U.D Rekayasa Wangdi adalah perusahaan yang bergerak di bidang rekayasa industri mesin yang berlok... more U.D Rekayasa Wangdi adalah perusahaan yang bergerak di bidang rekayasa industri mesin yang berlokasi di Cambahan, Nogotirto, Gamping, Sleman, D.I.Yogyakarta. Perusahaan ini memproduksi berbagai macam mesin dan alat industri untuk skala besar, kecil, menengah dan peralatan. Peneliti melaukan observasi dan wawancara pada UKM tersebut dan diketahui bahwa tata letak yang tersedia belum berdasarkan perhitungan yang baik sehingga laju aliran proses produksi menjadi kurang baik. Peneliti tertarik untuk melakukan riset di UKM ini untuk memberikan usulan tata letak fasilitas berdasarkan produk terlaris yang dibuat pada UKM ini. Metode yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah dengan menganalisis struktur produk, proses pembuatan produk, dan menentukan derajat kepentingan dan hubungan dari masing masih departemen menggunakan analisis Activity Relationship Chart, analisis Activity Relationship Diagram, dan analisis Area Allocation Diagram. Selanjutnya menganalisis ongkos yang timbul dari material handling dan memberikan usulan tata letak fasilitas yang lebih baik. Biaya yang timbul dari tata letak fasilitas lebih mengarah pada biaya material handling dimana ketika menggunakan tata letak awal biaya yang dibutuhkan adalah Rp28.125,00. Perhitungan usulan tata letak fasilitas yang diusulkan oleh peneliti membutuhkan biaya material handling sebesar Rp11.538,00, selisih biaya tata letak awal dengan tata letak usulan adalah Rp16.587,00. Kata Kunci : Tata Letak Fasilitas, Kerangka, Mesin Pengaduk Adonan Batako, material handling
Abstrak UMKM khususnya di bidang kerajinan merupakan suatu bentuk usaha bisnis yang banyak diteku... more Abstrak UMKM khususnya di bidang kerajinan merupakan suatu bentuk usaha bisnis yang banyak ditekuni masyarakat di berbagai daerah. Kendala yang sering terjadi dalam pengembangan UMKM adalah kurangnya kemampuan dalam melakukan inovasi produk. Inovasi berperan penting dalam suatu industri kreatif untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh pada kinerja inovasi serta mengukur nilai kinerja pada cluster UMKM kerajinan Yogyakarta. Proses pengambilan data dilakukan dengan menggunakan Metode Survei. Studi kasus diambil dari 3 jenis industri kerajinan yang ada di Yogyakarta yaitu UMKM Batik Tulis Giriloyo, UMKM Gerabah Kasongan, dan UMKM Kulit Manding. Tahapan pertama dalam penelitian ini yaitu melakukan studi literatur, merancang dan menyebarkan kuesioner tingkat kepentingan serta melakukan wawancara berkaitan dengan indikator kinerja inovasi. Pembobotan hasil kuesioner dilakukan dengan menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP) dan dilanjutkan dengan scoring menggunakan Snorm de Boer. Kesimpulan dari penelitian ini, diperoleh 7 KPI yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja inovasi yaitu kualitas, harga, waktu produksi, keuntungan, pangsa pasar, kepuasan pelanggan, dan permintaan.UMKM dengan kinerja inovasi tertinggi adalah Batik Tulis Giriloyo sebesar 79,56%. Pada urutan kedua adalah UMKM Kulit Manding sebesar 61,04%, dan di urutan ketiga adalah UMKM Gerabah kasongan sebesar 59,78%. Kata kunci : AHP, kinerja inovasi, Snorm de Boer, UMKM kreatif 1. PENDAHULUAN Perkembangan industri kreatif yang semakin meningkat menuntut perusahaan untuk memiliki strategi yang tepat agar dapat unggul dalam bersaing. Berdasarkan data Kementrian Perindustrian, perkembangan industri kreatif nasional semakin meningkat sebesar 7% pada tiap tahunnya. Salah satu subsektor dari industri kreatif yang paling dominan dalam memberikan kontribusi ekonomi adalah bidang kerajinan. Kerajinan merupakan industri kreatif yang sedang digencarkan oleh pemerintah terkhususnya di Yogyakarta agar dapat bersaing dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). UMKM merupakan wadah bagi pengusaha yang dilakukan masyarakat ekonomi sektor menengah ke bawah. Yogyakarta mempunyai banyak jenis UMKM kerajinan seperti perak, batik, kulit, gerabah ataupun batik kayu. Kerajinan batik, gerabah, dan kulit merupakan UMKM yang cukup populer di masyarakat Yogyakarta karena dapat meningkatkan daya saing komersial industri kreatif dalam negri, termasuk pada pengembangan potensi ekspor melalui pendekatan inovasi. Menurut Freddy Rangkuti (2002), karakteristik perilaku konsumen di Indonesia sangatlah cepat berubah dan bosan. Berdasarkan data Departemen Koperasi untuk tahun 2011 hingga 2012, laju pertumbuhan UMKM di Indonesia sebesar 5,85%. Namun, kendala klasik yang sering terjadi dalam internal UMKM adalah kurangnya kemampuan dalam melakukan inovasi produk. Menurut Keeh et al (2007) salah satu alasan inovasi sangat penting dikarenakan kemampuan inovatif dibutuhkan untuk memuaskan kebutuhan konsumen sekaligus mempertahankan konsumen sebagai pelanggan. Agar tetap dapat bersaing, industri kreatif diharapkan memiliki kemampuan melakukan inovasi secara terus menerus sesuai dengan permintaan pasar yang telah ada. Menurut penelitian oleh Hurley & Hult (1998), perusahaan dengan kemampuan berinovasi yang tinggi akan lebih berhasil dalam merespon lingkungannya dan mengembangkan kemampuan baru dimana menyebabkan keunggulan kompetitif dan kinerja yang superior. Inovasi produk akan meningkatkan kemampuan UMKM dengan menciptakan produk yang lebih berkualitas sehingga dampaknya akan
U.D Rekayasa Wangdi adalah perusahaan yang bergerak di bidang rekayasa industri mesin yang berlok... more U.D Rekayasa Wangdi adalah perusahaan yang bergerak di bidang rekayasa industri mesin yang berlokasi di Cambahan, Nogotirto, Gamping, Sleman, D.I.Yogyakarta. Perusahaan ini memproduksi berbagai macam mesin dan alat industri untuk skala besar, kecil, menengah dan peralatan. Peneliti melaukan observasi dan wawancara pada UKM tersebut dan diketahui bahwa tata letak yang tersedia belum berdasarkan perhitungan yang baik sehingga laju aliran proses produksi menjadi kurang baik. Peneliti tertarik untuk melakukan riset di UKM ini untuk memberikan usulan tata letak fasilitas berdasarkan produk terlaris yang dibuat pada UKM ini. Metode yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah dengan menganalisis struktur produk, proses pembuatan produk, dan menentukan derajat kepentingan dan hubungan dari masing masih departemen menggunakan analisis Activity Relationship Chart, analisis Activity Relationship Diagram, dan analisis Area Allocation Diagram. Selanjutnya menganalisis ongkos yang timbul dari material handling dan memberikan usulan tata letak fasilitas yang lebih baik. Biaya yang timbul dari tata letak fasilitas lebih mengarah pada biaya material handling dimana ketika menggunakan tata letak awal biaya yang dibutuhkan adalah Rp28.125,00. Perhitungan usulan tata letak fasilitas yang diusulkan oleh peneliti membutuhkan biaya material handling sebesar Rp11.538,00, selisih biaya tata letak awal dengan tata letak usulan adalah Rp16.587,00. Kata Kunci : Tata Letak Fasilitas, Kerangka, Mesin Pengaduk Adonan Batako, material handling
Abstrak UMKM khususnya di bidang kerajinan merupakan suatu bentuk usaha bisnis yang banyak diteku... more Abstrak UMKM khususnya di bidang kerajinan merupakan suatu bentuk usaha bisnis yang banyak ditekuni masyarakat di berbagai daerah. Kendala yang sering terjadi dalam pengembangan UMKM adalah kurangnya kemampuan dalam melakukan inovasi produk. Inovasi berperan penting dalam suatu industri kreatif untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh pada kinerja inovasi serta mengukur nilai kinerja pada cluster UMKM kerajinan Yogyakarta. Proses pengambilan data dilakukan dengan menggunakan Metode Survei. Studi kasus diambil dari 3 jenis industri kerajinan yang ada di Yogyakarta yaitu UMKM Batik Tulis Giriloyo, UMKM Gerabah Kasongan, dan UMKM Kulit Manding. Tahapan pertama dalam penelitian ini yaitu melakukan studi literatur, merancang dan menyebarkan kuesioner tingkat kepentingan serta melakukan wawancara berkaitan dengan indikator kinerja inovasi. Pembobotan hasil kuesioner dilakukan dengan menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP) dan dilanjutkan dengan scoring menggunakan Snorm de Boer. Kesimpulan dari penelitian ini, diperoleh 7 KPI yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja inovasi yaitu kualitas, harga, waktu produksi, keuntungan, pangsa pasar, kepuasan pelanggan, dan permintaan.UMKM dengan kinerja inovasi tertinggi adalah Batik Tulis Giriloyo sebesar 79,56%. Pada urutan kedua adalah UMKM Kulit Manding sebesar 61,04%, dan di urutan ketiga adalah UMKM Gerabah kasongan sebesar 59,78%. Kata kunci : AHP, kinerja inovasi, Snorm de Boer, UMKM kreatif 1. PENDAHULUAN Perkembangan industri kreatif yang semakin meningkat menuntut perusahaan untuk memiliki strategi yang tepat agar dapat unggul dalam bersaing. Berdasarkan data Kementrian Perindustrian, perkembangan industri kreatif nasional semakin meningkat sebesar 7% pada tiap tahunnya. Salah satu subsektor dari industri kreatif yang paling dominan dalam memberikan kontribusi ekonomi adalah bidang kerajinan. Kerajinan merupakan industri kreatif yang sedang digencarkan oleh pemerintah terkhususnya di Yogyakarta agar dapat bersaing dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). UMKM merupakan wadah bagi pengusaha yang dilakukan masyarakat ekonomi sektor menengah ke bawah. Yogyakarta mempunyai banyak jenis UMKM kerajinan seperti perak, batik, kulit, gerabah ataupun batik kayu. Kerajinan batik, gerabah, dan kulit merupakan UMKM yang cukup populer di masyarakat Yogyakarta karena dapat meningkatkan daya saing komersial industri kreatif dalam negri, termasuk pada pengembangan potensi ekspor melalui pendekatan inovasi. Menurut Freddy Rangkuti (2002), karakteristik perilaku konsumen di Indonesia sangatlah cepat berubah dan bosan. Berdasarkan data Departemen Koperasi untuk tahun 2011 hingga 2012, laju pertumbuhan UMKM di Indonesia sebesar 5,85%. Namun, kendala klasik yang sering terjadi dalam internal UMKM adalah kurangnya kemampuan dalam melakukan inovasi produk. Menurut Keeh et al (2007) salah satu alasan inovasi sangat penting dikarenakan kemampuan inovatif dibutuhkan untuk memuaskan kebutuhan konsumen sekaligus mempertahankan konsumen sebagai pelanggan. Agar tetap dapat bersaing, industri kreatif diharapkan memiliki kemampuan melakukan inovasi secara terus menerus sesuai dengan permintaan pasar yang telah ada. Menurut penelitian oleh Hurley & Hult (1998), perusahaan dengan kemampuan berinovasi yang tinggi akan lebih berhasil dalam merespon lingkungannya dan mengembangkan kemampuan baru dimana menyebabkan keunggulan kompetitif dan kinerja yang superior. Inovasi produk akan meningkatkan kemampuan UMKM dengan menciptakan produk yang lebih berkualitas sehingga dampaknya akan
Uploads
Papers by fika rifai
Kata Kunci : Tata Letak Fasilitas, Kerangka, Mesin Pengaduk Adonan Batako, material handling
Conference Presentations by fika rifai
Kata Kunci : Tata Letak Fasilitas, Kerangka, Mesin Pengaduk Adonan Batako, material handling