Novel Toba Dreams bercerita tentang kehidupan keluarga Sersan Tebe yang oleh TB Silalahi ditulis ... more Novel Toba Dreams bercerita tentang kehidupan keluarga Sersan Tebe yang oleh TB Silalahi ditulis dalam bahasa komunikatif. Dua bulan setelah dipublikasikan, novel tersebut diadaptasi menjadi film dengan judul yang sama oleh Benni Setiawan (penulis naskah sekaligus sutradara).Perbedaan media ternyata menimbulkan berbagai perubahan pada cerita, tokoh, dialog, bahkan latar ruang, waktu, dan suasana. Pembuat film tidak serta merta memindahkan isi novel ke media baru, sebab sebagaimana dijelaskan Eneste (1991:67), seringkali perlu dilakukan perubahan berupa penciutan, penambahan, atau perubahan bervariasi. Dialog merupakan aspek penting dalam cerita, namun karakter berlainan novel dan film ternyata menciptakan perbedaan puladalam cara dialog hasil adaptasi ditampilkan. Perbandingan berlandaskan teori ilmiah mutlak diperlukan untuk mengetahui bagaimana kedua media menyajikan dialog kepada pembaca dan penontonnya. Penelitian ini dibatasi untuk hanya membandingkan isi dialog tanpa mengikuts...
Abstrak Penyediaan fasilitas dan jaminan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan tanggu... more Abstrak Penyediaan fasilitas dan jaminan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan tanggung jawab negara sebagaimana termaktub dalam UUD 1945 yang kemudian dijalankan melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Badan ini dikelola berdasarkan ideologi kerakyatan demi memastikan peserta mendapat sebesar-besarnya manfaat, namun faktanya perkara kesehatan kita sarat problematika dan turut dimainkan aktor-aktor swasta. Tiga di antaranya, aplikasi telemedicine, minyak Kutus Kutus, dan Ningsih Tinampi teridentifikasi sebagai praktik kapitalisme di sektor kesehatan yang menandakan belum tercapainya peran negara sebagai penanggung jawab kesehatan Indonesia. Kata kunci: kesehatan, Kutus Kutus, Ningsih Tinampi, telemedicine Pendahuluan Terhitung pada 1 Januari 2020 mendatang, iuran Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) resmi dinaikkan. Tidak lama sejak Menteri Kesehatan dr. Terawan menjabat, isu kenaikan memang sudah santer diberitakan, namun baru pada 13 Desember 2019 kemarin BPJS mengirimkan pemberitahuan resmi ke kantor kami. Resmi sebab mencantumkan Perpres No 75/2019 sebagai dasar regulasi, bahwa iuran JKN-KIS akan menjadi Rp160.000 dari Rp80.000 bagi kelas I, Rp110.000 dari sebelumnya Rp55.000 bagi kelas II, dan Rp42.000 dari Rp22.500 bagi kelas III. BPJS tidak menggunakan kata kenaikan melainkan penyesuaian untuk menyebut lonjakan iuran sebesar 100% tersebut. Kita tentu berharap kenaikan ini sudah serius dikaji mengingat saban tahun BPJS selalu mengaku defisit. Dari 266 juta penduduk Indonesia berdasarkan data BPS 2019, 222 juta di antaranya sudah terdaftar sebagai peserta program JKN sebagaimana dicantumkan dalam situs BPJS. Negara mengemban kewajiban atas jaminan kesehatan sebagaimana termaktub dalam UUD 1945 Pasal 28H 1 ayat 1 dan 3, serta Pasal 34 ayat 3 2 , dan BPJS sebagai badan hukum publik bertanggung jawab langsung kepada Presiden (bukan menteri kesehatan) untuk menyelenggarakannya bagi seluruh warga negara Indonesia. 1 UUD Pasal 28 H (1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan, dan (3) setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat. 2 UUD Pasal 34 (3): Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.
Sumba merupakan latar bagi film Pendekar Tongkat Emas, Marlina Pembunuh dalam Empat Babak, dan Su... more Sumba merupakan latar bagi film Pendekar Tongkat Emas, Marlina Pembunuh dalam Empat Babak, dan Susah Sinyal. Ketiganya menampilkan Sumba melalui elemen visual yang mirip sehingga dapat dianggap sebagai gagasan yang sama mengenai Sumba: perbukitan sabana, matahari terbit dan tenggelam, bulan dan bintang, pantai, kuda, kain sakral, tantangan transportasi dan komunikasi, pembunuhan, dan kehangatan penduduk. Dalam artikel ini dijelaskan bagaimana gagasan tersebut dibaca sebagai manifestasi ideologi orientalisme, yang ternyata dapat berlangsung antarwarga Indonesia karena seolah “terpisah” antara barat dan timur.
Novel Toba Dreams bercerita tentang kehidupan keluarga Sersan Tebe yang oleh TB Silalahi ditulis ... more Novel Toba Dreams bercerita tentang kehidupan keluarga Sersan Tebe yang oleh TB Silalahi ditulis dalam bahasa komunikatif. Dua bulan setelah dipublikasikan, novel tersebut diadaptasi menjadi film dengan judul yang sama oleh Benni Setiawan (penulis naskah sekaligus sutradara). Perbedaan media ternyata menimbulkan berbagai perubahan pada cerita, tokoh, dialog, bahkan latar ruang, waktu, dan suasana. Pembuat film tidak serta merta memindahkan isi novel ke media baru, sebab sebagaimana dijelaskan Eneste (1991:67), seringkali perlu dilakukan perubahan berupa penciutan, penambahan, atau perubahan bervariasi.
Dialog merupakan aspek penting dalam cerita, namun karakter berlainan novel dan film ternyata menciptakan perbedaan pula dalam cara dialog hasil adaptasi ditampilkan. Perbandingan berlandaskan teori ilmiah mutlak diperlukan untuk mengetahui bagaimana kedua media menyajikan dialog kepada pembaca dan penontonnya. Penelitian ini dibatasi untuk hanya membandingkan isi dialog tanpa mengikutsertakan bahasa-bahasa nonverbal di kedua media.
Perbandingan dialog novel dan film Toba Dreams menuntun penelitian ini pada kesimpulan yang menguatkan pernyataan Eneste di atas. Penemuan beberapa persamaan juga membuktikan bahwa tidak semua dialog perlu diubah. Perbedaan akibat penciutan paling banyak ditemukan, disusul penambahan lalu perubahan bervariasi. Persamaan umumnya terjadi di kalimat-kalimat pendek dan dalam jumlah sangat sedikit. Perbedaan dan persamaan dialog merupakan wujud kebebasan dan tanggung jawab seniman dalam karya masing-masing.
Karaoke merupakan bagian dari keseharian masyarakat tionghoa Indonesia di Glodok. Pengunjung kara... more Karaoke merupakan bagian dari keseharian masyarakat tionghoa Indonesia di Glodok. Pengunjung karaoke umumnya adalah orang-orang tua yang bukan hanya memanfaatkan karaoke sebagai ruang ekspresi, nostalgia, menyalurkan hobi, bersosialisasi, juga arena mempertahankan identitas ketionghoaan mereka. Ketiga tempat karaoke yang diamati memiliki pengelolaan berbeda meski berada di gedung yang sama. Data analisis didapatkan melalui metode etnografi dan wawancara dalam tiga kali kunjungan, dan diharapkan menjadi gambaran lokal mengenai dinamika diaspora tionghoa Indonesia kontemporer. Kita suka belanja di Glodok Gak usah peduli kualitas Yang penting buy one get one Oh iya, kita juga hobi karaoke Di mana pun dan kapan pun Eka Gustiwana: Tipikal Chinese Indonesia Pengantar Kunjungan ketiga saya ke kawasan pecinan Glodok, Jakarta Barat, pada Kamis 30 Mei 2019 lalu merupakan pengalaman lebih intens dibanding dua kunjungan sebelumnya. Bukan hanya karena saya menghabiskan waktu lebih banyak dan di tempat yang lebih spesifik, juga karena berlangsungnya beberapa perbincangan dengan orang-orang keturunan tionghoa di tempat mereka biasa menghabiskan waktu luang. Sebagai outsider, memulai interaksi tentu bukan perkara mudah bagi saya, terlebih karena perbedaan latar belakang budaya, adanya kecenderungan mereka menjaga jarak, serta minimnya pengalaman saya melakukan etnografi.
Pengantar Sungai Asinahu di desa Sawai, Pulau Seram Utara, Maluku Tengah, mengganggu perhatian sa... more Pengantar Sungai Asinahu di desa Sawai, Pulau Seram Utara, Maluku Tengah, mengganggu perhatian saya beberapa minggu belakangan. Keberadaan aliran sungai jernih di pemukiman padat pen-duduk, dengan keramik di sepanjang pinggirannya hingga bermuara ke laut, belum pernah saya ketahui sebelumnya. Di desa dari mana saya berasal (Sorkam Barat, kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara), air sungai dialirkan melalui parit semen, kayu, tumpukan batu, atau tanah yang dibentuk sedemikian rupa, dan seingat saya, tidak terdapat aliran sungai jernih di tengah kampung. Hal lebih kontras muncul ketika saya membandingkan dengan sungai-sungai di Jakarta, di sini sungai tidak lebih dari tempat sampah yang dihindari orang. Namun di Sawai, masyarakat hidup berdampingan dengan sungai, memanfaatkan namun tetap menjaga kebersihannya. Titik ini meyakinkan saya ada sesuatu yang dapat dipelajari dari Asinahu dan masyarakatnya. Rasa penasaran membawa saya menyelidiki (melalui internet) bagaimana pembangunan keramik di tepi Asinahu. Tidak satupun saya temukan sumber yang menjelaskan kapan, oleh siapa, dan mengapa sungai tersebut diberi keramik, yang ada hanya bahwa masyarakat mandi dan mencuci di sungai (bukankah daerah lain juga memanfaatkan sungai dengan cara ini?). Saya lantas teringat pada kampung pelangi di Malang, Semarang, bahkan Rio de Janeiro. Budiman (2017:27) menjelaskan apa yang terjadi di Rio sebagai proses transformasi sosial yang berhasil. Pewarnaan tersebut memberi nilai positif bagi lingkungan yang awalnya rawan kejahatan menjadi kondusif, perubahan lingkungan menyebabkan perubahan pada penghuninya. Apakah hal yang sama terjadi pada sungai Asinahu? Tentu kita tidak dapat serta merta menggunakan temuan di Rio tersebut untuk menjelaskan tujuan bahkan dampak pembangunan keramik di Asinahu, dengan kata lain, perlu kajian historisitas (kesejarahan) tersendiri terlebih dahulu demi mengumpulkan data dan argumen.
Novel Toba Dreams bercerita tentang kehidupan keluarga Sersan Tebe yang oleh TB Silalahi ditulis ... more Novel Toba Dreams bercerita tentang kehidupan keluarga Sersan Tebe yang oleh TB Silalahi ditulis dalam bahasa komunikatif. Dua bulan setelah dipublikasikan, novel tersebut diadaptasi menjadi film dengan judul yang sama oleh Benni Setiawan (penulis naskah sekaligus sutradara).Perbedaan media ternyata menimbulkan berbagai perubahan pada cerita, tokoh, dialog, bahkan latar ruang, waktu, dan suasana. Pembuat film tidak serta merta memindahkan isi novel ke media baru, sebab sebagaimana dijelaskan Eneste (1991:67), seringkali perlu dilakukan perubahan berupa penciutan, penambahan, atau perubahan bervariasi. Dialog merupakan aspek penting dalam cerita, namun karakter berlainan novel dan film ternyata menciptakan perbedaan puladalam cara dialog hasil adaptasi ditampilkan. Perbandingan berlandaskan teori ilmiah mutlak diperlukan untuk mengetahui bagaimana kedua media menyajikan dialog kepada pembaca dan penontonnya. Penelitian ini dibatasi untuk hanya membandingkan isi dialog tanpa mengikuts...
Abstrak Penyediaan fasilitas dan jaminan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan tanggu... more Abstrak Penyediaan fasilitas dan jaminan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan tanggung jawab negara sebagaimana termaktub dalam UUD 1945 yang kemudian dijalankan melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Badan ini dikelola berdasarkan ideologi kerakyatan demi memastikan peserta mendapat sebesar-besarnya manfaat, namun faktanya perkara kesehatan kita sarat problematika dan turut dimainkan aktor-aktor swasta. Tiga di antaranya, aplikasi telemedicine, minyak Kutus Kutus, dan Ningsih Tinampi teridentifikasi sebagai praktik kapitalisme di sektor kesehatan yang menandakan belum tercapainya peran negara sebagai penanggung jawab kesehatan Indonesia. Kata kunci: kesehatan, Kutus Kutus, Ningsih Tinampi, telemedicine Pendahuluan Terhitung pada 1 Januari 2020 mendatang, iuran Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) resmi dinaikkan. Tidak lama sejak Menteri Kesehatan dr. Terawan menjabat, isu kenaikan memang sudah santer diberitakan, namun baru pada 13 Desember 2019 kemarin BPJS mengirimkan pemberitahuan resmi ke kantor kami. Resmi sebab mencantumkan Perpres No 75/2019 sebagai dasar regulasi, bahwa iuran JKN-KIS akan menjadi Rp160.000 dari Rp80.000 bagi kelas I, Rp110.000 dari sebelumnya Rp55.000 bagi kelas II, dan Rp42.000 dari Rp22.500 bagi kelas III. BPJS tidak menggunakan kata kenaikan melainkan penyesuaian untuk menyebut lonjakan iuran sebesar 100% tersebut. Kita tentu berharap kenaikan ini sudah serius dikaji mengingat saban tahun BPJS selalu mengaku defisit. Dari 266 juta penduduk Indonesia berdasarkan data BPS 2019, 222 juta di antaranya sudah terdaftar sebagai peserta program JKN sebagaimana dicantumkan dalam situs BPJS. Negara mengemban kewajiban atas jaminan kesehatan sebagaimana termaktub dalam UUD 1945 Pasal 28H 1 ayat 1 dan 3, serta Pasal 34 ayat 3 2 , dan BPJS sebagai badan hukum publik bertanggung jawab langsung kepada Presiden (bukan menteri kesehatan) untuk menyelenggarakannya bagi seluruh warga negara Indonesia. 1 UUD Pasal 28 H (1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan, dan (3) setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat. 2 UUD Pasal 34 (3): Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.
Sumba merupakan latar bagi film Pendekar Tongkat Emas, Marlina Pembunuh dalam Empat Babak, dan Su... more Sumba merupakan latar bagi film Pendekar Tongkat Emas, Marlina Pembunuh dalam Empat Babak, dan Susah Sinyal. Ketiganya menampilkan Sumba melalui elemen visual yang mirip sehingga dapat dianggap sebagai gagasan yang sama mengenai Sumba: perbukitan sabana, matahari terbit dan tenggelam, bulan dan bintang, pantai, kuda, kain sakral, tantangan transportasi dan komunikasi, pembunuhan, dan kehangatan penduduk. Dalam artikel ini dijelaskan bagaimana gagasan tersebut dibaca sebagai manifestasi ideologi orientalisme, yang ternyata dapat berlangsung antarwarga Indonesia karena seolah “terpisah” antara barat dan timur.
Novel Toba Dreams bercerita tentang kehidupan keluarga Sersan Tebe yang oleh TB Silalahi ditulis ... more Novel Toba Dreams bercerita tentang kehidupan keluarga Sersan Tebe yang oleh TB Silalahi ditulis dalam bahasa komunikatif. Dua bulan setelah dipublikasikan, novel tersebut diadaptasi menjadi film dengan judul yang sama oleh Benni Setiawan (penulis naskah sekaligus sutradara). Perbedaan media ternyata menimbulkan berbagai perubahan pada cerita, tokoh, dialog, bahkan latar ruang, waktu, dan suasana. Pembuat film tidak serta merta memindahkan isi novel ke media baru, sebab sebagaimana dijelaskan Eneste (1991:67), seringkali perlu dilakukan perubahan berupa penciutan, penambahan, atau perubahan bervariasi.
Dialog merupakan aspek penting dalam cerita, namun karakter berlainan novel dan film ternyata menciptakan perbedaan pula dalam cara dialog hasil adaptasi ditampilkan. Perbandingan berlandaskan teori ilmiah mutlak diperlukan untuk mengetahui bagaimana kedua media menyajikan dialog kepada pembaca dan penontonnya. Penelitian ini dibatasi untuk hanya membandingkan isi dialog tanpa mengikutsertakan bahasa-bahasa nonverbal di kedua media.
Perbandingan dialog novel dan film Toba Dreams menuntun penelitian ini pada kesimpulan yang menguatkan pernyataan Eneste di atas. Penemuan beberapa persamaan juga membuktikan bahwa tidak semua dialog perlu diubah. Perbedaan akibat penciutan paling banyak ditemukan, disusul penambahan lalu perubahan bervariasi. Persamaan umumnya terjadi di kalimat-kalimat pendek dan dalam jumlah sangat sedikit. Perbedaan dan persamaan dialog merupakan wujud kebebasan dan tanggung jawab seniman dalam karya masing-masing.
Karaoke merupakan bagian dari keseharian masyarakat tionghoa Indonesia di Glodok. Pengunjung kara... more Karaoke merupakan bagian dari keseharian masyarakat tionghoa Indonesia di Glodok. Pengunjung karaoke umumnya adalah orang-orang tua yang bukan hanya memanfaatkan karaoke sebagai ruang ekspresi, nostalgia, menyalurkan hobi, bersosialisasi, juga arena mempertahankan identitas ketionghoaan mereka. Ketiga tempat karaoke yang diamati memiliki pengelolaan berbeda meski berada di gedung yang sama. Data analisis didapatkan melalui metode etnografi dan wawancara dalam tiga kali kunjungan, dan diharapkan menjadi gambaran lokal mengenai dinamika diaspora tionghoa Indonesia kontemporer. Kita suka belanja di Glodok Gak usah peduli kualitas Yang penting buy one get one Oh iya, kita juga hobi karaoke Di mana pun dan kapan pun Eka Gustiwana: Tipikal Chinese Indonesia Pengantar Kunjungan ketiga saya ke kawasan pecinan Glodok, Jakarta Barat, pada Kamis 30 Mei 2019 lalu merupakan pengalaman lebih intens dibanding dua kunjungan sebelumnya. Bukan hanya karena saya menghabiskan waktu lebih banyak dan di tempat yang lebih spesifik, juga karena berlangsungnya beberapa perbincangan dengan orang-orang keturunan tionghoa di tempat mereka biasa menghabiskan waktu luang. Sebagai outsider, memulai interaksi tentu bukan perkara mudah bagi saya, terlebih karena perbedaan latar belakang budaya, adanya kecenderungan mereka menjaga jarak, serta minimnya pengalaman saya melakukan etnografi.
Pengantar Sungai Asinahu di desa Sawai, Pulau Seram Utara, Maluku Tengah, mengganggu perhatian sa... more Pengantar Sungai Asinahu di desa Sawai, Pulau Seram Utara, Maluku Tengah, mengganggu perhatian saya beberapa minggu belakangan. Keberadaan aliran sungai jernih di pemukiman padat pen-duduk, dengan keramik di sepanjang pinggirannya hingga bermuara ke laut, belum pernah saya ketahui sebelumnya. Di desa dari mana saya berasal (Sorkam Barat, kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara), air sungai dialirkan melalui parit semen, kayu, tumpukan batu, atau tanah yang dibentuk sedemikian rupa, dan seingat saya, tidak terdapat aliran sungai jernih di tengah kampung. Hal lebih kontras muncul ketika saya membandingkan dengan sungai-sungai di Jakarta, di sini sungai tidak lebih dari tempat sampah yang dihindari orang. Namun di Sawai, masyarakat hidup berdampingan dengan sungai, memanfaatkan namun tetap menjaga kebersihannya. Titik ini meyakinkan saya ada sesuatu yang dapat dipelajari dari Asinahu dan masyarakatnya. Rasa penasaran membawa saya menyelidiki (melalui internet) bagaimana pembangunan keramik di tepi Asinahu. Tidak satupun saya temukan sumber yang menjelaskan kapan, oleh siapa, dan mengapa sungai tersebut diberi keramik, yang ada hanya bahwa masyarakat mandi dan mencuci di sungai (bukankah daerah lain juga memanfaatkan sungai dengan cara ini?). Saya lantas teringat pada kampung pelangi di Malang, Semarang, bahkan Rio de Janeiro. Budiman (2017:27) menjelaskan apa yang terjadi di Rio sebagai proses transformasi sosial yang berhasil. Pewarnaan tersebut memberi nilai positif bagi lingkungan yang awalnya rawan kejahatan menjadi kondusif, perubahan lingkungan menyebabkan perubahan pada penghuninya. Apakah hal yang sama terjadi pada sungai Asinahu? Tentu kita tidak dapat serta merta menggunakan temuan di Rio tersebut untuk menjelaskan tujuan bahkan dampak pembangunan keramik di Asinahu, dengan kata lain, perlu kajian historisitas (kesejarahan) tersendiri terlebih dahulu demi mengumpulkan data dan argumen.
Uploads
Papers by Vita Pasaribu
Keywords: Film, Sumba, Orientalisme
Dialog merupakan aspek penting dalam cerita, namun karakter berlainan
novel dan film ternyata menciptakan perbedaan pula dalam cara dialog hasil adaptasi ditampilkan. Perbandingan berlandaskan teori ilmiah mutlak diperlukan untuk mengetahui bagaimana kedua media menyajikan dialog kepada pembaca dan penontonnya. Penelitian ini dibatasi untuk hanya membandingkan isi dialog tanpa mengikutsertakan bahasa-bahasa nonverbal di kedua media.
Perbandingan dialog novel dan film Toba Dreams menuntun penelitian ini pada kesimpulan yang menguatkan pernyataan Eneste di atas. Penemuan beberapa persamaan juga membuktikan bahwa tidak semua dialog perlu diubah. Perbedaan akibat penciutan paling banyak ditemukan, disusul penambahan lalu perubahan bervariasi. Persamaan umumnya terjadi di kalimat-kalimat pendek dan dalam jumlah sangat sedikit. Perbedaan dan persamaan dialog merupakan wujud kebebasan dan tanggung jawab seniman dalam karya masing-masing.
Kata kunci: adaptasi, dialog, perbandingan
Book Reviews by Vita Pasaribu
Keywords: Film, Sumba, Orientalisme
Dialog merupakan aspek penting dalam cerita, namun karakter berlainan
novel dan film ternyata menciptakan perbedaan pula dalam cara dialog hasil adaptasi ditampilkan. Perbandingan berlandaskan teori ilmiah mutlak diperlukan untuk mengetahui bagaimana kedua media menyajikan dialog kepada pembaca dan penontonnya. Penelitian ini dibatasi untuk hanya membandingkan isi dialog tanpa mengikutsertakan bahasa-bahasa nonverbal di kedua media.
Perbandingan dialog novel dan film Toba Dreams menuntun penelitian ini pada kesimpulan yang menguatkan pernyataan Eneste di atas. Penemuan beberapa persamaan juga membuktikan bahwa tidak semua dialog perlu diubah. Perbedaan akibat penciutan paling banyak ditemukan, disusul penambahan lalu perubahan bervariasi. Persamaan umumnya terjadi di kalimat-kalimat pendek dan dalam jumlah sangat sedikit. Perbedaan dan persamaan dialog merupakan wujud kebebasan dan tanggung jawab seniman dalam karya masing-masing.
Kata kunci: adaptasi, dialog, perbandingan