Papers by Marchel Monoarfa
Penyusunan biostratigrafi berdasarkan fosil mikro, mengandalkan pada ketelitian pengamatan di lap... more Penyusunan biostratigrafi berdasarkan fosil mikro, mengandalkan pada ketelitian pengamatan di lapangan. Contoh batuan yang diambil harus masih insitu, kedudukan stratigrafi dan lokasi contoh batuan diketahui dengan pasti dan diplot pada peta eksplorasi. Kedudukan atronomis (garis Lintang dan garis Bujur), serta ketinggian lokasi dapat ditentukan dengan bantuan alat GPS. Bila karena sesuatu hal (misalnya nomor sample terlepas dari kantong contoh, catatan yang berkaitan dengan fosil tersebut hilang) contoh batuan tidak diketahui posisinya, fosil tersebut akan kehilangan nilai ilmiahnya. Anda hanya akan berhadapan dengan sisa kehidupan dan " tidak dapat berbicara apa-apa. MACAM CONTOH BATUAN Penyusunan biostratigrafi dengan fosil mikro (baik untuk jenis Foraminifera atau fosil mikro jenis lainnya, misal Ostracoda, Radiolaria, Diatomea), contoh batuan yang diproses untuk mendapatkan data diperoleh dengan cara: (1). Mengambil contoh batuan di lapangan dari singkapan batuan terpilih. Yakinkan bahwa anda berhadapan dengan batuan sedimen yang potensial mengandung fosil. Untuk itu anda diminta cermat betul dalam membaca singkapan batuan. Pada saat mengambil contoh batuan sebagai bahan untuk menyusun biostratigrafi, jangan sampai ada ikutan kontaminasi/guguran lapisan yang ada " diatasnya ". Jalur pengambilan contoh batuan seperti pada saat anda melakukan stratigrafi terukur di lapangan. Jarak antara sampel yang satu dengan sampel yang lain, disarankan paling jauh 10 feet. Namun demikian, ketentuan ini tidak " mati " , artinya boleh kurang atau lebih, dengan mempertimbangkan jenis lithologi yang mungkin ada fosilnya. Sebagai contoh, pada jarak 10 feet, ternyata didapatkan batupasir kasar, sedang pada 9 feet ditemukan batulempung, maka batulempung yang dipilih meskipun jarak dengan sampel sebelumnya kurang dari 10 feet. o Bagaimana, apabila tiap perlapisan diambil satu contoh ?, sedang batuan sedimen tersebut mempunyai tebal lapisan 20 meter ?. o Bagaimana pula bila tiap perlapisan, sedang ketebalan masing-masing perlapisan hanya 10 cm. Tampaknya, jarak 10 feet ini yang masuk akal, karena panjang batang bor yang paling pendek adalah 10 feet. o Bagaimana pula bila tiap perlapisan, sedang ketebalan masing-masing perlapisan mencapai 50 meter ? o Mungkinkah pada batuan beku akan didapatkan fosil ?. o Mungkinkah pada batuan metamorf, anda akan mendapatkan fosil ?. o Mungkinkah pada batuan jenis breksi, konglomerate, batupasir berbutir kasar akan didapatkan fosil ?
Siapkan perlengkapan untuk determinasi sebagai berikut: 1. Mikroskop binokuler 2. Tray yang berlu... more Siapkan perlengkapan untuk determinasi sebagai berikut: 1. Mikroskop binokuler 2. Tray yang berlubang-lubang kecil dengan dasar hitam untuk tempat menaburkan fosil 3. Jarum preparat 4. Kuas bulu halus ukuran 0 5. Air bersih ditempatkan dalam botol fosil 6. Lem untuk merekatkan specimen fosil dalam slide 7. Slide untuk tempat fosil yang akan dideskripsi (dikenal slide single hole, slide double holes dan square slide) Berbagai macam mikroskope binocular Catatan Pada masing-masing slide terdiri atas slide holder yang terbuat dari logam aluminium, cardboard slide tempat dimana fosil terpilih (lectotype) yang akan dideskripsi ditempatkan, dan glass cover yang berukuran 7,5 cm x 2,5 cm. Pada masing-masing hole hanya ditempatkan beberapa specimen dari satu species saja, sehingga diperlukan banyak slide dengan system single hole. Nama fosil dapat dituliskan pada kertas disamping hole pada slide yang bersangkutan. Untuk square slide pada cardboard dengan warna dasar hitam dibagi paling sedikit menjadi 20 buah kotak untuk tempat specimen fosil holotype. Pada masing-masing kotak yang ukurannya sangat kecil tersebut dituliskan nomor urut dari angka 1 hingga 20. Pada slide jenis ini masing-masing specimen harus dilekatkan pada cardboard kuat-kuat dengan lem, agar tidak terlepas. Nama fosil dicatat dituliskan pada kertas yang terpisah:
Apabila treatment sampel dengan cara konvensional (hanya memanfaatkan air) ternyata tidak " mempa... more Apabila treatment sampel dengan cara konvensional (hanya memanfaatkan air) ternyata tidak " mempan " maka dapat ditempuh dengan cara-cara berikut: (1). Memanfaatkan garam soda Apabila contoh batuan diremas dengan tangan ternyata tidak hancur, lakukan proses soda method. • Tempat contoh batuan dalam panci (non aluminium container) yang tahan panas • Tuangkan ke dalam panci air secukupnya, sehingga permukaan sampel terendam dalam air. • Tuangkan garam soda (Na2CO3 nH2O) sebanyak satu sendok makan • Tutup panci tersebut dan panaskan hingga mendidih selama 1 hingga 3 jam • Dengan cara ini, sampel dapat menjadi lunak dan dapat diproses lebih lanjut, untuk mendapatkan washed residu dengan metode air bersih. (2). Memanfaatkan crystallization method Proses yang lain dapat pula dengan crystalization method dengan tahapan sebagai berikut: • Tempat contoh pada panci • Panaskan untuk menghilangkan kandungan airnya • Masih dalam keadaan panas, tuangkan kristal garam glauber (Na 2 SO 4 10 H 2 O) pada permukaan sampel, selanjutnya tuangkan larutan garam yang sama ke dalam panci, kemudian didihkan beberapa saat. • Sesaat maka larutan di dalam panci akan mendidih • Setelah mendidih tutup rapat-rapat panci tersebut dan biarkan dingin. Dengan cara ini sampel dapat menjadi lunak dan siap dilakukan proses selanjutnya untuk mendapatkan washed residu. (3). Memanfaatkan Hydrogen peroxida Proses yang lain dapat pula dilakukan dengan hydrogen peroxida method dengan tahapan sebagai berikut: • Tempatkan sampel yang sudah dibuat ukuran kecil-kecil (dengan cara diremas dengan tangan) dalam panci • Tambahkan 15% larutan Hydrogen peroksida (H 2 O 2) kedalam panci dan segera tutup rapat • Larutan akan segera " tampak mendidih " • Larutan H 2 O 2 bersama dengan bahan organic yang ada dalam sampel akan bereaksi menghasilkan gas CO 2. Oleh sebab itu, proses ini sesuai diterapkan apabila sampel mengandung banyak organic matter • Keluaran gas ini yang dapat menghancurkan sampel, diperoleh sampel yang siap diproses
Even though we live in the era of communication with the potential of partnerships and networks a... more Even though we live in the era of communication with the potential of partnerships and networks are qualified, there are no young people can be free from the adverse effects of radicalism that spread by extremist group of terrorist. There is a young woman who really opposes terrorism by the Taliban. Taliban is one of the worst terrorist in the world. They spread radicalism and this is the most terrible movement ever. Not only kill and destroy the building, but they also castrate the intellectual aspect. They prohibit their society from learning and school. There is a young girl, Malala Yousafzai, the Pakistani girl, on October 9 2012 Taliban guys shot right straight to her left temple, in order to kill this young Pakistani girl. They think the bullet will silence Malala. But they failed. The spirit that fired up in Malala is a spirit that we should emulate as young generation.Malala who was 16 years old and had dared to show real actions against the Taliban terrorist group wrote about the importance of education for women. In her speech she said, " … we realize the importance of light when we see darkness. We realize the importance of our voice when we are silenced. In the same way, when we were in Swat, the north of Pakistan, we realized the importance of pens and books when we saw the guns.The wise saying, 'The pen is mightier than sword' was true. The extremists are afraid of books and pens. The power of education frightens them. They are afraid of women. The power of the voice of women frightens them. And that is why they killed 14 innocent medical students in the recent attack in Quetta. And that is why they killed many female teachers and polio workers in Khyber PukhtoonKhwa and FATA. That is why they are blasting schools every day. Because they were and they are afraid of change, afraid of the equality that we will bring into our society. I remember that there was a boy in our school who was asked by a journalist, 'Why are the Taliban against education?' He answered very simply. By pointing to his book he said, 'A Talib doesn't know what is written inside this book.' They think that God is a tiny, little conservative being who would send girls to the hell just because of going to school. The terrorists are misusing the name of Islam and Pashtun society for their own personal benefits. Pakistan is peace-loving democratic country. Pashtuns want education for their daughters and sons. And Islam is a religion of peace, humanity and
Paper ini berisi tentang fosil-fosil Foraminifera Planktonik Neogen beserta deskripsinya, foto, b... more Paper ini berisi tentang fosil-fosil Foraminifera Planktonik Neogen beserta deskripsinya, foto, batuan dan lokasi dimana fosil-fosil tersebut ditemukan.
ABSTRACT
The research objective ... more ABSTRACT
The research objective was to determine the state of regional geological studies, which include geomorphology, stratigraphy, structural geology, historical geology and environmental geology, located in Parengan and surrounding area, district Parengan, Tuban, East Java Province. The astronomical located at coordinates 7o02'30'' SL-7o07'30''SL and 111o47'30 "EL- 110o52'30"EL.
The method used is with surface geologic mapping which includes several stages, including a pre-field stage, the stage surface geological mapping, laboratory analysis phase, studio analysis phase, the data synthesis stage and the stage of preparation of final report.
Geomorphology in the study area is divided into 4 subunits geomorphology, namely: subunits river geomorphology body (F2), alluvial plains geomorphology sub unit (F1), the hills denudasional (D1) and geomorphology of the complex folds of denudation (S2). Dendritic drainage pattern in the form of a pattern modification subdendritik and anastomotik, the stadia-old adult area. Stratigraphy study area consists of 4 lithologies are Ledok calcareous sandstone unit, Mundu kalkarenit unit, Mundu marl unit, Lidah kalkarenit unit, and sediment mixture. Geological structures developed in research areas such as faults, joints, and folds. Fault is Reverse Fault Parengan and Reverse Fault Pacing, relative trending northeast-southwest. Left Horizontal Fault relative Parengan trending northeast-northwest. Geological potential of research areas such as water, sand and stone minerals (gravel), kalkarenit and marl. Natural disasters such as floods, droughts and whirling wind. The potential of renewable energy such as biogas, hydropower and solar power, there are also archaeological sites in the form of a sarcophagus.
The research area administratively located in the Gulf of Lampung, South Lampung, Lampung Provinc... more The research area administratively located in the Gulf of Lampung, South Lampung, Lampung Province. The astronomical located at coordinates 105 0 25' 'E-105 0 30'E and 5 0 45'S-5 0 55'S. The purpose of research is to determine the community structure of benthic Foraminifera Resen seabed sediments pre-post-eruption of Krakatoa in 1883 in the Gulf of Lampung. The method used in the preparation of this paper is to process the samples taken from the seabed sediments Gulf of Lampung, including sample preparation in the laboratory, microfauna analysis and data processing. Gulf of Lampung waters are composed of clay fraction, fine-coarse sand, to pumice. Pumice derived from the volcanic eruption on August 27, 1883 Krakatoa in the Sunda Strait, and has been spreading volcanic material, not only in the Sunda Strait, but also in the waters of the Gulf of Lampung. The identification and counting benthic Foraminifera in Lampung Gulf waters consists of three core samples of sediment subsamples 20th with a total of 32 genera, 63 species and 16.799 spesismen / individual. Some genera such as Ammonia, Elphidum, Hyalinea, Quinqueloculina, Sphiroloculina, nonion, Cancris and Bolivina have sufficient number of individuals who dominate compared to other genera. Results of identification based test Foraminifera show that in Lampung Gulf is an area that is not good for the growth and development of the benthic Foraminifera test because a test found only calcareous represented and dominated by Ammonia genus alone. This is because the area is experiencing pressures on the environment (unfavorable conditions) pre –post eruption of Krakatoa product 1883, that have impact to mode of life, diversity, abundance, domination and distribution benthic Foraminifera in Lampung Gulf
Books by Marchel Monoarfa
Teaching Documents by Marchel Monoarfa
Populasi Foraminifera besar di Indonesia berkembang cukup baik dan relatif lengkap serta tersing... more Populasi Foraminifera besar di Indonesia berkembang cukup baik dan relatif lengkap serta tersingkap pada batuan karbonat. Berdasarkan atas Foraminifera besar tersebut telah berhasil disusun Klasifikasi Huruf Tersier Indonesia (Letter Clasification Tertiary of Indonesia). Klasifikasi tersebut selalu disempurnakan berdasarkan penemuan fosil yang baru. By Prof. Sukandarrumidi
Conference Presentations by Marchel Monoarfa
Marchel Monoarfa, 2020
Pengunaan tanah dan pengembangannya biasanya diatur oleh pemerintah daerah. Penilai/Appraisal har... more Pengunaan tanah dan pengembangannya biasanya diatur oleh pemerintah daerah. Penilai/Appraisal harus mencari informasi tentang rencana tata ruang dan wilayah dan perubahannya.
Zoning tanah bisa berupa kawasan residensial, komersial atau industri
Drafts by Marchel Monoarfa
Pengelolaan sampel untuk mendapatkan fosil merupakan tahap akhir yang menentukan keberhasilan mem... more Pengelolaan sampel untuk mendapatkan fosil merupakan tahap akhir yang menentukan keberhasilan memisahkan fosil dari batuan. Seorang paleontologist dengan intuisinya hendaknya mampu menduga jenis batuan yang banyak mengandung fosil, sedikit mengandung fosil dan tidak mengandung fosil (barren fosil), khususnya untuk keberadaan fosil mikro. Untuk fosil makro, karena ukurannya relatif besar dapat langsung dilihat di lapangan. Perlakuan untuk mendapatkan fosil makro, agak berbeda dengan fosil mikro. Pada saat akan bekerja di lapangan jangan dilupakan mempersiapkan peralatan lapangan, dalam bentuk palu geologi, pahat kecil, kuas, kantong sampel yang tahan air secukupnya, larutan HCl 0,1 N, buku catatan lapangan, pensil, spidol waterprof, pisau lipat dan alat GPS. Demi keselamatan pada saat di lapangan, memakai pakaian lapangan, sepatu lapangan dan topi lapangan, sarung tangan, sangat dianjurkan untuk dipergunakan, dan membawa obat-obatan PPPK. Jangan lupa juga peta topografi/peta geologi untuk ploting lapangan dan kompas geologi. PERLAKUAN PADA FOSIL MAKRO Persiapkan palu geologi, pahat kecil, kuas, dan kantong sampel yang tahan air, dan larutan HCl 0,1 N, buku catatan lapangan, pensil dan alat GPS. Palu geologi diperlukan jenis palu batuan sedimen (dengan salah satu ujungnya berbentuk pahat), bersama dengan pahat dipergunakan untuk melepas fosil dari batuan. Bekerjalah dengan hati-hati, karena pada umumnya fosil yang didapatkan dalam kondisi relatif lapuk dan mudah pecah. Sesudah fosil terlepas dari batuan, keringkan fosil yang masih dalam keadaan kotor dengan cara dijemur di panas matahari, dan ditempatkan pada para-para yang berlubang-lubang. Apabila fosil sudah dalam keadaan kering, bersihkan " tubuh fosil " dengan kuas yang telah dipersiapkan. Perlakukan fosil dengan baik, bersihkan semua " kotoran " yang menempel. Catatan Jangan sekali-kali membersihkan fosil dengan larutan asam keras [(HCl 0,1 N) sekalipun]. Larutan asam ini akan bereaksi dengan kalsium karbonat yang merupakan komposisi utama fosil. Bila ini dilakukan permukaan fosil akan rusak, hiasan (ornament) pada fosil dapat larut dan hilang. Larutan HCl, ditempatkan pada botol khusus, yang berlabel HCl, yang mudah dibawa, tutup botol mudah dibuka dan ditutup rapat. Bila kulit tangan terkena larutan HCl, segera cuci dengan air. Bungkus HCl dengan bungkus plastik dan tempatkan di tas lapangan. Jangan sekali-kali menyimpan larutan HCl dalam saku celana atau baju, karena dapat mengakibatkan kantong berlubang bila terkena larutan HCl yang " bocor " dari tutup botol. Larutan HCl dapat dibeli di apotek dengan kadar 1 Normal (1 N), yang mudah menguap dan sangat reaktif. Untuk keperluan tugas lapangan larutan HCl, 1 Normal tersebut diencerkan dengan air distilasi (aquadestilata atau dapat juga memperguanakan air minum kemasan dalam botol). PERLAKUAN PADA FOSIL MIKRO Petunjuk berikut, direkomendasikan untuk jenis Foraminifera. Fosil mikro tidak tampak jelas keberadaannya dalam batuan. Untuk itu bagi geologist pemula sebagai pengenalan awal, pilih
Uploads
Papers by Marchel Monoarfa
The research objective was to determine the state of regional geological studies, which include geomorphology, stratigraphy, structural geology, historical geology and environmental geology, located in Parengan and surrounding area, district Parengan, Tuban, East Java Province. The astronomical located at coordinates 7o02'30'' SL-7o07'30''SL and 111o47'30 "EL- 110o52'30"EL.
The method used is with surface geologic mapping which includes several stages, including a pre-field stage, the stage surface geological mapping, laboratory analysis phase, studio analysis phase, the data synthesis stage and the stage of preparation of final report.
Geomorphology in the study area is divided into 4 subunits geomorphology, namely: subunits river geomorphology body (F2), alluvial plains geomorphology sub unit (F1), the hills denudasional (D1) and geomorphology of the complex folds of denudation (S2). Dendritic drainage pattern in the form of a pattern modification subdendritik and anastomotik, the stadia-old adult area. Stratigraphy study area consists of 4 lithologies are Ledok calcareous sandstone unit, Mundu kalkarenit unit, Mundu marl unit, Lidah kalkarenit unit, and sediment mixture. Geological structures developed in research areas such as faults, joints, and folds. Fault is Reverse Fault Parengan and Reverse Fault Pacing, relative trending northeast-southwest. Left Horizontal Fault relative Parengan trending northeast-northwest. Geological potential of research areas such as water, sand and stone minerals (gravel), kalkarenit and marl. Natural disasters such as floods, droughts and whirling wind. The potential of renewable energy such as biogas, hydropower and solar power, there are also archaeological sites in the form of a sarcophagus.
Books by Marchel Monoarfa
Teaching Documents by Marchel Monoarfa
Conference Presentations by Marchel Monoarfa
Zoning tanah bisa berupa kawasan residensial, komersial atau industri
Drafts by Marchel Monoarfa
The research objective was to determine the state of regional geological studies, which include geomorphology, stratigraphy, structural geology, historical geology and environmental geology, located in Parengan and surrounding area, district Parengan, Tuban, East Java Province. The astronomical located at coordinates 7o02'30'' SL-7o07'30''SL and 111o47'30 "EL- 110o52'30"EL.
The method used is with surface geologic mapping which includes several stages, including a pre-field stage, the stage surface geological mapping, laboratory analysis phase, studio analysis phase, the data synthesis stage and the stage of preparation of final report.
Geomorphology in the study area is divided into 4 subunits geomorphology, namely: subunits river geomorphology body (F2), alluvial plains geomorphology sub unit (F1), the hills denudasional (D1) and geomorphology of the complex folds of denudation (S2). Dendritic drainage pattern in the form of a pattern modification subdendritik and anastomotik, the stadia-old adult area. Stratigraphy study area consists of 4 lithologies are Ledok calcareous sandstone unit, Mundu kalkarenit unit, Mundu marl unit, Lidah kalkarenit unit, and sediment mixture. Geological structures developed in research areas such as faults, joints, and folds. Fault is Reverse Fault Parengan and Reverse Fault Pacing, relative trending northeast-southwest. Left Horizontal Fault relative Parengan trending northeast-northwest. Geological potential of research areas such as water, sand and stone minerals (gravel), kalkarenit and marl. Natural disasters such as floods, droughts and whirling wind. The potential of renewable energy such as biogas, hydropower and solar power, there are also archaeological sites in the form of a sarcophagus.
Zoning tanah bisa berupa kawasan residensial, komersial atau industri