PENDEKATAN PSIKOLOGI DALAM PENGKAJIAN DAN PEMAHAMAN STUDI ISLAM PENDEKATAN PSIKOLOGI DALAM PENGKA... more PENDEKATAN PSIKOLOGI DALAM PENGKAJIAN DAN PEMAHAMAN STUDI ISLAM PENDEKATAN PSIKOLOGI DALAM PENGKAJIAN DAN PEMAHAMAN STUDI ISLAM A. PENDAHULUAN Apa yang menarik perhatian manusia? "One thing only interests all human being always, and that is the human being himself,." kata John M. Siddal, editor American Magazine (Miller, dalam Mott and others, 1969:62). Jadi hanya satu hal saja yang selalu menarik perhatian manusia, yaitu manusia itu sendiri. Memang, di antara sekian banyak segi kehidupan dunia yang telah diteliti manusia, yang paling menarik adalah manusia itu sendiri. Ada juga yang mempunyai alasan mempelajari psikologi atau pengetahuan perilaku manusia itu, karena untuk lebih mengenal diri, mengenal siapa "aku" ini sebenarnya, dan dengan pengenalan ini, dia berusaha untuk menyesuaikan diri dengan orang lain: Di sini, kemudian muncul alasan lain, yaitu keinginan untuk bergaul dengan orang lain. Mereka harus tahu mengapa orang itu berpikir, berperasaan, dan berbuat menurut caranya sendiri-sendiri. Dengan mempelajari psikologi, berarti ada usaha untuk mengenal manusia. Mengenal berarti dapat memahami; berarti pula kita dapat menguraikan dan menggambarkan tingkah laku dan kepribadian manusia beserta aspek-aspeknya. Dengan mempelajari psikologi, kita berusaha mengetahui aspek-aspek kepribadian (personality traits). Salah satu sikap kepribadian itu, misalnya, sikap keterbukaan, yaitu terbuka terhadap dunia luar, bersedia memahami perasaan orang lain (empati), dan lain sebagainya. Dan sikap ini bersifat menetap serta menjadi ciri bagi orang yang bersangkutan, yang merupakan sifat yang unik, yang individual dari orang tersebut. B. SEJARAH ILMU PSIKOLOGI Pada zaman sebelum Masehi, jiwa manusia sudah menjadi topik pembahasan para filsuf. Saat itu, para Filsuf sudah membicarakan aspek-aspek kejiwaan manusia dan mereka mencari dalil, pengertian, serta pelbagai aksioma umum, yang berlaku pada manusia. Ketika itu, psikologi memang sangat dipengaruhi oleh cara-cara berpikir filsafat dan terpengaruh oleh filsafatnya sendiri. Hal tersebut dimungkinkan karena para ahli psikologi pada masa itu adalah juga ahli-¬ahli filsafat atau para ahli filsafat waktu itu juga ahli psikologi. Sebelum tahun 1879, jiwa dipelajari oleh para filsuf dan para ahli ilmu faal (fisiologi), sehingga psikologi dianggap sebagai bagian dari kedua ilmu tersebut. Selain pengaruh dari ilmu faal, psikologi juga dipengaruhi oleh satu hal yang tidak sepenuhnya berhubungan dengan ilmu
In Indonesia, it will be said that A.Mukti Ali is a pioneer in introducing religious studies. A.M... more In Indonesia, it will be said that A.Mukti Ali is a pioneer in introducing religious studies. A.Mukti Ali realized that religious studies did not only need the scientific methods but they must also integrate with social approaches. He thought religious studies should be conducted objectively without involving the apologists-polemical element as a basic concept. In fact, the use of the scientific method, social sciences, and objective attitude do not be certainly enough to understand religious phenomenon, despite religious reflection must be involved and researchers must give their views too. All components must be synthesized in order to produce a holistic and integral assessment of religious phenomenon. The integrated components that needed in studying religious phenomenon is what be called by Mukti Ali as a scientific approach-cum-doctrinaire. This writing will discussed about A.Mukti Ali's thoughts in the field of religious studies.
PENDEKATAN PSIKOLOGI DALAM PENGKAJIAN DAN PEMAHAMAN STUDI ISLAM PENDEKATAN PSIKOLOGI DALAM PENGKA... more PENDEKATAN PSIKOLOGI DALAM PENGKAJIAN DAN PEMAHAMAN STUDI ISLAM PENDEKATAN PSIKOLOGI DALAM PENGKAJIAN DAN PEMAHAMAN STUDI ISLAM A. PENDAHULUAN Apa yang menarik perhatian manusia? "One thing only interests all human being always, and that is the human being himself,." kata John M. Siddal, editor American Magazine (Miller, dalam Mott and others, 1969:62). Jadi hanya satu hal saja yang selalu menarik perhatian manusia, yaitu manusia itu sendiri. Memang, di antara sekian banyak segi kehidupan dunia yang telah diteliti manusia, yang paling menarik adalah manusia itu sendiri. Ada juga yang mempunyai alasan mempelajari psikologi atau pengetahuan perilaku manusia itu, karena untuk lebih mengenal diri, mengenal siapa "aku" ini sebenarnya, dan dengan pengenalan ini, dia berusaha untuk menyesuaikan diri dengan orang lain: Di sini, kemudian muncul alasan lain, yaitu keinginan untuk bergaul dengan orang lain. Mereka harus tahu mengapa orang itu berpikir, berperasaan, dan berbuat menurut caranya sendiri-sendiri. Dengan mempelajari psikologi, berarti ada usaha untuk mengenal manusia. Mengenal berarti dapat memahami; berarti pula kita dapat menguraikan dan menggambarkan tingkah laku dan kepribadian manusia beserta aspek-aspeknya. Dengan mempelajari psikologi, kita berusaha mengetahui aspek-aspek kepribadian (personality traits). Salah satu sikap kepribadian itu, misalnya, sikap keterbukaan, yaitu terbuka terhadap dunia luar, bersedia memahami perasaan orang lain (empati), dan lain sebagainya. Dan sikap ini bersifat menetap serta menjadi ciri bagi orang yang bersangkutan, yang merupakan sifat yang unik, yang individual dari orang tersebut. B. SEJARAH ILMU PSIKOLOGI Pada zaman sebelum Masehi, jiwa manusia sudah menjadi topik pembahasan para filsuf. Saat itu, para Filsuf sudah membicarakan aspek-aspek kejiwaan manusia dan mereka mencari dalil, pengertian, serta pelbagai aksioma umum, yang berlaku pada manusia. Ketika itu, psikologi memang sangat dipengaruhi oleh cara-cara berpikir filsafat dan terpengaruh oleh filsafatnya sendiri. Hal tersebut dimungkinkan karena para ahli psikologi pada masa itu adalah juga ahli-¬ahli filsafat atau para ahli filsafat waktu itu juga ahli psikologi. Sebelum tahun 1879, jiwa dipelajari oleh para filsuf dan para ahli ilmu faal (fisiologi), sehingga psikologi dianggap sebagai bagian dari kedua ilmu tersebut. Selain pengaruh dari ilmu faal, psikologi juga dipengaruhi oleh satu hal yang tidak sepenuhnya berhubungan dengan ilmu
In Indonesia, it will be said that A.Mukti Ali is a pioneer in introducing religious studies. A.M... more In Indonesia, it will be said that A.Mukti Ali is a pioneer in introducing religious studies. A.Mukti Ali realized that religious studies did not only need the scientific methods but they must also integrate with social approaches. He thought religious studies should be conducted objectively without involving the apologists-polemical element as a basic concept. In fact, the use of the scientific method, social sciences, and objective attitude do not be certainly enough to understand religious phenomenon, despite religious reflection must be involved and researchers must give their views too. All components must be synthesized in order to produce a holistic and integral assessment of religious phenomenon. The integrated components that needed in studying religious phenomenon is what be called by Mukti Ali as a scientific approach-cum-doctrinaire. This writing will discussed about A.Mukti Ali's thoughts in the field of religious studies.
Uploads