Betore is one of the oral traditions in Paser Regency, East Kalimantan Province. This cultural pr... more Betore is one of the oral traditions in Paser Regency, East Kalimantan Province. This cultural practice is on the brink of extinction and is considered critically endangered, as only a few elderly individuals are capable of performing it. Originally used by the Paser community, specifically by young men and women, Betore served as a means of communication during rice harvesting in the fields. This communication also provided entertainment amidst the fields. The process of Betore involves a responsive exchange of speech with specific themes. The resulting utterances in Betore emerge spontaneously following the evolving theme, making it an anonymous form of expression. Betore and rice harvesting are inseparable, and as a consequence, this oral tradition is increasingly eroded due to the dwindling dry agricultural land in Paser Regency. Betore can be categorized as an ancient poem since it embodies the form, meaning, and function of traditional literature. In terms of form, Betore follows an a-b-a and a-b-c rhyme scheme. This rhyme structure is somewhat distinct from other ancient poems in the Indonesian archipelago, although Betore appears to be more similar to talibun. The functions of Betore encompass recreational, didactic, aesthetic, moral, and religious aspects. Regarding meaning, Betore conveys advice, satire, and religious messages. From these aforementioned functions and meanings, Betore implicitly holds social values, promoting fraternity, unity, and togetherness.
Adjektiva: Educational Languages and Literature Studies
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk, fungsi, dan latar belakang terjadinya vari... more Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk, fungsi, dan latar belakang terjadinya variasi bahasa di media sosial Twitter. data diperoleh dengan metode simak bebas libat cakap, teknik catat, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan metode agih dan metode padan. Hasil dari penelitian ini sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu 1) wujud variasi bahasa terdiri dari lima bentuk: kata, frase, klausa, kalimat, dan bentuk baru; 2) fungsi variasi bahasa: a) menarik perhatian mitra tutur; b) menjalin hubungan, c) berfungsi untuk memuji dan mengejek, d) menunjukkan perasaan dari penutur, e) sebagai alat untuk meminta mitra tutur melakukan seuatu, f) menujukkan rasa akrab, g) meringkas tuturan, h) menghaluskan tuturan, i) menambah kosakata, j) menunjukkan perbedaan bahasa yang digunakan pengguna Twitter, k) sebagai referen; dan 3) latar belakang terjadinya variasi bahasa disebabkan oleh dua faktor. Pertama, faktor internal berupa proses fonologi dan morfologi. Kedua, faktor eks...
DIGLOSIA : Jurnal Kajian Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 2018
Language cannot be separated from culture. In fact, language is the cultural expression of a nati... more Language cannot be separated from culture. In fact, language is the cultural expression of a nation. An agrarian culture in Indonesian has undergone internalization, giving birth to new words and phrases. The results of this study show several words and phrases which are idioms in Indonesian with the process of internalization of agrarian culture. The words and phrases of the agrarian culture can be found in agricultural terms, for example lahan basah, membanting tulang, memeras keringat, panen, mencairkan, and others. These words and phrases have blended in people's minds and expressed everyday culture. Who knows who started and where it came from. However, the Indonesian language user community has accepted these terms as ancestral cultural heritage. Understanding idioms seems difficult if you only understand the meaning of conventions from Indonesian speakers. The semantic load contained in the concept of idioms is too long a derivative chain. Therefore, this paper bridges In...
Adjektiva: Educational Languages and Literature Studies, 2019
This study aims to describe the form of language expression and the political news discourse pers... more This study aims to describe the form of language expression and the political news discourse perspective of Koran Kaltim using Roger Fowler's model. In using Roger Fowler's analysis, clarification can be seen how the same event is translated into different languages. These different words are not seen as technical but are seen as an ideological practice. This type of research is a qualitative descriptive study. Sources of data used in this research are journalistic products of printed mass media, namely Koran Kaltim. Data collection techniques are reading, listening, and note-taking techniques. The data presentation technique in this study contains an explanation of the forms of language expression and perspective. Overall the results of the study show the following two conclusions. First, the forms of language expression based on political news discourse modalities include necessity modality, desire modality, truth modality as well as various types of metaphors. This form o...
Diglosia: Jurnal Kajian Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya
In the interactions carried out by traders and buyers in buying and selling transactions in the K... more In the interactions carried out by traders and buyers in buying and selling transactions in the Kehewanan Traditional Market of Samarinda, some speeches violate the principle of politeness in language. It has prompted researchers to analyze language politeness in the Kehewanan Traditional Market of Samarinda. This study uses a qualitative method. This study's data collection techniques are tapping techniques, listening techniques, recording techniques, and note-taking techniques. The data in this study are the utterances of traders and buyers at the Kehewanan Traditional Market of Samarinda, which violate the politeness principle and the politeness scale proposed by Leech. The results of the study are as follows. First, the scale of politeness of language politeness in buying and selling transactions at the Kehewanan Traditional Market of Samarinda includes cost-benefit, optionality, and indirectness scales. Second, there were also violations of Leech's six politeness maxims...
Potensi kekerasan pada anak itu berasal dari kebiasaan berbahasa yang kasar orangtua terhadapanak... more Potensi kekerasan pada anak itu berasal dari kebiasaan berbahasa yang kasar orangtua terhadapanak itu sendiri. Penelitian ini berusaha melihat hubungan antara kebiasaan orangtua menggunakan polaberbahasa yang negatif terhadap perilaku anaknya. Mengapa anak-anak yang bekerja di jalan sebagaipeminta-minta susah berhenti? Salah satu jawabannya adalah karena orangtua tidak pernah mengajarinyauntuk berhenti bekerja di jalan. Anak-anak mereka setiap hari diperdengarkan bahasa-bahasa negatif olehorangtuanya.Penelitian ini menunjukkan bahwa kebiasaan berbahasa yang positif atau negatif dapat diturunkansecara sistemik sehingga dapat memengaruhi mental dan watak seorang anak. Lingkungan keluarga dansekolah sangat berpengaruh terhadap cara berbahasa seorang anak. Anak-anak yang tinggal di lingkungankeras dan kasar akan tumbuh menjadi anak yang keras dan kasar pula. Oleh karena itu, proses pemerolehanbahasa pada anak-anak sangat perlu diperhatikan oleh orangtua. Mengapa, karena hal ini telah te...
Pilkada selalu menyisakan banyak cerita yang wajib diteliti secara ilmiah. Salah satunya adanya b... more Pilkada selalu menyisakan banyak cerita yang wajib diteliti secara ilmiah. Salah satunya adanya beberapa dugaan pelanggaran berupa fitnah, pencemaran nama baik, atau hasutan. Dalam istilah pilkada, politisi menyebutnya sebagai kampanye hitam dan kampanye negatif. Di Kota Bontang Kalimantan Timur, Bawaslu menerima dua laporan dari masyarakat tentang adanya pelanggaran kampanye. Kasus tersebut terdiri atas satu gambar bertuliskan amit-amit pilih Neni, cukup 1 periode dan satu video berdurasi satu menit. Linguistik forensik menjadi alat bantu penegak hukum untuk menentukan kasus tersebut. Keterangan linguis digunakan oleh penegak hukum dalam menarik keputusan akhir; bahwa apakah kasus tersebut termasuk pelanggaran atau hanya peristiwa kebahasaan biasa. Hasilnya, pelaporan pada kasus pertama termasuk penghasutan dan ajakan kepada masyarakat untuk tidak memilih nama pasangan calon yang dituliskan namanya, tetapi tidak melanggar undang-undang pilkada tentang kampanye. Sedangkan, kasus pa...
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan aspek karya sastra dalam novel Pasir Pun Enggan Berbisik... more Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan aspek karya sastra dalam novel Pasir Pun Enggan Berbisik karya Taufiqurrahman Al-Azizy. Jenis penelitian ini merupakan penelitian pustaka dengan pendekatan kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah novel Pasir Pun Enggan Berbisik karya Taufiqurrahman Al-Azizy.Data penelitian ini berupa kutipan-kutipan novel Pasir Pun Enggan Berbisik karya Taufiqurrahman Al-Azizy. Metode yang digunakan sebagai teknik pengumpulan data ini adalah membaca, mencatat dan teknik pustaka. Kemudian analisis data, peneliti menggunakan pengudaran teks. Hasil penelitian menunjukkan tujuan dan amanat pengarang melalui fakta cerita meliputi (1) tema yaitu hubungan orang tua dan anak (2) tokoh utama yaitu Agus (3) alur yang digunakan merupakan alur maju (5) sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang ketiga (6) amanat pengarang yaitu seorang anak harus menghormati orang tua, perlunya perhatian orang tua terhadap anak, perlunya pengetahuan agama terha...
Journal of Culture, Arts, Literature, and Linguistics (CaLLs), 2017
The phenomenon of gemstone or in Indonesia known as “batu akik” happened greatly in the early to ... more The phenomenon of gemstone or in Indonesia known as “batu akik” happened greatly in the early to the middle of 2015 and has become attention among the people in Indonesia. Although it cannot be identified precisely when the phenomenon of people massively wearing and collecting gemstones has begun, this study aims to present an early review of this phenomenon seeing from linguistics study. This study revealed three linguistics points regarding to this phenomenon. First, from several vocabulary of “batu”, most of them have the same phonetic form, that is [batu]. Second, the variation of “batu” vocabulary experienced changes in bilabial sound from /b/ to become /w/; extra aspirated voice [Bh] in phoneme [b]; and bilabial phoneme /b/ becomes dorsa velar /k/. Third, this study reveals that people’s interest in wearing and collecting gemstone all over Indonesia happened as the result of cultural similarity which lies in vocabulary “batu” that exists almost in all tribes, regions, and cit...
Penelitian ini membahas tentang makna tanda semiotika dalam pemali yang ada dalam masyarakat etni... more Penelitian ini membahas tentang makna tanda semiotika dalam pemali yang ada dalam masyarakat etnik Dayak Lundayeh yang berdomisili di Kota Samarinda. Penetilian ini bertujuan untuk (1) mengetahui pemali apa saja yang diketahui dan dilaksanakan oleh etnik Dayak Lundayeh yang berada di Samarinda Provinsi Kalimantan Timur; (2) mendeskripsikan makna tanda yang terkandung dalam pemali etnik Dayak Lundayeh yang berada di Samarinda Provinsi Kalimantan Timur. Penelitian ini termasuk penelitian lapangan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Data penelitian ini berupa teks pemali yang diketahui dan dilaksanakan oleh masyarakat etnik Dayak Lundayeh di Kota Samarinda, sedangkan sumber data dalam penelitian ini, yaitu informan dari masyarakat etnik Dayak Lundayeh. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, perekaman, dan pencatatan. Kemudian, data dianalisis dengan menggunakan teori semiotika Roland Barthes yang melihat tanda dalam dua tingkat pemaknaan, yaitu pem...
Adjektiva: Educational Languages and Literature Studies, 2018
In the interactions carried out by traders and buyers in the process of buying and selling transa... more In the interactions carried out by traders and buyers in the process of buying and selling transactions in the Samarinda Animal Traditional Market, there are speeches that violate the principle of politeness in language. This has prompted researchers to analyze language politeness in the Samarinda Animal Traditional Market. This study aims to describe the level of politeness in the use of community language in the Samarinda Veterinary Traditional Market and describe the violation of the politeness principle spoken by the Samarinda Animal Market community. This study uses a qualitative method. Data collection techniques in this study are tapping techniques, listening techniques, recording techniques and note-taking techniques. The data analysis technique uses a pragmatic equivalent technique. The data in this study are the speeches of traders and buyers at the Samarinda Animal Traditional Market which violate the politeness principle and the politeness scale proposed by Leech. The re...
AbstractThis research looks at the semantics of the This research looks at the semantics of the c... more AbstractThis research looks at the semantics of the This research looks at the semantics of the concept desired by the Dayak Kenyah community in Pampang Village. The concept is seen through the meaning of the name given to his child. To collect data about the names of the Dayak Kenyah people, an observation method was used with the distribution of questionnaires to elementary and high school students in Pampang Village. The data collected was selected by purposive sampling to achieve the results of the study. The data is then analyzed descriptively qualitatively through the theory of the triangles of Odgen and Richard's meanings. Based on the results of the analysis, found eight backgrounds in naming the Dayak Kenyah community, namely (1) naming based on names based on idol figures, (2) naming based on the name of grandfather / grandmother, (3) naming based on the moment of birth, (4) giving names based on birth order, (5) naming based on regional origin and time of birth, (6) n...
Abstrak Pesan penjaga makam Lamohang Daeng Mangkona untuk para perantau harus dipahami secara den... more Abstrak Pesan penjaga makam Lamohang Daeng Mangkona untuk para perantau harus dipahami secara denotasi dan konotasi. Makna denotasi dan konotasi ini sesuai dengan teori semiotika yang dikemukakan oleh Roland Barthes, yakni makna yang berlapis-lapis yang terdapat dalam petanda. Secara deskriptif kualitatif, pesan tersebut dapat dijelaskan secara semiotika budaya. Pertama, senjata, yang tidak hanya dipahami sebagai sebuah benda atau alat pertahanan diri, tetapi juga dimaknai sebagai ilmu yang harus dimiliki seseorang sebelum merantau. Kedua, kemaluan bukan berarti alat kelamin manusia, tetapi bentuk perilaku atau etika yang harus dijaga ketika berada di tempat perantauan. Ketiga, nisan yang disimbolkan sebagai jejak kebaikan sebaikanya selalu ditanamkan di tempat perantauan. Abstract The message of Lamohang Daeng Mangkona tomb guard to the nomads should be understood in denotation and connotation. The meaning of denotation and connotation is in accordance with the theory of semiotics proposed by Roland Barthes, namely the meaning of layered in the marker. Descriptively qualitative, the message can be explained semiotically in culture. First, the weapon, which is not only understood as an object or tool of self-defense, but also interpreted as a science that must be owned by someone before wandering. Second, the genitals do not mean the human genitals, but the form of behavior or ethics that must be maintained when in the overseas. Thirdly, the symbols marked as good traces should always be implanted in the overseas.
Penelitian ini melihat secara kritis penggunaan bahasa dalam media online, khususnya pada judul b... more Penelitian ini melihat secara kritis penggunaan bahasa dalam media online, khususnya pada judul berita Tribun Kaltim. Populasinya pun diambil dari judul-judul berita online di Tribun Kaltim. Dari populasi itu, diambillah sampel-sampel yang menggunakan deiksis ini pada judul beritanya. Melalui kajian wacana kritis, data tersebut dianalisis hingga dapat ditemukan beberapa simpulan tentang penggunaan deiksis ini pada judul berita online. Pertama, deiksis ini memberi petunjuk bahwa isi berita tersebut sangat penting. Kedua, katafora deiksis ini mencakup semua isi berita. Ketiga, deiksis ini dapat menyembunyikan sementara isi berita. Keempat, deiksis ini memancing rasa penasaran pembaca untuk membuka tautan judul berita. Kelima, deiksis ini sebagai strategi meningkatkan rating kunjungan pada berita online.
ABSTRAK Diaspora rumpun bahasa Melayu telah hidup dan berkembang di sejumlah wilayah Asia Tenggar... more ABSTRAK Diaspora rumpun bahasa Melayu telah hidup dan berkembang di sejumlah wilayah Asia Tenggara dengan nama bahasa yang berbeda-beda. Penamaan bahasa Melayu yang berbeda-beda tersebut mengikuti penamaan suku yang mendiami suatu wilayah. Akan tetapi, persebaran rumpun bahasa Melayu dapat diidentifikasi dengan beberapa ciri kesamaan budaya. Kemiripan kosakata, kesenian, dan kepercayaan (agama) adalah unsur kebudayaan yang memudahkan untuk mengidentifikasi rumpun Melayu. Oleh karena itu, bahasa Kutai, bahasa Banjar, bahasa Paser, dan bahasa Berau dengan cepat menyatakan dirinya sebagai rumpun bahasa Melayu dibandingkan dengan bahasa-bahasa daerah lainnya di Kalimantan Timur. Abstract The Diaspora of Malay Clumps in East Borneo Diaspora Malayo have lived and grown in some areas of Southeast Asia with the name of the language is different. Naming Malay Different follow the naming of tribes that inhabit the region. However, the spread of the Malayo can be identified with some of the characteristics of cultural similarities. Similarities vocabulary, art, and belief (religion) is a cultural element that makes it easy to identify Malay. Therefore, Kutai language, Banjar language, Paser language, and Berau language quickly reveals himself as the Malayo compared to languages other areas in East Kalimantan.
Betore is one of the oral traditions in Paser Regency, East Kalimantan Province. This cultural pr... more Betore is one of the oral traditions in Paser Regency, East Kalimantan Province. This cultural practice is on the brink of extinction and is considered critically endangered, as only a few elderly individuals are capable of performing it. Originally used by the Paser community, specifically by young men and women, Betore served as a means of communication during rice harvesting in the fields. This communication also provided entertainment amidst the fields. The process of Betore involves a responsive exchange of speech with specific themes. The resulting utterances in Betore emerge spontaneously following the evolving theme, making it an anonymous form of expression. Betore and rice harvesting are inseparable, and as a consequence, this oral tradition is increasingly eroded due to the dwindling dry agricultural land in Paser Regency. Betore can be categorized as an ancient poem since it embodies the form, meaning, and function of traditional literature. In terms of form, Betore follows an a-b-a and a-b-c rhyme scheme. This rhyme structure is somewhat distinct from other ancient poems in the Indonesian archipelago, although Betore appears to be more similar to talibun. The functions of Betore encompass recreational, didactic, aesthetic, moral, and religious aspects. Regarding meaning, Betore conveys advice, satire, and religious messages. From these aforementioned functions and meanings, Betore implicitly holds social values, promoting fraternity, unity, and togetherness.
Adjektiva: Educational Languages and Literature Studies
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk, fungsi, dan latar belakang terjadinya vari... more Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk, fungsi, dan latar belakang terjadinya variasi bahasa di media sosial Twitter. data diperoleh dengan metode simak bebas libat cakap, teknik catat, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan metode agih dan metode padan. Hasil dari penelitian ini sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu 1) wujud variasi bahasa terdiri dari lima bentuk: kata, frase, klausa, kalimat, dan bentuk baru; 2) fungsi variasi bahasa: a) menarik perhatian mitra tutur; b) menjalin hubungan, c) berfungsi untuk memuji dan mengejek, d) menunjukkan perasaan dari penutur, e) sebagai alat untuk meminta mitra tutur melakukan seuatu, f) menujukkan rasa akrab, g) meringkas tuturan, h) menghaluskan tuturan, i) menambah kosakata, j) menunjukkan perbedaan bahasa yang digunakan pengguna Twitter, k) sebagai referen; dan 3) latar belakang terjadinya variasi bahasa disebabkan oleh dua faktor. Pertama, faktor internal berupa proses fonologi dan morfologi. Kedua, faktor eks...
DIGLOSIA : Jurnal Kajian Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 2018
Language cannot be separated from culture. In fact, language is the cultural expression of a nati... more Language cannot be separated from culture. In fact, language is the cultural expression of a nation. An agrarian culture in Indonesian has undergone internalization, giving birth to new words and phrases. The results of this study show several words and phrases which are idioms in Indonesian with the process of internalization of agrarian culture. The words and phrases of the agrarian culture can be found in agricultural terms, for example lahan basah, membanting tulang, memeras keringat, panen, mencairkan, and others. These words and phrases have blended in people's minds and expressed everyday culture. Who knows who started and where it came from. However, the Indonesian language user community has accepted these terms as ancestral cultural heritage. Understanding idioms seems difficult if you only understand the meaning of conventions from Indonesian speakers. The semantic load contained in the concept of idioms is too long a derivative chain. Therefore, this paper bridges In...
Adjektiva: Educational Languages and Literature Studies, 2019
This study aims to describe the form of language expression and the political news discourse pers... more This study aims to describe the form of language expression and the political news discourse perspective of Koran Kaltim using Roger Fowler's model. In using Roger Fowler's analysis, clarification can be seen how the same event is translated into different languages. These different words are not seen as technical but are seen as an ideological practice. This type of research is a qualitative descriptive study. Sources of data used in this research are journalistic products of printed mass media, namely Koran Kaltim. Data collection techniques are reading, listening, and note-taking techniques. The data presentation technique in this study contains an explanation of the forms of language expression and perspective. Overall the results of the study show the following two conclusions. First, the forms of language expression based on political news discourse modalities include necessity modality, desire modality, truth modality as well as various types of metaphors. This form o...
Diglosia: Jurnal Kajian Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya
In the interactions carried out by traders and buyers in buying and selling transactions in the K... more In the interactions carried out by traders and buyers in buying and selling transactions in the Kehewanan Traditional Market of Samarinda, some speeches violate the principle of politeness in language. It has prompted researchers to analyze language politeness in the Kehewanan Traditional Market of Samarinda. This study uses a qualitative method. This study's data collection techniques are tapping techniques, listening techniques, recording techniques, and note-taking techniques. The data in this study are the utterances of traders and buyers at the Kehewanan Traditional Market of Samarinda, which violate the politeness principle and the politeness scale proposed by Leech. The results of the study are as follows. First, the scale of politeness of language politeness in buying and selling transactions at the Kehewanan Traditional Market of Samarinda includes cost-benefit, optionality, and indirectness scales. Second, there were also violations of Leech's six politeness maxims...
Potensi kekerasan pada anak itu berasal dari kebiasaan berbahasa yang kasar orangtua terhadapanak... more Potensi kekerasan pada anak itu berasal dari kebiasaan berbahasa yang kasar orangtua terhadapanak itu sendiri. Penelitian ini berusaha melihat hubungan antara kebiasaan orangtua menggunakan polaberbahasa yang negatif terhadap perilaku anaknya. Mengapa anak-anak yang bekerja di jalan sebagaipeminta-minta susah berhenti? Salah satu jawabannya adalah karena orangtua tidak pernah mengajarinyauntuk berhenti bekerja di jalan. Anak-anak mereka setiap hari diperdengarkan bahasa-bahasa negatif olehorangtuanya.Penelitian ini menunjukkan bahwa kebiasaan berbahasa yang positif atau negatif dapat diturunkansecara sistemik sehingga dapat memengaruhi mental dan watak seorang anak. Lingkungan keluarga dansekolah sangat berpengaruh terhadap cara berbahasa seorang anak. Anak-anak yang tinggal di lingkungankeras dan kasar akan tumbuh menjadi anak yang keras dan kasar pula. Oleh karena itu, proses pemerolehanbahasa pada anak-anak sangat perlu diperhatikan oleh orangtua. Mengapa, karena hal ini telah te...
Pilkada selalu menyisakan banyak cerita yang wajib diteliti secara ilmiah. Salah satunya adanya b... more Pilkada selalu menyisakan banyak cerita yang wajib diteliti secara ilmiah. Salah satunya adanya beberapa dugaan pelanggaran berupa fitnah, pencemaran nama baik, atau hasutan. Dalam istilah pilkada, politisi menyebutnya sebagai kampanye hitam dan kampanye negatif. Di Kota Bontang Kalimantan Timur, Bawaslu menerima dua laporan dari masyarakat tentang adanya pelanggaran kampanye. Kasus tersebut terdiri atas satu gambar bertuliskan amit-amit pilih Neni, cukup 1 periode dan satu video berdurasi satu menit. Linguistik forensik menjadi alat bantu penegak hukum untuk menentukan kasus tersebut. Keterangan linguis digunakan oleh penegak hukum dalam menarik keputusan akhir; bahwa apakah kasus tersebut termasuk pelanggaran atau hanya peristiwa kebahasaan biasa. Hasilnya, pelaporan pada kasus pertama termasuk penghasutan dan ajakan kepada masyarakat untuk tidak memilih nama pasangan calon yang dituliskan namanya, tetapi tidak melanggar undang-undang pilkada tentang kampanye. Sedangkan, kasus pa...
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan aspek karya sastra dalam novel Pasir Pun Enggan Berbisik... more Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan aspek karya sastra dalam novel Pasir Pun Enggan Berbisik karya Taufiqurrahman Al-Azizy. Jenis penelitian ini merupakan penelitian pustaka dengan pendekatan kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah novel Pasir Pun Enggan Berbisik karya Taufiqurrahman Al-Azizy.Data penelitian ini berupa kutipan-kutipan novel Pasir Pun Enggan Berbisik karya Taufiqurrahman Al-Azizy. Metode yang digunakan sebagai teknik pengumpulan data ini adalah membaca, mencatat dan teknik pustaka. Kemudian analisis data, peneliti menggunakan pengudaran teks. Hasil penelitian menunjukkan tujuan dan amanat pengarang melalui fakta cerita meliputi (1) tema yaitu hubungan orang tua dan anak (2) tokoh utama yaitu Agus (3) alur yang digunakan merupakan alur maju (5) sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang ketiga (6) amanat pengarang yaitu seorang anak harus menghormati orang tua, perlunya perhatian orang tua terhadap anak, perlunya pengetahuan agama terha...
Journal of Culture, Arts, Literature, and Linguistics (CaLLs), 2017
The phenomenon of gemstone or in Indonesia known as “batu akik” happened greatly in the early to ... more The phenomenon of gemstone or in Indonesia known as “batu akik” happened greatly in the early to the middle of 2015 and has become attention among the people in Indonesia. Although it cannot be identified precisely when the phenomenon of people massively wearing and collecting gemstones has begun, this study aims to present an early review of this phenomenon seeing from linguistics study. This study revealed three linguistics points regarding to this phenomenon. First, from several vocabulary of “batu”, most of them have the same phonetic form, that is [batu]. Second, the variation of “batu” vocabulary experienced changes in bilabial sound from /b/ to become /w/; extra aspirated voice [Bh] in phoneme [b]; and bilabial phoneme /b/ becomes dorsa velar /k/. Third, this study reveals that people’s interest in wearing and collecting gemstone all over Indonesia happened as the result of cultural similarity which lies in vocabulary “batu” that exists almost in all tribes, regions, and cit...
Penelitian ini membahas tentang makna tanda semiotika dalam pemali yang ada dalam masyarakat etni... more Penelitian ini membahas tentang makna tanda semiotika dalam pemali yang ada dalam masyarakat etnik Dayak Lundayeh yang berdomisili di Kota Samarinda. Penetilian ini bertujuan untuk (1) mengetahui pemali apa saja yang diketahui dan dilaksanakan oleh etnik Dayak Lundayeh yang berada di Samarinda Provinsi Kalimantan Timur; (2) mendeskripsikan makna tanda yang terkandung dalam pemali etnik Dayak Lundayeh yang berada di Samarinda Provinsi Kalimantan Timur. Penelitian ini termasuk penelitian lapangan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Data penelitian ini berupa teks pemali yang diketahui dan dilaksanakan oleh masyarakat etnik Dayak Lundayeh di Kota Samarinda, sedangkan sumber data dalam penelitian ini, yaitu informan dari masyarakat etnik Dayak Lundayeh. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, perekaman, dan pencatatan. Kemudian, data dianalisis dengan menggunakan teori semiotika Roland Barthes yang melihat tanda dalam dua tingkat pemaknaan, yaitu pem...
Adjektiva: Educational Languages and Literature Studies, 2018
In the interactions carried out by traders and buyers in the process of buying and selling transa... more In the interactions carried out by traders and buyers in the process of buying and selling transactions in the Samarinda Animal Traditional Market, there are speeches that violate the principle of politeness in language. This has prompted researchers to analyze language politeness in the Samarinda Animal Traditional Market. This study aims to describe the level of politeness in the use of community language in the Samarinda Veterinary Traditional Market and describe the violation of the politeness principle spoken by the Samarinda Animal Market community. This study uses a qualitative method. Data collection techniques in this study are tapping techniques, listening techniques, recording techniques and note-taking techniques. The data analysis technique uses a pragmatic equivalent technique. The data in this study are the speeches of traders and buyers at the Samarinda Animal Traditional Market which violate the politeness principle and the politeness scale proposed by Leech. The re...
AbstractThis research looks at the semantics of the This research looks at the semantics of the c... more AbstractThis research looks at the semantics of the This research looks at the semantics of the concept desired by the Dayak Kenyah community in Pampang Village. The concept is seen through the meaning of the name given to his child. To collect data about the names of the Dayak Kenyah people, an observation method was used with the distribution of questionnaires to elementary and high school students in Pampang Village. The data collected was selected by purposive sampling to achieve the results of the study. The data is then analyzed descriptively qualitatively through the theory of the triangles of Odgen and Richard's meanings. Based on the results of the analysis, found eight backgrounds in naming the Dayak Kenyah community, namely (1) naming based on names based on idol figures, (2) naming based on the name of grandfather / grandmother, (3) naming based on the moment of birth, (4) giving names based on birth order, (5) naming based on regional origin and time of birth, (6) n...
Abstrak Pesan penjaga makam Lamohang Daeng Mangkona untuk para perantau harus dipahami secara den... more Abstrak Pesan penjaga makam Lamohang Daeng Mangkona untuk para perantau harus dipahami secara denotasi dan konotasi. Makna denotasi dan konotasi ini sesuai dengan teori semiotika yang dikemukakan oleh Roland Barthes, yakni makna yang berlapis-lapis yang terdapat dalam petanda. Secara deskriptif kualitatif, pesan tersebut dapat dijelaskan secara semiotika budaya. Pertama, senjata, yang tidak hanya dipahami sebagai sebuah benda atau alat pertahanan diri, tetapi juga dimaknai sebagai ilmu yang harus dimiliki seseorang sebelum merantau. Kedua, kemaluan bukan berarti alat kelamin manusia, tetapi bentuk perilaku atau etika yang harus dijaga ketika berada di tempat perantauan. Ketiga, nisan yang disimbolkan sebagai jejak kebaikan sebaikanya selalu ditanamkan di tempat perantauan. Abstract The message of Lamohang Daeng Mangkona tomb guard to the nomads should be understood in denotation and connotation. The meaning of denotation and connotation is in accordance with the theory of semiotics proposed by Roland Barthes, namely the meaning of layered in the marker. Descriptively qualitative, the message can be explained semiotically in culture. First, the weapon, which is not only understood as an object or tool of self-defense, but also interpreted as a science that must be owned by someone before wandering. Second, the genitals do not mean the human genitals, but the form of behavior or ethics that must be maintained when in the overseas. Thirdly, the symbols marked as good traces should always be implanted in the overseas.
Penelitian ini melihat secara kritis penggunaan bahasa dalam media online, khususnya pada judul b... more Penelitian ini melihat secara kritis penggunaan bahasa dalam media online, khususnya pada judul berita Tribun Kaltim. Populasinya pun diambil dari judul-judul berita online di Tribun Kaltim. Dari populasi itu, diambillah sampel-sampel yang menggunakan deiksis ini pada judul beritanya. Melalui kajian wacana kritis, data tersebut dianalisis hingga dapat ditemukan beberapa simpulan tentang penggunaan deiksis ini pada judul berita online. Pertama, deiksis ini memberi petunjuk bahwa isi berita tersebut sangat penting. Kedua, katafora deiksis ini mencakup semua isi berita. Ketiga, deiksis ini dapat menyembunyikan sementara isi berita. Keempat, deiksis ini memancing rasa penasaran pembaca untuk membuka tautan judul berita. Kelima, deiksis ini sebagai strategi meningkatkan rating kunjungan pada berita online.
ABSTRAK Diaspora rumpun bahasa Melayu telah hidup dan berkembang di sejumlah wilayah Asia Tenggar... more ABSTRAK Diaspora rumpun bahasa Melayu telah hidup dan berkembang di sejumlah wilayah Asia Tenggara dengan nama bahasa yang berbeda-beda. Penamaan bahasa Melayu yang berbeda-beda tersebut mengikuti penamaan suku yang mendiami suatu wilayah. Akan tetapi, persebaran rumpun bahasa Melayu dapat diidentifikasi dengan beberapa ciri kesamaan budaya. Kemiripan kosakata, kesenian, dan kepercayaan (agama) adalah unsur kebudayaan yang memudahkan untuk mengidentifikasi rumpun Melayu. Oleh karena itu, bahasa Kutai, bahasa Banjar, bahasa Paser, dan bahasa Berau dengan cepat menyatakan dirinya sebagai rumpun bahasa Melayu dibandingkan dengan bahasa-bahasa daerah lainnya di Kalimantan Timur. Abstract The Diaspora of Malay Clumps in East Borneo Diaspora Malayo have lived and grown in some areas of Southeast Asia with the name of the language is different. Naming Malay Different follow the naming of tribes that inhabit the region. However, the spread of the Malayo can be identified with some of the characteristics of cultural similarities. Similarities vocabulary, art, and belief (religion) is a cultural element that makes it easy to identify Malay. Therefore, Kutai language, Banjar language, Paser language, and Berau language quickly reveals himself as the Malayo compared to languages other areas in East Kalimantan.
penghalusan bahasa kadang mengalami pergeseran makna setelah berubah bentuk. kesempatan ini banya... more penghalusan bahasa kadang mengalami pergeseran makna setelah berubah bentuk. kesempatan ini banyak dimanfaatkan pemakai bahasa untuk menunggangi bahasa demi mencapai tujuannya.
Kabupaten Sidrap lebih sering disebut Bumi Nene Mallomo karena di kabupaten inilah lahir dan besa... more Kabupaten Sidrap lebih sering disebut Bumi Nene Mallomo karena di kabupaten inilah lahir dan besar seorang bijak yang terkenal dengan filosofinya, resopa temmangingngi malomo naletei pammase dewata. Begitu terkenalnya filosofi ini, Presiden Indonesia yang keenam, Susilo Bambang Yudhoyono pernah mengutipnya dalam satu kesempatan.
Uploads