Objective To determine the prevalence and manifestations of fibropapillomatosis in green turtles ... more Objective To determine the prevalence and manifestations of fibropapillomatosis in green turtles in Indonesia, to identify any relationship between fibropapillomatosis and concurrent parasitic infection, to ascertain the effect of fibropapil‐lomatosis on health, and to examine whether environment might have an effect on the prevalence of fibropapillomatosis. Procedure 4407 green turtles (Chelonia mydas) and 401 hawksbill turtles (Eretmochelys imbricata) were examined. The occurrence of fibropapillomatosis was correlated with sex, maturity, curved carapace length, body weight/curved carapace length ratio, the number and distribution of tumours on the skin, parasite burdens, some haematological variables and the region of capture. Results Fibropapillomatosis was seen only in green turtles, and the overall prevalence in these was 21.5%. This prevalence increased with the curved carapace length up to 85 cm. The average number of tumours per affected turtle was 5 SD 4.1 (range, 1 to 29),...
Objective To assess the efficacy of praziquantel as a treatment for cardiovascular flukes in turt... more Objective To assess the efficacy of praziquantel as a treatment for cardiovascular flukes in turtles. Procedure Six green sea turtles (Chelonia mydas) spontaneously infected with cardiovascular flukes (Digenea: Spirorchiidae) were treated orally with praziquantel, and necropsied 3 or 7 days later to look for flukes in the heart and major blood vessels. Six similar animals were maintained as untreated controls. Results Absence of flukes in treated, but not control turtles, indicated that a one day course of treatment at a dose rate of 3 times 50 mg/kg body weight is effective. Conclusion This result should be of value for preventing disease in wild caught green turtles introduced into farms or aquaria.
Ecotrophic: Journal of Environmental Science, 2012
Natural conservation management is a very important task that not only aims to save the environme... more Natural conservation management is a very important task that not only aims to save the environment but alsosupport the people that live in it. All variables of life become part of the management goal which often blurs the phasesof management processes towards an effective one. This study aims to measure the effectiveness of conservationmanagement of West Bali National Park (TNBB) based on measured indicators.The methods of measuring effectiveness is based on several indicators (biophysical, socio-economics andgovernance) using the LIT (Line Intercept Transec) method to monitor coral reefs on 8 diving sites in TNBB. Thesocio-economics and governance indicator utilize questionnaire method and discussions with a sample of localcommunity selected randomly from 4 villages around the TNBB zone.The biophysical indicator demonstrate that the amount of coral reef cover in TNBB is 37,1% which falls underthe MEDIUM category. Meanwhile, the socio-economic indicator illustrates that the communi...
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kerugian ekonomi peternak sapi yang sering diabaikan ad... more Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kerugian ekonomi peternak sapi yang sering diabaikan adalah akibat penyakit parasit terutama Paramphistomum spp. Penelitian dilakukan dari bulan Mei hingga Juni 2015. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui obeservasi langsung pada 200 rumen sapi yang telah dipotong. Setiap rumen didata ada atau tidaknya cacing Paramphistomum spp. dengan jumlah pengamatan setiap harinya rata-rata 15 ekor rumen sapi bali. Prevalensi dihitung dengan membagi sampel positif dengan jumlah sampel yang diperiksa dikalikan 100%. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi infestasi cacing Paramphistomum spp. pada rumen sapi bali yang dipotong di Rumah Potong Hewan Kota Denpasar adalah 15%. Gambaran patologi rumen sapi yang terinfeksi parmphistomiasis yang dipotong di RPH Denpasar terlihat berwarna merah bergerombol menempel di permukaan mukosa rumen
ABSTRAK Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seks rasio tukik penyu Hijau (Cheloni... more ABSTRAK Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seks rasio tukik penyu Hijau (Chelonia mydas L) yang dihasilkan dari penetasan alami dan non-alami di pantai Sukamade kabupaten Banyuwangi. Sampel yang dipakai adalah tukik berumur 1,5 bulan yang berasal dari 5 sarang penetasan telur. Jumlah sampel tukik adalah 40 ekor yang diambil secara acak, terdiri atas 20 ekor dari penetasan alami dan 20 ekor dari penetasan non-alami. Tukik diambil organ gonadnya untuk dibuat preparat histologi dengan pengecatan Harris-Haematoksilin eosin (H&E) untuk menentukan jenis kelamin. Hasil penelitian menujukkan bahwa seks rasio pada penetasan alami terdeteksi jantan = 0, betina = 8, dan tidak dapat ditentukan jenis kelaminnya = 12. Untuk penetasan non-alami terdeteksi jantan = 13, betina = 0, dan tidak dapat ditentukan jenis kelaminnya = 7. Dapat disimpulkan bahwa temperatur mempunyai peranan penting dalam penetuan jenis kelamin, sebagaimana rerata temperatur yang ditujukkan pada data logger u...
Dermatitis ulseratif adalah penyakit yang paling sering menjangkiti penyu dan/atau tukik yang dip... more Dermatitis ulseratif adalah penyakit yang paling sering menjangkiti penyu dan/atau tukik yang dipelihara di kolam-kolam penampungan, termasuk di Turtle Conservation and Education Centre (TCEC), Serangan. Penelitian dilakukan untuk mengetahui prevalensi, gambar patologi, dan lokasi jejas dermatitis ulseratif pada tukik lekang yang dipelihara di TCEC Serangan, serta perbedaan indeks kondisi tubuh tukik lekang penderita dermatitis ulseratif dengan tukik yang sehat. Prevalensi diketahui dengan menghitung jumlah tukik lekang penderita yang dibandingkan dengan total tukik di TCEC. Morfometri (straight carapace length, straight carapace width, curved carapace length, curved carapace width) dan berat badan tukik diukur untuk mengetahui indeks kondisi tubuh tukik lalu perbedaan indeks kondisi tubuh dibandingkan dengan Uji - T tidak berpasangan. Sampel jaringan kulit diproses menjadi preparat dan diwarnai dengan pewarnaan rutin Hematoxylin eosin(HE). Hasil penelitian ini yaitu : prevalensi de...
Penelitian ini menggunakan 310 sampel jaringan Penyu Hijau (Chelonia mydas) yang ditangkap di rua... more Penelitian ini menggunakan 310 sampel jaringan Penyu Hijau (Chelonia mydas) yang ditangkap di ruaya pakan perairan Berau, kemudian akan menampilkan hasil temuan 86 sampel jaringan di Kepulauan Derawan, Kalimantan Timur. Identifikasi asal usul dari Penyu Hijau di ruaya pakan dilakukan dengan menggunakan marker molekul d-loop (displacement loop) DNA mitokondria melalui amplifikasi teknik PCR (Polymerase Chain Reaction). Produk PCR kemudian diurutkan (sequencing) di Macrogen inc. (Korea). Hasil pengurutan kemudian dianalisis menggunakan program MEGA 4.0, DNAsp 5.10, dan BAYES. Penyu Hijau yang ditemukan di habitat pakan tersebut terdiri dari 11 haplotipe yaitu D2 (N=35; 40.7%), C3 (N=19; 22.1%), C5 (N=12; 14%), C14 (N=7; 8.14%), A3 (N=5; 5.81%), E2 (N=2; 2.33%), NEW 1 (N=2; 2.33%), B4 (N=1; 1.16%), NEW 2 (N=1; 1.16%), NEW 3 (N=1, 1.16%), dan NEW 4 (N=1; 1.16%). Selanjutnya persentase kontribusi populasi dari beberapa habitan peneluran dan beberapa unit menejemen dihitung menggunakan Mixed Stock Analysis (MSA) dengan program BAYES, dengan hasil presentase Berau Islands (56.56%), Sulu Sea (52.59%), Papua Nugini (17.48%), dan Mikronesia (13.21%).
Ecotrophic: Journal of Environmental Science, 2012
The research used 51 tissue samples taken from 51 individual Green Turtles in Pulau Panjang, East... more The research used 51 tissue samples taken from 51 individual Green Turtles in Pulau Panjang, EastKalimantan. The isolation of mtDNA was achieved by adding Proteinase K into the samples prior to the utilization ofthe PCR (Polimerase Chain Reaction) technique. The MEGA 3.1 computer program was employed to read the DNAsequences obtained through the PCR technique.Seven different haplotypes were identified from the analyzed samples. The haplotypes are: A3 (N=7; 13.73%),A4 (N=1; 1.96%), A6 (N=2; 3.92%), C3 (N=5; 9.80%), C5 (N=6; 11.76%), C14 (N=5; 9.80%) dan D2 (N=25;49.02%). Tag findings clearly demonstrated that the Green Turtles, which feed on the seagrass beds of Pulau Panjang,originated in different nesting sites, including Sabah and Trengganu in Malaysia, Sangalaki and Derawan inIndonesia, and Phillipine. The MSA (Mixed Stock Analysis) showed that the Green Turtles population in PulauPanjang was composed of several management units (nesting sites), which were Berau (47%), Sulu Sea (...
Penyu merupakan salah satu hewan yang keberadaannya terancam punah. Di Bali temuan kasus penyelun... more Penyu merupakan salah satu hewan yang keberadaannya terancam punah. Di Bali temuan kasus penyelundupan penyu sering terjadi. Beberapa dari penyu yang diselundupkan adalah penyu hijau yang mengalami tumor fibropapillomatosis (FP) yang merupakan tumor yang ditemukan pada semua spesies penyu, tetapi paling banyak ditemukan pada penyu hijau. Fibropapillomatosis ditandai pada bagian tubuh seperti kulit, flippers, jaringan, karapas, dan plastron. Pemeriksaan hematologi menjadi metode diagnostik, dengan melihat adanya kenaikan atau penurunan jumlah sel darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran darah penyu hijau dengan atau tanpa FP. Penelitian ini menggunakan sampel penyu hijau sitaan Kantor Polsek Kuta terdiri dari lima ekor penyu hijau dengan FP dan lima penyu hijau tanpa FP. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan pemeriksaan hematologi. Sebanyak 3 mL darah perifer penyu hijau yang diambil dari sinus servikalis dorsalis disimpan dalam tabung heparin untuk d...
Ecotrophic: Journal of Environmental Science, 2007
Natural conservation management is a very important task that not only aims to save the environme... more Natural conservation management is a very important task that not only aims to save the environment but alsosupport the people that live in it. All variables of life become part of the management goal which often blurs the phasesof management processes towards an effective one. This study aims to measure the effectiveness of conservationmanagement of West Bali National Park (TNBB) based on measured indicators.The methods of measuring effectiveness is based on several indicators (biophysical, socio-economics andgovernance) using the LIT (Line Intercept Transec) method to monitor coral reefs on 8 diving sites in TNBB. Thesocio-economics and governance indicator utilize questionnaire method and discussions with a sample of localcommunity selected randomly from 4 villages around the TNBB zone.The biophysical indicator demonstrate that the amount of coral reef cover in TNBB is 37,1% which falls underthe MEDIUM category. Meanwhile, the socio-economic indicator illustrates that the communi...
Sex ratio is highly dependent on incubation temperature. The optimum temperature of 28 ° C - 30 °... more Sex ratio is highly dependent on incubation temperature. The optimum temperature of 28 ° C - 30 ° C can result in sex ratio 1: 1. The high temperature will be produced predominantly female hatchlings, and vice versa. The incubation temperatures influenced by some environmental factors such as rainfall, air temperature, air humidity, sand temperature, sand humidity, sand type and vegetation. This research carried out at the Sukamade beach - East Java, Sangalaki island - East Kalimantan and Jamursba Medi beach - West Papua. Results showed the unbalanced sex ratio of sea turtle hatchlings in each of study area. The Sukamade beach generated 75% of male hatchlings in nests under vegetation, 100% female hatchlings in the nest on open beaches, and 87.5% male hatchlings in the hatchery. While the sex ratio of hatchlings produced on Sangalaki island are 100% male in nests under vegetation, 72.22% male hatchlings in the nest on open beaches and 94.44% male hatchlings in the hatchery. On the J...
Objective To determine the prevalence and manifestations of fibropapillomatosis in green turtles ... more Objective To determine the prevalence and manifestations of fibropapillomatosis in green turtles in Indonesia, to identify any relationship between fibropapillomatosis and concurrent parasitic infection, to ascertain the effect of fibropapil‐lomatosis on health, and to examine whether environment might have an effect on the prevalence of fibropapillomatosis. Procedure 4407 green turtles (Chelonia mydas) and 401 hawksbill turtles (Eretmochelys imbricata) were examined. The occurrence of fibropapillomatosis was correlated with sex, maturity, curved carapace length, body weight/curved carapace length ratio, the number and distribution of tumours on the skin, parasite burdens, some haematological variables and the region of capture. Results Fibropapillomatosis was seen only in green turtles, and the overall prevalence in these was 21.5%. This prevalence increased with the curved carapace length up to 85 cm. The average number of tumours per affected turtle was 5 SD 4.1 (range, 1 to 29),...
Objective To assess the efficacy of praziquantel as a treatment for cardiovascular flukes in turt... more Objective To assess the efficacy of praziquantel as a treatment for cardiovascular flukes in turtles. Procedure Six green sea turtles (Chelonia mydas) spontaneously infected with cardiovascular flukes (Digenea: Spirorchiidae) were treated orally with praziquantel, and necropsied 3 or 7 days later to look for flukes in the heart and major blood vessels. Six similar animals were maintained as untreated controls. Results Absence of flukes in treated, but not control turtles, indicated that a one day course of treatment at a dose rate of 3 times 50 mg/kg body weight is effective. Conclusion This result should be of value for preventing disease in wild caught green turtles introduced into farms or aquaria.
Ecotrophic: Journal of Environmental Science, 2012
Natural conservation management is a very important task that not only aims to save the environme... more Natural conservation management is a very important task that not only aims to save the environment but alsosupport the people that live in it. All variables of life become part of the management goal which often blurs the phasesof management processes towards an effective one. This study aims to measure the effectiveness of conservationmanagement of West Bali National Park (TNBB) based on measured indicators.The methods of measuring effectiveness is based on several indicators (biophysical, socio-economics andgovernance) using the LIT (Line Intercept Transec) method to monitor coral reefs on 8 diving sites in TNBB. Thesocio-economics and governance indicator utilize questionnaire method and discussions with a sample of localcommunity selected randomly from 4 villages around the TNBB zone.The biophysical indicator demonstrate that the amount of coral reef cover in TNBB is 37,1% which falls underthe MEDIUM category. Meanwhile, the socio-economic indicator illustrates that the communi...
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kerugian ekonomi peternak sapi yang sering diabaikan ad... more Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kerugian ekonomi peternak sapi yang sering diabaikan adalah akibat penyakit parasit terutama Paramphistomum spp. Penelitian dilakukan dari bulan Mei hingga Juni 2015. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui obeservasi langsung pada 200 rumen sapi yang telah dipotong. Setiap rumen didata ada atau tidaknya cacing Paramphistomum spp. dengan jumlah pengamatan setiap harinya rata-rata 15 ekor rumen sapi bali. Prevalensi dihitung dengan membagi sampel positif dengan jumlah sampel yang diperiksa dikalikan 100%. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi infestasi cacing Paramphistomum spp. pada rumen sapi bali yang dipotong di Rumah Potong Hewan Kota Denpasar adalah 15%. Gambaran patologi rumen sapi yang terinfeksi parmphistomiasis yang dipotong di RPH Denpasar terlihat berwarna merah bergerombol menempel di permukaan mukosa rumen
ABSTRAK Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seks rasio tukik penyu Hijau (Cheloni... more ABSTRAK Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seks rasio tukik penyu Hijau (Chelonia mydas L) yang dihasilkan dari penetasan alami dan non-alami di pantai Sukamade kabupaten Banyuwangi. Sampel yang dipakai adalah tukik berumur 1,5 bulan yang berasal dari 5 sarang penetasan telur. Jumlah sampel tukik adalah 40 ekor yang diambil secara acak, terdiri atas 20 ekor dari penetasan alami dan 20 ekor dari penetasan non-alami. Tukik diambil organ gonadnya untuk dibuat preparat histologi dengan pengecatan Harris-Haematoksilin eosin (H&E) untuk menentukan jenis kelamin. Hasil penelitian menujukkan bahwa seks rasio pada penetasan alami terdeteksi jantan = 0, betina = 8, dan tidak dapat ditentukan jenis kelaminnya = 12. Untuk penetasan non-alami terdeteksi jantan = 13, betina = 0, dan tidak dapat ditentukan jenis kelaminnya = 7. Dapat disimpulkan bahwa temperatur mempunyai peranan penting dalam penetuan jenis kelamin, sebagaimana rerata temperatur yang ditujukkan pada data logger u...
Dermatitis ulseratif adalah penyakit yang paling sering menjangkiti penyu dan/atau tukik yang dip... more Dermatitis ulseratif adalah penyakit yang paling sering menjangkiti penyu dan/atau tukik yang dipelihara di kolam-kolam penampungan, termasuk di Turtle Conservation and Education Centre (TCEC), Serangan. Penelitian dilakukan untuk mengetahui prevalensi, gambar patologi, dan lokasi jejas dermatitis ulseratif pada tukik lekang yang dipelihara di TCEC Serangan, serta perbedaan indeks kondisi tubuh tukik lekang penderita dermatitis ulseratif dengan tukik yang sehat. Prevalensi diketahui dengan menghitung jumlah tukik lekang penderita yang dibandingkan dengan total tukik di TCEC. Morfometri (straight carapace length, straight carapace width, curved carapace length, curved carapace width) dan berat badan tukik diukur untuk mengetahui indeks kondisi tubuh tukik lalu perbedaan indeks kondisi tubuh dibandingkan dengan Uji - T tidak berpasangan. Sampel jaringan kulit diproses menjadi preparat dan diwarnai dengan pewarnaan rutin Hematoxylin eosin(HE). Hasil penelitian ini yaitu : prevalensi de...
Penelitian ini menggunakan 310 sampel jaringan Penyu Hijau (Chelonia mydas) yang ditangkap di rua... more Penelitian ini menggunakan 310 sampel jaringan Penyu Hijau (Chelonia mydas) yang ditangkap di ruaya pakan perairan Berau, kemudian akan menampilkan hasil temuan 86 sampel jaringan di Kepulauan Derawan, Kalimantan Timur. Identifikasi asal usul dari Penyu Hijau di ruaya pakan dilakukan dengan menggunakan marker molekul d-loop (displacement loop) DNA mitokondria melalui amplifikasi teknik PCR (Polymerase Chain Reaction). Produk PCR kemudian diurutkan (sequencing) di Macrogen inc. (Korea). Hasil pengurutan kemudian dianalisis menggunakan program MEGA 4.0, DNAsp 5.10, dan BAYES. Penyu Hijau yang ditemukan di habitat pakan tersebut terdiri dari 11 haplotipe yaitu D2 (N=35; 40.7%), C3 (N=19; 22.1%), C5 (N=12; 14%), C14 (N=7; 8.14%), A3 (N=5; 5.81%), E2 (N=2; 2.33%), NEW 1 (N=2; 2.33%), B4 (N=1; 1.16%), NEW 2 (N=1; 1.16%), NEW 3 (N=1, 1.16%), dan NEW 4 (N=1; 1.16%). Selanjutnya persentase kontribusi populasi dari beberapa habitan peneluran dan beberapa unit menejemen dihitung menggunakan Mixed Stock Analysis (MSA) dengan program BAYES, dengan hasil presentase Berau Islands (56.56%), Sulu Sea (52.59%), Papua Nugini (17.48%), dan Mikronesia (13.21%).
Ecotrophic: Journal of Environmental Science, 2012
The research used 51 tissue samples taken from 51 individual Green Turtles in Pulau Panjang, East... more The research used 51 tissue samples taken from 51 individual Green Turtles in Pulau Panjang, EastKalimantan. The isolation of mtDNA was achieved by adding Proteinase K into the samples prior to the utilization ofthe PCR (Polimerase Chain Reaction) technique. The MEGA 3.1 computer program was employed to read the DNAsequences obtained through the PCR technique.Seven different haplotypes were identified from the analyzed samples. The haplotypes are: A3 (N=7; 13.73%),A4 (N=1; 1.96%), A6 (N=2; 3.92%), C3 (N=5; 9.80%), C5 (N=6; 11.76%), C14 (N=5; 9.80%) dan D2 (N=25;49.02%). Tag findings clearly demonstrated that the Green Turtles, which feed on the seagrass beds of Pulau Panjang,originated in different nesting sites, including Sabah and Trengganu in Malaysia, Sangalaki and Derawan inIndonesia, and Phillipine. The MSA (Mixed Stock Analysis) showed that the Green Turtles population in PulauPanjang was composed of several management units (nesting sites), which were Berau (47%), Sulu Sea (...
Penyu merupakan salah satu hewan yang keberadaannya terancam punah. Di Bali temuan kasus penyelun... more Penyu merupakan salah satu hewan yang keberadaannya terancam punah. Di Bali temuan kasus penyelundupan penyu sering terjadi. Beberapa dari penyu yang diselundupkan adalah penyu hijau yang mengalami tumor fibropapillomatosis (FP) yang merupakan tumor yang ditemukan pada semua spesies penyu, tetapi paling banyak ditemukan pada penyu hijau. Fibropapillomatosis ditandai pada bagian tubuh seperti kulit, flippers, jaringan, karapas, dan plastron. Pemeriksaan hematologi menjadi metode diagnostik, dengan melihat adanya kenaikan atau penurunan jumlah sel darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran darah penyu hijau dengan atau tanpa FP. Penelitian ini menggunakan sampel penyu hijau sitaan Kantor Polsek Kuta terdiri dari lima ekor penyu hijau dengan FP dan lima penyu hijau tanpa FP. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan pemeriksaan hematologi. Sebanyak 3 mL darah perifer penyu hijau yang diambil dari sinus servikalis dorsalis disimpan dalam tabung heparin untuk d...
Ecotrophic: Journal of Environmental Science, 2007
Natural conservation management is a very important task that not only aims to save the environme... more Natural conservation management is a very important task that not only aims to save the environment but alsosupport the people that live in it. All variables of life become part of the management goal which often blurs the phasesof management processes towards an effective one. This study aims to measure the effectiveness of conservationmanagement of West Bali National Park (TNBB) based on measured indicators.The methods of measuring effectiveness is based on several indicators (biophysical, socio-economics andgovernance) using the LIT (Line Intercept Transec) method to monitor coral reefs on 8 diving sites in TNBB. Thesocio-economics and governance indicator utilize questionnaire method and discussions with a sample of localcommunity selected randomly from 4 villages around the TNBB zone.The biophysical indicator demonstrate that the amount of coral reef cover in TNBB is 37,1% which falls underthe MEDIUM category. Meanwhile, the socio-economic indicator illustrates that the communi...
Sex ratio is highly dependent on incubation temperature. The optimum temperature of 28 ° C - 30 °... more Sex ratio is highly dependent on incubation temperature. The optimum temperature of 28 ° C - 30 ° C can result in sex ratio 1: 1. The high temperature will be produced predominantly female hatchlings, and vice versa. The incubation temperatures influenced by some environmental factors such as rainfall, air temperature, air humidity, sand temperature, sand humidity, sand type and vegetation. This research carried out at the Sukamade beach - East Java, Sangalaki island - East Kalimantan and Jamursba Medi beach - West Papua. Results showed the unbalanced sex ratio of sea turtle hatchlings in each of study area. The Sukamade beach generated 75% of male hatchlings in nests under vegetation, 100% female hatchlings in the nest on open beaches, and 87.5% male hatchlings in the hatchery. While the sex ratio of hatchlings produced on Sangalaki island are 100% male in nests under vegetation, 72.22% male hatchlings in the nest on open beaches and 94.44% male hatchlings in the hatchery. On the J...
Uploads
Papers by Windia Adnyana