Kabupaten Aceh Tengah
Kabupaten Aceh Tengah | |
---|---|
Kawasan tahap II | |
Cogan kata: Keramat Mupakat | |
Koordinat: 4°20′00″N 96°20′00″E / 4.3333°N 96.3333°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Aceh |
Tanggal berdiri | - |
Dasar hukum | - |
Ibu kota | Takengon |
Jumlah satuan pemerintahan | Senarai
|
Pentadbiran | |
• Bupati | Drs. Shabela Abubakar |
Keluasan | |
• Jumlah | 4,318.39 km² km2 ( | Formatting error: invalid input when rounding batu persegi)
Penduduk | |
• Jumlah | 101,707[1] |
• Kepadatan | 45/km2 (120/batu persegi) |
Demografi | |
Zon waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode telepon | 0643 |
APBD | |
DAU | Rp 146.11 juta |
Laman sesawang | http://www.acehtengahkab.go.id/ |
Aceh Tengah dikenal juga sebagai Dataran Tinggi Gayo adalah sebuah kabupaten yang terletak di Aceh, Indonesia. Ibu kotanya ialah Takengon. Daerah yang berada di salah satu bahagian punggung pegunungan Bukit Barisan yang membentang sepanjang Pulau Sumatera. Ibu kota Kabupaten ini berhawa yang sejuk. Aceh Tengah terkenal dengan Danau Laut Tawar. Aceh Tengah merupakan daerah penghasil kopi organik jenis arabika terbaik di dunia. Selain kopi, Aceh Tengah juga penghasil buah-buahan dan sayuran. Sebagian besar masyarakat Aceh Tengah berprofesi sebagai petani.
Secara pentadbiran dataran tinggi Gayo meliputi wilayah Kabupaten Aceh Tengah dan kabupaten Bener Meriah serta kabupaten Gayo Lues. Tiga kota utamanya ialah Takengon, Blang Kejeren dan Simpang Tiga Redelong.
Jalan yang menghubungkan ketiga kota ini melewati daerah dengan pemandangan yang sangat indah. Pada masa lalu daerah Gayo merupakan kawasan yang terpencil sebelum pembangunan jalan dilaksanakan di daerah ini. Mata pencarian masyarakat Gayo pada umumnya adalah bertani dan berkebun antara lain padi, sayur-sayuran, kopi dan tembakau. Kegiatan perkebunan kopi dan tembakau dilakukan dengan membuka wilayah hutan yang ada di wilayah ini.
Pelancongan
[sunting | sunting sumber]Tarikan pelancong di Aceh Tengah ialah Danau Laut Tawar, Pantan Terong (tarikan pemandangan), Taman Buru Linge Isak (berburu), Gua Loyang Koro, Loyang Pukes, Loyang Datu, Burni Klieten (pendakian), dan Krueng Peusangan (merakit).
Masyarakat
[sunting | sunting sumber]Sebahagian besar penduduknya berasal dari suku Gayo. Selain itu terdapat pula suku-suku lainnya, seperti Suku Aceh dan Suku Jawa. 99 peratus masyarakat Aceh Tengah beragama Islam. Masyarakat Aceh Tengah memiliki tradisi tahunan pada saat perayaan proklamasi Indonesia iaitu lumba kuda tradisional. Hal yang unik dari pacu kuda tradisional ini adalah jokinya yang muda berumur antara 10-16 tahun. Selain itu, joki juga tidak menggunakan pelana.
Adat dan kesenian
[sunting | sunting sumber]Didong merupakan salah satu kesenian asli yang berasal dari daerah dataran tinggi ini. Sekelompok orang duduk bersila membentuk lingkaran. Salah seorang ceh akan mendendangkan syair-syair dalam bahasa Gayo dan anggota yang lain akan mengiringi dengan tepukan tangan dan tepukan bantal kecil dengan ritma yang harmoni.
Pendidikan
[sunting | sunting sumber]Kabupaten Aceh Tengah memiliki sebuah universiti yang bernama Universitas Gajah Putih.
Tokoh terkenal
[sunting | sunting sumber]- Salman Yoga S (S. Yoga), sasterawan.
- Fikar W. Eda, pemuisi.
- Iwan Gayo, wartawan dan penyunting.
- Lesik Keti Ara (L.K. Ara), penyair.
- Ibrahim Kadir, penyair dan pelakon.
Rujukan
[sunting | sunting sumber]Sumber
[sunting | sunting sumber]Lihat juga
[sunting | sunting sumber]- (Indonesia) Takengon
- (Indonesia) Didong gayo
Pautan luar
[sunting | sunting sumber]- (Indonesia) Tapak rasmi