Kehamilan mola merupakan salah satu kelainan pada usia kehamilan muda. Seringkali ditandai oleh perdarahan berulang, uterus membesar lebih dari usia kehamilan, dan nilai beta hCG tinggi. Namun, kehamilan mola memiliki beberapa diagnosa... more
Kehamilan mola merupakan salah satu kelainan pada usia kehamilan muda. Seringkali ditandai oleh perdarahan berulang, uterus membesar lebih dari usia kehamilan, dan nilai beta hCG tinggi. Namun, kehamilan mola memiliki beberapa diagnosa banding seperti abortus dan KET. Seorang bidan harus dapat mengenali dengan baik tanda gejala kehamilan mola agar dapat merujuk secara dini dan memberi intervensi yang tepat sehingga diperlukan pengkajian dan pemeriksaan secara terfokus agar diagnosa dapat ditegakkan.
Kram pada tangan , nyeri belakang kepala, pusing, pandangan kabur ,batuk dan sudah periksa protein urin di bidan dengan hasil (+) 1 pada tanggal 22 november 2016.
196070400111004 Program Studi Magister Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang PENDAHULUAN Selama bertahun-tahun, kanker payudara adalah kasus dengan insiden tertinggi yang menyerang wanita diseluruh dunia. Berdasarkan... more
196070400111004 Program Studi Magister Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang PENDAHULUAN Selama bertahun-tahun, kanker payudara adalah kasus dengan insiden tertinggi yang menyerang wanita diseluruh dunia. Berdasarkan data Global Cancer Observatory 2018 dari World Health Organization (WHO) prevalensi kanker payudara di Indonesia yakni 58.256 kasus atau 16,7% dari total 348.809 sedangkan menurut kementerian kesehatan (Kemenkes) menyatakan 42,1 orang per 100 ribu penduduk wanita Indonesia mederita kanker payudara (Riskesdas,2018). Pada stadium dini 70-80 % kanker payudara dapat disembuhkan. Pada tingkat molekuler, kanker payudara merupakan penyakit heterogen yang melibatkan berbagai jenis fitur molekuler seperti reseptor faktor pertumbuhan (HER2/ human epidermal growth factor 2 yang dikode oleh ERBB2), aktivasi reseptor hormon (reseptor estrogen dan progresteron), mutasi gen BRCA (Breast Cancer) dan perubahan sistem kekebalan (immune system) (Harbeck et al,2019). Sistem kekebalan memiliki peranan ganda pada interaksi antara tumor dan host, sehingga peranan ini disebut dengan konsep "cancer immunoediting" yang melibatkan 3 proses yaitu eliminasi, keseimbangan dan penghindaran dari sistem kekebalan (Wang et al,2012). Relevansi "cancer immunoediting" telah dikonfirmasi tidak hanya pada studi praklinis tetapi juga di manusia. Sel T yang merupakan marker pada sistem kekebalan tubuh memiliki peran dalam perkembangan sel kanker. CD4 sel T atau yang sering disebut dengan sel T helper (Th) memiliki tingkat plastisitas dan differensiasi yang tinggi mejadi berbagai subset sel T dan efektor yang mengatur faktor transkripsi, serta mengeluarkan panel sitokin yang berbeda.Pada tahun 2008
Azmiatun Nisa S2 Kebidanan Universitas Brawijaya Tugas Analisis Kasus Dilema Etik Kebidanan CONTOH KASUS Ny A bersama suaminya Tn B datang ke PMB bidan Z untuk melakukan pemeriksaan ANC. Ny A berusia 24 tahun G2P1000 usia kehamilan 37... more
Azmiatun Nisa S2 Kebidanan Universitas Brawijaya Tugas Analisis Kasus Dilema Etik Kebidanan CONTOH KASUS Ny A bersama suaminya Tn B datang ke PMB bidan Z untuk melakukan pemeriksaan ANC. Ny A berusia 24 tahun G2P1000 usia kehamilan 37 minggu. Ny A merupakan guru SD dengan background pendidikan S1, sedangka Tn B bekerja sebagai karyawan bank swasta. Pada riwayat kehamilan sebeblumnya 1,5 tahun yang lalu Ny A melahirkan anak stillbirth dengan berat 3,2 kg berjenis kelamin laki-laki secara sectio caesaria dengan indikasi ruptur uteri hal ini disebabkan saat proses persalinan Ny A mengkonsumsi air rendaman rumput fatimah yang dibawa oleh keluarganya. Pada kehamilan kali ini Ny A berkeinginan untuk melahirkan secara VBAC (vaginal birth after caesarian), karena menurutnya jika belum melahirkan secara normal berarti belum menjadi ibu seutuhnya.Ny A telah mengikuti berbagai macam persiapan seperti mengikuti kelas prenatal yoga. Namun ketika melakukan pemeriksaan USG di dokter spesialis obstetri dan gynecology, hasil USG menyatakan semuanya normal, namun beliau menyatakan bahwa Ny A tidak dapat melakukan persalinan normal karena memiliki riwayat SC kurang dari dua tahun, dikhawatirkan akan menyebabkan ruptur uteri lagi. Ny A tidak bisa menerima hal tersbut, oleh karena itu dia mendatangi bidan Z untuk membantunya melakukan persalinan secara VBAC (vaginal birth after caesarian) jika sudah waktunya nanti. Bidan Z menjelaskan bahwa ibu dengan riwayat persalinan SC bukan merupakan kewenangannya dan harus melakukan persalinan di rumah sakit. Mendengar penjelasan tersebut Ny A merasa marah dan memaki bidan Z bahwa dia tidak kompeten di bidangnya dan tidak mendukung keinginannya utuk melakukan persalinan secara VBAC (vaginal birth after caesarian). PENYELESAIAN KASUS Kasus diatas menjadi dilema etik bagi bidan, dimana kasus dilema etik meupakan suatu masalah yang melibatkan dua atau lebih landasan moral tetapi tidak dapat dilakukan keduanya. Menurut Thomson & Thomson (1981) dilema etik merupakan suatu masalah yang sulit dimana tidak ada alternatif yang memuaskan dengan memuaskan yang sebanding. Untuk membuat kepuusan yang etis bidan harus bisa berikir secara rasional dan bukan emosional. Bidan dalam memberikan asuhan kebidanan diharapkan sesuai dengan etika dan legal yaitu dengan menghargai keputusan pasien, selain itu juga memiliki tanggung jawab untuk memberikan pelayanan yang terabik bagi keselamatan jiwa dan kesehatan pasien. Ketika keputusan pasien berlawanan dengan tujuan penyelamatan jiwa pasien maka bidan harus memiliki alternatif solusi untuk megatasi permasalahan tersebut dengan tetap memperhatikan konsekuensinya. Oleh karea itu diperlukan strategi dan langkah-langkah untum