Higher Order Thinking Skill (HOTS) instrument tests are still rarely developed by teachers in ass... more Higher Order Thinking Skill (HOTS) instrument tests are still rarely developed by teachers in assessment activities. The purpose of this study was to determine the strategy and implementation of lesson study-based HOTS chemistry questions in MAN OKU Timur. This research is action research by applying lesson study which includes the stages of planning, implementation, and reflection. The subjects of this study were 8 chemistry teachers at MAN OKU Timur. The instruments used in this study were interview guides, HOTS test sheets, and participant observation sheets for lesson study activities. Data analysis methods are data reduction, presenting data, drawing conclusions, and verification. The results showed that the strategy for preparing HOTS questions in MAN 1 OKU Timur was based on lesson study through the following activities: the preparation stage (plan) in the form of explaining the HOTS concept; the implementation stage (do) is in the form of steps for preparing basic competency...
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa mahasiswa angkatan 2015 Prodi Pendidikan Kimia FITK U... more Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa mahasiswa angkatan 2015 Prodi Pendidikan Kimia FITK UIN Raden Fatah Palembang, banyak dari mahasiswa yang diminta oleh guru pamong untuk langsung mengajar di kelas di sekolah tempat pelaksanaan magang II. Beberapa dari mereka ada yang gugup dan tidak siap untuk langsung praktek mengajar di kelas. Hal ini dikarenakan belum adanya micro-teaching. Tanpa adanya micro teaching sebelum praktek langsung di kelas dikhawatirkan mahasiswa akan mengalami kendala baik dalam penyusunan bahan ajar ataupun kurang menguasai keterampilan dasar mengajar. Micro teaching adalah salah satu cara latihan praktek mengajar di depan kelas bagi calon guru dalam skala mikro sebelum mereka melakukan praktek mengajar di kelas sebenarnya sebagai upaya untuk pengembangan dan peningkatan profesi guru. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Penelitian ini menganalisis pelaksanaan micro teaching calon guru kimia di FITK UI...
Sekolah Mutiara Harapan (SMH) adalah sekolah non-profit yang didirikan dan didanai oleh PT. Riau ... more Sekolah Mutiara Harapan (SMH) adalah sekolah non-profit yang didirikan dan didanai oleh PT. Riau Andalan Pulp and Paper Pangkalan Kerinci Riau, yang mengakomodasi kebutuhan pendidikan anak-anak karyawan. Komunitas SMH terdiri dari orang Indonesia dan expatriat, oleh karena itu kurikulum di SMH terdiri dari kurikulum nasional dan internasional.Senior High /SH-SMH menggunakan Cambridge curriculum dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum internasional Cambridge, menitikberatkan kemampuan siswa dalam pemahaman, pengetahuan, keterampilan dan berpikir kritis. Pengumpulan data penelitian menggunakan dokumentasi, observasi, dan wawancara. Metode analisis data menggunakan teknik triangulasi. Penelitian ini berlokasi di SMH Riau, sedangkan subjek dalam penelitian ini adalah guru kimia dan siswa XI dan XII IPA tahun ajaran 2015/2016.Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat siswa SMH cukup tinggi untuk mengikuti kelas chemistry As/A level, namun hanya sedikit siswa yang mengiku...
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa pada pokok bahasan reaksi oksi... more Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa pada pokok bahasan reaksi oksidasi reduksi, hal ini disebabkan karena rendahnya keaktifan siswa selama proses pembelajaran. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe Everyone is A Teacher Here (ETH). Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan hasil belajar siswa yang menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe Everyone is A Teacher Here (ETH) dan pembelajaran konvensional pada pokok bahasan reaksi oksidasi reduksi di kelas X di SMAN 1 Gunung Talang. Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan desain Randomized Control-Group Posttest Only Design. Populasi penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas X semester II SMAN 1 Gunung Talang pada tahun ajaran 2010/2011. Sampel dari penelitian diambil dengan teknik Random Sampling. Sebagai kelas eksperimen adalah kelas SKU dan kelas kontrol adalah kelas SSN4. Hasil belajar yang...
Conference: World Association of Lesson Studies (WALS) 2014, At Bandung, 2014
Lesson Analysis has been used as part of teacher training programs to improve teacher's ability t... more Lesson Analysis has been used as part of teacher training programs to improve teacher's ability to sharpen teachers' ability to analyze their own lesson. According to the characteristics of lesson analysis, it can be used as teacher reflection on daily basis as well (Hidayat: 2013). Teacher reflection is widely known as one of essential parts to encourage teacher's awareness on point of view on ongoing teaching. The research is aimed to investigate how lesson analysis as teacher's reflection changes on teacher's lesson plan and practices in daily lessons. Framework of lesson analysis used is emphasizing on quantitative and student-teacher verbal communication according to Hidayat & Hendayana (2013). A chemistry-high school teacher with 12 years of teaching experience applied as single sample research during eight lessons. Video tapped and transcript are employed on each lesson, while retrospective analysis used at end of every single meeting to gain revised planning and next lesson plan. Lesson analysis is given once after next lesson plan is made, while comparison of revised teacher's lesson plan after treated with lesson analysis with previously is indicated as influence of lesson analysisas teacher's self reflection.
Tesis 2014 Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, 2014
Penelitian ini bertujuan untuk menyusun desain didaktis yang meminimalkan Learning Obstacles (LO)... more Penelitian ini bertujuan untuk menyusun desain didaktis yang meminimalkan Learning Obstacles (LO), mengetahui karakteristik respon siswa dan self- reflection guru dari implementasi desain pada konsep reaksi pengendapan, pengaruh penambahan ion senama, dan pengaruh pH terhadap kelarutan. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan Didactical Desain Research. Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen tes, lembar observasi, lembar Lesson Analysis (LA), pedoman wawancara dan dokumentasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, observasi, lesson analysis, wawancara, dan dokumentasi. LO yang muncul adalah konsep konsentrasi molar dari ion-ion yang diperkirakan terbentuk, Qc, hubungan Qc:Ksp dengan prediksi terbentuknya endapan, persamaan tetapan hasil kali kelarutan, dan kesetimbangan. Desain didaktis yang dikembangkan adalah dengan pemberian fenomena yang diikuti dengan percobaan dengan apersepsi yang menggali pengetahuan siswa yang terkait dengan konsep kimia lainnya yang telah dipelajari. Implementasi desain didaktis menunjukkan pentingnya antisipasi guru untuk mengantisipasi respon siswa yang beragam agar tujuan pembelajaran tetap tercapai. Hasil lesson analysis menunjukkan bahwa pembelajaran teacher-centered pada sesi apersepsi, dan student-centered dalam sesi diskusi grup (terjadi kolaborasi yang bagus antar siswa dan antara guru dan siswa). Self-reflection guru digunakan untuk perbaikan desain didaktis berikutnya sehingga dihasilkan desain didaktis revisi. Hasil Tes Kemampuan Responden (TKR) akhir menunjukkan sudah ada beberapa LO siswa yang berkurang dari implementasi desain didaktis.
This research aims to know the feasibility of analytical chemistry module based on expert validat... more This research aims to know the feasibility of analytical chemistry module based on expert validation and knowing student responses based on the module developed. This research is a development research using the development model by Borg & Gall. The stages carried out in this research are only 7 stages from 10 stages of development. Module feasibility is measured from the validation sheet distributed to 3 expert lecturers of content, learning, and media expertise. The validation sheet covers aspects of the content, aspects of language, aspects of presentation, and graphic aspects. The analysis of validation sheet using the Aiken formula obtained results of 0.799 with high criteria so that the module is avowed as a valid and feasible as a learning module. The results of small-scale trials show that percentage is 85.00% (good) content aspects, 84,44% (good) graphic aspects, 86.11% (very good) language ascepts and 89.44 (very good) graphic aspects. The results of the mid-scale trial found students' responses with very good. The results of the mid-scale trial show that percentage is 87.83% (very good) content aspects, 87.00% (very good) language aspects, and 90.17% (very good) graphic aspects. Students showed a very good response to the developed chemical module. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan modul kimia analitik berdasarkan validasi ahli dan mengetahui respon mahasiswa terhadap modul yang dikembangkan. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan menggunakan model pengembangan Borg & Gall. Tahapan yang dilakukan pada penelitian ini hanya 7 tahapan dari 10 tahapan pengembangan. Kelayakan modul diukur dari lembar validasi yang dibagikan kepada 3 dosen ahli yaitu ahli materi, ahli pembelajaran, dan ahli media. Lembar validasi mencakup aspek isi, aspek bahasa, aspek penyajian, dan aspek kegrafikan. Analisis lembar validasi menggunakan Formula Aiken didapatkan hasil sebesar 0,799 dengan kriteria tinggi sehingga modul dinyatakan valid dan layak sebagai modul pembelajaran. Hasil respon mahasiswa terhadap modul yang dikembangkan dilakukan melalui tahap uji coba skala kecil dan skala menengah. Hasil uji coba skala kecil menunjukkan bahwa rata-rata aspek bahasa dan penyajian persentase yang didapat masing-masing sebesar 85,00% dan 84,44% dengan kriteria baik sedangkan aspek bahasa dan kegrafikan masing-masing persentasenya yaitu 86,11% dan 89,44% dengan kriteria sangat baik. Hasil uji coba skala menengah didapatkan respon mahasiswa dengan kriteria sangat baik pada seluruh aspek.Persentasenya yaitu aspek isi 87,83%, bahasa 87,00%, penyajian 87,30%, dan kegrafikan 90,17%. Mahasiswa menunjukkan respon yang sangat baik terhadap modul kimia yang dikembangkan.
ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya Learning Obstacles (LO) yang dialami siswa kh... more ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya Learning Obstacles (LO) yang dialami siswa khususnya yang bersifat epistemologis pada konsep reaksi pengendapan, pengaruh penambahan ion senama, dan pengaruh pH terhadap kelarutan. LO yang telah ditemukan pada analisis TKR awal mengenai konsep ini menjadi dasar untuk menyusun desain didaktis yang diharapkan dapat mengurangi kesulitan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun desain didaktis yang meminimalisir LO pada konsep reaksi pengendapan, pengaruh penambahan ion senama, dan pengaruh pH terhadap kelarutan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Didactical Desain Research (DDR). Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen tes, lembar observasi, pedoman wawancara dan Handycam. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Responden dalam penelitian ini adalah siswa SMA Laboratorium Percontohan UPI kelas XII sebanyak 30 orang dan kelas XI IPA2 sebanyak 28 orang. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa desain didaktis yang dikembangkan diantaranya dengan memberikan pemahaman konsep melalui pemberian fenomena yang diikuti dengan percobaan. Untuk meminimalisisr LO yang berkenaan dengan konsep kimia lainnya yaitu dengan menyampaikan apersepsi yang menggali pengetahuan siswa yang terkait dengan konsep kimia lainnya yang telah dipelajari. Implementasi desain didiaktis secara umum berjalan dengan lancer. Kendala yang muncul terkait pengorganisasian waktu dan kemampuan scaffolding dari guru. Desain didaktis ini dapat meminimalisir LO dan dapat meningkatkan kemampuan siswa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa desain didaktis konsep reaksi pengendapan, pengaruh penamabahan ion senama, dan pengaruh pH terhadap kelarutan efektif sebagai salah satu alternatif bahan ajar yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Kata kunci: desain didaktis, reaksi pengendapan, pengaruh penamabahan ion senama, pengaruh pH terhadap kelarutan, Learning Obstacles ABSTRACT The baground of this study was student's Learning Obstacles (LO), especially in epistemological obstacles of precipitation reaction, the common ion effect, and the effect of pH on solubility concept. LO that had been discovered by the early TKR analysis of this concept was the basic for preparing didactical design that were expected to reduce these difficulties. The purpose of this study was to develop didactical designs that minimize LO on the concept of precipitation reaction, the common ion effect, and the effect of pH on solubility. The method used in this study was a qualitative research method. The research design used was Didactical Design Research. The research instrument used was a test instrument, observation sheet, structured interview guides and Handycam. Data collection techniques used were tests, observations, interviews, and documentation. Respondents in this study were 30 students of class XII and 28 students of class XI IPA2 SMA Laboratorium Percontohan UPI. The result showed that the didactical design was developed among others by providing understanding of the concept through the provision of a
International Postgraduate Colloquium of Research in Education (IPCoRE) , 2014
Poor quality of teaching contributed by the low achievements of learning. By asking the students,... more Poor quality of teaching contributed by the low achievements of learning. By asking the students, the intention is to improve students' thinking and learning activities. By asking questions, students will be stimulated to think to look for the answer to a given question. With flung a few questions, students gradually become active and participate and ask or answer questions. Therefore, this study investigated teacher or student-center approach and knowledge and cognitive process dimension. This study used Hendayana lesson analysis framework and Bloom taxonomy revision table. The mixed method research design (quantitative and qualitative) was used. However, this study relied primarily on qualitative, video capture data, and direct observations. Hendayana lesson analysis framework used to determine student center lesson. Bloom taxonomy revision table was used to determine the cognitive and knowledge dimensions of teacher's questions and student's answers. One chemistry teacher in one school were elected, and the teacher taught a chemistry lesson that was observed in camera. The teacher taught 27 students. Teacher need to use questions to elicit student thinking, regularly invite questions from students, and encourage responses from student. The chemistry stressed recall of conceptual knowledge rather than eliciting factual, procedural, and metacognitive knowledge dimensions. The quality of students' answers and thinking is a reflection of teacher's questions, so the cognitive process and knowledge dimensions need to be appropriately stressed. Finding of this study revealed that the chemistry teachers have to increase the quality of their question, to become teacher-center lesson and improve the quality of chemistry learning.
Vol 1 No 2 (2017): Orbital: Jurnal Pendidikan Kimia, 2017
Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa pada pokok bahasan re... more Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa pada pokok bahasan reaksi oksidasi reduksi, hal ini disebabkan karena rendahnya keaktifan siswa selama proses pembelajaran. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe Everyone is A Teacher Here (ETH). Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan hasil belajar siswa yang menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe Everyone is A Teacher Here (ETH) dan pembelajaran konvensional pada pokok bahasan reaksi oksidasi reduksi di kelas X di SMAN 1 Gunung Talang. Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan desain Randomized Control-Group Posttest Only Design. Populasi penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas X semester II SMAN 1 Gunung Talang pada tahun ajaran 2010/2011. Sampel dari penelitian diambil dengan teknik Random Sampling. Sebagai kelas eksperimen adalah kelas SKU dan kelas kontrol adalah kelas SSN4. Hasil belajar yang diungkapkan pada penelitian ini berupa hasil belajar ranah kognitif. Uji hipotesis digunakan dengan menggunakan uji-t, karena sampel terdistribusi normal dan homogen. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa rata-rata hasil belajar siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe Everyone is A Teacher Here (ETH) lebih tinggi secara signifikan dari hasil belajar siswa dengan menggunakan metode konvensional. Setelah dilakukan uji-t pada taraf signifikan 0.05 diperoleh thitung = 4.51 dan ttabel = 1.99 (thitung > ttabel) berarti hipotesis diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang belajar dengan strategi pembelajaran aktif tipe Everyone is A Teacher Here (ETH) lebih tinggi secara signifikan dari hasil belajar siswa yang belajar dengan pembelajaran konvensional pada pokok bahasan reaksi oksidasi reduksi di kelas X SMAN 1 Gunung Talang. Kata kunci: ETH, hasil belajar, reaksi oksidasi reduksi, strategi pembelajaran aktif PENDAHULUAN Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), proses pembelajaran menuntut keaktifan siswa. Siswa tidak hanya menerima materi dari guru saja. Guru bertindak sebagai fasilitator, dimana pada kegiatan di dalam kelas, para siswa bukan lagi objek, namun subjek, sehingga proses pembelajaran lebih efektif. Kegiatan-kegiatan yang terpusat pada peserta didik (student center activities) merupakan iklim yang dapat membangkitkan semangat belajar (Mulyasa, 2007: 154). Strategi pembelajaran yang tepat hendaknya dilaksanakan pada setiap jenjang pendidikan serta dalam semua mata pelajaran termasuk kimia. Kimia merupakan salah satu ilmu yang mempunyai peranan penting dalam upaya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hasil belajar kimia merupakan indikator keberhasilan proses kegiatan pembelajaran kimia. Semakin tinggi hasil belajar maka akan semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran. Namun kenyataan di lapangan menunjukkan hasil belajar kimia yang dicapai siswa masih rendah. Berdasarkan pemantauan dan diskusi dengan guru kimia kelas X SMAN 1 Gunung Talang yang dilakukan melalui kunjungan ke sekolah terungkap bahwa rendahnya hasil belajar kimia siswa kelas X. Rendahnya hasil belajar siswa dapat
Orbital: Jurnal Pendidikan Kimia Volum 1, Nomor 1, 2017
Abstrak: Sekolah Mutiara Harapan (SMH) adalah sekolah non-profit yang didirikan dan didanai oleh ... more Abstrak: Sekolah Mutiara Harapan (SMH) adalah sekolah non-profit yang didirikan dan didanai oleh PT. Riau Andalan Pulp and Paper Pangkalan Kerinci Riau, yang mengakomodasi kebutuhan pendidikan anak-anak karyawan. Komunitas SMH terdiri dari orang Indonesia dan expatriat, oleh karena itu kurikulum di SMH terdiri dari kurikulum nasional dan internasional.Senior High /SH-SMH menggunakan Cambridge curriculum dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum internasional Cambridge, menitikberatkan kemampuan siswa dalam pemahaman, pengetahuan, keterampilan dan berpikir kritis. Pengumpulan data penelitian menggunakan dokumentasi, observasi, dan wawancara. Metode analisis data menggunakan teknik triangulasi. Penelitian ini berlokasi di SMH Riau, sedangkan subjek dalam penelitian ini adalah guru kimia dan siswa XI dan XII IPA tahun ajaran 2015/2016.Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat siswa SMH cukup tinggi untuk mengikuti kelas chemistry As/A level, namun hanya sedikit siswa yang mengikuti Cambridge International Examination. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya: biaya, minat, kemampuan, dan faktor eksternal. Chemistry As/A level benar-benar mempersiapkan siswa untuk melanjutkan ke tingkat perguruan tinggi, dimana dapat dilihat dari segi tujuan, isi, metode, dan evaluasi. Kata Kunci: Guru, siswa, CambridgeAdvanced, Chemistry AS and A Level, Sekolah Mutiara Harapan Riau PENDAHULUAN Sekolah Mutiara Harapan (SMH) adalah sekolah non-profit yang didirikan dan didanai oleh PT. Riau Andalan Pulp and Paper Pangkalan Kerinci Riau, yang mengakomodasi kebutuhan pendidikan anak-anak karyawan. Komunitas SMH terdiri dari orang Indonesia dan expatriat, oleh karena itu kurikulum di SMH terdiri dari kurikulum internasional dan kurikulum nasional. Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN), Nomor 20 tahun 2003 dalam Kompri (2014), kurikulum adalah seperangkat rencana pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Untuk Primary Years Programme (PYP) atau tingkat sekolah dasar SMH menggunakan sistem Internasional Baccaulaureate (IB) sejak tahun 2009. Sekaligus menjadikan SMH sebagai salah satu IB world school di Indonesia dan satu-satunya IB world school di Riau. Sedangkan untuk middle school yakni tingkat junior high dan senior high SMH telah terakreditasi oleh Cambridge International Examination (CIE) sejak tahun 2013 dimana siswa-siswa telah mengikuti Cambridge secondary 1, secondary 2, and cambridge advance. Selain itu SMH juga sudah terakreditasi A secara nasional dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan RI. SMH menggunakan kurikulum nasional yakni KTSP untuk tahun ajaran 2015/2016. Senior high-Sekolah mutiara harapan (SH-SMH) mengunakan Cambridge selain KTSP. Lebih dari 9000 sekolah dari 160 negara menjadi bagian dari Cambridge learning community. Cambridge curriculum tidak hanya mengembangkan konten tetapi juga skill. Cambridge mendorong siswa untuk:-Percaya diri dalam bekerja dengan informasi dan gagasan mereka sendiri dan gagasan orang lain-Bertanggungjawab atas diri mereka sendiri, responsif dan menghormati orang lain-Reflektif sebagai peserta didik, mengembangkan kemampuan untuk belajar
Abstrak: Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa mahasiswa angkatan 2015 Prodi Pendidikan Kim... more Abstrak: Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa mahasiswa angkatan 2015 Prodi Pendidikan Kimia FITK UIN Raden Fatah Palembang, banyak dari mahasiswa yang diminta oleh guru pamong untuk langsung mengajar di kelas di sekolah tempat pelaksanaan magang II. Beberapa dari mereka ada yang gugup dan tidak siap untuk langsung praktek mengajar di kelas. Hal ini dikarenakan belum adanya micro-teaching. Tanpa adanya micro teaching sebelum praktek langsung di kelas dikhawatirkan mahasiswa akan mengalami kendala baik dalam penyusunan bahan ajar ataupun kurang menguasai keterampilan dasar mengajar. Micro teaching adalah salah satu cara latihan praktek mengajar di depan kelas bagi calon guru dalam skala mikro sebelum mereka melakukan praktek mengajar di kelas sebenarnya sebagai upaya untuk pengembangan dan peningkatan profesi guru. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Penelitian ini menganalisis pelaksanaan micro teaching calon guru kimia di FITK UIN Raden Fatah Palembang. Prosedur micro teaching dalam penelitian ini memodifikasi prosedur tipe kedua yakni prosedur micro teaching di New University of Ulster. Penelitian ini melibatkan 26 orang calon guru kimia Program Studi Pendidikan Kimia FITK UIN Raden Fatah Palembang. Berdasarkan hasil analisis praktik micro-teaching, observasi dan refleksi pertama sampai ke-enam, menunjukkan bahwa praktik micro teaching calon guru kimia di FITK UIN Raden Fatah Palembang memiliki efek yang signifikan untuk meningkatan keterampilan mengajar dan menyusun perangkat pembelajaran calon guru. Praktik micro teaching akan berjalan lancar apabila dilaksanakan dalam kelomok kecil dan ada pembagian tugas secara rinci baik sebagai supervisor, observer tertulis, observer lisan, dan siswa. Kata Kunci: Micro-Teaching, keterampilan dasar mengajar, perangkat pembelajaran, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), refleksi, calon guru PENDAHULUAN Pada kurikulum Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) Program Studi Pendidikan Kimia UIN Raden Fatah terdapat tiga program praktik lapangan bagi mahasiswa yakni magang I (praktek observasi), magang II (praktek pengalaman lapangan dasar), dan magang III (praktek pengalaman lapangan lanjut). Magang I adalah mata kuliah yang mengembangkan keterampilan mahasiswa dalam mengobservasi dan merefleksikan hasil observasi terhadap kultur lembaga, pemanfaatan sarana prasarana penunjang proses pembelajaran, serta memperkuat wawasan tentang manajemen lembaga dan praktik kepemimpinan pendidikan yang efektif. Pada magang II, mahasiswa melakukan observasi tentang pemahaman peserta didik, menelaah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada mata pelajaran kimia, dan merancang RPP dalam materi kimia. Sedangkan magang III, mahasiswa mengembangkan kompetensi kepribadian, sosial, pedagogik dan professional dalam praktek mengajar yang dibimbing oleh guru pembimbing magang mata pelajaran kimia dan dosen pembimbing magang, serta melaksanakan tugas-tugas pendampingan peserta didik dan kegiatan ekstrakulikuler (Tim Penyusun dan Pengembangan Silabus Program Studi Pendidikan Kimia FITK UIN Raden Fatah Palembang, 2017: hal 46-92). Prodi pendidikan kimia UIN Raden Fatah Palembang adalah prodi baru
Abstrak Penulisan ini dilatarbelakangi kecenderungan pembelajaran kimia yang terfokus pada dimens... more Abstrak Penulisan ini dilatarbelakangi kecenderungan pembelajaran kimia yang terfokus pada dimensi konten. Banyak siswa tidak mengetahui manfaat pelajaran kimia dalam kehidupan. Sehingga dikhawatirkan pendidikan kita akan tertinggal dari negara ASEAN lainnya. Penulisan ini bertujuan mendeskripsikan pengaruh pembelajaran kimia berbasis life skill dengan konteks kearifan lokal yang dapat digunakan sebagai solusi menghadapi ASEAN Community 2015. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang didukung data. Penelitian ini didesain untuk menganalisis konteks kearifan lokal yang berkaitan dengan konten pelajaran kimia yang dapat dikembangkan menjadi pembelajaran sehingga dapat dijadikan sebagai solusi menghadapi ASEAN Community 2015. Penulis menggambarkan inti permasalahan dan menyimpulkan solusi permasalahan. Solusi yang ditawarkan adalah sebuah pengembangan pembelajaran life skill berbasis kearifan lokal sebagai solusi menghadapi ASEAN Community 2015. Jenis data yang digunakan berupa data sekunder yang didapatkan dari artikel ilmiah dalam jurnal dan buku. Teknik pengumpulan data menggunakan studi literatur dengan menganalisis hasil penelitian yang pernah ada dan dihubungkan dengan solusi alternatif pengembangan pembelajaran life skill yang ditawarkan. Data yang relevan digunakan sebagai referensi pembahasan. Hasil analisis data digunakan untuk menarik inferensi atas jawaban masalah dalam penelitian. Pengembangan pembelajaran kimia berbasis life skill dengan konteks kearifan lokal dapat dijadikan sebagai solusi menghadapi ASEAN Economic dan Socio-Cultural Community 2015. Siswa mempelajari kimia melalui produk kearifan lokal yang dekat dengan kehidupan sehari-hari sehingga meningkatkan kecintaan siswa atas produk negeri sendiri disamping meningkatkan pemahaman siswa akan maeri kimia. Pembelajaran kimia berbasis life skill dengan konteks kearifan lokal sesuai dengan tuntuan kurikulum 2013 yang dituangkan dalam kompetensi sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Abstract The tendency of chemistry learning that's only focus in content dimension became the background of this paper. Many of the students did not know the benefits of chemistry in daily life. This condition made concerned to our education will be missed from other ASEAN countries. The purpose of this paper to describe the effect of life skill based chemistry learning used local wisdom that can be used to be a way to addressed ASEAN Community 2015. This research was descriptive research using qualitative approach that support by data. This research designed to analyze local wisdom context which had correlation which chemistry lesson content that can be develop be learning which can be use to a solution to deal with ASEAN Community 2015. The writer described core problem and made conclusion to get solution based on problem. The solution offered was a development of life skill learning based on local wisdom a solution to deal with ASEAN Community 2015. Types of data that used were secondary data from scientific article from journal, and book. Techniques of data collection used literature study which analyze research result that ever excited and made the correlation with alternative solution that can be used to develop life skill learning. Relevant data used as reference in discussion. The result from data analyze can be used to made conclusion from all research question answer. The development life skill chemistry learning based on local wisdom can be used to a solution to deal with ASEAN Economic and Socio-Cultural Community. The student learned chemistry by local wisdom product that close to the daily life of student will increase the student' love to our country product in addition to improve students' understanding of chemistry
Higher Order Thinking Skill (HOTS) instrument tests are still rarely developed by teachers in ass... more Higher Order Thinking Skill (HOTS) instrument tests are still rarely developed by teachers in assessment activities. The purpose of this study was to determine the strategy and implementation of lesson study-based HOTS chemistry questions in MAN OKU Timur. This research is action research by applying lesson study which includes the stages of planning, implementation, and reflection. The subjects of this study were 8 chemistry teachers at MAN OKU Timur. The instruments used in this study were interview guides, HOTS test sheets, and participant observation sheets for lesson study activities. Data analysis methods are data reduction, presenting data, drawing conclusions, and verification. The results showed that the strategy for preparing HOTS questions in MAN 1 OKU Timur was based on lesson study through the following activities: the preparation stage (plan) in the form of explaining the HOTS concept; the implementation stage (do) is in the form of steps for preparing basic competency...
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa mahasiswa angkatan 2015 Prodi Pendidikan Kimia FITK U... more Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa mahasiswa angkatan 2015 Prodi Pendidikan Kimia FITK UIN Raden Fatah Palembang, banyak dari mahasiswa yang diminta oleh guru pamong untuk langsung mengajar di kelas di sekolah tempat pelaksanaan magang II. Beberapa dari mereka ada yang gugup dan tidak siap untuk langsung praktek mengajar di kelas. Hal ini dikarenakan belum adanya micro-teaching. Tanpa adanya micro teaching sebelum praktek langsung di kelas dikhawatirkan mahasiswa akan mengalami kendala baik dalam penyusunan bahan ajar ataupun kurang menguasai keterampilan dasar mengajar. Micro teaching adalah salah satu cara latihan praktek mengajar di depan kelas bagi calon guru dalam skala mikro sebelum mereka melakukan praktek mengajar di kelas sebenarnya sebagai upaya untuk pengembangan dan peningkatan profesi guru. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Penelitian ini menganalisis pelaksanaan micro teaching calon guru kimia di FITK UI...
Sekolah Mutiara Harapan (SMH) adalah sekolah non-profit yang didirikan dan didanai oleh PT. Riau ... more Sekolah Mutiara Harapan (SMH) adalah sekolah non-profit yang didirikan dan didanai oleh PT. Riau Andalan Pulp and Paper Pangkalan Kerinci Riau, yang mengakomodasi kebutuhan pendidikan anak-anak karyawan. Komunitas SMH terdiri dari orang Indonesia dan expatriat, oleh karena itu kurikulum di SMH terdiri dari kurikulum nasional dan internasional.Senior High /SH-SMH menggunakan Cambridge curriculum dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum internasional Cambridge, menitikberatkan kemampuan siswa dalam pemahaman, pengetahuan, keterampilan dan berpikir kritis. Pengumpulan data penelitian menggunakan dokumentasi, observasi, dan wawancara. Metode analisis data menggunakan teknik triangulasi. Penelitian ini berlokasi di SMH Riau, sedangkan subjek dalam penelitian ini adalah guru kimia dan siswa XI dan XII IPA tahun ajaran 2015/2016.Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat siswa SMH cukup tinggi untuk mengikuti kelas chemistry As/A level, namun hanya sedikit siswa yang mengiku...
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa pada pokok bahasan reaksi oksi... more Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa pada pokok bahasan reaksi oksidasi reduksi, hal ini disebabkan karena rendahnya keaktifan siswa selama proses pembelajaran. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe Everyone is A Teacher Here (ETH). Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan hasil belajar siswa yang menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe Everyone is A Teacher Here (ETH) dan pembelajaran konvensional pada pokok bahasan reaksi oksidasi reduksi di kelas X di SMAN 1 Gunung Talang. Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan desain Randomized Control-Group Posttest Only Design. Populasi penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas X semester II SMAN 1 Gunung Talang pada tahun ajaran 2010/2011. Sampel dari penelitian diambil dengan teknik Random Sampling. Sebagai kelas eksperimen adalah kelas SKU dan kelas kontrol adalah kelas SSN4. Hasil belajar yang...
Conference: World Association of Lesson Studies (WALS) 2014, At Bandung, 2014
Lesson Analysis has been used as part of teacher training programs to improve teacher's ability t... more Lesson Analysis has been used as part of teacher training programs to improve teacher's ability to sharpen teachers' ability to analyze their own lesson. According to the characteristics of lesson analysis, it can be used as teacher reflection on daily basis as well (Hidayat: 2013). Teacher reflection is widely known as one of essential parts to encourage teacher's awareness on point of view on ongoing teaching. The research is aimed to investigate how lesson analysis as teacher's reflection changes on teacher's lesson plan and practices in daily lessons. Framework of lesson analysis used is emphasizing on quantitative and student-teacher verbal communication according to Hidayat & Hendayana (2013). A chemistry-high school teacher with 12 years of teaching experience applied as single sample research during eight lessons. Video tapped and transcript are employed on each lesson, while retrospective analysis used at end of every single meeting to gain revised planning and next lesson plan. Lesson analysis is given once after next lesson plan is made, while comparison of revised teacher's lesson plan after treated with lesson analysis with previously is indicated as influence of lesson analysisas teacher's self reflection.
Tesis 2014 Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, 2014
Penelitian ini bertujuan untuk menyusun desain didaktis yang meminimalkan Learning Obstacles (LO)... more Penelitian ini bertujuan untuk menyusun desain didaktis yang meminimalkan Learning Obstacles (LO), mengetahui karakteristik respon siswa dan self- reflection guru dari implementasi desain pada konsep reaksi pengendapan, pengaruh penambahan ion senama, dan pengaruh pH terhadap kelarutan. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan Didactical Desain Research. Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen tes, lembar observasi, lembar Lesson Analysis (LA), pedoman wawancara dan dokumentasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, observasi, lesson analysis, wawancara, dan dokumentasi. LO yang muncul adalah konsep konsentrasi molar dari ion-ion yang diperkirakan terbentuk, Qc, hubungan Qc:Ksp dengan prediksi terbentuknya endapan, persamaan tetapan hasil kali kelarutan, dan kesetimbangan. Desain didaktis yang dikembangkan adalah dengan pemberian fenomena yang diikuti dengan percobaan dengan apersepsi yang menggali pengetahuan siswa yang terkait dengan konsep kimia lainnya yang telah dipelajari. Implementasi desain didaktis menunjukkan pentingnya antisipasi guru untuk mengantisipasi respon siswa yang beragam agar tujuan pembelajaran tetap tercapai. Hasil lesson analysis menunjukkan bahwa pembelajaran teacher-centered pada sesi apersepsi, dan student-centered dalam sesi diskusi grup (terjadi kolaborasi yang bagus antar siswa dan antara guru dan siswa). Self-reflection guru digunakan untuk perbaikan desain didaktis berikutnya sehingga dihasilkan desain didaktis revisi. Hasil Tes Kemampuan Responden (TKR) akhir menunjukkan sudah ada beberapa LO siswa yang berkurang dari implementasi desain didaktis.
This research aims to know the feasibility of analytical chemistry module based on expert validat... more This research aims to know the feasibility of analytical chemistry module based on expert validation and knowing student responses based on the module developed. This research is a development research using the development model by Borg & Gall. The stages carried out in this research are only 7 stages from 10 stages of development. Module feasibility is measured from the validation sheet distributed to 3 expert lecturers of content, learning, and media expertise. The validation sheet covers aspects of the content, aspects of language, aspects of presentation, and graphic aspects. The analysis of validation sheet using the Aiken formula obtained results of 0.799 with high criteria so that the module is avowed as a valid and feasible as a learning module. The results of small-scale trials show that percentage is 85.00% (good) content aspects, 84,44% (good) graphic aspects, 86.11% (very good) language ascepts and 89.44 (very good) graphic aspects. The results of the mid-scale trial found students' responses with very good. The results of the mid-scale trial show that percentage is 87.83% (very good) content aspects, 87.00% (very good) language aspects, and 90.17% (very good) graphic aspects. Students showed a very good response to the developed chemical module. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan modul kimia analitik berdasarkan validasi ahli dan mengetahui respon mahasiswa terhadap modul yang dikembangkan. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan menggunakan model pengembangan Borg & Gall. Tahapan yang dilakukan pada penelitian ini hanya 7 tahapan dari 10 tahapan pengembangan. Kelayakan modul diukur dari lembar validasi yang dibagikan kepada 3 dosen ahli yaitu ahli materi, ahli pembelajaran, dan ahli media. Lembar validasi mencakup aspek isi, aspek bahasa, aspek penyajian, dan aspek kegrafikan. Analisis lembar validasi menggunakan Formula Aiken didapatkan hasil sebesar 0,799 dengan kriteria tinggi sehingga modul dinyatakan valid dan layak sebagai modul pembelajaran. Hasil respon mahasiswa terhadap modul yang dikembangkan dilakukan melalui tahap uji coba skala kecil dan skala menengah. Hasil uji coba skala kecil menunjukkan bahwa rata-rata aspek bahasa dan penyajian persentase yang didapat masing-masing sebesar 85,00% dan 84,44% dengan kriteria baik sedangkan aspek bahasa dan kegrafikan masing-masing persentasenya yaitu 86,11% dan 89,44% dengan kriteria sangat baik. Hasil uji coba skala menengah didapatkan respon mahasiswa dengan kriteria sangat baik pada seluruh aspek.Persentasenya yaitu aspek isi 87,83%, bahasa 87,00%, penyajian 87,30%, dan kegrafikan 90,17%. Mahasiswa menunjukkan respon yang sangat baik terhadap modul kimia yang dikembangkan.
ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya Learning Obstacles (LO) yang dialami siswa kh... more ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya Learning Obstacles (LO) yang dialami siswa khususnya yang bersifat epistemologis pada konsep reaksi pengendapan, pengaruh penambahan ion senama, dan pengaruh pH terhadap kelarutan. LO yang telah ditemukan pada analisis TKR awal mengenai konsep ini menjadi dasar untuk menyusun desain didaktis yang diharapkan dapat mengurangi kesulitan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun desain didaktis yang meminimalisir LO pada konsep reaksi pengendapan, pengaruh penambahan ion senama, dan pengaruh pH terhadap kelarutan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Didactical Desain Research (DDR). Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen tes, lembar observasi, pedoman wawancara dan Handycam. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Responden dalam penelitian ini adalah siswa SMA Laboratorium Percontohan UPI kelas XII sebanyak 30 orang dan kelas XI IPA2 sebanyak 28 orang. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa desain didaktis yang dikembangkan diantaranya dengan memberikan pemahaman konsep melalui pemberian fenomena yang diikuti dengan percobaan. Untuk meminimalisisr LO yang berkenaan dengan konsep kimia lainnya yaitu dengan menyampaikan apersepsi yang menggali pengetahuan siswa yang terkait dengan konsep kimia lainnya yang telah dipelajari. Implementasi desain didiaktis secara umum berjalan dengan lancer. Kendala yang muncul terkait pengorganisasian waktu dan kemampuan scaffolding dari guru. Desain didaktis ini dapat meminimalisir LO dan dapat meningkatkan kemampuan siswa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa desain didaktis konsep reaksi pengendapan, pengaruh penamabahan ion senama, dan pengaruh pH terhadap kelarutan efektif sebagai salah satu alternatif bahan ajar yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Kata kunci: desain didaktis, reaksi pengendapan, pengaruh penamabahan ion senama, pengaruh pH terhadap kelarutan, Learning Obstacles ABSTRACT The baground of this study was student's Learning Obstacles (LO), especially in epistemological obstacles of precipitation reaction, the common ion effect, and the effect of pH on solubility concept. LO that had been discovered by the early TKR analysis of this concept was the basic for preparing didactical design that were expected to reduce these difficulties. The purpose of this study was to develop didactical designs that minimize LO on the concept of precipitation reaction, the common ion effect, and the effect of pH on solubility. The method used in this study was a qualitative research method. The research design used was Didactical Design Research. The research instrument used was a test instrument, observation sheet, structured interview guides and Handycam. Data collection techniques used were tests, observations, interviews, and documentation. Respondents in this study were 30 students of class XII and 28 students of class XI IPA2 SMA Laboratorium Percontohan UPI. The result showed that the didactical design was developed among others by providing understanding of the concept through the provision of a
International Postgraduate Colloquium of Research in Education (IPCoRE) , 2014
Poor quality of teaching contributed by the low achievements of learning. By asking the students,... more Poor quality of teaching contributed by the low achievements of learning. By asking the students, the intention is to improve students' thinking and learning activities. By asking questions, students will be stimulated to think to look for the answer to a given question. With flung a few questions, students gradually become active and participate and ask or answer questions. Therefore, this study investigated teacher or student-center approach and knowledge and cognitive process dimension. This study used Hendayana lesson analysis framework and Bloom taxonomy revision table. The mixed method research design (quantitative and qualitative) was used. However, this study relied primarily on qualitative, video capture data, and direct observations. Hendayana lesson analysis framework used to determine student center lesson. Bloom taxonomy revision table was used to determine the cognitive and knowledge dimensions of teacher's questions and student's answers. One chemistry teacher in one school were elected, and the teacher taught a chemistry lesson that was observed in camera. The teacher taught 27 students. Teacher need to use questions to elicit student thinking, regularly invite questions from students, and encourage responses from student. The chemistry stressed recall of conceptual knowledge rather than eliciting factual, procedural, and metacognitive knowledge dimensions. The quality of students' answers and thinking is a reflection of teacher's questions, so the cognitive process and knowledge dimensions need to be appropriately stressed. Finding of this study revealed that the chemistry teachers have to increase the quality of their question, to become teacher-center lesson and improve the quality of chemistry learning.
Vol 1 No 2 (2017): Orbital: Jurnal Pendidikan Kimia, 2017
Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa pada pokok bahasan re... more Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa pada pokok bahasan reaksi oksidasi reduksi, hal ini disebabkan karena rendahnya keaktifan siswa selama proses pembelajaran. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe Everyone is A Teacher Here (ETH). Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan hasil belajar siswa yang menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe Everyone is A Teacher Here (ETH) dan pembelajaran konvensional pada pokok bahasan reaksi oksidasi reduksi di kelas X di SMAN 1 Gunung Talang. Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan desain Randomized Control-Group Posttest Only Design. Populasi penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas X semester II SMAN 1 Gunung Talang pada tahun ajaran 2010/2011. Sampel dari penelitian diambil dengan teknik Random Sampling. Sebagai kelas eksperimen adalah kelas SKU dan kelas kontrol adalah kelas SSN4. Hasil belajar yang diungkapkan pada penelitian ini berupa hasil belajar ranah kognitif. Uji hipotesis digunakan dengan menggunakan uji-t, karena sampel terdistribusi normal dan homogen. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa rata-rata hasil belajar siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe Everyone is A Teacher Here (ETH) lebih tinggi secara signifikan dari hasil belajar siswa dengan menggunakan metode konvensional. Setelah dilakukan uji-t pada taraf signifikan 0.05 diperoleh thitung = 4.51 dan ttabel = 1.99 (thitung > ttabel) berarti hipotesis diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang belajar dengan strategi pembelajaran aktif tipe Everyone is A Teacher Here (ETH) lebih tinggi secara signifikan dari hasil belajar siswa yang belajar dengan pembelajaran konvensional pada pokok bahasan reaksi oksidasi reduksi di kelas X SMAN 1 Gunung Talang. Kata kunci: ETH, hasil belajar, reaksi oksidasi reduksi, strategi pembelajaran aktif PENDAHULUAN Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), proses pembelajaran menuntut keaktifan siswa. Siswa tidak hanya menerima materi dari guru saja. Guru bertindak sebagai fasilitator, dimana pada kegiatan di dalam kelas, para siswa bukan lagi objek, namun subjek, sehingga proses pembelajaran lebih efektif. Kegiatan-kegiatan yang terpusat pada peserta didik (student center activities) merupakan iklim yang dapat membangkitkan semangat belajar (Mulyasa, 2007: 154). Strategi pembelajaran yang tepat hendaknya dilaksanakan pada setiap jenjang pendidikan serta dalam semua mata pelajaran termasuk kimia. Kimia merupakan salah satu ilmu yang mempunyai peranan penting dalam upaya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hasil belajar kimia merupakan indikator keberhasilan proses kegiatan pembelajaran kimia. Semakin tinggi hasil belajar maka akan semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran. Namun kenyataan di lapangan menunjukkan hasil belajar kimia yang dicapai siswa masih rendah. Berdasarkan pemantauan dan diskusi dengan guru kimia kelas X SMAN 1 Gunung Talang yang dilakukan melalui kunjungan ke sekolah terungkap bahwa rendahnya hasil belajar kimia siswa kelas X. Rendahnya hasil belajar siswa dapat
Orbital: Jurnal Pendidikan Kimia Volum 1, Nomor 1, 2017
Abstrak: Sekolah Mutiara Harapan (SMH) adalah sekolah non-profit yang didirikan dan didanai oleh ... more Abstrak: Sekolah Mutiara Harapan (SMH) adalah sekolah non-profit yang didirikan dan didanai oleh PT. Riau Andalan Pulp and Paper Pangkalan Kerinci Riau, yang mengakomodasi kebutuhan pendidikan anak-anak karyawan. Komunitas SMH terdiri dari orang Indonesia dan expatriat, oleh karena itu kurikulum di SMH terdiri dari kurikulum nasional dan internasional.Senior High /SH-SMH menggunakan Cambridge curriculum dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum internasional Cambridge, menitikberatkan kemampuan siswa dalam pemahaman, pengetahuan, keterampilan dan berpikir kritis. Pengumpulan data penelitian menggunakan dokumentasi, observasi, dan wawancara. Metode analisis data menggunakan teknik triangulasi. Penelitian ini berlokasi di SMH Riau, sedangkan subjek dalam penelitian ini adalah guru kimia dan siswa XI dan XII IPA tahun ajaran 2015/2016.Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat siswa SMH cukup tinggi untuk mengikuti kelas chemistry As/A level, namun hanya sedikit siswa yang mengikuti Cambridge International Examination. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya: biaya, minat, kemampuan, dan faktor eksternal. Chemistry As/A level benar-benar mempersiapkan siswa untuk melanjutkan ke tingkat perguruan tinggi, dimana dapat dilihat dari segi tujuan, isi, metode, dan evaluasi. Kata Kunci: Guru, siswa, CambridgeAdvanced, Chemistry AS and A Level, Sekolah Mutiara Harapan Riau PENDAHULUAN Sekolah Mutiara Harapan (SMH) adalah sekolah non-profit yang didirikan dan didanai oleh PT. Riau Andalan Pulp and Paper Pangkalan Kerinci Riau, yang mengakomodasi kebutuhan pendidikan anak-anak karyawan. Komunitas SMH terdiri dari orang Indonesia dan expatriat, oleh karena itu kurikulum di SMH terdiri dari kurikulum internasional dan kurikulum nasional. Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN), Nomor 20 tahun 2003 dalam Kompri (2014), kurikulum adalah seperangkat rencana pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Untuk Primary Years Programme (PYP) atau tingkat sekolah dasar SMH menggunakan sistem Internasional Baccaulaureate (IB) sejak tahun 2009. Sekaligus menjadikan SMH sebagai salah satu IB world school di Indonesia dan satu-satunya IB world school di Riau. Sedangkan untuk middle school yakni tingkat junior high dan senior high SMH telah terakreditasi oleh Cambridge International Examination (CIE) sejak tahun 2013 dimana siswa-siswa telah mengikuti Cambridge secondary 1, secondary 2, and cambridge advance. Selain itu SMH juga sudah terakreditasi A secara nasional dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan RI. SMH menggunakan kurikulum nasional yakni KTSP untuk tahun ajaran 2015/2016. Senior high-Sekolah mutiara harapan (SH-SMH) mengunakan Cambridge selain KTSP. Lebih dari 9000 sekolah dari 160 negara menjadi bagian dari Cambridge learning community. Cambridge curriculum tidak hanya mengembangkan konten tetapi juga skill. Cambridge mendorong siswa untuk:-Percaya diri dalam bekerja dengan informasi dan gagasan mereka sendiri dan gagasan orang lain-Bertanggungjawab atas diri mereka sendiri, responsif dan menghormati orang lain-Reflektif sebagai peserta didik, mengembangkan kemampuan untuk belajar
Abstrak: Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa mahasiswa angkatan 2015 Prodi Pendidikan Kim... more Abstrak: Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa mahasiswa angkatan 2015 Prodi Pendidikan Kimia FITK UIN Raden Fatah Palembang, banyak dari mahasiswa yang diminta oleh guru pamong untuk langsung mengajar di kelas di sekolah tempat pelaksanaan magang II. Beberapa dari mereka ada yang gugup dan tidak siap untuk langsung praktek mengajar di kelas. Hal ini dikarenakan belum adanya micro-teaching. Tanpa adanya micro teaching sebelum praktek langsung di kelas dikhawatirkan mahasiswa akan mengalami kendala baik dalam penyusunan bahan ajar ataupun kurang menguasai keterampilan dasar mengajar. Micro teaching adalah salah satu cara latihan praktek mengajar di depan kelas bagi calon guru dalam skala mikro sebelum mereka melakukan praktek mengajar di kelas sebenarnya sebagai upaya untuk pengembangan dan peningkatan profesi guru. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Penelitian ini menganalisis pelaksanaan micro teaching calon guru kimia di FITK UIN Raden Fatah Palembang. Prosedur micro teaching dalam penelitian ini memodifikasi prosedur tipe kedua yakni prosedur micro teaching di New University of Ulster. Penelitian ini melibatkan 26 orang calon guru kimia Program Studi Pendidikan Kimia FITK UIN Raden Fatah Palembang. Berdasarkan hasil analisis praktik micro-teaching, observasi dan refleksi pertama sampai ke-enam, menunjukkan bahwa praktik micro teaching calon guru kimia di FITK UIN Raden Fatah Palembang memiliki efek yang signifikan untuk meningkatan keterampilan mengajar dan menyusun perangkat pembelajaran calon guru. Praktik micro teaching akan berjalan lancar apabila dilaksanakan dalam kelomok kecil dan ada pembagian tugas secara rinci baik sebagai supervisor, observer tertulis, observer lisan, dan siswa. Kata Kunci: Micro-Teaching, keterampilan dasar mengajar, perangkat pembelajaran, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), refleksi, calon guru PENDAHULUAN Pada kurikulum Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) Program Studi Pendidikan Kimia UIN Raden Fatah terdapat tiga program praktik lapangan bagi mahasiswa yakni magang I (praktek observasi), magang II (praktek pengalaman lapangan dasar), dan magang III (praktek pengalaman lapangan lanjut). Magang I adalah mata kuliah yang mengembangkan keterampilan mahasiswa dalam mengobservasi dan merefleksikan hasil observasi terhadap kultur lembaga, pemanfaatan sarana prasarana penunjang proses pembelajaran, serta memperkuat wawasan tentang manajemen lembaga dan praktik kepemimpinan pendidikan yang efektif. Pada magang II, mahasiswa melakukan observasi tentang pemahaman peserta didik, menelaah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada mata pelajaran kimia, dan merancang RPP dalam materi kimia. Sedangkan magang III, mahasiswa mengembangkan kompetensi kepribadian, sosial, pedagogik dan professional dalam praktek mengajar yang dibimbing oleh guru pembimbing magang mata pelajaran kimia dan dosen pembimbing magang, serta melaksanakan tugas-tugas pendampingan peserta didik dan kegiatan ekstrakulikuler (Tim Penyusun dan Pengembangan Silabus Program Studi Pendidikan Kimia FITK UIN Raden Fatah Palembang, 2017: hal 46-92). Prodi pendidikan kimia UIN Raden Fatah Palembang adalah prodi baru
Abstrak Penulisan ini dilatarbelakangi kecenderungan pembelajaran kimia yang terfokus pada dimens... more Abstrak Penulisan ini dilatarbelakangi kecenderungan pembelajaran kimia yang terfokus pada dimensi konten. Banyak siswa tidak mengetahui manfaat pelajaran kimia dalam kehidupan. Sehingga dikhawatirkan pendidikan kita akan tertinggal dari negara ASEAN lainnya. Penulisan ini bertujuan mendeskripsikan pengaruh pembelajaran kimia berbasis life skill dengan konteks kearifan lokal yang dapat digunakan sebagai solusi menghadapi ASEAN Community 2015. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang didukung data. Penelitian ini didesain untuk menganalisis konteks kearifan lokal yang berkaitan dengan konten pelajaran kimia yang dapat dikembangkan menjadi pembelajaran sehingga dapat dijadikan sebagai solusi menghadapi ASEAN Community 2015. Penulis menggambarkan inti permasalahan dan menyimpulkan solusi permasalahan. Solusi yang ditawarkan adalah sebuah pengembangan pembelajaran life skill berbasis kearifan lokal sebagai solusi menghadapi ASEAN Community 2015. Jenis data yang digunakan berupa data sekunder yang didapatkan dari artikel ilmiah dalam jurnal dan buku. Teknik pengumpulan data menggunakan studi literatur dengan menganalisis hasil penelitian yang pernah ada dan dihubungkan dengan solusi alternatif pengembangan pembelajaran life skill yang ditawarkan. Data yang relevan digunakan sebagai referensi pembahasan. Hasil analisis data digunakan untuk menarik inferensi atas jawaban masalah dalam penelitian. Pengembangan pembelajaran kimia berbasis life skill dengan konteks kearifan lokal dapat dijadikan sebagai solusi menghadapi ASEAN Economic dan Socio-Cultural Community 2015. Siswa mempelajari kimia melalui produk kearifan lokal yang dekat dengan kehidupan sehari-hari sehingga meningkatkan kecintaan siswa atas produk negeri sendiri disamping meningkatkan pemahaman siswa akan maeri kimia. Pembelajaran kimia berbasis life skill dengan konteks kearifan lokal sesuai dengan tuntuan kurikulum 2013 yang dituangkan dalam kompetensi sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Abstract The tendency of chemistry learning that's only focus in content dimension became the background of this paper. Many of the students did not know the benefits of chemistry in daily life. This condition made concerned to our education will be missed from other ASEAN countries. The purpose of this paper to describe the effect of life skill based chemistry learning used local wisdom that can be used to be a way to addressed ASEAN Community 2015. This research was descriptive research using qualitative approach that support by data. This research designed to analyze local wisdom context which had correlation which chemistry lesson content that can be develop be learning which can be use to a solution to deal with ASEAN Community 2015. The writer described core problem and made conclusion to get solution based on problem. The solution offered was a development of life skill learning based on local wisdom a solution to deal with ASEAN Community 2015. Types of data that used were secondary data from scientific article from journal, and book. Techniques of data collection used literature study which analyze research result that ever excited and made the correlation with alternative solution that can be used to develop life skill learning. Relevant data used as reference in discussion. The result from data analyze can be used to made conclusion from all research question answer. The development life skill chemistry learning based on local wisdom can be used to a solution to deal with ASEAN Economic and Socio-Cultural Community. The student learned chemistry by local wisdom product that close to the daily life of student will increase the student' love to our country product in addition to improve students' understanding of chemistry
Uploads
Papers by Yeva Olensia