ADMINISTRASI PENDIDIKAN KONTEMPORER Buku ini membahas tentang konsep dasar & sistem pendidikan, k... more ADMINISTRASI PENDIDIKAN KONTEMPORER Buku ini membahas tentang konsep dasar & sistem pendidikan, konsep & teori administrasi pendidikan, kebijakan pendidikan, kepemimpinan pendidikan, jabatan kependidikan & guru sebagai profesi, dan supervisi pendidikan. Administrasi pendidikan ialah rangkaian kegiatan atau proses yang sistematis dan beraturan menggunakan ilmu-ilmu administrasi dalam dunia pendidikan. Adapun fungsi administrasi pendidikan yaitu perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengkoordinasian, pengarahan dan pengawasan. Tujuan mempelajari administrasi pendidikan yaitu untuk mewadahi dasar konseptual tentang administrasi agar dapat diimplementasikan dalam pendidikan. Terdapat isu-isu dan problematika administrasi pendidikan yaitu revisi dan penyempurnaan UUSPN No. 2 tahun 1989 menjadi UUSPN No. 20 Tahun 2003, pembelajaran di Indonesia terlalu teoritis sehingga tidak berkaitan dengan lingkungan siswa, dan pusat pendidikan/latihan membutuhkan penanganan khusus dalam mengelola pendidikan serta latihan pada prinsip-prinsip pedagogis. Ruang lingkup administrasi pendidikan terbagi menjadi dua yaitu pemerintah dan satuan pendidikan. Administrasi pendidikan dalam lingkup pemerintah berkaitan dengan pengambilan kebijakan mengenai otonomi pendidikan (arah kebijakan pendidikan nasional, Reinventing organisasi pendidikan, program sinkronasi dan koordinasi pembangunan pendidikan nasional, implementasi kebijakan otonomi daerah) dan kebijakan pembiayaan pendidikan (kebutuhan operasional sekolah, kebutuhan siswa, pendayagunaan sumber pembiayaan, prioritas pembiayaan). Adapun dalam satuan pendidikan berkaitan dengan manajemen berbasis sekolah, pengelolaan kelas, tipe kepemimpinan guru dikelas, penciptaan kondisi sosio-emosional dikelas, dan iklim kelas yang demokratis. Untuk menganalisis dan mempelajari masalah kebijakan pendidikan diperlukan dua pendekatan kualitatif yaitu deskriptif dan normatif. Dalam buku ini terdapat 6 model kebijakan dalam pendidikan yaitu deskriptif, normatif, verbal, simbolis, prosedural, model sebagai pengganti dan perspektif. Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan harus bisa mengelola pendidikan secara efekitf dan efisien. Hal ini berkaitan dengan gaya kepemimpinan, pengambilan keputusan dan kepemimpinan yang efektif. Adapun ciri-ciri kepemimpinan pendidikan yaitu manusiawi, visioner, inspiratif, dan percaya. Selain itu, kepala sekolah harus memiliki jiwa kewirausahaan yang berguna untuk meningkatkan mutu pendidikan. Buku ini membahas juga tentang ciri-ciri profesi kemudian mengkajinya apakah guru termasuk jabatan profesi mengacu pada ciri tersebut. Pembahasan jabatan profesi
Perpustakaan merupakan tempat untuk menyimpan buku dan publikasi ilmiah dari berbagai topik yang ... more Perpustakaan merupakan tempat untuk menyimpan buku dan publikasi ilmiah dari berbagai topik yang disusun sistematis berdasarkan nomor urutan buku. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sulistyo, Basuki (1991) perpustakaan adalah sebuah ruangan atau gedung yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu yang digunakan pembaca bukan untuk dijual. Perpustakaan berfungsi sebagai sumber ilmu pengetahuan. Perpustakaan dapat menampung hasil pemikiran-pemikiran baik secara fisik yang dituangkan dalam sebuah buku. Perpustakaan berperan sebagai agen perubahan intelektual kaum pemuda. Kaum pemuda dapat menerima berbagai perspektif dari orang-orang hebat hingga menghasilkan perspektif tersendiri. Perubahan intelektual kaum pemuda dapat berkembang sesuai zaman sama halnya dengan ilmu pengetahuan yang selalu mengalami perubahan. Selain itu, perpustakaan berperan dalam melestarikan kebudayaan. Terdapat buku-buku yang membahas terkait kebudayaan lokal dan nasional. Sesuai pendapat Wiranto dkk (1997) fungsi dan peran perpustakaan yaitu 1) fungsi penyimpanan, 2) fungsi informasi, 3) fungsi pendidikan, 4) fungsi rekreasi, 5) fungsi kultural. Perpustakaan memiliki peran diantaranya 1) sebagai media antara pemakai dengan koleksi sebagai sumber informasi pengetahuan, 2) sebagai lembaga pengembangan minat dan budaya membaca serata pembangkit kesadaran pentingnya belajar, 3) sebagai agen perubahan, pembangunan dan kebudayaan manusia, 4) sebagai motivator, mediator dan fasilisator bagi penggunakan dalam mencari dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan juga pengalaman, 5) sebagai pengembang komunikasi antara penggguna dengan penyelenggara. Kebudayaan adalan ialah seperangkat pengetahuan, kepercayaan , moral, hukum, kesenian, yang dijadikan pedoman bertindak dalam memecahlan persoalan yang dihadapi dalam memenuhi kebutuhan hidup. Subtansi kebudayaan ialah macam ide-ide dan gagasan manusia yang timbul di masyarakat. Subtansi kebudayaan itu sendiri, berisi system pengetahuan, nilai-nilai, pandangan hidup, kepercayaan, persepsi, dan etos (jiwa kebudayaan). (Yusuf, Mundzirin, dkk, 2010: 5). Setiap bangsa memiliki kebudayaan daerah tersendiri yang berguna sebagai indentitas daerah. Kebudayaan daerah merupakan suatu hal mutlak untuk dijalankan dan dilestarikan oleh suatu bangsa dalam mewujudkan sebuah peradaban. Pelestarian merupakan kegiatan atau yang dilakukan secara terus menerus, terarah dan terpadu guna mewujudkan tujuan tertentu yang mencerminkan adanya sesuatu yang tetap dan abadi, bersifat dinamis, luwes, dan selektif (Ranjabar 2006: 115). Pelestarian budaya merupakan kegiatan yang dilakukan secara kontinu berpedoman pada kepercayaan, pandangan hidup, dan nilai-nilai.
Garbage is an item that is not used by the community. So that the problem of waste still dominate... more Garbage is an item that is not used by the community. So that the problem of waste still dominates both internationally and nationally. Based on research conducted by Jenna R. Jambeck of the University of Georgia, in 2010 there were 275 million tons of plastic waste produced worldwide. Around 4.8-12.7 million tons of them are wasted and pollute the sea. Based on data from The World Bank in 2018, 87 cities on the coast of Indonesia contributed rubbish to the sea estimated at around 1, 27 million tons. With the composition of plastic waste reaching 9 million tons and it is estimated that around 3.2 million tons are plastic straws. Likewise with Indonesia in 2019 it is estimated that it will produce around 66-67 million tons of waste. The trigger factor for the high pollution of plastics at sea by Indonesia conducted by the University of Georgia is the percentage of mismanaged plastic waste on land (mismanaged plastic waste) which reaches 83%, a figure that is highly debatable for current conditions. Increasing the percent of plastic waste that is managed on land is one of the answers to the threat of increasing the amount of plastic waste in the Indonesian sea, bearing in mind that 80% of marine waste originates from terrestrial human activities mobilized into the sea and only 20% arises from activities shipping, transportation and tourism More broadly, plastic waste in the sea has ultimately led to global economic losses in the fisheries, shipping, 14 tourism and insurance businesses up to 1.2 billion US dollars. For the handling of plastic waste in the sea, there are a number of efforts, including the burning of waste by machines, the creation of garbage into paving blocks, and education of plastic waste. Specifically, in order to deal with plastic waste at sea, the government has launched a National Action Plan (RAN) for Plastic Waste Management at Sea 2017-2025. The document is expected to be a strategic direction in the acceleration of overcoming plastic waste at sea for a period of 9 years. Broadly speaking, the strategic programs implemented include targeting: (1) Local governments, through strengthening human resource capacity, financing, infrastructure management, changing attitudes, and developing integrated coastal waste management; 15 (2) The central government, through education and awareness raising campaigns, encourages the waste to energy (WTE) program, makes a legal umbrella for a paid plastic bag program, encourages the use of plastic waste as an asphalt mixture, and strengthens rules regarding waste management at ports, shipping, and fisheries (3) Internationally, by establishing joint commitments to reduce plastic waste at sea through bilateral and regional cooperation; (4) Industry, through increasing the use of biodegradable plastic materials, increasing investment in the biodegradable plastic industry, and introducing
Tulisan ini berisi skenario microteaching (keterampilan membuka-menutup) dalam mata pelajaran Mat... more Tulisan ini berisi skenario microteaching (keterampilan membuka-menutup) dalam mata pelajaran Matematika (Segitiga) di Kelas 6 Sekolah Dasar.
5S PROGRAM EVALUATION (SMILE, GREETINGS, COCONUTS, RETURNS AND RELAXING)
(Study of SMP 12 Bandung... more 5S PROGRAM EVALUATION (SMILE, GREETINGS, COCONUTS, RETURNS AND RELAXING) (Study of SMP 12 Bandung Field) Erlangga Akbar1, M. Luthfi Zharfan F 2, Riris Sapitri3 Indonesian education university Erlanggaakbar98@gmail.com1, Luthfizharfan1@gmail.com2, Ririssafitri29@gmail.com3
ABSTRACT
The Indonesian Child Protection Commission (KPAI) noted that cases of brawl in Indonesia increased by 1.1 percent throughout 2018. KPAI Education Commissioner Retno Listiyarti said, last year, the number of fights was only 12.9 percent, but this year it was 14 percent. The occurrence of incidents such as murder, violence / brawl between students, rape, drug use and a number of other crimes shows that our nation is experiencing a moral crisis. Therefore, it takes character education in schools that emphasizes the values of respect, responsibility, honesty, caring and so on. The method of applying character education in Bandung 12 SMP 12 is the 5S Program. 5S Program (Smile, Greetings, Greetings, Courteous, and Courteous) The 5S program is a program conducted every morning by SMP Negeri 12 Bandung as a way to shape students' character so as not to have a moral crisis. In connection with that, researchers will conduct 5S Program research carried out at Bandung SMP 12. This study aims to: (1) evaluate the context and input (2) evaluate the implementation of the 5S program at SMP 12 Bandung (2) evaluate output after implementing the 5S Program at SMPN 12 Bandung (3) provide recommendations to teachers, schools, and the government to improvement of character education programs. This type of research uses joint research (qualitative and quantitative). The evaluation model used is the CIPP Model (Context, Input, Process, and Product). Research subjects included: (1) headmaster (2) subject teacher and homeroom teacher (3) guidance and counseling teacher and (4) students. Data were analyzed using Milles & Huberman data analysis including: data reduction, data presentation, and data verification.
ADMINISTRASI PENDIDIKAN KONTEMPORER Buku ini membahas tentang konsep dasar & sistem pendidikan, k... more ADMINISTRASI PENDIDIKAN KONTEMPORER Buku ini membahas tentang konsep dasar & sistem pendidikan, konsep & teori administrasi pendidikan, kebijakan pendidikan, kepemimpinan pendidikan, jabatan kependidikan & guru sebagai profesi, dan supervisi pendidikan. Administrasi pendidikan ialah rangkaian kegiatan atau proses yang sistematis dan beraturan menggunakan ilmu-ilmu administrasi dalam dunia pendidikan. Adapun fungsi administrasi pendidikan yaitu perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengkoordinasian, pengarahan dan pengawasan. Tujuan mempelajari administrasi pendidikan yaitu untuk mewadahi dasar konseptual tentang administrasi agar dapat diimplementasikan dalam pendidikan. Terdapat isu-isu dan problematika administrasi pendidikan yaitu revisi dan penyempurnaan UUSPN No. 2 tahun 1989 menjadi UUSPN No. 20 Tahun 2003, pembelajaran di Indonesia terlalu teoritis sehingga tidak berkaitan dengan lingkungan siswa, dan pusat pendidikan/latihan membutuhkan penanganan khusus dalam mengelola pendidikan serta latihan pada prinsip-prinsip pedagogis. Ruang lingkup administrasi pendidikan terbagi menjadi dua yaitu pemerintah dan satuan pendidikan. Administrasi pendidikan dalam lingkup pemerintah berkaitan dengan pengambilan kebijakan mengenai otonomi pendidikan (arah kebijakan pendidikan nasional, Reinventing organisasi pendidikan, program sinkronasi dan koordinasi pembangunan pendidikan nasional, implementasi kebijakan otonomi daerah) dan kebijakan pembiayaan pendidikan (kebutuhan operasional sekolah, kebutuhan siswa, pendayagunaan sumber pembiayaan, prioritas pembiayaan). Adapun dalam satuan pendidikan berkaitan dengan manajemen berbasis sekolah, pengelolaan kelas, tipe kepemimpinan guru dikelas, penciptaan kondisi sosio-emosional dikelas, dan iklim kelas yang demokratis. Untuk menganalisis dan mempelajari masalah kebijakan pendidikan diperlukan dua pendekatan kualitatif yaitu deskriptif dan normatif. Dalam buku ini terdapat 6 model kebijakan dalam pendidikan yaitu deskriptif, normatif, verbal, simbolis, prosedural, model sebagai pengganti dan perspektif. Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan harus bisa mengelola pendidikan secara efekitf dan efisien. Hal ini berkaitan dengan gaya kepemimpinan, pengambilan keputusan dan kepemimpinan yang efektif. Adapun ciri-ciri kepemimpinan pendidikan yaitu manusiawi, visioner, inspiratif, dan percaya. Selain itu, kepala sekolah harus memiliki jiwa kewirausahaan yang berguna untuk meningkatkan mutu pendidikan. Buku ini membahas juga tentang ciri-ciri profesi kemudian mengkajinya apakah guru termasuk jabatan profesi mengacu pada ciri tersebut. Pembahasan jabatan profesi
Perpustakaan merupakan tempat untuk menyimpan buku dan publikasi ilmiah dari berbagai topik yang ... more Perpustakaan merupakan tempat untuk menyimpan buku dan publikasi ilmiah dari berbagai topik yang disusun sistematis berdasarkan nomor urutan buku. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sulistyo, Basuki (1991) perpustakaan adalah sebuah ruangan atau gedung yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu yang digunakan pembaca bukan untuk dijual. Perpustakaan berfungsi sebagai sumber ilmu pengetahuan. Perpustakaan dapat menampung hasil pemikiran-pemikiran baik secara fisik yang dituangkan dalam sebuah buku. Perpustakaan berperan sebagai agen perubahan intelektual kaum pemuda. Kaum pemuda dapat menerima berbagai perspektif dari orang-orang hebat hingga menghasilkan perspektif tersendiri. Perubahan intelektual kaum pemuda dapat berkembang sesuai zaman sama halnya dengan ilmu pengetahuan yang selalu mengalami perubahan. Selain itu, perpustakaan berperan dalam melestarikan kebudayaan. Terdapat buku-buku yang membahas terkait kebudayaan lokal dan nasional. Sesuai pendapat Wiranto dkk (1997) fungsi dan peran perpustakaan yaitu 1) fungsi penyimpanan, 2) fungsi informasi, 3) fungsi pendidikan, 4) fungsi rekreasi, 5) fungsi kultural. Perpustakaan memiliki peran diantaranya 1) sebagai media antara pemakai dengan koleksi sebagai sumber informasi pengetahuan, 2) sebagai lembaga pengembangan minat dan budaya membaca serata pembangkit kesadaran pentingnya belajar, 3) sebagai agen perubahan, pembangunan dan kebudayaan manusia, 4) sebagai motivator, mediator dan fasilisator bagi penggunakan dalam mencari dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan juga pengalaman, 5) sebagai pengembang komunikasi antara penggguna dengan penyelenggara. Kebudayaan adalan ialah seperangkat pengetahuan, kepercayaan , moral, hukum, kesenian, yang dijadikan pedoman bertindak dalam memecahlan persoalan yang dihadapi dalam memenuhi kebutuhan hidup. Subtansi kebudayaan ialah macam ide-ide dan gagasan manusia yang timbul di masyarakat. Subtansi kebudayaan itu sendiri, berisi system pengetahuan, nilai-nilai, pandangan hidup, kepercayaan, persepsi, dan etos (jiwa kebudayaan). (Yusuf, Mundzirin, dkk, 2010: 5). Setiap bangsa memiliki kebudayaan daerah tersendiri yang berguna sebagai indentitas daerah. Kebudayaan daerah merupakan suatu hal mutlak untuk dijalankan dan dilestarikan oleh suatu bangsa dalam mewujudkan sebuah peradaban. Pelestarian merupakan kegiatan atau yang dilakukan secara terus menerus, terarah dan terpadu guna mewujudkan tujuan tertentu yang mencerminkan adanya sesuatu yang tetap dan abadi, bersifat dinamis, luwes, dan selektif (Ranjabar 2006: 115). Pelestarian budaya merupakan kegiatan yang dilakukan secara kontinu berpedoman pada kepercayaan, pandangan hidup, dan nilai-nilai.
Garbage is an item that is not used by the community. So that the problem of waste still dominate... more Garbage is an item that is not used by the community. So that the problem of waste still dominates both internationally and nationally. Based on research conducted by Jenna R. Jambeck of the University of Georgia, in 2010 there were 275 million tons of plastic waste produced worldwide. Around 4.8-12.7 million tons of them are wasted and pollute the sea. Based on data from The World Bank in 2018, 87 cities on the coast of Indonesia contributed rubbish to the sea estimated at around 1, 27 million tons. With the composition of plastic waste reaching 9 million tons and it is estimated that around 3.2 million tons are plastic straws. Likewise with Indonesia in 2019 it is estimated that it will produce around 66-67 million tons of waste. The trigger factor for the high pollution of plastics at sea by Indonesia conducted by the University of Georgia is the percentage of mismanaged plastic waste on land (mismanaged plastic waste) which reaches 83%, a figure that is highly debatable for current conditions. Increasing the percent of plastic waste that is managed on land is one of the answers to the threat of increasing the amount of plastic waste in the Indonesian sea, bearing in mind that 80% of marine waste originates from terrestrial human activities mobilized into the sea and only 20% arises from activities shipping, transportation and tourism More broadly, plastic waste in the sea has ultimately led to global economic losses in the fisheries, shipping, 14 tourism and insurance businesses up to 1.2 billion US dollars. For the handling of plastic waste in the sea, there are a number of efforts, including the burning of waste by machines, the creation of garbage into paving blocks, and education of plastic waste. Specifically, in order to deal with plastic waste at sea, the government has launched a National Action Plan (RAN) for Plastic Waste Management at Sea 2017-2025. The document is expected to be a strategic direction in the acceleration of overcoming plastic waste at sea for a period of 9 years. Broadly speaking, the strategic programs implemented include targeting: (1) Local governments, through strengthening human resource capacity, financing, infrastructure management, changing attitudes, and developing integrated coastal waste management; 15 (2) The central government, through education and awareness raising campaigns, encourages the waste to energy (WTE) program, makes a legal umbrella for a paid plastic bag program, encourages the use of plastic waste as an asphalt mixture, and strengthens rules regarding waste management at ports, shipping, and fisheries (3) Internationally, by establishing joint commitments to reduce plastic waste at sea through bilateral and regional cooperation; (4) Industry, through increasing the use of biodegradable plastic materials, increasing investment in the biodegradable plastic industry, and introducing
Tulisan ini berisi skenario microteaching (keterampilan membuka-menutup) dalam mata pelajaran Mat... more Tulisan ini berisi skenario microteaching (keterampilan membuka-menutup) dalam mata pelajaran Matematika (Segitiga) di Kelas 6 Sekolah Dasar.
5S PROGRAM EVALUATION (SMILE, GREETINGS, COCONUTS, RETURNS AND RELAXING)
(Study of SMP 12 Bandung... more 5S PROGRAM EVALUATION (SMILE, GREETINGS, COCONUTS, RETURNS AND RELAXING) (Study of SMP 12 Bandung Field) Erlangga Akbar1, M. Luthfi Zharfan F 2, Riris Sapitri3 Indonesian education university Erlanggaakbar98@gmail.com1, Luthfizharfan1@gmail.com2, Ririssafitri29@gmail.com3
ABSTRACT
The Indonesian Child Protection Commission (KPAI) noted that cases of brawl in Indonesia increased by 1.1 percent throughout 2018. KPAI Education Commissioner Retno Listiyarti said, last year, the number of fights was only 12.9 percent, but this year it was 14 percent. The occurrence of incidents such as murder, violence / brawl between students, rape, drug use and a number of other crimes shows that our nation is experiencing a moral crisis. Therefore, it takes character education in schools that emphasizes the values of respect, responsibility, honesty, caring and so on. The method of applying character education in Bandung 12 SMP 12 is the 5S Program. 5S Program (Smile, Greetings, Greetings, Courteous, and Courteous) The 5S program is a program conducted every morning by SMP Negeri 12 Bandung as a way to shape students' character so as not to have a moral crisis. In connection with that, researchers will conduct 5S Program research carried out at Bandung SMP 12. This study aims to: (1) evaluate the context and input (2) evaluate the implementation of the 5S program at SMP 12 Bandung (2) evaluate output after implementing the 5S Program at SMPN 12 Bandung (3) provide recommendations to teachers, schools, and the government to improvement of character education programs. This type of research uses joint research (qualitative and quantitative). The evaluation model used is the CIPP Model (Context, Input, Process, and Product). Research subjects included: (1) headmaster (2) subject teacher and homeroom teacher (3) guidance and counseling teacher and (4) students. Data were analyzed using Milles & Huberman data analysis including: data reduction, data presentation, and data verification.
Chapter ini menceritakan tentang keadaan reformasi pendidikan pada awal tahun 1993 yang mengalami... more Chapter ini menceritakan tentang keadaan reformasi pendidikan pada awal tahun 1993 yang mengalami berbagai krisis terutama pendanaan sekolah. Tujuan bab ini adalah untuk meninjau keberhasilan Michigan dengan reformasi pendidikan baru-baru ini dan untuk menunjukkan arah reformasi di masa depan. Michigan adalah negara yang ideal untuk dipelajari karena banyak hal mencerminkan keragaman dan perbedaan dengan Amerika.
Uploads
Papers by Riris Sapitri
(Study of SMP 12 Bandung Field)
Erlangga Akbar1, M. Luthfi Zharfan F 2, Riris Sapitri3
Indonesian education university
Erlanggaakbar98@gmail.com1, Luthfizharfan1@gmail.com2, Ririssafitri29@gmail.com3
ABSTRACT
The Indonesian Child Protection Commission (KPAI) noted that cases of brawl in Indonesia increased by 1.1 percent throughout 2018. KPAI Education Commissioner Retno Listiyarti said, last year, the number of fights was only 12.9 percent, but this year it was 14 percent. The occurrence of incidents such as murder, violence / brawl between students, rape, drug use and a number of other crimes shows that our nation is experiencing a moral crisis. Therefore, it takes character education in schools that emphasizes the values of respect, responsibility, honesty, caring and so on. The method of applying character education in Bandung 12 SMP 12 is the 5S Program. 5S Program (Smile, Greetings, Greetings, Courteous, and Courteous) The 5S program is a program conducted every morning by SMP Negeri 12 Bandung as a way to shape students' character so as not to have a moral crisis. In connection with that, researchers will conduct 5S Program research carried out at Bandung SMP 12. This study aims to: (1) evaluate the context and input (2) evaluate the implementation of the 5S program at SMP 12 Bandung (2) evaluate output after implementing the 5S Program at SMPN 12 Bandung (3) provide recommendations to teachers, schools, and the government to improvement of character education programs. This type of research uses joint research (qualitative and quantitative). The evaluation model used is the CIPP Model (Context, Input, Process, and Product). Research subjects included: (1) headmaster (2) subject teacher and homeroom teacher (3) guidance and counseling teacher and (4) students. Data were analyzed using Milles & Huberman data analysis including: data reduction, data presentation, and data verification.
Keywords: Evaluation, 5S Program, CIPP Model
(Study of SMP 12 Bandung Field)
Erlangga Akbar1, M. Luthfi Zharfan F 2, Riris Sapitri3
Indonesian education university
Erlanggaakbar98@gmail.com1, Luthfizharfan1@gmail.com2, Ririssafitri29@gmail.com3
ABSTRACT
The Indonesian Child Protection Commission (KPAI) noted that cases of brawl in Indonesia increased by 1.1 percent throughout 2018. KPAI Education Commissioner Retno Listiyarti said, last year, the number of fights was only 12.9 percent, but this year it was 14 percent. The occurrence of incidents such as murder, violence / brawl between students, rape, drug use and a number of other crimes shows that our nation is experiencing a moral crisis. Therefore, it takes character education in schools that emphasizes the values of respect, responsibility, honesty, caring and so on. The method of applying character education in Bandung 12 SMP 12 is the 5S Program. 5S Program (Smile, Greetings, Greetings, Courteous, and Courteous) The 5S program is a program conducted every morning by SMP Negeri 12 Bandung as a way to shape students' character so as not to have a moral crisis. In connection with that, researchers will conduct 5S Program research carried out at Bandung SMP 12. This study aims to: (1) evaluate the context and input (2) evaluate the implementation of the 5S program at SMP 12 Bandung (2) evaluate output after implementing the 5S Program at SMPN 12 Bandung (3) provide recommendations to teachers, schools, and the government to improvement of character education programs. This type of research uses joint research (qualitative and quantitative). The evaluation model used is the CIPP Model (Context, Input, Process, and Product). Research subjects included: (1) headmaster (2) subject teacher and homeroom teacher (3) guidance and counseling teacher and (4) students. Data were analyzed using Milles & Huberman data analysis including: data reduction, data presentation, and data verification.
Keywords: Evaluation, 5S Program, CIPP Model