesusastraan yang kerap menjadi rancu ialah sanepa. Memang secara akademis sanepa diartikan sebagai penyebutan istilah yang berlebih atas suatu kondisi atau peristiwa, namun dalam masyarakat dusun Ledok, desa Sidorejo, sanepa lebih mendekat pada artian paribasan. Sehingga timbul kerancuan dalam mengkaji bentuk sanepa yang seharusnya.
Bentuk kesusastraan Jawa yang berupa sanepa ternyata telah bermaniefestasi dalam permainan togel, jenis perjudian yang dilarang negara. Dan oleh masyarakat dusun Ledok, desa Sidorejo, diolah hingga seolah menjadi bentuk dari suatu budaya lokal masyarakat. Sifat togel yang elastis memungkinkan untuk menyesuaikan dengan kebiasaan lokal masyarakat yang dihinggapi. Masyarakat dusun Ledok, desa Sidorejo yang telah lama berkelut dengan permainan togel menyebabkan sikap pemakluman oleh lingkungan keluarga dan masyarakat sekitar. Kedok dengan menggunakan sanepa telah melekat dalam tradisi masyarakatnya.
Kemunculan sanepa dalam permainan togel hampir menyerupai dengan prinsip sengkalan dan primbon, hanya saja fungsi dan kegunaannya berbeda. Keberbedaan itulah yang terkadang semakin membuat rancu, dan pada tulisan ini akan dibahas lebih lanjut. Bagaimanapun, judi togel tetap melanggar hukum negara serta agama, masuknya kesusastraan Jawa dalam mekanismenya tentu saja menimbulkan sebuah tanda tanya. Togel dan eksistensi sanepa selama ini luput dari pandangan, sebuah praktek perjudian yang unik dan cukup member sejumlah wawasan dan pengetahuan untuk mempertajam intuisi.
Kata kunci : Sanepa, togel, dusun Ledok, primbon, sengkalan
Pamulangipun basa lan sastra Jawa wonten salebeting sekolah punika dereng cekap, amergi wancinipun naming sakedhik, ananging miturut andharan ing nginggil, warung kopi saged dados sarana kagem ngrembakakaken basa lan sastra Jawa kanthi ‘informal’. Makalah punika dipun serat sasampunipun nyumerepi kahanan warung kopi wonten ing Kecamatan Mojosari, Mojokerto. Ngrembakakaken basa lan sastra Jawa punika kathah sanged caranipun, nanging sarana cara informal kanthi papan warung kopi temtu kemawon saged adamel lare enem ingkang ngopi purun mangertos basa lan sastra Jawa, mliginipun lare enem ing Kecamatan Mojosari, Mojokerto. Wiyosipun makalah punika ngandharaken bab ingkang enggal kagem ngrembakakaken basa lan sastra Jawa,kanthi sarana ‘ruang publik’.
Kata kunci : Sastra Jawa, warung kopi, kota Mojosari, sosial-komunikasi, interaksi
“Penggunaan Sanepa dalam Permainan Togel serta Hubungannya dengan Sengkalan dan Ramalan dalam Masyarakat Desa Sidorejo, Kecamatan Lendah, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta.”
Ragam kesusastraan Jawa begitu banyak, namun dalam prakteknya ternyata banyak terjadi kerancuan. Antara istilah sastra yang satu bercamapur, atau tertukar dengan istilah yang lain. Namun dalam maksudnya memang sama. Ragam kesusastraan yang kerap menjadi rancu ialah sanepa. Memang secara akademis sanepa diartikan sebagai penyebutan istilah yang berlebih atas suatu kondisi atau peristiwa, namun dalam masyarakat dusun Ledok, desa Sidorejo, sanepa lebih mendekat pada artian paribasan. Sehingga timbul kerancuan dalam mengkaji bentuk sanepa yang seharusnya.
Bentuk kesusastraan Jawa yang berupa sanepa ternyata telah bermaniefestasi dalam permainan togel, jenis perjudian yang dilarang negara. Dan oleh masyarakat dusun Ledok, desa Sidorejo, diolah hingga seolah menjadi bentuk dari suatu budaya lokal masyarakat. Sifat togel yang elastis memungkinkan untuk menyesuaikan dengan kebiasaan lokal masyarakat yang dihinggapi. Masyarakat dusun Ledok, desa Sidorejo yang telah lama berkelut dengan permainan togel menyebabkan sikap pemakluman oleh lingkungan keluarga dan masyarakat sekitar. Kedok dengan menggunakan sanepa telah melekat dalam tradisi masyarakatnya.
Kemunculan sanepa dalam permainan togel hampir menyerupai dengan prinsip sengkalan dan primbon, hanya saja fungsi dan kegunaannya berbeda. Keberbedaan itulah yang terkadang semakin membuat rancu, dan pada tulisan ini akan dibahas lebih lanjut. Bagaimanapun, judi togel tetap melanggar hukum negara serta agama, masuknya kesusastraan Jawa dalam mekanismenya tentu saja menimbulkan sebuah tanda tanya. Togel dan eksistensi sanepa selama ini luput dari pandangan, sebuah praktek perjudian yang unik dan cukup member sejumlah wawasan dan pengetahuan untuk mempertajam intuisi.
Kata kunci : Sanepa, togel, dusun Ledok, primbon, sengkalan
Pamulangipun basa lan sastra Jawa wonten salebeting sekolah punika dereng cekap, amergi wancinipun naming sakedhik, ananging miturut andharan ing nginggil, warung kopi saged dados sarana kagem ngrembakakaken basa lan sastra Jawa kanthi ‘informal’. Makalah punika dipun serat sasampunipun nyumerepi kahanan warung kopi wonten ing Kecamatan Mojosari, Mojokerto. Ngrembakakaken basa lan sastra Jawa punika kathah sanged caranipun, nanging sarana cara informal kanthi papan warung kopi temtu kemawon saged adamel lare enem ingkang ngopi purun mangertos basa lan sastra Jawa, mliginipun lare enem ing Kecamatan Mojosari, Mojokerto. Wiyosipun makalah punika ngandharaken bab ingkang enggal kagem ngrembakakaken basa lan sastra Jawa,kanthi sarana ‘ruang publik’.
Kata kunci : Sastra Jawa, warung kopi, kota Mojosari, sosial-komunikasi, interaksi