Hydrocarbons explorations is being deeply fundamental nowadays as the mature fields which has bee... more Hydrocarbons explorations is being deeply fundamental nowadays as the mature fields which has been exploited have come to the declining stage of its production. In any hydrocarbon explorations, there are many uncertainities in estimating the petroleum prospects. Sealing capacity is considered as the most common uncertainty occured; fault is necessary to be whether sealing or leaking for hydrocarbons to flow.
Sepanjang village, which is located in Tawangmangu, Central Jawa, Indonesia, is very prone area t... more Sepanjang village, which is located in Tawangmangu, Central Jawa, Indonesia, is very prone area to landslides. The area is characterized by a steep sloped morphology and a thick residual soil of weathered volcanic and alluvial materials. A community empowerment program has been initiated and implemented to increase the community awareness of and response to the landslide hazard and, therefore, to mitigate the impact of the geological hazard. The program involves multiple stakeholders and includes socialization of the landslide hazard, identifications of landslide zone and evacuation points through mapping, installations of warning signs around high susceptibility landslide areas and installations of evacuation route signs, installations of drainage systems and vegetative slope cover to prevent soil erosion and landslide, and evacuation drills in the events of landslide hazard. The program has led to improvement of the community awareness of and response to the landslide hazard indicated by the improved score of quiz given during the program. A landslide susceptibility zone map has been developed and updated regularly by the local community. Lastly, a landslide hazard response team comprising well-trained villagers and the community leader has been established to monitor regularly the identified landslide zone, to give early warning of landslide hazard, and to provide a fast response in the events of landslide hazard.
Hydrocarbons explorations is being deeply fundamental nowadays as the mature fields which has bee... more Hydrocarbons explorations is being deeply fundamental nowadays as the mature fields which has been exploited have come to the declining stage of its production. In any hydrocarbon explorations, there are many uncertainities in estimating the petroleum prospects. Sealing capacity is considered as the most common uncertainty occured; fault is necessary to be whether sealing or leaking for hydrocarbons to flow.
Grup Pematang pada Cekungan Sumatera Tengah terkenal sebagai batuan sumber penghasil hidrokarbon ... more Grup Pematang pada Cekungan Sumatera Tengah terkenal sebagai batuan sumber penghasil hidrokarbon terbesar di Indonesia yang terdiridari brown shale. Selain itu di dalam Grup Pematang ini juga terdapat Formasi Lower Pematang dan Formasi Upper Pematang yang juga di duga menjadi prospek batuan reservoir selanjutnya setelah Formasi Sihapas dan Formasi Menggala. Upaya penentuan fasies dan lingkungan pengendapan dilakukan untuk mengetahui lebih dalam mengenai Grup Pematang ini termasuk di dalamnya Formasi Brown Shale, Formasi Lower Pematang dan Formasi Upper Pematang. Dengan mengetahui kondisi geologi bawah permukaannya serta fasies dan lingkungan pengendapannya, dapat diprediksi karakteristik batuannya serta penyebarannya. Penentuan fasies pengendapan dilakukan dengan analisis fasies litologi serta asosiasi fasies pengendapan, dilanjutkan dengan interpretasi lingkungan pengendapan. Hal tersebut dilakukan dengan cara mengintegrasikan antara data batuan inti meliputi petrografi dan xrd serta data log sumur termasuk log sumur elektrik dan log gambar. Selain itu, konsep sikuen stratigrafi juga diterapkan untuk membantu merekonstruksi lingkungan pengendapan, dalam hal ini digunakan konsep sikuen stratigrafi non-marine. Dalam membangun rekonstruksi lingkungan pengendapan juga dibantu dengan atribut seismic berupa peta amplitude dan peta waveform. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat tujuh fasies litologi dan 4 asosiasi fasies pengendapan berupa channel-fill, braid bar, overbank dan lacustrine. Selain itu terdapat 7 sikuen pengendapan, dimana lingkungan pengendapannya secara lateral berubah dari lingkungan pengendapan lacustrine pada 4 sikuen pertama, dilanjutkan dengan lingkungan pengendapan sungai teranyam pada 3 sikuen selanjutnya. Fasies channel-fill pada tiga sikuen paling tua yang terendapkan di lingkungan sungai teranyam menjadi zona yang prospek sebagai batuan reservoar.
Hydrocarbons explorations is being deeply fundamental nowadays as the mature fields which has bee... more Hydrocarbons explorations is being deeply fundamental nowadays as the mature fields which has been exploited have come to the declining stage of its production. In any hydrocarbon explorations, there are many uncertainities in estimating the petroleum prospects. Sealing capacity is considered as the most common uncertainty occured; fault is necessary to be whether sealing or leaking for hydrocarbons to flow.
Sepanjang village, which is located in Tawangmangu, Central Jawa, Indonesia, is very prone area t... more Sepanjang village, which is located in Tawangmangu, Central Jawa, Indonesia, is very prone area to landslides. The area is characterized by a steep sloped morphology and a thick residual soil of weathered volcanic and alluvial materials. A community empowerment program has been initiated and implemented to increase the community awareness of and response to the landslide hazard and, therefore, to mitigate the impact of the geological hazard. The program involves multiple stakeholders and includes socialization of the landslide hazard, identifications of landslide zone and evacuation points through mapping, installations of warning signs around high susceptibility landslide areas and installations of evacuation route signs, installations of drainage systems and vegetative slope cover to prevent soil erosion and landslide, and evacuation drills in the events of landslide hazard. The program has led to improvement of the community awareness of and response to the landslide hazard indicated by the improved score of quiz given during the program. A landslide susceptibility zone map has been developed and updated regularly by the local community. Lastly, a landslide hazard response team comprising well-trained villagers and the community leader has been established to monitor regularly the identified landslide zone, to give early warning of landslide hazard, and to provide a fast response in the events of landslide hazard.
Hydrocarbons explorations is being deeply fundamental nowadays as the mature fields which has bee... more Hydrocarbons explorations is being deeply fundamental nowadays as the mature fields which has been exploited have come to the declining stage of its production. In any hydrocarbon explorations, there are many uncertainities in estimating the petroleum prospects. Sealing capacity is considered as the most common uncertainty occured; fault is necessary to be whether sealing or leaking for hydrocarbons to flow.
Grup Pematang pada Cekungan Sumatera Tengah terkenal sebagai batuan sumber penghasil hidrokarbon ... more Grup Pematang pada Cekungan Sumatera Tengah terkenal sebagai batuan sumber penghasil hidrokarbon terbesar di Indonesia yang terdiridari brown shale. Selain itu di dalam Grup Pematang ini juga terdapat Formasi Lower Pematang dan Formasi Upper Pematang yang juga di duga menjadi prospek batuan reservoir selanjutnya setelah Formasi Sihapas dan Formasi Menggala. Upaya penentuan fasies dan lingkungan pengendapan dilakukan untuk mengetahui lebih dalam mengenai Grup Pematang ini termasuk di dalamnya Formasi Brown Shale, Formasi Lower Pematang dan Formasi Upper Pematang. Dengan mengetahui kondisi geologi bawah permukaannya serta fasies dan lingkungan pengendapannya, dapat diprediksi karakteristik batuannya serta penyebarannya. Penentuan fasies pengendapan dilakukan dengan analisis fasies litologi serta asosiasi fasies pengendapan, dilanjutkan dengan interpretasi lingkungan pengendapan. Hal tersebut dilakukan dengan cara mengintegrasikan antara data batuan inti meliputi petrografi dan xrd serta data log sumur termasuk log sumur elektrik dan log gambar. Selain itu, konsep sikuen stratigrafi juga diterapkan untuk membantu merekonstruksi lingkungan pengendapan, dalam hal ini digunakan konsep sikuen stratigrafi non-marine. Dalam membangun rekonstruksi lingkungan pengendapan juga dibantu dengan atribut seismic berupa peta amplitude dan peta waveform. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat tujuh fasies litologi dan 4 asosiasi fasies pengendapan berupa channel-fill, braid bar, overbank dan lacustrine. Selain itu terdapat 7 sikuen pengendapan, dimana lingkungan pengendapannya secara lateral berubah dari lingkungan pengendapan lacustrine pada 4 sikuen pertama, dilanjutkan dengan lingkungan pengendapan sungai teranyam pada 3 sikuen selanjutnya. Fasies channel-fill pada tiga sikuen paling tua yang terendapkan di lingkungan sungai teranyam menjadi zona yang prospek sebagai batuan reservoar.
Uploads
Papers by Arkanu Andaru
Thesis Chapters by Arkanu Andaru
juga di duga menjadi prospek batuan reservoir selanjutnya setelah Formasi Sihapas dan Formasi Menggala. Upaya penentuan fasies dan lingkungan pengendapan dilakukan untuk mengetahui lebih dalam mengenai Grup Pematang ini termasuk di dalamnya Formasi Brown Shale, Formasi Lower Pematang dan Formasi Upper Pematang. Dengan mengetahui kondisi geologi bawah permukaannya serta fasies dan lingkungan pengendapannya, dapat diprediksi karakteristik batuannya serta penyebarannya. Penentuan fasies pengendapan dilakukan dengan analisis fasies litologi serta asosiasi fasies pengendapan, dilanjutkan dengan interpretasi lingkungan pengendapan. Hal tersebut dilakukan dengan cara mengintegrasikan antara data batuan inti meliputi petrografi dan xrd serta data log sumur termasuk log sumur elektrik dan log gambar. Selain itu, konsep sikuen stratigrafi juga diterapkan untuk membantu merekonstruksi lingkungan pengendapan, dalam hal ini digunakan konsep sikuen stratigrafi non-marine. Dalam membangun
rekonstruksi lingkungan pengendapan juga dibantu dengan atribut seismic berupa peta amplitude dan peta waveform. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat tujuh fasies litologi dan 4 asosiasi fasies pengendapan berupa channel-fill, braid bar, overbank dan lacustrine. Selain itu terdapat 7 sikuen pengendapan, dimana lingkungan pengendapannya secara lateral berubah dari lingkungan pengendapan lacustrine pada 4 sikuen pertama, dilanjutkan dengan lingkungan pengendapan sungai teranyam pada 3 sikuen selanjutnya. Fasies channel-fill pada tiga sikuen paling tua yang terendapkan di lingkungan sungai teranyam menjadi zona yang prospek sebagai batuan reservoar.
Talks by Arkanu Andaru
juga di duga menjadi prospek batuan reservoir selanjutnya setelah Formasi Sihapas dan Formasi Menggala. Upaya penentuan fasies dan lingkungan pengendapan dilakukan untuk mengetahui lebih dalam mengenai Grup Pematang ini termasuk di dalamnya Formasi Brown Shale, Formasi Lower Pematang dan Formasi Upper Pematang. Dengan mengetahui kondisi geologi bawah permukaannya serta fasies dan lingkungan pengendapannya, dapat diprediksi karakteristik batuannya serta penyebarannya. Penentuan fasies pengendapan dilakukan dengan analisis fasies litologi serta asosiasi fasies pengendapan, dilanjutkan dengan interpretasi lingkungan pengendapan. Hal tersebut dilakukan dengan cara mengintegrasikan antara data batuan inti meliputi petrografi dan xrd serta data log sumur termasuk log sumur elektrik dan log gambar. Selain itu, konsep sikuen stratigrafi juga diterapkan untuk membantu merekonstruksi lingkungan pengendapan, dalam hal ini digunakan konsep sikuen stratigrafi non-marine. Dalam membangun
rekonstruksi lingkungan pengendapan juga dibantu dengan atribut seismic berupa peta amplitude dan peta waveform. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat tujuh fasies litologi dan 4 asosiasi fasies pengendapan berupa channel-fill, braid bar, overbank dan lacustrine. Selain itu terdapat 7 sikuen pengendapan, dimana lingkungan pengendapannya secara lateral berubah dari lingkungan pengendapan lacustrine pada 4 sikuen pertama, dilanjutkan dengan lingkungan pengendapan sungai teranyam pada 3 sikuen selanjutnya. Fasies channel-fill pada tiga sikuen paling tua yang terendapkan di lingkungan sungai teranyam menjadi zona yang prospek sebagai batuan reservoar.