KMP. Pratitha sebagai kapal penyeberangan yang melayani lintas Ketapang-Gilimanuk dituntut untuk ... more KMP. Pratitha sebagai kapal penyeberangan yang melayani lintas Ketapang-Gilimanuk dituntut untuk mampu beroperasi secara aman dan efisien dengan tingkat ketersediaan yang tinggi dengan memperhatikan perawatan dari motor induk kapal. Perencanaan perawatan motor induk kapal KMP. Pratitha menggunakan metode analisa RCM yang diaplikasikan ke dalam program database RCM. Proses analisa RCM dilakukan dengan menggabungkan metode Smith, Moubray dan Navair. Analisa kualitatif dilakukan dengan Failure Modes and Effect Analysis (FMEA), Pemilihan Kegiatan Perawatan melalui Diagram Keputusan RCM dan Analisa kuantitatif dengan distribusi probabilitas waktu kegagalan untuk penentuan waktu kegiatan perawatan. Hasil dari penelitian ini berapa jadwal perawatan motor induk kapal yang berbasis keandalan yang diaplikasikan dalam sebuah program database RCM.
Dalam penelitian ini akan dilakukan penentuan tingkat kekritisan komponen pada sistem produksi ga... more Dalam penelitian ini akan dilakukan penentuan tingkat kekritisan komponen pada sistem produksi gas di Join Opertaing Body Pertamina Petrochina East Java. Sehingga nantinya pekerjaan perawatan dapat dilakukan terhadap komponen berdasarkan tingkat prioritasnya. Sehingga pekerjaan perawatan dapat dilakukan lebih effective dan effisient. Hasil dari analisa kekritisan komponen akan digunakan untuk mengevaluasi metode perawatan yang digunakan saat ini NORSOK Standart Z-008 digunakan untuk melakukan Criticality Analysis. Dimana sistem dibagi kedalam tiap sub fungsi yang kemudian dinilai tingkat konsekwensinya berdasarkan criteria tingkat redundancy, Health safety and environment (HSE), production dan cost. jika sub fungsi tersebut mengalami kegagalan. Nilai kekritisan komponen ditentukan berdasarkan kombinasi tingkat redundancy dan konsekwensi yang ditimbulkan apabila sub sistem tersebut mengalami kegagalan. Hasil dari analisa ini, dapat digunakan untuk menentukan prioritas pekerjaan perawatan.
Gas merupakan salah satu sumber energi alternatif yang layak diperhitungkan, mengingat kenyataan ... more Gas merupakan salah satu sumber energi alternatif yang layak diperhitungkan, mengingat kenyataan bahwa cadangan minyak di dunia saat ini telah menipis. Salah satu cara yang digunakan untuk mendistribusikan gas alam yaitu dengan menggunakan pipa gas bawah laut (Pipeline). Pipeline merupakan salah satu teknologi transportasi gas yang penting dan sering digunakan karena dapat mengalirkan gas dalam jumlah sangat besar dan jarak yang jauh and dapat digunakan melalui darat atau laut. Manfaat lain dari pipeline yaitu mudah dioperasikan, aman dan ekonomis bila dibandingkan dengan mode transportasi yang lain, karena pipa berada dibawah jalur lalu lintas kapal maka hal ini dapat menimbulkan risiko. Tugas akhir ini menyajikan penilaian risiko dari pipa milik PT. Pertamina Hulu Energi-West Madura Offshore dan milik PT. Hess Indonesia yang digunakan untuk mendistribusikan gas alam dan skripsi ini mengambil segmen pipa yang melewati PT. Berlian Manyar Sejahtera. Pada segmen ini pipeline sepenuhnya berada di bawah perairan. Masalah yang timbul pada segmen ini adalah adanya kegiatan pembangunan trestle oleh PT. BMS yang memungkinkan adanya dampak eksternal pada pipeline yang telah berada sebelumnya. Penilaian risiko digunakan untuk menilai apakah risiko dapat diterima atau tidak. Penilaian konsekuensi impact pada material pipa disimulasikan dengan Solid Work. Penilaian risiko didasarkan pada DNV RPF-107 standar. Setelah mengetahui tingkat risiko yang ada maka dilakukan evaluasi terhadap risiko tersebut. Risiko yang tidak bisa diterima harus dilakukan proses mitigasi untuk mengurangi nilai konsekuensi atau frekuensi. Dari hasil penilaian risiko yang telah dilakukan didapatkan hasil dimana tingkat risiko paling tinggi yang mungkin terjadi berada pada zona ALARP. Agar risiko berada pada zona yang dapat diterima maka perlu dilakukan mitigasi. Mitigasi dilakukan dengan membuat pre-cast sebagai pelindung pipa.
Dalam sebuah perusahaan, perawatan mutlak diperlukan untuk berjalannya sebuah operasional kerja y... more Dalam sebuah perusahaan, perawatan mutlak diperlukan untuk berjalannya sebuah operasional kerja yang kontinyu. Salah satu strategi perawatan yang digunakan adalah preventive Maintenance. Preventive Maintenance bisa dilakukan dengan melakukan interval perawatan (time base) atau dengan kondisi monitoring. Pada tugas akhir ini akan dibahas bagaimana penentuan interval waktu perawatan dari sistem pulveriser. Pengoptimalan di dasarkan atas nilai keandalan dari komponen pada sistem pulveriser dikombinasikan dengan berbagai kriteria dari sifat keandalan sistem itu sendiri. Kriteria tersebut antara lain kelemahan design, kerusakan material, cacat dalam proses manufaktur dan kondisi operasional. Hasil dari penelitian adalah interval waktu perawatan yang optimum dari program preventive maintenance sebesar 3000 jam. Interval waktu tersebut lebih pendek dibandingkan dengan kebijakan dari perusahaan yang diterapkan yaitu sebesar 3500 jam.
Sistem bahan bakar memegang peranan yang penting uniuk menyuplai bahan hakar ke dalam ruang bakar... more Sistem bahan bakar memegang peranan yang penting uniuk menyuplai bahan hakar ke dalam ruang bakar pada motor. Diesel sebagai penggerak utama KM. Besakih sehingga diperlukan sistem bahan hakar yang memiliki keandalan yang tinggi untuk memastikan keselamatan operasi kapal. Salah satu cara untuk mempertahankan keandalan suatu sistem adalah dengan melakukan perawatan. Manajemen perawatan yang baik sangat diperlukan nntuk mempertahankan keandalan dari suatu sistem. Manajemen perawatan yang salah dapat menyebabkan kegagalan operasi sistem dan tidak efektif dari segi biaya perawatan. RCM sebagai salah satu bentuk manajemen preventive maintenance yang berbasiskan keandalan memiliki filosofi untuk mempertahankan keandalan sistem. RCM menitikberatkan perawatan pada komponen kritis yang mempengaruhi keandalan sistem. Melalui analisa kualitatif dengan metode Failure Mode and Effects Analysis (FMEA), Logic (decision) Tree Analysis, Task Selection Road Map, maka kegiatan perawatan pada sistem bahan bakar motor induk KM. Besakih dapat dikelompokkan kedalam 4 katagori perawatan yaitu time directed (TD), condition directed (CD), failure finding (FF) dan run-to-failure (RTF)
Peran transportasi laut dalam industri maritim Indonesia sangatlah penting, termasuk dalam transp... more Peran transportasi laut dalam industri maritim Indonesia sangatlah penting, termasuk dalam transportasi batubara dalam memenuhi kebutuhan PLTU Suralaya, yang merupakan anak perusahaan dari PT.Indonesia Power. Dalam proses pengangkutannya, saat ini dioperasikan oleh PT.Bukit Asam Tbk selaku pemasok terbesar batubara untuk PLTU Suralaya. Adapun jenis kapal yang digunakan saat ini yakni jenis Bulk Carrier dengan kapasitas 10.096 Dwt (KM.Tarahan), 27.000 Dwt (KM.Saraswati) serta beberapa tongkang yang ditarik oleh tugboat. Dengan meningkatnya kebutuhan batubara, PLTU Suralaya berencana untuk menambah pasokan batubara dari PT.Bukit Asam Tbk dari 5 juta ton per tahun (2010) menjadi 8 juta ton per tahun. Oleh sebab itu, diperlukan suatu kajian ulang terhadap jumlah dan kapasitas kapal yang sesuai dengan data teknis di pelabuhan muat Tarahan dan pelabuhan bongkar Suralaya agar peningkatan kebutuhan batubara tersebut dapat terpenuhi sesuai kontrak, sehingga pasokan listrik untuk Jawa-Bali tersebut dapat terus tersedia. Dari data-data proses bisnis di kedua pelabuhan tersebut, penulis akan meniru sistem transportasi batubara dengan menggunakan simulasi dengan software Arena 5.0 dan membuat skenario penentuan jumlah dan kapasitas kapal yang optimal, serta peningkatan nilai loading dan unloading rate apabila dibutuhkan. Dari hasil penelitian didapatkan 2 skenario yang mampu memenuhi permintaan PLTU Suralaya sebesar 8 juta ton per tahun. Skenario pertama yakni 2 kapal dengan kapasitas masing-masing 35.000 ton ,1 tongkang 10.000 ton dengan unloading rate 1500 TPH dan skenario kesua yakni 2 kapal dengan kapasitas masing-masing 40.000 ton,1 tongkang 10.000 ton serta unloading rate 1500 TPH.
Studi ini menyajikan pemilihan lokasi Floating Storage and Regasification Unit (FSRU) untuk prose... more Studi ini menyajikan pemilihan lokasi Floating Storage and Regasification Unit (FSRU) untuk proses distribusi LNG dari Ladang Tangguh ke Bali. FSRU merupakan alternatif pengganti LNG receiving terminal di darat yang tidak mungkin dibangun, mengingat Bali sebagai pusat pariwisata. Pada pemilihan lokasi melibatkan kriteria kualitatif dan kuantitatif maka digunakan metode Multiple Criteria Decision Making (MCDM). Untuk kriteria kualitatif dicari relative weight dengan metode Analitik Hierarki Proses (AHP), dari nilai relative weight kemudian dihitung normalize relative weight, basic probability assigment dan total probability assigment sampai mendapatkan nilai preference degree dari kriteria kualitatif. Selanjutnya menggabungkannya dengan nilai preference degree dari kriteria kuantitatif dan merangkingnya dengan metode entrophy, alternatif lokasi yang terpilih adalah alternatif dengan nilai entrophy tertinggi. Setelah mendapatkan lokasi maka dapat dianalisa sistem penambatan FSRU yang cocok pada lokasi tersebut.
Aplikasi Multiple Criteria Decision Making Untuk Pemilihan Lokasi Floating Storage and Regasification Unit Dan Sistem Penambatannya, Jan 24, 2008
Studi ini menyajikan pemilihan lokasi Floating Storage and Regasification Unit (FSRU) untuk prose... more Studi ini menyajikan pemilihan lokasi Floating Storage and Regasification Unit (FSRU) untuk proses distribusi LNG dari Ladang Tangguh ke Bali. FSRU merupakan alternatif pengganti LNG receiving terminal di darat yang tidak mungkin dibangun, mengingat Bali sebagai pusat pariwisata. Pada pemilihan lokasi melibatkan kriteria kualitatif dan kuantitatif maka digunakan metode Multiple Criteria Decision Making (MCDM). Untuk kriteria kualitatif dicari relative weight dengan metode Analitik Hierarki Proses (AHP), dari nilai relative weight kemudian dihitung normalize relative weight, basic probability assigment dan total probability assigment sampai mendapatkan nilai preference degree dari kriteria kualitatif. Selanjutnya menggabungkannya dengan nilai preference degree dari kriteria kuantitatif dan merangkingnya dengan metode entrophy, alternatif lokasi yang terpilih adalah alternatif dengan nilai entrophy tertinggi. Setelah mendapatkan lokasi maka dapat dianalisa sistem penambatan FSRU yang cocok pada lokasi tersebut.
Implementasi Total Productive Maintenance Dengan Metode Overall Equipment Efectiveness Untuk Menentukan Maintenance Strategy Padamesin Tube Mill 303, Jan 27, 2012
Analisa Kelelahan Free Span Pada Jalur Pipa Gas Bawah Laut East Java Gas Pipeline Dengan Pendekatan Finite Element Method, Jul 30, 2012
Salah satu mode pengangkutan gas bumi yang paling banyak digunakan adalah pipeline. Jalur pipa la... more Salah satu mode pengangkutan gas bumi yang paling banyak digunakan adalah pipeline. Jalur pipa laut atau yang biasa disebut Offshore pipeline sendiri juga memiliki kriteria dan karakteristik hingga pipeline tersebut menjadi rusak. Analisa yang dilakukan terhadap offshore pipeline dilakukan pada pipa yang mengalami free span. Salah satu penyebab kerusakan pipa adalah karena stress yang dialami pipa secara berulang sehingga mengalami kelelahan. Metode perhitungan yang digunakan untuk menentukan kelelahan pada pipeline, menggunakan kode standart Det Norske Veritas (DNV). Penentuan analisa kelelahan ini dapat dilakukan dengan jalan mengetahui terlebih dahulu beban serta stress yang dialami pipa sehingga dapat ditentukan nilai kelelahan pada jalur pipa tersebut. Berdasarkan nilai kelelahan tersebut, dapat diestimasikan sisa waktu operasi pipa karena stress yang diterima secara kontinyu dalam kurun waktu tertentu. Sejalan dengan hal itu, juga dilakukan permodelan terhadap segmen pipa yang tidak lolos seleksi kriteria berdasarkan standart DNV serta memiliki panjang dan kedalaman free span terpanjang. Pemodelan ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam melakukan langkah mitigasi risiko agar pipa tidak mengalami kerusakan karena free span.
Penilaian Risiko Dan Perencanaan Program Inspeksi Pada Pressure Vessel Dengan Menggunakan Metode Risk Based Inspection, Aug 13, 2013
Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor: 17 tahun 1974 tentang Pengawasan Pelaksanaan Eksplorasi d... more Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor: 17 tahun 1974 tentang Pengawasan Pelaksanaan Eksplorasi dan Eksploitasi Minyak dan Gas Bumi Di Daerah Lepas Pantai bab I pasal 10, pemerintah mewajibkan adanya upaya perlindungan untuk para pekerja serta lingkungan dari bahaya kerja yang mungkin timbul apabila terjadi kecelakaan. Risk Based Inspection (RBI) merupakan salah satu metode pengambilan keputusan untuk melakukan inspeksi. RBI diharapkan dapat memberikan analisa terhadap damage mechanism secara terpadu sehingga dapat memberikan gagasan inspeksi yang lebih efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Penilaian probability of failure dilakukan dengan berdasarkan thinning damage mechanism, sedangkan consequence of failure ditentukan oleh luas area yang terdampak. Program inspeksi pada pressure vessel ini berkaitan dengan interval inspeksi dan tipe inspeksinya. Interval inspeksi RBI ditentukan dengan menggunakan remaining life dan batasan waktu inspeksi berdasarkan API RP 510 Pressure Vessel Inspection. Penelitian ini menganalisa level risiko kegagalan pada pressure vessel berupa LP Separator, Glycol Contactor, dan Glycol Scrubber. Level risiko tersebut akan menjadi dasar pengambilan keputusan dalam menentukan program inspeksi serta mengevaluasi biayanya. Bagian yang dianalisa pada pressure vessel adalah shell dan head. Hasilnya, tingkat risiko untuk semua pressure vessel berada pada kondisi low risk (acceptable). Analisa remaining life menghasilkan pada LP Separator untuk shell adalah 13 tahun sedangkan head adalah 10 tahun, pada Glycol Contactor untuk shell adalah 143 tahun sedangkan head adalah 114 tahun, dan pada Glycol Scrubber untuk shell adalah 307 tahun sedangkan head adalah 107 tahun. Berdasarkan batasan maksimum tahun, semua pressure vessel mempunyai interval waktu inspeksi 10 tahun untuk tipe inspeksi internal dan on-stream, sedangkan untuk tipe inspeksi eksternal interval waktu inspeksi sebesar 5 tahun. Analisa biaya dengan skenario jangka waktu 15 tahun membuktikan bahwa biaya yang dibutuhkan untuk inspeksi menggunakan RBI lebih efisien dibandingkan pada SKPP dengan variabel man-power dan man-hours. Perusahaan dapat menghemat biaya setara dengan 18 tahun man-power dan 88 jam man-hours bila melakukan inspeksi dengan menggunakan RBI.
Sistem bahan bakar memegang peranan yang penting uniuk menyuplai bahan hakar ke dalam ruang bakar... more Sistem bahan bakar memegang peranan yang penting uniuk menyuplai bahan hakar ke dalam ruang bakar pada motor. Diesel sebagai penggerak utama KM. Besakih sehingga diperlukan sistem bahan hakar yang memiliki keandalan yang tinggi untuk memastikan keselamatan operasi kapal. Salah satu cara untuk mempertahankan keandalan suatu sistem adalah dengan melakukan perawatan. Manajemen perawatan yang baik sangat diperlukan nntuk mempertahankan keandalan dari suatu sistem. Manajemen perawatan yang salah dapat menyebabkan kegagalan operasi sistem dan tidak efektif dari segi biaya perawatan. RCM sebagai salah satu bentuk manajemen preventive maintenance yang berbasiskan keandalan memiliki filosofi untuk mempertahankan keandalan sistem. RCM menitikberatkan perawatan pada komponen kritis yang mempengaruhi keandalan sistem. Melalui analisa kualitatif dengan metode Failure Mode and Effects Analysis (FMEA), Logic (decision) Tree Analysis, Task Selection Road Map, maka kegiatan perawatan pada sistem bah...
Best practice in developing Inspection Plan for static mechanical equipment on offshore topside p... more Best practice in developing Inspection Plan for static mechanical equipment on offshore topside platform is by performing Risk-based inspection (RBI) analysis. However, there are hundreds or even thousands static mechanical equipment on offshore topside platform. Since detailed RBI analysis requires a lot of data and tedious calculation then it is necessary to do equipment criticality screening prior to perform detail RBI analysis as it is suggested in DNV-RP-G101. Equipment Criticality Analysis (ECA) protocols for carbon steel static mechanical equipment have been developed as criticality screening tools. The protocols were developed based upon DNV-RP-G101. ECA categorizes the static mechanical equipment into C1, C2, or C3 which refer to high, medium or low criticality equipment respectively. The C3 equipment will receive minimum surveillance with planned corrective maintenance while C2 and C1 equipment will require detail RBI analysis.
International Journal of Marine Engineering Innovation and Research, 2017
Maintenance on machines is a mandatory asset management activity to maintain asset reliability in... more Maintenance on machines is a mandatory asset management activity to maintain asset reliability in order to reduce losses due to failure. 89% of defects have random failure mode, the proper maintenance method is predictive maintenance. Predictive maintenance object in this research is Steam Generator Amurang Unit 1, which is predictive maintenance is done through condition monitoring in the form of vibration analysis. The conducting vibration analysis on Amurang Unit 1 Steam Generator is because vibration analysis is very effective on rotating objects. Vibration analysis is predicting the damage based on the vibration spectrum, where the vibration spectrum is the result of separating time-based vibrations and simplifying them into vibrations based on their frequency domain. The transformation of time-domain-wave into frequency-domain-wave is using the application of FFT, namely AMS Machinery. The measurement of vibration value is done on turbine bearings and steam generator of Unit 1 Amurang using Turbine Supervisory Instrument and CSI 2600 instrument. The result of this research indicates that vibration spectrum from Unit 1 Amurang Power Plant indicating that there is rotating looseness, even though the vibration value does not require the Unit 1 Amurang Power Plant to stop operating (shut down). This rotating looseness, at some point, can produce some indications that similar with the unbalance. In order to avoid more severe vibrations, it is necessary to do inspection on the bearings in the Amurang Unit 1 Power Plant.
Energy sources that can be utilized by humans are oil and natural gas. However, in exploration ac... more Energy sources that can be utilized by humans are oil and natural gas. However, in exploration activities, there are problems regarding the risk level determination of equipment in offshore platforms. The equipment that has an important function for the processing of oil and gas is a pressure vessel. In the contents of the hydrocarbon flow produced by the production well, it consists of various mixtures (gas, crude oil, and water). Therefore, it is necessary to have a separation process between the three fluid phases by using a device, namely a separator (pressure vessel). If the process of separating the three-phase from the hydrocarbon flow fails, it will result in product failure and also threaten the workers and the surrounding environment. So, this study will use the risk-based inspection (RBI) method to determine the level of risk from a pressure vessel. The risk-based inspection (RBI) method was chosen because the oil and gas processing industry have a high level of risk so that safety for business management and environmental conditions is the main consideration. Another advantage of using the risk-based inspection (RBI) method is the reduced shutdown time and the number of equipment inspections.
KMP. Pratitha sebagai kapal penyeberangan yang melayani lintas Ketapang-Gilimanuk dituntut untuk ... more KMP. Pratitha sebagai kapal penyeberangan yang melayani lintas Ketapang-Gilimanuk dituntut untuk mampu beroperasi secara aman dan efisien dengan tingkat ketersediaan yang tinggi dengan memperhatikan perawatan dari motor induk kapal. Perencanaan perawatan motor induk kapal KMP. Pratitha menggunakan metode analisa RCM yang diaplikasikan ke dalam program database RCM. Proses analisa RCM dilakukan dengan menggabungkan metode Smith, Moubray dan Navair. Analisa kualitatif dilakukan dengan Failure Modes and Effect Analysis (FMEA), Pemilihan Kegiatan Perawatan melalui Diagram Keputusan RCM dan Analisa kuantitatif dengan distribusi probabilitas waktu kegagalan untuk penentuan waktu kegiatan perawatan. Hasil dari penelitian ini berapa jadwal perawatan motor induk kapal yang berbasis keandalan yang diaplikasikan dalam sebuah program database RCM.
Dalam penelitian ini akan dilakukan penentuan tingkat kekritisan komponen pada sistem produksi ga... more Dalam penelitian ini akan dilakukan penentuan tingkat kekritisan komponen pada sistem produksi gas di Join Opertaing Body Pertamina Petrochina East Java. Sehingga nantinya pekerjaan perawatan dapat dilakukan terhadap komponen berdasarkan tingkat prioritasnya. Sehingga pekerjaan perawatan dapat dilakukan lebih effective dan effisient. Hasil dari analisa kekritisan komponen akan digunakan untuk mengevaluasi metode perawatan yang digunakan saat ini NORSOK Standart Z-008 digunakan untuk melakukan Criticality Analysis. Dimana sistem dibagi kedalam tiap sub fungsi yang kemudian dinilai tingkat konsekwensinya berdasarkan criteria tingkat redundancy, Health safety and environment (HSE), production dan cost. jika sub fungsi tersebut mengalami kegagalan. Nilai kekritisan komponen ditentukan berdasarkan kombinasi tingkat redundancy dan konsekwensi yang ditimbulkan apabila sub sistem tersebut mengalami kegagalan. Hasil dari analisa ini, dapat digunakan untuk menentukan prioritas pekerjaan perawatan.
Gas merupakan salah satu sumber energi alternatif yang layak diperhitungkan, mengingat kenyataan ... more Gas merupakan salah satu sumber energi alternatif yang layak diperhitungkan, mengingat kenyataan bahwa cadangan minyak di dunia saat ini telah menipis. Salah satu cara yang digunakan untuk mendistribusikan gas alam yaitu dengan menggunakan pipa gas bawah laut (Pipeline). Pipeline merupakan salah satu teknologi transportasi gas yang penting dan sering digunakan karena dapat mengalirkan gas dalam jumlah sangat besar dan jarak yang jauh and dapat digunakan melalui darat atau laut. Manfaat lain dari pipeline yaitu mudah dioperasikan, aman dan ekonomis bila dibandingkan dengan mode transportasi yang lain, karena pipa berada dibawah jalur lalu lintas kapal maka hal ini dapat menimbulkan risiko. Tugas akhir ini menyajikan penilaian risiko dari pipa milik PT. Pertamina Hulu Energi-West Madura Offshore dan milik PT. Hess Indonesia yang digunakan untuk mendistribusikan gas alam dan skripsi ini mengambil segmen pipa yang melewati PT. Berlian Manyar Sejahtera. Pada segmen ini pipeline sepenuhnya berada di bawah perairan. Masalah yang timbul pada segmen ini adalah adanya kegiatan pembangunan trestle oleh PT. BMS yang memungkinkan adanya dampak eksternal pada pipeline yang telah berada sebelumnya. Penilaian risiko digunakan untuk menilai apakah risiko dapat diterima atau tidak. Penilaian konsekuensi impact pada material pipa disimulasikan dengan Solid Work. Penilaian risiko didasarkan pada DNV RPF-107 standar. Setelah mengetahui tingkat risiko yang ada maka dilakukan evaluasi terhadap risiko tersebut. Risiko yang tidak bisa diterima harus dilakukan proses mitigasi untuk mengurangi nilai konsekuensi atau frekuensi. Dari hasil penilaian risiko yang telah dilakukan didapatkan hasil dimana tingkat risiko paling tinggi yang mungkin terjadi berada pada zona ALARP. Agar risiko berada pada zona yang dapat diterima maka perlu dilakukan mitigasi. Mitigasi dilakukan dengan membuat pre-cast sebagai pelindung pipa.
Dalam sebuah perusahaan, perawatan mutlak diperlukan untuk berjalannya sebuah operasional kerja y... more Dalam sebuah perusahaan, perawatan mutlak diperlukan untuk berjalannya sebuah operasional kerja yang kontinyu. Salah satu strategi perawatan yang digunakan adalah preventive Maintenance. Preventive Maintenance bisa dilakukan dengan melakukan interval perawatan (time base) atau dengan kondisi monitoring. Pada tugas akhir ini akan dibahas bagaimana penentuan interval waktu perawatan dari sistem pulveriser. Pengoptimalan di dasarkan atas nilai keandalan dari komponen pada sistem pulveriser dikombinasikan dengan berbagai kriteria dari sifat keandalan sistem itu sendiri. Kriteria tersebut antara lain kelemahan design, kerusakan material, cacat dalam proses manufaktur dan kondisi operasional. Hasil dari penelitian adalah interval waktu perawatan yang optimum dari program preventive maintenance sebesar 3000 jam. Interval waktu tersebut lebih pendek dibandingkan dengan kebijakan dari perusahaan yang diterapkan yaitu sebesar 3500 jam.
Sistem bahan bakar memegang peranan yang penting uniuk menyuplai bahan hakar ke dalam ruang bakar... more Sistem bahan bakar memegang peranan yang penting uniuk menyuplai bahan hakar ke dalam ruang bakar pada motor. Diesel sebagai penggerak utama KM. Besakih sehingga diperlukan sistem bahan hakar yang memiliki keandalan yang tinggi untuk memastikan keselamatan operasi kapal. Salah satu cara untuk mempertahankan keandalan suatu sistem adalah dengan melakukan perawatan. Manajemen perawatan yang baik sangat diperlukan nntuk mempertahankan keandalan dari suatu sistem. Manajemen perawatan yang salah dapat menyebabkan kegagalan operasi sistem dan tidak efektif dari segi biaya perawatan. RCM sebagai salah satu bentuk manajemen preventive maintenance yang berbasiskan keandalan memiliki filosofi untuk mempertahankan keandalan sistem. RCM menitikberatkan perawatan pada komponen kritis yang mempengaruhi keandalan sistem. Melalui analisa kualitatif dengan metode Failure Mode and Effects Analysis (FMEA), Logic (decision) Tree Analysis, Task Selection Road Map, maka kegiatan perawatan pada sistem bahan bakar motor induk KM. Besakih dapat dikelompokkan kedalam 4 katagori perawatan yaitu time directed (TD), condition directed (CD), failure finding (FF) dan run-to-failure (RTF)
Peran transportasi laut dalam industri maritim Indonesia sangatlah penting, termasuk dalam transp... more Peran transportasi laut dalam industri maritim Indonesia sangatlah penting, termasuk dalam transportasi batubara dalam memenuhi kebutuhan PLTU Suralaya, yang merupakan anak perusahaan dari PT.Indonesia Power. Dalam proses pengangkutannya, saat ini dioperasikan oleh PT.Bukit Asam Tbk selaku pemasok terbesar batubara untuk PLTU Suralaya. Adapun jenis kapal yang digunakan saat ini yakni jenis Bulk Carrier dengan kapasitas 10.096 Dwt (KM.Tarahan), 27.000 Dwt (KM.Saraswati) serta beberapa tongkang yang ditarik oleh tugboat. Dengan meningkatnya kebutuhan batubara, PLTU Suralaya berencana untuk menambah pasokan batubara dari PT.Bukit Asam Tbk dari 5 juta ton per tahun (2010) menjadi 8 juta ton per tahun. Oleh sebab itu, diperlukan suatu kajian ulang terhadap jumlah dan kapasitas kapal yang sesuai dengan data teknis di pelabuhan muat Tarahan dan pelabuhan bongkar Suralaya agar peningkatan kebutuhan batubara tersebut dapat terpenuhi sesuai kontrak, sehingga pasokan listrik untuk Jawa-Bali tersebut dapat terus tersedia. Dari data-data proses bisnis di kedua pelabuhan tersebut, penulis akan meniru sistem transportasi batubara dengan menggunakan simulasi dengan software Arena 5.0 dan membuat skenario penentuan jumlah dan kapasitas kapal yang optimal, serta peningkatan nilai loading dan unloading rate apabila dibutuhkan. Dari hasil penelitian didapatkan 2 skenario yang mampu memenuhi permintaan PLTU Suralaya sebesar 8 juta ton per tahun. Skenario pertama yakni 2 kapal dengan kapasitas masing-masing 35.000 ton ,1 tongkang 10.000 ton dengan unloading rate 1500 TPH dan skenario kesua yakni 2 kapal dengan kapasitas masing-masing 40.000 ton,1 tongkang 10.000 ton serta unloading rate 1500 TPH.
Studi ini menyajikan pemilihan lokasi Floating Storage and Regasification Unit (FSRU) untuk prose... more Studi ini menyajikan pemilihan lokasi Floating Storage and Regasification Unit (FSRU) untuk proses distribusi LNG dari Ladang Tangguh ke Bali. FSRU merupakan alternatif pengganti LNG receiving terminal di darat yang tidak mungkin dibangun, mengingat Bali sebagai pusat pariwisata. Pada pemilihan lokasi melibatkan kriteria kualitatif dan kuantitatif maka digunakan metode Multiple Criteria Decision Making (MCDM). Untuk kriteria kualitatif dicari relative weight dengan metode Analitik Hierarki Proses (AHP), dari nilai relative weight kemudian dihitung normalize relative weight, basic probability assigment dan total probability assigment sampai mendapatkan nilai preference degree dari kriteria kualitatif. Selanjutnya menggabungkannya dengan nilai preference degree dari kriteria kuantitatif dan merangkingnya dengan metode entrophy, alternatif lokasi yang terpilih adalah alternatif dengan nilai entrophy tertinggi. Setelah mendapatkan lokasi maka dapat dianalisa sistem penambatan FSRU yang cocok pada lokasi tersebut.
Aplikasi Multiple Criteria Decision Making Untuk Pemilihan Lokasi Floating Storage and Regasification Unit Dan Sistem Penambatannya, Jan 24, 2008
Studi ini menyajikan pemilihan lokasi Floating Storage and Regasification Unit (FSRU) untuk prose... more Studi ini menyajikan pemilihan lokasi Floating Storage and Regasification Unit (FSRU) untuk proses distribusi LNG dari Ladang Tangguh ke Bali. FSRU merupakan alternatif pengganti LNG receiving terminal di darat yang tidak mungkin dibangun, mengingat Bali sebagai pusat pariwisata. Pada pemilihan lokasi melibatkan kriteria kualitatif dan kuantitatif maka digunakan metode Multiple Criteria Decision Making (MCDM). Untuk kriteria kualitatif dicari relative weight dengan metode Analitik Hierarki Proses (AHP), dari nilai relative weight kemudian dihitung normalize relative weight, basic probability assigment dan total probability assigment sampai mendapatkan nilai preference degree dari kriteria kualitatif. Selanjutnya menggabungkannya dengan nilai preference degree dari kriteria kuantitatif dan merangkingnya dengan metode entrophy, alternatif lokasi yang terpilih adalah alternatif dengan nilai entrophy tertinggi. Setelah mendapatkan lokasi maka dapat dianalisa sistem penambatan FSRU yang cocok pada lokasi tersebut.
Implementasi Total Productive Maintenance Dengan Metode Overall Equipment Efectiveness Untuk Menentukan Maintenance Strategy Padamesin Tube Mill 303, Jan 27, 2012
Analisa Kelelahan Free Span Pada Jalur Pipa Gas Bawah Laut East Java Gas Pipeline Dengan Pendekatan Finite Element Method, Jul 30, 2012
Salah satu mode pengangkutan gas bumi yang paling banyak digunakan adalah pipeline. Jalur pipa la... more Salah satu mode pengangkutan gas bumi yang paling banyak digunakan adalah pipeline. Jalur pipa laut atau yang biasa disebut Offshore pipeline sendiri juga memiliki kriteria dan karakteristik hingga pipeline tersebut menjadi rusak. Analisa yang dilakukan terhadap offshore pipeline dilakukan pada pipa yang mengalami free span. Salah satu penyebab kerusakan pipa adalah karena stress yang dialami pipa secara berulang sehingga mengalami kelelahan. Metode perhitungan yang digunakan untuk menentukan kelelahan pada pipeline, menggunakan kode standart Det Norske Veritas (DNV). Penentuan analisa kelelahan ini dapat dilakukan dengan jalan mengetahui terlebih dahulu beban serta stress yang dialami pipa sehingga dapat ditentukan nilai kelelahan pada jalur pipa tersebut. Berdasarkan nilai kelelahan tersebut, dapat diestimasikan sisa waktu operasi pipa karena stress yang diterima secara kontinyu dalam kurun waktu tertentu. Sejalan dengan hal itu, juga dilakukan permodelan terhadap segmen pipa yang tidak lolos seleksi kriteria berdasarkan standart DNV serta memiliki panjang dan kedalaman free span terpanjang. Pemodelan ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam melakukan langkah mitigasi risiko agar pipa tidak mengalami kerusakan karena free span.
Penilaian Risiko Dan Perencanaan Program Inspeksi Pada Pressure Vessel Dengan Menggunakan Metode Risk Based Inspection, Aug 13, 2013
Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor: 17 tahun 1974 tentang Pengawasan Pelaksanaan Eksplorasi d... more Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor: 17 tahun 1974 tentang Pengawasan Pelaksanaan Eksplorasi dan Eksploitasi Minyak dan Gas Bumi Di Daerah Lepas Pantai bab I pasal 10, pemerintah mewajibkan adanya upaya perlindungan untuk para pekerja serta lingkungan dari bahaya kerja yang mungkin timbul apabila terjadi kecelakaan. Risk Based Inspection (RBI) merupakan salah satu metode pengambilan keputusan untuk melakukan inspeksi. RBI diharapkan dapat memberikan analisa terhadap damage mechanism secara terpadu sehingga dapat memberikan gagasan inspeksi yang lebih efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Penilaian probability of failure dilakukan dengan berdasarkan thinning damage mechanism, sedangkan consequence of failure ditentukan oleh luas area yang terdampak. Program inspeksi pada pressure vessel ini berkaitan dengan interval inspeksi dan tipe inspeksinya. Interval inspeksi RBI ditentukan dengan menggunakan remaining life dan batasan waktu inspeksi berdasarkan API RP 510 Pressure Vessel Inspection. Penelitian ini menganalisa level risiko kegagalan pada pressure vessel berupa LP Separator, Glycol Contactor, dan Glycol Scrubber. Level risiko tersebut akan menjadi dasar pengambilan keputusan dalam menentukan program inspeksi serta mengevaluasi biayanya. Bagian yang dianalisa pada pressure vessel adalah shell dan head. Hasilnya, tingkat risiko untuk semua pressure vessel berada pada kondisi low risk (acceptable). Analisa remaining life menghasilkan pada LP Separator untuk shell adalah 13 tahun sedangkan head adalah 10 tahun, pada Glycol Contactor untuk shell adalah 143 tahun sedangkan head adalah 114 tahun, dan pada Glycol Scrubber untuk shell adalah 307 tahun sedangkan head adalah 107 tahun. Berdasarkan batasan maksimum tahun, semua pressure vessel mempunyai interval waktu inspeksi 10 tahun untuk tipe inspeksi internal dan on-stream, sedangkan untuk tipe inspeksi eksternal interval waktu inspeksi sebesar 5 tahun. Analisa biaya dengan skenario jangka waktu 15 tahun membuktikan bahwa biaya yang dibutuhkan untuk inspeksi menggunakan RBI lebih efisien dibandingkan pada SKPP dengan variabel man-power dan man-hours. Perusahaan dapat menghemat biaya setara dengan 18 tahun man-power dan 88 jam man-hours bila melakukan inspeksi dengan menggunakan RBI.
Sistem bahan bakar memegang peranan yang penting uniuk menyuplai bahan hakar ke dalam ruang bakar... more Sistem bahan bakar memegang peranan yang penting uniuk menyuplai bahan hakar ke dalam ruang bakar pada motor. Diesel sebagai penggerak utama KM. Besakih sehingga diperlukan sistem bahan hakar yang memiliki keandalan yang tinggi untuk memastikan keselamatan operasi kapal. Salah satu cara untuk mempertahankan keandalan suatu sistem adalah dengan melakukan perawatan. Manajemen perawatan yang baik sangat diperlukan nntuk mempertahankan keandalan dari suatu sistem. Manajemen perawatan yang salah dapat menyebabkan kegagalan operasi sistem dan tidak efektif dari segi biaya perawatan. RCM sebagai salah satu bentuk manajemen preventive maintenance yang berbasiskan keandalan memiliki filosofi untuk mempertahankan keandalan sistem. RCM menitikberatkan perawatan pada komponen kritis yang mempengaruhi keandalan sistem. Melalui analisa kualitatif dengan metode Failure Mode and Effects Analysis (FMEA), Logic (decision) Tree Analysis, Task Selection Road Map, maka kegiatan perawatan pada sistem bah...
Best practice in developing Inspection Plan for static mechanical equipment on offshore topside p... more Best practice in developing Inspection Plan for static mechanical equipment on offshore topside platform is by performing Risk-based inspection (RBI) analysis. However, there are hundreds or even thousands static mechanical equipment on offshore topside platform. Since detailed RBI analysis requires a lot of data and tedious calculation then it is necessary to do equipment criticality screening prior to perform detail RBI analysis as it is suggested in DNV-RP-G101. Equipment Criticality Analysis (ECA) protocols for carbon steel static mechanical equipment have been developed as criticality screening tools. The protocols were developed based upon DNV-RP-G101. ECA categorizes the static mechanical equipment into C1, C2, or C3 which refer to high, medium or low criticality equipment respectively. The C3 equipment will receive minimum surveillance with planned corrective maintenance while C2 and C1 equipment will require detail RBI analysis.
International Journal of Marine Engineering Innovation and Research, 2017
Maintenance on machines is a mandatory asset management activity to maintain asset reliability in... more Maintenance on machines is a mandatory asset management activity to maintain asset reliability in order to reduce losses due to failure. 89% of defects have random failure mode, the proper maintenance method is predictive maintenance. Predictive maintenance object in this research is Steam Generator Amurang Unit 1, which is predictive maintenance is done through condition monitoring in the form of vibration analysis. The conducting vibration analysis on Amurang Unit 1 Steam Generator is because vibration analysis is very effective on rotating objects. Vibration analysis is predicting the damage based on the vibration spectrum, where the vibration spectrum is the result of separating time-based vibrations and simplifying them into vibrations based on their frequency domain. The transformation of time-domain-wave into frequency-domain-wave is using the application of FFT, namely AMS Machinery. The measurement of vibration value is done on turbine bearings and steam generator of Unit 1 Amurang using Turbine Supervisory Instrument and CSI 2600 instrument. The result of this research indicates that vibration spectrum from Unit 1 Amurang Power Plant indicating that there is rotating looseness, even though the vibration value does not require the Unit 1 Amurang Power Plant to stop operating (shut down). This rotating looseness, at some point, can produce some indications that similar with the unbalance. In order to avoid more severe vibrations, it is necessary to do inspection on the bearings in the Amurang Unit 1 Power Plant.
Energy sources that can be utilized by humans are oil and natural gas. However, in exploration ac... more Energy sources that can be utilized by humans are oil and natural gas. However, in exploration activities, there are problems regarding the risk level determination of equipment in offshore platforms. The equipment that has an important function for the processing of oil and gas is a pressure vessel. In the contents of the hydrocarbon flow produced by the production well, it consists of various mixtures (gas, crude oil, and water). Therefore, it is necessary to have a separation process between the three fluid phases by using a device, namely a separator (pressure vessel). If the process of separating the three-phase from the hydrocarbon flow fails, it will result in product failure and also threaten the workers and the surrounding environment. So, this study will use the risk-based inspection (RBI) method to determine the level of risk from a pressure vessel. The risk-based inspection (RBI) method was chosen because the oil and gas processing industry have a high level of risk so that safety for business management and environmental conditions is the main consideration. Another advantage of using the risk-based inspection (RBI) method is the reduced shutdown time and the number of equipment inspections.
Uploads