Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
Skip to main content
Kesetimbangan satu fasa untuk tiga komponen (terner) mempunyai derajat kebebasan empat (F = 4), yaitu tekanan, suhu dan dua buah komposisi. Keempat derajat kebebasan itu tidak dapat digambarkan sekaligus, karena dalam ruang. Oleh sebab... more
Kesetimbangan satu fasa untuk tiga komponen (terner) mempunyai derajat kebebasan empat (F = 4), yaitu tekanan, suhu dan dua buah komposisi. Keempat derajat kebebasan itu tidak dapat digambarkan sekaligus, karena dalam ruang. Oleh sebab itu, dalam ruang dapat digambarkan dua komposisi dengan tekanan pada suhu tetap, atau dua komposisi dengan suhu pada tekanan tetap. Kesetimbangan dua fasa tiga komponen ini banyak terpakai dalarn kesetimbangan padat-cair. Karena tekanan tidak berpengaruh banyak terhadap zat padat dan cair, maka yang sering dibuat adalah diagram antara suhu dengan dua komposisi yang merupakan
prisma
Larutan dikatakan ideal bila partikel zat terlarut dan partikel pelarut tersusun sembarang, pada proses pencampurannya tidak terjadi efek kalor. Untuk larutan biner, proses pencampuran tidak terjadi efek kalor bila energi interaksi antara... more
Larutan dikatakan ideal bila partikel zat terlarut dan partikel pelarut tersusun sembarang, pada proses pencampurannya tidak terjadi efek kalor. Untuk larutan biner, proses pencampuran tidak terjadi efek kalor bila energi interaksi antara partikel zat terlarut dan partikel pelarut sama dengan energi interaksi antara sesama partikel zat terlarut maupun sesama partikel pelarut. Secara umum larutan ideal akan memenuhi hukum Raoult. Sangat jarang dalam kehidupan nyata didapatkan larutan yang bersifat ideal, pada umumnya larutan menyimpang dari keadaan ideal atau merupakan larutan non ideal
Adsorpsi adalah proses penggumpalan subtansi terlarut (soluble) yang ada dalam larutan, oleh permukaan zat atau benda penyerap, dimana terjadi suatu ikatan kimia fisika antara subtansi dengan penyerapannya.
Viskositas adalah ketahanan atau resistensi aliran suatu cairan (fluida) pada pengaruh tekanan yang terjadi karena adanya gaya gesek antara molekul-molekul yang menyusun suatu fluida atau perlawanan suatu bahan terhadap deformasi atau... more
Viskositas adalah ketahanan atau resistensi aliran suatu cairan (fluida) pada  pengaruh tekanan yang terjadi karena adanya gaya gesek antara molekul-molekul  yang menyusun suatu fluida atau perlawanan suatu bahan terhadap deformasi atau  perubahan bentuk apabila bahan tersebut dikenai gaya tertentu. Viskositas cairan  dapat dibandingkan satu sama lain dengan adanya koefisien viskositas. Koefisien  viskositas adalah gaya tangensial per satuan luas yang dibutuhkan untuk  mempertahankan perbedaan dari kecepatan alir suatu fluida
Kinetika kimia adalah bagian ilmu kimia fisika yang mempelajari laju reaksi kimia, faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penjelasan hubungannya terhadap mekanisme reaksi. Kinetika kimia disebut juga dinamika kimia, karena adanya... more
Kinetika kimia adalah bagian ilmu kimia fisika yang mempelajari laju reaksi  kimia, faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penjelasan hubungannya  terhadap mekanisme reaksi. Kinetika kimia disebut juga dinamika kimia, karena  adanya gerakan molekul, elemen atau ion dalam mekanisme reaksi dan laju reaksi sebagai fungsi waktu. Mekanisme reaksi dapat diramalkan dengan bantuan  pengamatan dan pengukuran besaran termodinamika suatu reaksi, dengan mengamati arah jalannya reaktan maupun produk suatu sistem.
Elektrokimia merupakan ilmu kimia yang mempelajari tentang perpindahan electron yang terjadi pada sebuah media pengantar listrik (elektroda). Elektroda terdiri dari elektroda positif dan elektroda negatif. Hal ini disebabkan karena... more
Elektrokimia merupakan ilmu kimia yang mempelajari tentang perpindahan  electron yang terjadi pada sebuah media pengantar listrik (elektroda). Elektroda terdiri dari elektroda positif dan elektroda negatif. Hal ini disebabkan karena elektroda tersebut akan dialiri oleh arus listrik sebagai sumber energi dalam pertukaran elektron. Konsep elektrokimia didasari oleh reaksi reduksi-oksidasi (redoks) dan larutan elektrolit. Reaksi redoks merupakan gabungan dari rekasi reduksi dan oksidasi yang berlangsung secara bersamaan. Pada reaksi reduksi terjadi peristiwa penangkapan elektron sedangkan reaksi oksidasi merupakan peristiwa pelepasan elektron yang terjadi pada media pengantar pada sel elektrokimia
Salah satu teknik pengukuran konduktivitas suatu larutan yang akan dipraktikkan adalah titrasi konduktometri. Hal ini dikarenakan pengukuran konduktovitas (hantaran) dapat digunakan untuk penentuan titik akhir titrasi atau titik ekivalen... more
Salah satu teknik pengukuran konduktivitas suatu larutan yang akan dipraktikkan adalah titrasi konduktometri. Hal ini dikarenakan pengukuran konduktovitas (hantaran) dapat digunakan untuk penentuan titik akhir titrasi atau titik ekivalen titrasi. Larutan yang akan diukur konduktansinya adalah penghantar listrik yang baik. Metode konduktometri ini dapat juga digunakan dalam penentuan kadar suatu zat dalam sampel dan dapat digunakan dalam memisahkan zat – zat logam yang berbahaya yang ada dalam air, Beberapa contoh titrasi konduktometri yang sering ditemui adalah titrasi asam kuat basa kuat seperti larutan HCl dititrasi oleh NaOH.
Disolusi adalah suatu jenis khusus dari suatu reaksi heterogen yang menghasilkan transfer massa karena adanya pelepasan dari pembahasan menyeluruh ke pelarut dari permukaan padat.
Sampo motor atau mobil adalah suatu detergen yang sebagian besar bahannya terdiri dari surfaktan, yaitu molekul senyawa yang memiliki gugus hidrofilik dan hidrofobik sehingga dapat mempersatukan campuran yang terdiri dari air dan minyak... more
Sampo motor atau mobil adalah suatu detergen yang sebagian besar bahannya terdiri dari surfaktan, yaitu molekul senyawa yang memiliki gugus hidrofilik dan hidrofobik sehingga dapat mempersatukan campuran yang terdiri dari air dan minyak dan dapat mengangkat kotoran. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari pembuatan sampo dan menentukan karakteristik sampo motor atau mobil. Bahan yang digunakan seperti LABS, SLS, NaOH, akuades, bahan aditif pewarna dan pengharum, dan juga KIT sebagai pembanding. Pada praktikum ini
hal yang pertama dilakukan adalah membuat larutan NaOH 0,1 N, kemudian membuat LABSNa, dan membuat larutan SLS, lalu setelah itu mencampurkan LABSNa dan SLS untuk pembuatan sampo, dan yang terakhir yaitu pengujian pada sampo yang telah dibuat. Densitas sampo praktikum yang diperoleh adalah sebesar 1,08 gr/cm3, sedangkan densitas KIT yang digunakan sebagai pembanding adalah 1,058 gr/cm3. Untuk viskositas sampo yang dibuat adalah 62,42 Pa.s. Pada uji busa, sampo dan KIT dimasukkan ke dalam botol dan diberi air yang sama
banyaknya kemudian botol dikocok dengan kecepatan yang sama sampai botol dipenuhi dengan busa lalu didiamkan sampai busa yang terdapat pada botol menghilang dan dihitung lama waktu yang diperlukan sampai busa menghilang. Pada sampo yang dibuat waktu yang dibutuhkan sampai busa menghilang adalah 6,46 jam, sedangkan pada KIT waktu yang diperlukan sampai busa berkurang adalah 6,46 jam. Stabilitas busa sampo sebesar 52,63%, pada sampo komersial
atau KIT sebesar 50%.
Ikan patin adalah salah satu ikan air tawar yang paling banyak dibudidayakan. Minyak ikan umumnya mengandung asam lemak tak jenuh berantai panjang yaitu asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap dua, misalkan eikosapenta-enoat (EPA), dan... more
Ikan patin adalah salah satu ikan air tawar yang paling banyak dibudidayakan. Minyak ikan umumnya mengandung asam lemak tak jenuh berantai panjang yaitu asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap dua, misalkan eikosapenta-enoat (EPA), dan dokosa-heksaenoat (DHA). Minyak ikan merupakan salah satu sumber yang potensial akan asam lemak tak jenuh. Minyak ikan patin memiliki kandungan omega-3 rendah tetapi memiliki kandungan omega-6 dan omega-9 tinggi. Proses pengambilan minyak ikan pada percobaan ini
adalah dengan proses rendering. Rendering merupakan suatu cara ekstraksi minyak dari suatu bahan yang diduga mengandung minyak dengan kadar air yang tinggi. Rendering kering (dry rendering) adalah proses rendering tanpa penambahan air selama proses berlangsung. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk memahami proses ekstraksi minyak ikan dari limbah ikan, memahami cara menghitung rendemen, memahami cara menentukan kadar asam lemak bebas, densitas, serta laju pembentukan ALB dalam minyak limbah ikan. Percobaan ini menggunakan limbah ikan patin sebanyak 300 gr yang sudah dicuci dan
dibersihkan dengan proses pemanasan selama 2,5 jam pada suhu 113oC. Hasil rendemen diperoleh sebesar 66,67% dan kadar asam lemak bebas 0,0113%, densitas 0,944 gr/ml dan laju pembentukan sebesar 0,4167 gr/jam.
Jeruk (citrus) merupakan buah yang mudah didapatkan di Indonesia karena harganya yang ekonomis dan rasanya yang sudah familiar dengan masyarakat Indonesia. Limbah hasil buah jeruk yaitu kulit jeruk dan biji jeruk dapat dimanfaatkan lagi... more
Jeruk (citrus) merupakan buah yang mudah didapatkan di Indonesia karena harganya yang ekonomis dan rasanya yang sudah familiar dengan masyarakat Indonesia. Limbah hasil buah jeruk yaitu kulit jeruk dan biji jeruk dapat dimanfaatkan lagi dengan cara diolah kembali. Kulit jeruk adalah contoh yang dapat diambil minyaknya. Minyak kulit jeruk memiliki komponen-komponen yang bermanfaat seperti kandungan vitamin C yang banyak, dan kandungan kulit minyak atsiri pada kulit jeruk sebesar 2,49%. Minyak atsiri merupakan kelompok besar minyak nabati yang berwujud cairan kental pada suhu ruang dan mudah menguap. Tujuan dari percobaan pengambilan minyak atsiri kulit jeruk adalah untuk mempelajari proses destilasi uap-air langsung dan menghitung yield minyak atsiri kulit jeruk. Salah satu proses cara pengambilan minyak atsiri pada kulit jeruk adalah proses destilasi uap dan air yaitu metode dengan prinsip pengukusan sehingga sampel tidak berkontak langsung dengan air, namun terikut dengan uap yang dihasilkan dari air yang mendidih. Proses pengambilan minyak atsiri
berlangsung selama 4 jam dengan berat kulit jeuk yang sudah dikeringkan sebesar 130 gr dan menghasilkan minyak kulit jeruk sebanyak 1 mL serta yield minyak atsiri sebanyak 0,58%.
Jahe merupakan jenis rimpang yang sering digunakan sebagai bahan obat tradisional di Indonesia, jahe (Zingiber officinale Rosc.) termasuk famili Zingiberaceae yang dapat tumbuh di daerah tropis dan sub tropis. Selain itu minyak dari jahe... more
Jahe merupakan jenis rimpang yang sering digunakan sebagai bahan obat tradisional di Indonesia, jahe (Zingiber officinale Rosc.) termasuk famili Zingiberaceae yang dapat tumbuh di daerah tropis dan sub tropis. Selain itu minyak dari jahe memliki khasiat yang sangat baik, salah satunya adalah menghambat perkembangan tumor pada kulit karena kandungan antioksidan yang tinggi. Untuk mendapatkan minyak dari jahe, dapat dilakukan dengan proses ekstraksi salah satu prosesnya adalah sokletasi. Sokletasi merupakan ekstraksi padat-cair, yaitu suatu metode atau proses pemisahan suatu komponen yang terdapat dalam zat padat dengan cara penyarian berulang-ulang dengan menggunakan pelarut tertentu, sehingga semua minyak yang diinginkan akan terisolasi. Tujuan dari percobaan pengambilan minyak dengan cara ekstraksi sokletasi jahe adalah untuk mempelajari dan mengamati proses isolasi suatu komponen dari suatu bahan alam dengan metoda sokletasi dan untuk menghitung yield minyak jahe yang diperoleh dari hasil percobaan. Proses ekstraksi isolasi minyak jahe menggunakan jahe yang sudah dikeringkan sebanyak 37,75 gr dan menggunakan pelarut n-hexane sebanyak 408 ml. Proses ekstraksi berlangsung selama 4 jam dan menghasilkan yield sebesar 1,002% serta kadar air yang terkandung dalam jahe 300 gr adalah 87,41%.
Reaksi saponifikasi adalah reaksi hidrolisis asam lemak dengan basa (misalnya NaOH). Reaksi saponifikasi menghasilkan sabun sebagai produk utama dan gliserin sebagai produk samping. Tujuan dari percobaan adalah untuk membuat dan memahami... more
Reaksi saponifikasi adalah reaksi hidrolisis asam lemak dengan basa
(misalnya NaOH). Reaksi saponifikasi menghasilkan sabun sebagai produk utama dan gliserin sebagai produk samping. Tujuan dari percobaan adalah untuk membuat dan memahami reaksi penyabunan pada proses pembuatan sabun serta menjelaskan sifat-sifat sabun berdasarkan percobaan yang dilakukan. Pembuatan sabun melalui proses saponifikasi dilakukan dengan penambahan 250 ml Virgin Coconut Oil (VCO), etanol 10 ml, NaOH 5 N 61,2 ml, asam stearat 10 ml, gliserin 10 ml, dan NaCl 10 ml. Kemudian sabun yang telah jadi disaring dengan bantuan pompa vakum. Selanjutnya dilakukan pengujian sifat-sifat sabun dengan menggunakan kerosen, kalsium sulfat, dan PP. Hasil pengujian menunjukkan sabun menghasilkan busa pada uji sifat sabun, uji stabilitas busa sebesar 30%, uji kadar air sebesar 0,62% dengan mutu SNI 3532:2016 maksimum 15%, uji alkali bebas menunjukkan sabun bersifat asam dengan mutu SNI 3532:2016 maksimum 0,1%.
Aspirin merukapan senyawa modifikasi dari asam salisilat, yang digunakan sebagai analgesik-antiseptik, anti-inflamasi dan antiplatet. Aspirin dibuat dengan mereaksikan asam salisilat dengan asam asetat anhidrat menggunakan katalis H2SO4... more
Aspirin merukapan senyawa modifikasi dari asam salisilat, yang digunakan sebagai analgesik-antiseptik, anti-inflamasi dan antiplatet. Aspirin dibuat dengan mereaksikan asam salisilat dengan asam asetat anhidrat menggunakan katalis H2SO4 pekat sebagai zat penghidrasi. Tujuan dari praktikum ini adalah membuat aspirin dalam skala labor, mengamati dan mempelajari reaksi pembuatan aspirin dan menghitung persentase aspirin yang dihasilkan. Pada percobaan ini dilakukan tiga tahap yaitu pembuatan, rekristalisasi dan uji kemurnian aspirin. Pada labu didih dimasukkan 3 gram asam salisilat, 7 ml asam asetat anhidrat dan 3 tetes asam sulfat pekat. Setelah dipanaskan, didiamkan pada
suhu kamar sebelum didinginkan dengan es batu selama 1 jam. Pada pendinginan inilah terbentuk kristal-kristal aspirin dan selanjutnya disaring dengan pompa vakum. Kemudian dilakukan rekristalisasi pada filtrat aspirin dan menghasilkan 3,55 gram aspirin dengan rendemen 89,64%. Aspirin yang kami peroleh, warna larutan menjadi warna ungu tua. Hal ini disebabkan oleh asetat anhidrat yang digunakan sudah tidak murni.
Asetanilida merupakan senyawa turunan asetil amina aromatis yang digolongkan sebagai amida primer, dimana satu atom hidrogen pada anilin digantikan dengan satu gugus asetil. Tujuan dari percobaan ini adalah mempelajari dan memahami... more
Asetanilida merupakan senyawa turunan asetil amina aromatis yang digolongkan sebagai amida primer, dimana satu atom hidrogen pada anilin digantikan dengan satu gugus asetil. Tujuan dari percobaan ini adalah mempelajari dan memahami pembuatan turunan amida aromatik melalui reaksi amina primer dengan turunan asam karboksilat, yaitu asetat anhidrat. Percobaan dilakukan dengan mencampurkan anilin 3,5 ml dengan 4 ml asetat anhidrat dalam labu didih, lalu dipanaskan pada suhu 75℃. Campuran didinginkan dan ditambah akuades sebanyak 50 ml. Setelah itu dilakukan proses kristalisasi dengan es batu selama
setengah jam. Endapan yang terbentuk disaring dengan pompa vakum, dan kristalnya dimasukan kedalam erlenmeyer dan dilakukan rekristalisasi sambil ditambahkan 40 ml akuades hangat. Percobaan ini menghasilkan asetanilida sebanyak 3,16 gr dan rendemen sebesar 61,57% serta kadar air sebesar 14,6%.
Etil asetat adalah senyawa organik dengan rumus empiris CH3COOC2H5. Senyawa ini merupakan ester dari etanol dan asam asetat. Senyawa ini berwujud cairan tak berwarna, memiliki aroma khas, merupakan pelarut polar menengah yang volatil,... more
Etil asetat adalah senyawa organik dengan rumus empiris CH3COOC2H5. Senyawa ini merupakan ester dari etanol dan asam asetat. Senyawa ini berwujud cairan tak berwarna, memiliki aroma khas, merupakan pelarut polar menengah yang volatil, tidak beracun dan tidak higroskopis. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mempelajari reaksi esterifikasi terhadap asam karboksilat dan membuat etil asetat dalam skala labor. Reaksi esterifikasi Fischer adalah reaksi pembentukan ester dengan cara merefluks asam karboksilat bersama alkohol dengan katalis asam. Pada percobaan ini, asam asetat 28,57 mL, etanol 29,15 mL, dan asam sulfat pekat 2 mL direfluks selama 90 menit dengan suhu 65℃, kemudian didistilasi untuk memisahkan produk, proses distilasi dilaksanakan selama 90 menit dengan suhu 65oC . Dari hasil percobaan didapat etil asetat sebanyak 1,5 mL dan rendemen yang diperoleh adalah 3,075%.