Islamiceducation

Pada awalnya, tarekat itu hanyalah sebagai "The way of the Sufis to increase their spirituality" yang artinya jalan para sufi untuk meningkatkan spiritualitas mereka, seperti penyucian jiwa dari sifat-sifat tercela agar memperoleh jalan menuju ma'rifatullah. Kemudian, lambat laun berkembang menjadi suatu badan atau lembaga sosial-agamis yang relasinya sangat kuat. Dan esensi dari keberadaan badan atau lembaga itu contohnya: adanya interaksi antara guru (Syeikh) dan murid, interaksi antar murid, dan kaidah religius yang melandasi persahabatan diantara mereka. 1 Mengenai penjelasan diatas, di dalam ilmu tasawuf telah dijelaskan bahwa syari'at itu merupakan peraturan, tarekat itu implementasinya, dan ma'rifat adalah tujuan akhirnya. 2 Dikarenakan tarekat adalah jalan para sufi yang kemudian bermetamorfosis sebagai lembaga atau institusi, maka tarekat ini tidak boleh dihilangkan ketika berbicara mengenai tasawuf karena relasi antara keduanya sangat signifikan. Dan juga, sejarah perkembangan tarekat ini telah melalui perjalanan yang sangat panjang contohnya yaitu munculnya kehidupan zuhud dan uzlah yang dipelopori oleh Hasan al-Basyri (110 H) dan Ibrahim Ibn Adham (159 H). Gerakan ini muncul sebagai reaksi terhadap pola hidup hedonistik, yang dipraktekkan oleh para pejabat Bani Umayyah. Dan berkembangnya tasawuf filosofis yang dipelopori oleh Al-Hallaj (309 H) dan Ibn Arabi (637 H), tampaknya tidak lepas dari adanya pengaruh gejala global masyarakat Islam, yang cenderung tersilaukan oleh berkembangnya pola hidup rasional. 3 Kemudian, ruang lingkup kajian yang akan dibahas dalam artikel ini yaitu membahas tentang pengertian tarekat sendiri, sejarah perkembangannya, macam-macamnya, dan juga perannya dalam mengembangkan dakwah islam. Dan metodologi yang digunakan dalam artikel ini adalah metode deskriptif.

Indonesia merupakan negara penganut Islam terbesar di dunia dengan kurang lebih 250 juta penduduk muslim. Namun, ketika Islam tiba, banyak di antara mereka yang bertanya-tanya tentang siapa yang menjadi pembawa Islam ke Indonesia, dan di mana Muslim pertama kali menginjakkan kaki di Indonesia ini, masih menjadi pertanyaan besar bahwa para sejarawan terus berdebat mengenai masalah ini. Berbagai teoripun muncul, setidaknya ada empat teori yang muncul dari para sejarawan dengan sumber-sumber yang mereka miliki. Teori-teori tersebut yakni: teori India, teori Arab, teori Persia, dan kemudian teori Cina.