Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

MODUL PENDIDIKAN IPS

Modul Pembelajaran Mahasiswa Pendidikan Geografi FKIP UHAMKA

MODUL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN IPS Penyusun Indah Meitasari, S.Sos, M.Si (0303056603) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI 2021 Ucapan Terima Kasih Pada kesempatan ini, penyusun tak lupa ingin menyampaikan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penyusun, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusun modul ini sampai selesai. Dengan kerendahan hati, perkenankanlah penyusun menyampaikan rasa terima kash yang sebesar-besarnya kepada : Prof. Dr. Gunawan Suryaputro, M. Hum, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka Prof. Dr. Abd. Rahman Ghani, M. Pd, selaku Wakil Rektor 1 Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka Dr. Zamah Sari, M. Ag, selaku Wakil Rektor 2 Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka Dr. Tri Wintoko Apoko, M. Pd, selaku Ketua Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Pengajaran Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka Dr. Desvian Bandarsyah, M. Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka Dr. Moh Balya Ali Syaban M. Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka DAFTAR ISI Daftar Isi 2 Daftar Diagram dan Tabel 3 Deskripsi Mata Kuliah 4 Materi 1 : Hakikat dan Karakteristik IPS 5 Latihan 1 10 Jawaban 1 10 Rangkuman 12 Tes Formatif 1 13 Materi 2 : Sejarah Pendidikan IPS 15 Latihan 2 19 Jawaban 2 19 Rangkuman 2 20 Tes Formatif 2 21 Materi 3 : Pembelajaran IPS Tradisional dan Modern 23 Latihan 3 25 Jawaban 3 25 Rangkuman 3 27 Tes Formatif 3 28 Materi 4 : Pendidikan IPS Antara Harapan dan Kenyataan 30 Latihan 4 32 Jawaban 4 32 Rangkuman 4 34 Tes Formatif 4 35 Materi 5 : Pendidikan Multikultur 37 Latihan 5 40 Jawaban 5 40 Rangkuman 5 42 Tes Formatif 5 43 Glosarium 45 Daftar Pustaka 47 Daftar Diagram Diagram 1.1 Studi Pembelejaran IPS 7 Diagram 2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial 15 Diagram 3.1 Keragaman Budaya 23 Daftar Tabel Tabel 1.1 Perbedaan IPS dengan Disiplin Ilmu-ilmu Sosial 6 Tabel 1.2 Pengertian, Keterampilam dan Sikap Moral 9 Tabel 1.3 Fokus Perhatian Cabang Ilmu Sosial 9 Tabel 1.4 Ilmu-ilmu Sosial dan Objek yang Dipelajari 10 Tabel 2.1 Peran Pendidikan IPS 17 Deskripsi Mata Kuliah Mata Kuliah Pendidikan IPS merupakan mata kuliah yang menyajikan dan mendiskusikan beberapa pokok bahasan, pengertian, ruanglingkup, pendekatan metode teknik, sejarah perkembangan ilmu-ilmu sosial, deskripsi dan teori-teorsi sosial. Peta Kompetensi Modul 2: Pendidikan IPS Metode Pembelajaran Estimasi Waktu Capaian Pembelajaran Kuliah Interaktif Problem Based Learning Diskusi 14 Pertemuan (2 × 55 Menit) Memahami Ruang Lingkup Pendidikan IPS Materi 1 HAKIKAT DAN KARAKTERISTIK IPS Pengertian Studi Sosial dengan Ilmu Sosial Studi Sosial (Social Studies) Studi Sosial (social studies) bukan merupakan suatu bidang keilmuan atau disiplin bidang akademis, melainkan bidang pengkajian tentang gejala dan masalah sosial. Studi Sosial menggunakan bidang-bidang keilmuan yang termasuk bidang-bidang ilmu sosial. Achmad Sanusi memberikan penjelasan tentang Studi Sosial : Studi Sosial tidak selalu bertaraf akademis-universiter, bahkan dapat merupakan bahan-bahan pelajaran bagi murid-murid sejak pendidikan dasar, dan dapat berfungsi selanjutnya sebagai pengantar bagi lanjutan disiplin-disiplin ilmu-ilmu sosial. Studi Sosial bersifat interdisipliner, dengan menetapkan pilihan judul atau masalah-masalah tertentu berdasarkan suatu kerangka referensi, dan meninjaunya dari beberapa sudut sambil mencari logika dari hubungan-hubungan yang ada satu dengan lainnya. Sesuatu acara ditinjau dari beberapa sudut sekomprehensif mungkin. Tidak menekankan pada bidang teoritis, namun lebih kepada bidang-bidang praktis dalam mempelajari gejala dan masalah-masalah sosial yang terdapat di lingkungan masyarakat. Merupakan pengetahuan praktis yang dapat diajarkan pada tingkat persekolahan, dari SD sampai Perguruan Tinggi. Pendekatannya bersifat interdisipliner dengan menggunakan berbagai bidang keilmuan. Meninjau satu gejala atau masalah sosial dari berbagai dimensi atau aspek kehidupan. Tujuannya, membina warga masyarakat agar mampu menyelaraskan kehidupannya berdasarkan kekuatan-kekuatan fisik dan sosial, serta mampantu melahirkan kemampuan memecahkan masalah-masalah sosial yang dihadapinya. IPS di Indonesia Bukan Ilmu Sosial IPS yang kita kenal di Indonesia, bukan Ilmu sosial. Karena itu proses pembelajarannya tidak menekankan pada aspek teoritis keilmuannya. IPS lebih menekankan kepada segi praktis mempelajari, menelaah serta mengkaji gejala dan masalah sosial, dengan mempertimbangkan bobot dan tingkat kemampuan peserta didik pada tiap jenjang yang berbeda. No. Social Studies Social Science 1 Bukan disiplin ilmu tetapi bidang kajian terhadap masalah-masalah kemasyarakatan Disiplin ilmu, menekankan pada akademis-teoritis 2 Menggunakan pendekatan multidisiplin Menggunakan pendekatan disiplin ilmu atau monodisiplin 3 Dirancang untuk kepentingan kependidikan, mamfokuskan pada dunia persekolahan Keberadaannya bisa di dunia persekolahan, perguruan tinggi atau untuk masyarakat umum 4 Menggunakan ilmu-ilmu sosial sebagai bahan pengembangan materi pembelajaran dilengkapi dengan aspek psikologis-pedagogis Tidak mempermasalahkan latar belakang, kemampuan, lingkungan serta perkembangan peserta didik 5 Memaparkan manusia dalam segitiga: Waktu : Man in Time (studi sejarah) Ruang : man in space (geografi) Hidup : man in life (sosiologi, antropologi, ekonomi, tata negara) Merupakan suatu disiplin ilmu tersendiri: Sejarah, Geografi, Ekonomi, Sosiologi, Antropologi, Politik dan Pemerintahan, Kesejahteraan Sosial, dsb Tabel 1.1 Perbedaan IPS (Social Studies) dengan Disiplin ilmu-ilmu social (Social Science) Pendidikan IPS Pendidikan IPS merupakan program pendidikan yang tidak hanya menyajikan tentang konsep-konsep pengetahuan semata, namun harus mampu membina peserta didik menjadi warga negara dan warga masyarakat yang tahu akan hak dan kewajibannya. Melalui Sejarah diajarkan pengalaman umat manusia dari segenap masa lampau yang dapat digunakan untuk mengerti masa kini serta untuk mengerti atau menentukan masa depan. Melalui Geografi ditunjukkan peran manusia dalam kegiatannya menyesuaikan diri dengan tantangan dan tawaran lingkungan alam. Dalam makna modern, adaptasi ekologis dilengkapi dengan adaptasi ke ruangan (spatial adaptation). Ruang hidup manusia menjadi lebih sempit karena jumlah pertambahan penduduk melebihi daya huni bumi yang layak. Perjuangan hidup (struggle of life), meliputi kegiatan-kegiatan yang menyangkut pencarian kebutuhan materiil (ekonomi), tata tertib bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (sosiologi, hukum dan tata negara), budaya (antropologi). Program Pendidikan IPS tidak hanya menyajikan tentang konsep-konsep pengetahuan semata, namun harus pula mampu membina peserta didik menjadi warga negara dan warga masyarakat yang tahu akan hak dan kewajibannya, yang juga memilki tanggung jawab atas kesejahteraan bersama yang seluas luasnya. PENDIDIKAN IPS DAN RUANG LINGKUPNYA Sebagai bidang pengetahuan, ruang lingkup IPS dapat memiliki tujuan: Mempersiapkan siswa untuk studi lanjut bidang social science. Mendidik kewarganegaraan yang baik . Dilatih berpikir demokratif. Pembinaan sebagai WNI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Sikap sosial yang rasional dalam kehidupan. Membelajarkan siswa untuk memahami bahwa masyarakat ini merupakan suatu kesatuan (sistem) yang permasalahannya bersangkut paut dan pemecahannya memerlukan pendekatan-pendekatan interdisipliner. Hakikat Bidang Studi IPS Diagram 1.1 Studi Pembelajaran IPS Merupakan perpaduan pengetahuan sosial, seperti yang dikemukan oleh Nursid Sumaatmadja (1984) adalah untuk tingkat SD, perpaduan antara Geografi dan Sejarah. Untuk tingkat SMP, merupakan perpaduan antara Geografi, Sejarah dan Ekonomi Koperasi. Untuk tingkat SMA, intinya adalah perpaduan antara Geografi, Sejarah, Ekonomi Koperasi dan Antropologi. Di tingkat Perguruan Tinggi, dikenal sebagai Studi Sosial, merupakan perpaduan dari berbagai bidang keilmuan ilmu sosial. Pendidikan IPS bukan bertujuan untuk memenuhi ingatan pengetahuan para peserta didik dengan berbagai fakta dan materi yang harus dihafalnya, melainkan untuk membina mental yang sadar akan tanggungjawab terhadap hak dirinya sendiri dan kewajiban kepada masyarakat, bangsa dan negara. Nilai-Nilai Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Pengembangan SDM harus bersamaan dengan pengembangan nilai-nilai yang terdapat dalam pendidikan IPS. Nilai-nilai tersebut dikemukakan oleh Nursid Sumaatmadja (1977) sbb : Nilai Edukatif. Salah satu tolak ukur keberhasilan pendidikan IPS, yaitu adanya perubahan perilaku sosial peserta anak didik ke arah yang lebih baik, perilaku tersebut meliputi kognitif, efektif dan psikomotor. Nilai Praktis Pembelajaran dan Pendidikan. Apapun nilainya tidak berarti apabila tidak dapat diterapkan secara praktis dalam kehidupan sosial sehari-hari. Nilai Teoritis. Peserta didik dibina dan dikembangkan daya nalarnya ke arah dorongan mengetahui sendiri kenyataan (sense of reality) dan dorongan menggali sendiri di lapangan (sense of discovery). Kemampuan menyelidiki dan meneliti dan mengajukan berbagai pertanyaan (sense of inquiry). Dengan demikian kemampuan mereka mengajukan hipotesis dan dugaan terhadap suatu persoalan juga berkembang, sehingga mereka memilki kemampuan dalam “berteori”. Nilai Filsafat Ruang Lingkup IPS. Dapat mengembangkan kesadaran mereka selaku anggota masyarakat atau makhluk sosial, sehingga menyadarkan pula tentang perannya masing-masing terhadap masyarakat, bahkan terhadap alam lingkungan secara keseluruhan. Nilai Ketuhanan. Kekaguman kita atas segala ciptaanNya baik berupa fenomena fisikal, alamiah maupun fenomena kehidupan, merupakan nilai ketuhanan yang strategis sebagai bangsa yang berfalsafahkan Pancasila. Ruang lingkup IPS dengan aspek kehidupan sosial menjadi landasan yang kuat bagi penanaman dan pengembangannilai ketuhanan yang menjadi kunci kebahagiaan kita lahir dan batin. KARAKTERISTIK KONSEP DASAR IPS Tujuan Utama : setiap pembelajaran Ilmu Sosial adalah membentuk warga negara yang baik (good citizenship). Ruang lingkup : Kehidupan sosial manusia di masyarakat. Materi IPS : Kehidupan nyata di masyarakat , ditambah bacaan seperti buku, surat kabar, majalah, makalah serta berita dari tv, radio, online dan pengetahuan sosial lainnya yang bermakna dalam kehidupan. Proses pembelajaran IPS tidak selamanya didalam kelas, untuk dapat mengamati sesuai dengan keadaan aslinya di lapangan. Pendidikan IPS harus mampu : Memberikan pembelajaran yang mendasar. Melatih berbagai keterampilan. Mengembangkan sikap moral yang dibutuhkan agar peserta didik menjadi warga masyarakat yang berguna. Tabel 1.2 Pengertian, Keterampilan dan Sikap Moral Tabel 1.3 Fokus Perhatian Cabang Ilmu Sosial Tabel 1.4 Ilmu-Ilmu Sosial dan Objek Yang Dipelajari Latihan 1 Sebutkan nilai-nilai pengembangan Sumber Daya Manusia ! Sebagai bidang pengetahuan. Sebutkan tujuan ruang lingkup pendidikan IPS ! Sebutkan perbedaan IPS (Social Studies) dengan Disiplin ilmu-ilmu social (Social Science) ! Apa yang dimaksud dengan studi sosial menurut Achmad Sanusi? Jelaskan pengertian Nilai Ketuhanan dalam pengembangan Sumber Daya Manusia! Jawaban 1 Nilai edukatif, Nilai praktis, Nilai Teoritis, Nilai Filsafat, Nilai Ketuhanan a. Mempersiapkan siswa untuk studi lanjut bidang social science. b. Mendidik kewarganegaraan yang baik . c. Dilatih berpikir demokratif. d. Pembinaan sebagai WNI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. e. ikap sosial yang rasional dalam kehidupan. Perbedaan IPS dan Disiplin Ilmu-ilmu sosial : No. Social Studies Social Science 1 Bukan disiplin ilmu tetapi bidang kajian terhadap masalah-masalah kemasyarakatan Disiplin ilmu, menekankan pada akademis-teoritis 2 Menggunakan pendekatan multidisiplin Menggunakan pendekatan disiplin ilmu atau monodisiplin 3 Dirancang untuk kepentingan kependidikan, mamfokuskan pada dunia persekolahan Keberadaannya bisa di dunia persekolahan, perguruan tinggi atau untuk masyarakat umum 4 Menggunakan ilmu-ilmu sosial sebagai bahan pengembangan materi pembelajaran dilengkapi dengan aspek psikologis-pedagogis Tidak mempermasalahkan latar belakang, kemampuan, lingkungan serta perkembangan peserta didik 5 Memaparkan manusia dalam segitiga: Waktu : Man in Time (studi sejarah) Ruang : man in space (geografi) Hidup : man in life (sosiologi, antropologi, ekonomi, tata negara) Merupakan suatu disiplin ilmu tersendiri: Sejarah, Geografi, Ekonomi, Sosiologi, Antropologi, Politik dan Pemerintahan, Kesejahteraan Sosial, dsb Studi Sosial tidak selalu bertaraf akademis-universiter, bahkan dapat merupakan bahan-bahan pelajaran bagi murid-murid sejak pendidikan dasar, dan dapat berfungsi selanjutnya sebagai pengantar bagi lanjutan disiplin-disiplin ilmu-ilmu sosial. Studi Sosial bersifat interdisipliner, dengan menetapkan pilihan judul atau masalah-masalah tertentu berdasarkan suatu kerangka referensi, dan meninjaunya dari beberapa sudut sambil mencari logika dari hubungan-hubungan yang ada satu dengan lainnya. Sesuatu acara ditinjau dari beberapa sudut sekomprehensif mungkin. Kekaguman kita atas segala ciptaanNya baik berupa fenomena fisikal, alamiah maupun fenomena kehidupan, merupakan nilai ketuhanan yang strategis sebagai bangsa yang berfalsafahkan Pancasila. Ruang lingkup IPS dengan aspek kehidupan sosial menjadi landasan yang kuat bagi penanaman dan pengembangannilai ketuhanan yang menjadi kunci kebahagiaan kita lahir dan batin. Rangkuman 1 Studi Sosial (social studies) bukan merupakan suatu bidang keilmuan atau disiplin bidang akademis, melainkan bidang pengkajian tentang gejala dan masalah sosial. Pendidikan IPS merupakan program pendidikan yang tidak hanya menyajikan tentang konsep-konsep pengetahuan semata, namun harus mampu membina peserta didik menjadi warga negara dan warga masyarakat yang tahu akan hak dan kewajibannya. Tujuan Utama : setiap pembelajaran Ilmu Sosial adalah membentuk warga negara yang baik (good citizenship). Ruang lingkup IPS dapat memiliki tujuan: Mempersiapkan siswa untuk studi lanjut bidang social science. Mendidik kewarganegaraan yang baik . Dilatih berpikir demokratif. Pembinaan sebagai WNI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Sikap sosial yang rasional dalam kehidupan. Pendidikan IPS harus mampu : Memberikan pembelajaran yang mendasar. Melatih berbagai keterampilan. Mengembangkan sikap moral yang dibutuhkan agar peserta didik menjadi warga masyarakat yang berguna. Nilai-nilai pengembangan Sumber Daya Manusia : Nilai Edukatif Nilai praktis pembelajaran dan pendidikan Nilai teoritis Nilai filsafat ruang lingkup IPS Nilai Ketuhanan Tes Formatif 1 Pilih salah satu jawaban yang paling tepat! Salah satu tolak ukur keberhasilan pendidikan IPS, yaitu adanya perubahan perilaku sosial peserta anak didik ke arah yang lebih baik, perilaku tersebut meliputi kognitif, efektif dan psikomotor. Penjelasan diatas termasuk nilai…. nilai ketuhanan nilai edukatif nilai praktis nilai filsafat Ruang Lingkup IPS. Dapat mengembangkan kesadaran mereka selaku anggota masyarakat atau makhluk sosial, sehingga menyadarkan pula tentang perannya masing-masing terhadap masyarakat, bahkan terhadap alam lingkungan secara keseluruhan. Termasuk dari penjelasan nilai…. nilai filsafat nilai ketuhanan nilai edukatif nilai praktis Ada berapa fokus perhatian cabang ilmu sosial…. 3 7 9 8 Manusia berhubungan dengan lingkungan alamnya, memelihara, mengembangkan dan melestarikan, merupakan pengertian dari aspek ilmu sosial dalam bidang…. Geografi Ekonomi Ekologi Sosiologi Kekaguman kita atas segala ciptaanNya baik berupa fenomena fisikal, alamiah maupun fenomena kehidupan, merupakan nilai ketuhanan yang strategis sebagai bangsa yang berfalsafahkan Pancasila. Termasuk pada nilai…. nilai teoritis nilai filsafat nilai ketuhanan nilai edukatif Jawaban Tes Formatif B A D C C Cocokanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang terdapat di bagian modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus verikut untuk mengetahui singkat penguasaan Anda terhadap materi Modul 2. Arti tingkat penguasaan : 90 – 100% = baik sekali 80 – 89% = baik 70 – 79% = cukup <70% = Kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat menemukkan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum dikuasai. Materi 2 SEJARAH PENDIDIKAN IPS Filsafat Dan Tujuan Pendidikan Ips Filsafat Pendidikan IPS Filsafat berasal dari kata philos artinya berpikir dan sophia artinya kebijaksanaan. Berpikir artinya mengolah data inderawi menjadi pengertian atau proses mencari makna, kebijaksanaan artinya pengambilan keputusan yang memihak pihak yang lemah. Dengan demikian filsafat dapat diartikan berpikir mendalam tentang data inderawi dan pengambilan keputusan yang memihal pada pihak yang lemah. Filsafat Pendidikan adalah ilmu yang menyelidiki hakekat pelaksanaan pendidikan yang bersangkut paut dengan tujuan, latar belakang, cara dan hasilnya, serta hakikat ilmu pendidikan, yang berhubungan dengan analisis kritis terhadap struktur dan kegunaan pendidikan. Filsafat ilmu pendidikan dibedakan 4 macam : Ontologi, yaitu ilmu pendidikan yang membahas tentang hakekat substansi dan pola organisasi ilmu pendidikan. Epistemologi yaitu ilmu pendidikan yang membahas tentang hakekat objek formal dan material ilmu pendidikan. Metodologi yaitu ilmu pendidikan yang membahas tentang hakekat cara-cara kerja dalam menyusun ilmu pendidikan. Aksiologi yaitu ilmu pendidikan yang membahas tentang hakekat nilai kegunaan teoriis dan praktis ilmu pendidikan. Filsafat Pendidikan IPS merupakan filsafat praktik pendidikan, yakni praktik tentang pendidikan ilmu-ilmu sosial agar para peserta didik mampu memahami masalah-masalah sosial dan dapat mengatasinya serta mengambil keputusan tepat terhadap masalah yang dihadapi dalam kehidupannya. Unsur-unsur dalam filsafat pendidikan IPS yang harus diteliti : Perkembangan Sosial Manusia adalah individu yang nyata, yang dapat dilihat dari kerja mereka atau dari kondisi riil kehidupan mereka. Itulah hakekat keberadaan manusia dan hakekat hasil kerja mereka. Pernyata ini dapat dibuktikan secara empiris. Sebagai makhluk individu, manusia dapat dilihat dari kondisi riil kehidupannya. Manusia dan masyarakat hidup, berubah dan berkembang dari cara mereka membuat barang-barang material untuk memenuhi kebutuhannya. Diagram 2.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Kesadaran Sosial Kesadaran Sosial dilahirkan dari keadaan sosial, yaitu ide, gagasan dan pikiran yang ada pada manusia. Itu adalah realisasi dari interaksi antara manusia dalam kegiatannya memproduksi barang-barang material atau dalam keadaan sosial atau dalam kehidupan riilnya. Manusia adalah produsen gagasan-gagasan rohaniah yang dinyatakan dalam kata-kata, misalnya dalam filsafat, hukum, ajaran moral, ideologi, dsb. Ideologi Sosial Ideologi Sosial adalah bangunan atas suatu masyarakat, yaitu seistem keyakinan yang dianut oleh suatu masyarakat tertentu. Ideologi itu berdasarkan pada basis. Perjuangan sosial Perjuangan Sosial ialah tindakan masyarakat untuk mengubah sistem sosial yang berlaku sesuai dengan perkembangan tenaga produktif masyarakat. Perubahan Sosial Perubahan Sosial ialah bergantinya sistem politik dan sosial suatu masyakarat, pada umumnya melalui revolusi. Negara dan revolusi merupakan dua sisi pada satu keping mata uang. Negara lahir karena adanya revolusi, dan revolusi lahir karena adanya negara yang menindas rakyatnya. Pimpinan Sosial Dalam sejarah perkembangan masyarakat, setiap kelompok (golongan) manusia ada yang menjadi pemimpin dan ada yang menjadi pengikut (massa), Pemimpin dan massa merupakan dua sisi dari keping mata uang, artinya pemimpin dan massa itu merupakan satu kesatuan yang utuh yang tidak dapat dipisahkan. Tujuan Pendidikan IPS Berdasarkan falsafah negara, dirumuskan tujuan pendidikan nasional sebagai berikut : Membentuk manusia pembangunan yang ber-Pancasila, membentuk manusia yang sehat jasmani dan rohaninya meliputi pengetahuan dan kterampilan, dapat mengembangkan kreativitas dan tanggung jawab, dan dapat menyuburkan sikap demokrasi dan penuh tenggangrasa, dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti luhur, mencintai bangsanya, dan mencintai sesama manusia sesuai ketentuan yang termaksud dalam UUD 1945. Berkaitan dengan tujuan di atas, tujuan pendidikan IPS yang ingin dicapai dikaitkan dengan kebutuhan dan tantangan kehidupan yang akan dihadapi anak. Berdasarkan kurikulum 2004, bahwa Pengetahuan Sosial bertujuan untuk : Mengajarakan konsep-konsep sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah dan kewarganegaraan, pedagogis dan psikologis. Mengembangkan kemampuan berpiikir kritis, kreatif dan inkuiri, mmecahkan masalah dan keterampilan sosial. Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial. Menurut Nursid Soemaatmaja (2006), tujuan Pendidikan IPS : “Membina anak didik menjadi warga negara yang baik, yang memiliki pengetahuan dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya serta bagi masyarakat dan negara”. Menurut Oemar Hamalik (1992), tujuan pendidikan IPS ialah : Berorientasi pada tingkah laku para siswa, yaitu (1) pengetahuan dan pemahaan (2) sikap hidup belajar (3) nilai-nilai sosial dan sikap (4) keterampilan. Lebih jauh, Numan Somantri menjelaskan bahwa Pendidikan IPS adalah suatu synthetic discipline yang berusaha untuk mengorganisasikan dan mengembangkan substansi ilmu-ilmu sosial secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan. Maknanya adalah, Pendidikan IPS bukan sekedar mensintesiskan konsep-konsep yang relevan antara ilmu-ilmu pendidikan dan ilmu-ilmu sosial, tetapi juga mengkorelasikan dengan masalah-masalah kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan. Bawa Pendidikan IPS memuat tiga sub tujuan : Sebagai pendidikan kewarganegaran Sebagai ilmu yang konsep dan generalisasinya dalam disiplin ilmu-ilmu sosial. Sebagai ilmu yang menyerap bahan pendidikan dari kehidupan nyata dalam masyarakat kemudian dikaji secara reflektif. IPS sebagai kajian akademik merupakan perkembangan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan bidak praktik pendidikan. Komitmen kelompok masyarakat yang ingin mengembangkan pengetahuan sosial dan humaniora yang dikemas secara psikologis untuk tujuan pendidikan dan kajian sosial serta humaniora untuk program pendidikan tingkat sekolah. Pendidikan IPS merupakan kemasan pengetahuan yang telah dipertimbangkan secara psikologis untuk kepentingan pendidikan. Contoh tentang pembelajaran sosial pendidikan IPS : Pendidikan IPS harus secara fungsional berhubungan dengan kebutuhan dan minat dari yang ada sekarang, seperti masalah dmokrasi, HAM, keadilan, krisis, konflik, kesejahteraan kelangkaan, pengelolaan, wabah, bencana, globalisasi dan lain-lain. Isi studi sosial IPS harus diatur mengenai topik dan permasalahan-permasalahan yang disajikan, sebaiknya juga subyek yang disajikan harus berhubungan dan dikombinasikan (terpadu) untuk penyelidikan kontemporer, sehingga dapat tercapai yang efektif. Metode pembelajaran IPS terkait dengan kehidupannya. Masalah yang dipelajari harus merupakan seleksi dari beberapa sumber dan pengetahuan, serta sesuai kebutuhan murid dan masyarakat umumnya. Pengembangan pribadi sosial melalui IPS tidak langsung tampak hasilnya, tetapi setidaknya melalui Pendidikan IPS akan membekali kemampuan seseorang dalam pengembangan diri melalui berbagai keterampilan sosial dalam kehidupannya. Tujuan Filsafat Pendidikan IPS : Memberikan landasan dan sekaligus mengarahkan kepada proses pelaksanaan pendidikan. Membantu memperjelas tujuan-tujuan pendidikan Melaksanakan kritik dan koreksi terhadap proses pelaksanaan tersebut. Melakukan evaluasi terhadap metode dari proses pendidikan. Sejarah Pendidikan IPS di Indonesia IPS disebut sebagai bidang keilmuan yang sangat dinamis, karena mempelajari keadaan masyarakat yang cepat perkembangannya. Pengembangan kurikulum IPS merupakan jawaban dari tuntutan kebutuhan masyarakat yang akan mempelajarinya, Perkembangan kurikulum IPS tampak mulai dari istilah yang digunakan pada setiap kurikulum, dan isi materi yang dimuat dalam setiap kurikulum, serta pendekatannya. Pada kurikulum tahun 1964, sampai 1968, digunakan istilah kurikulum pendidikan ilmu-ilmu sosial, dengan struktur kurikulum mata pelajaran kelompok dasar dan kelompok cipta, atau kelompok khusus untuk kurikulum tingkat MA/SMA. Mulai kurikulum 1975 sampai 1994, menggunakan istilah IPS untuk penamaan kurikulum pada setiap jenjang, dengan struktur mata pelajaran inti dan tambahan untuk kurikulum MA/SMA. Isi materi yang dipelajari pada setiap kurikulum juga mengalami perkembangan. Pada kurikulum 1964-1968, materi yang termuat dalam kurikulum IPS meliputi sejarah, geografi, ekonomi dan civics atau Pendidikan Moral Pancasila atau PPKn, sedangkan untuk Kurikulum 1975, memuat materi ilmu sosial : sejarah, geografi, ekonomi koperasi, PPKn, dan tata buku dan hitung dagang untuk jenjang pendidikan menengah (MA/SMA). Pada kurikulum 1994, muatan materi kurikulum IPS untuk jenjang pendidikan menengah mengalami perkembangan dengan dimuatnya mata pelajaran sosiologi, antropologi, dan politik dengan pendekatan yang terpisah. Pengembangan kurikulum ilmu-ilmu sosial menjadi IPS sejak tahun 1975 dilatarbelakangi oleh dua hal penting, yakni sejarah atau pengalaman hidup masyarakat yang labil dimasa lalu dan laju perkembangan teknologi ke depan yang perlu disikapi agar peserta didik yang dihasilkan relevan dengan kondisi yang akan dihadapi dalam masyarakatnya. Latihan 2 Apa yang dimaksud dengan Filsafat? Apa yang dimaksud dengan Filsafat Pendidikan? Apa yang dimaksud dengan Filsafat Pendidikan IPS? Sebutkan tujuan pendidikan IPS menurut Oemar Hamalik! Sebutkan tujuan filsafat pendidikan IPS! Jawaban 2 mengolah data inderawi menjadi pengertian atau proses mencari makna, kebijaksanaan artinya pengambilan keputusan yang memihak pihak yang lemah. Dengan demikian filsafat dapat diartikan berpikir mendalam tentang data inderawi dan pengambilan keputusan yang memihal pada pihak yang lemah. ilmu yang menyelidiki hakekat pelaksanaan pendidikan yang bersangkut paut dengan tujuan, latar belakang, cara dan hasilnya, serta hakikat ilmu pendidikan, yang berhubungan dengan analisis kritis terhadap struktur dan kegunaan pendidikan. praktik tentang pendidikan ilmu-ilmu sosial agar para peserta didik mampu memahami masalah-masalah sosial dan dapat mengatasinya serta mengambil keputusan tepat terhadap masalah yang dihadapi dalam kehidupannya. Berorientasi pada tingkah laku para siswa, yaitu (1) pengetahuan dan pemahaan (2) sikap hidup belajar (3) nilai-nilai sosial dan sikap (4) keterampilan. a. Memberikan landasan dan sekaligus mengarahkan kepada proses pelaksanaan pendidikan. b. Membantu memperjelas tujuan-tujuan pendidikan c. Melaksanakan kritik dan koreksi terhadap proses pelaksanaan tersebut. d. Melakukan evaluasi terhadap metode dari proses pendidikan. Rangkuman 2 Filsafat Pendidikan adalah ilmu yang menyelidiki hakekat pelaksanaan pendidikan yang bersangkut paut dengan tujuan, latar belakang, cara dan hasilnya, serta hakikat ilmu pendidikan, yang berhubungan dengan analisis kritis terhadap struktur dan kegunaan pendidikan. Filsafat ilmu pendidikan dibedakan menjadi 4 macam : Ontologi Epistemologi Metodologi Aksiologi Filsafat Pendidikan IPS merupakan filsafat praktik pendidikan, yakni praktik tentang pendidikan ilmu-ilmu sosial agar para peserta didik mampu memahami masalah-masalah sosial dan dapat mengatasinya serta mengambil keputusan tepat terhadap masalah yang dihadapi dalam kehidupannya. Unsur-unsur filsafat Pendidikan IPS : Perkembangan Sosial Kesadaran Sosial Ideologi Sosial Perjuangan Sosial Perubahan Sosial Pimpinan Sosial Tujuan Pendidikan IPS Tujuan Filsafat Pendidikan IPS : Memberikan landasan dan sekaligus mengarahkan kepada proses pelaksanaan pendidikan. Membantu memperjelas tujuan-tujuan pendidikan Melaksanakan kritik dan koreksi terhadap proses pelaksanaan tersebut. Melakukan evaluasi terhadap metode dari proses pendidikan. Pengembangan kurikulum ilmu-ilmu sosial menjadi IPS sejak tahun 1975 dilatarbelakangi oleh dua hal penting, yakni sejarah atau pengalaman hidup masyarakat yang labil dimasa lalu dan laju perkembangan teknologi ke depan yang perlu disikapi agar peserta didik yang dihasilkan relevan dengan kondisi yang akan dihadapi dalam masyarakatnya. Tes Formatif 2 Pilih salah satu jawaban yang paling tepat! Filsafat ilmu pendidikan dapat dibedakan menjadi berapa bagian…. 4 7 6 5 Filsafat pendidikan merupakan terapan dari filsafat, yang berarti…. Menggunakan cara kerja filsafat Beruapa hasil pemikiran manusia tentang realitas, pengetahuan, dan nilai Merupakan sebuah praktikum Berupa pelaksanaan pendidikan Sistem pendidikan Nasional diatur dalam Undang-Undang…. UU No. 10 Tahun 2003 UU No. 1 Tahun 2005 UU No. Tahun 2003 UU No. 27 Tahun 2011 Berikut merupakan aliaran-aliran pendidikan, kecuali…. Nativisme Naturalisme Radikalisme Kovergensi Nilai-nilai yang terdapat pada sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa…. Nilai toleransi Nilai etika dan nilai moral Nilai demokrasi Nilai HAM Jawaban Formatif 2 A B C C B Cocokanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang terdapat di bagian modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui singkat penguasaan Anda terhadap materi Modul 2. Arti tingkat penguasaan : 90 – 100% = baik sekali 80 – 89% = baik 70 – 79% = cukup <70% = Kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat menemukkan dengan Kegiatan Belajar 3. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang belum dikuasai. Materi 3 PEMBELAJARAN IPS TRADISIONAL DAN MODERN Pembelajaran IPS Tradisional Dalam pembelajaran IPS tradisional dilakukan melalui pendekatan pembelajaran tradisional, yakni sebuah pendekatan pembelajaran dimana guru didalam kelas menggunakan metode mengajar yang relatif tetap (monoton). Setiap kali mengajar IPS, guru terkesan lebih aktif daripada siswa. Gurulah yang memegang peranan penting dalam pembelajaran. Pendekatan pembelajaran ini kurang menggunakan alat atau media yang memadai, sehingga hasil belajar siswa kurang luas dan mendalam, melainkan cenderung verbalitis. Ciri-ciri pembelajaran IPS tradisional: Guru cenderung hanya menyampaikan informasi yang bersifat fakta dan kurang memberikan permasalahan dalam proses pembelajaran, Interaksi antara guru dan siswa lebih bersifat satu arah (hanya dari guru kepada siswa). Dalam proses pembelajaran guru kerap memberikan indoktrinasi kepada siswa juga kurang memberikan kesempatan berpikir kritis dan kreatif. Materi pembelajaran yang disampaikan lebih cenderung bersifat kognitif (pengetahuan) saja, kurang memberikan materi yang bersifat afektif dan psikomotor. Strategi, metode dan teknik pembelajaran bersifat monoton. Dalam pembelajaran kurang menampakkan kadar CBSA yang tinggi. Penilaian lebih banyak menggunakan teknik tes, baik tertulis maupun lisan, kurang menggunakan tes perbuatan (perilaku). Jika berbicara tentang modern, maka akan berkaitan erat dengan Trend Globalisasi, dan hal ini dapat menimbulkan masalah-masalah sosial yang timbul dari keragaman budaya terhadap pembelajaran IPS. Juga akan dibahas hal-hal yang berkenaan dengan masalah-masalah lingkungan, hukum, keterkaitan, kesadaran hukum dan pendidikan kesadaran hukum warga negara. Menggunakan alat atau media yang memadai, sehingga hasil belajar siswa lebih luas dan mendalam, tidak hanya verbalitis. Cara pembelajaran menampakkan cara belajar siswa aktif. Pembelajaran IPS dalam Era Globalisasi Globalisasi dari kata global yang artinya bumi atau dunia, yakni suatu keadaan atau kondisi dimana isu dan masalah yang menyangkut berbagai bangsa dan negara atau bahkan seluruh dunia. Pengertian lain, Global bermakna keseluruhan. Global Education: From Though to Action, menurut Tye, pemahaman terhadap globalisasi merupakan proses belajar tentang masalah-masalah dan isu-isu yang melintasi batasan-batasan negara (nation) dan sistem keterhubungan dalam lingkungan budaya ekonomi, politik dan teknologi. Pendidikan tidak hanya memberikan pengertian dan keterampilan untuk hidup secara efektif dalam masyarakat global dewasa ini, tetapi harus mampu memanfaatkan sebaik-baiknya peluang dimasa yang akan datang dan mampu menghargai masa lampau. Pendidikan Global adalah salah satu sarana agar siswa mengerti bahwa mereka adalah bagian dari masyarakat dunia, sekalipun demikian tidak berarti tidak harus mengingkari dirinya sebagai warga sebuah bangsa. Demikian juga sebaliknya, sebagai warga negara yang baik seharusnya menjadi warga dunia yang baik. Misalnya mematuhi larangan merusak hutan. Pendidikan Global mencoba lebih banyak menerangkan persaman dari pada perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh berbagai bangsa. Disamping itu, berusaha memberikan penekanan untuk berpikir tentang negerinya sendiri, terutama berhubungan dengan masalahmasalah dan isu-isu yang mampu melintasi batas negara. Pengajaran Globalisasi dalam IPS harus mengandung tujuan : Mampu menanamkan pengertian bahwa sekalipun mereka berbeda, tetapi sebagai manusia memiliki kesamaan-kesamaan. Membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir kitis terhadap masalah-masalah dunia dan keterampilan menganalisis informasi yang diterimanya. Dari tujuan pembelajaran dalam IPS diharapkan akan lahir generasi muda yang penuh pengertian keragaman budaya dan ikut bertanggungjawab dan peduli terhadap masalah dan isu global sesuai dengan tingkat pendidikan dan kematangan jiwa. Keragaman Budaya Keragaman Budaya mengandung dua arti, yaitu keragaman artinya ketidaksamaan, perbedaan dan budaya berarti dalam rangka kehidupan bermasyarakat yang dijadikan milik manusia dengan belajar. Keanekaragaman budaya dapat diatikan sebagai suatu keadaan dimana suatu masyarakat memiliki lebih dari suatu perangkat gagasan, tindakan dan hasil karya (Koentjaraningrat, 1980: 193). Diagram 3.1 Keragaman Budaya Keanekaragaman budaya diantaranya mengambil wujud perbedaan ras, dan etnik yang dimilki sebuah masyarakat. Keanekaragaman budaya bisa diperkenalkan sejak usia Sekolah Dasar, kelas 3, misalnya perbedaan jenis kelamin, agama, suku dsb. Siswa didorong untuk mengenali berbagai perbedaan tanpa melupakan kesamaan dan kebersamaan. Menurut Skeel, pelajaran IPS pada dasarnya mengutamakan atau memperbolehkan perbedaan dalam persamaan atau persamaan dalam perbedaan. Pendidikan Globalisasi dan Keragaman Budaya Dari tujuan pembelajaran dalam IPS diharapkan akan lahir generasi muda yang penuh pengertian keragaman budaya dan ikut bertanggungjawab dan peduli terhadap masalah dan isu global sesuai dengan tingkat pendidikan dan kematangan jiwa. Dengan pendidikan globalisasi kita mengetahui bahwa masalah pembauran berkenaan dengan adanya golongan minoritas dalam budaya mayoritas, tidak hanya dihadapi oleh bangsa Indonesia, tetapi juga oleh beberapa negara lain di muka bumi, seperti Amerika Serikat dengan masalah pembauran golongan kulit hitam dengan penduduk kulit putih. Selain masalah pembauran yang dihadapi oleh beberapa negara, dalam pendidikan globalisasi, masih banyak masalah dan isu yang lebih besar, seperti : Kepadatan Penduduk. Mendorong urbanisasi serta berjangkitnya penyakit-penyakit yang diakibatkan oleh kelaparan dan kemiskinan. Pencemaran lingkungan. Contohnya meningkatnya asap pembuangan gas kendaraan bermotor, pencemaran akibat industrialisasi, menipisnya lapisan ozon, dsb. Krisis Energi. Baik persediaan kandungan minyak bumi yang tersisa, masalah harga maupun penelitian tentang sumber energi pengganti. Kesenjangan antara negara kaya dengan dengan negara miskin, melatarbelakangi lahirnya beberapa organisasi kerjasama bilateral (antara 2 negara). Contohnya Indonesia dan Jepang. Perang Nuklir. Berkaitan dengan akibat yang dihadapi umat manusia jika perang nuklir terjadi, seperti jatuhnya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki. Perdagangan Internasional. Meningkatkan hubungan saling ketergantungan di antara bangsa-bangsa mendorong lahirnya gagasan untuk menata perdagangan internasional. Komunikasi. Perkembangan media komunikasi dewasa ini mampu menghilangkan batas-batas negara melalui media televisi, internet yang dapat di akses dimana saja. Perdagangan Obat Terlarang. Pada kenyataannya akibat penggunaan penggunaan obat-obat terlarang di kalangan generasi muda yang dapat menghancurkan diri mereka sendiri, lingkungan sekitar, negara bahkan scara global pada dunia. Dari beberapa contoh masalah-masalah tersebut, membuat kita semakin kecilnya dunia dan betapa makin pendeknya jarak antara satu bangsa dengan bangsa lainnya. Latihan 3 Bagaimana pendekatan pembelajaran tradisional? Jelaskan pengertian Pendidikan Global! Sebutkan ciri-ciri pembelajaran IPS Tradisional! Apa yang dimaksud dengan keragaman budaya? Sebutkan tujuan pengajaran globalisasi dalam IPS! Jawaban 3 Pendekatan pembelajaran tradisional, yakni sebuah pendekatan pembelajaran dimana guru didalam kelas menggunakan metode mengajar yang relatif tetap (monoton). Setiap kali mengajar IPS, guru terkesan lebih aktif daripada siswa. Gurulah yang memegang peranan penting dalam pembelajaran. Pendidikan Global adalah salah satu sarana agar siswa mengerti bahwa mereka adalah bagian dari masyarakat dunia, sekalipun demikian tidak berarti tidak harus mengingkari dirinya sebagai warga sebuah bangsa. Ciri-ciri Pembelajaran IPS Tradisional : a. Guru cenderung hanya menyampaikan informasi yang bersifat fakta dan kurang memberikan permasalahan dalam proses pembelajaran, b. Interaksi antara guru dan siswa lebih bersifat satu arah (hanya dari guru kepada siswa). c. Dalam proses pembelajaran guru kerap memberikan indoktrinasi kepada siswa juga kurang memberikan kesempatan berpikir kritis dan kreatif. d. Materi pembelajaran yang disampaikan lebih cenderung bersifat kognitif (pengetahuan) saja, kurang memberikan materi yang bersifat afektif dan psikomotor. e. Strategi, metode dan teknik pembelajaran bersifat monoton. f. Dalam pembelajaran kurang menampakkan kadar CBSA yang tinggi. g. Penilaian lebih banyak menggunakan teknik tes, baik tertulis maupun lisan, kurang menggunakan tes perbuatan (perilaku). keragaman artinya ketidaksamaan, perbedaan dan budaya berarti dalam rangka kehidupan bermasyarakat yang dijadikan milik manusia dengan belajar. Keanekaragaman budaya dapat diatikan sebagai suatu keadaan dimana suatu masyarakat memiliki lebih dari suatu perangkat gagasan, tindakan dan hasil karya a. Mampu menanamkan pengertian bahwa sekalipun mereka berbeda, tetapi sebagai manusia memiliki kesamaan-kesamaan. b.Membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir kitis terhadap masalah-masalah dunia dan keterampilan menganalisis informasi yang diterimanya. Rangkuman 3 pembelajaran IPS tradisional dilakukan melalui pendekatan pembelajaran tradisional, yakni sebuah pendekatan pembelajaran dimana guru didalam kelas menggunakan metode mengajar yang relatif tetap (monoton). Setiap kali mengajar IPS, guru terkesan lebih aktif daripada siswa. Gurulah yang memegang peranan penting dalam pembelajaran. Globalisasi yakni suatu keadaan atau kondisi dimana isu dan masalah yang menyangkut berbagai bangsa dan negara atau bahkan seluruh dunia. Pengertian lain, Global bermakna keseluruhan. Globalisasi merupakan proses belajar tentang masalah-masalah dan isu-isu yang melintasi batasan-batasan negara (nation) dan sistem keterhubungan dalam lingkungan budaya ekonomi, politik dan teknologi. Pendidikan Global adalah salah satu sarana agar siswa mengerti bahwa mereka adalah bagian dari masyarakat dunia, sekalipun demikian tidak berarti tidak harus mengingkari dirinya sebagai warga sebuah bangsa. Pengajaran Globalisasi dalam IPS harus mengandung tujuan : Mampu menanamkan pengertian bahwa sekalipun mereka berbeda, tetapi sebagai manusia memiliki kesamaan-kesamaan. Membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir kitis terhadap masalah-masalah dunia dan keterampilan menganalisis informasi yang diterimanya. Tes Formatif 3 Pilih salah satu jawaban yang paling tepat! Gurulah yang memegang peranan penting dalam pembelajaran disebut dengan pembelajaran…. Globalisasi Tradisional Modern Take and Give Dibawah ini manakah yang merupakan ciri-ciri pembelajaran IPS Tradisional…. Interaksi antara guru dan siswa lebih bersifat satu arah Pendidikan tidak hanya memberikan pengertian Mampu menanamkan pengertian bahwa sekalipun mereka berbeda Membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir kitis Dibawah ini yang bukan merupakan arti dari keragaman yaitu…. Perbedaan Ketidaksamaan Berbeda-beda Persamaan Proses belajar tentang masalah-masalah dan isu-isu yang melintasi batasan-batasan negara (nation) dan sistem keterhubungan dalam lingkungan budaya ekonomi, politik dan teknologi merupakan pengertian dari…. Tradisional Education Globalisasi Global Dibawah ini merupakan masalah dari globalisasi, kecuali…. Bencana alam Krisis energi Kesenjangan Perang Nuklir Jawaban Formatif 3 B A D C A Cocokanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 3 yang terdapat di bagian modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus verikut untuk mengetahui singkat penguasaan Anda terhadap materi Modul 2. Arti tingkat penguasaan : 90 – 100% = baik sekali 80 – 89% = baik 70 – 79% = cukup <70% = Kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat menemukkan dengan Kegiatan Belajar 4. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 3, terutama bagian yang belum dikuasai. Materi 4 PENDIDIKAN IPS : ANTARA HARAPAN DAN KENYATAAN Pendahuluan Pendidikan IPS di sekolah merupakan mata pelajaran atau bidang kajian yang menduduki konsep dasar berbagai ilmu sosial yang disusun melalui pendekatan pendidikan dan pertimbangan psikologis, serta kebermaknaannya bagi siswa dalam kehidupannya mulai dari tingkat SD sampai dengan SMA, atau membekali dan mempersiapkan peserta didik untuk dapat melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi. Pendidikan IPS bukan merupakan program pendidikan disiplin ilmu tetapi adalah suatu kajian tentang masalah-masalah sosial yang dikeas sedemikian rupa dengan mempertimbangkan faktor psikologis perkembangan peserta didik dan beban waktu kurikuler untuk program pendidikan. Pendidikan IPS pada hakikatnya merupakan program pendidikan yang mengkaji manusia dalam kehidupannya. Mengemukakan bahwa mempelajari, menelaah, mengkaji sistem kehidupan manusia di permukaan bumi, itulah hakikat yang dipelajari dalam pengajaran IPS. Pendidikan IPS membantu kita memahami diri sendiri maupun orang lain, mulai dari lingkungan keluarga, tetangga sampai pada mereka yang jauh di sebagian lingkaran dunia. Tujuan pengajaran IPS di sekolah tidak lagi semata-mata untuk memberi pengetahuan dan menghafal sejumlah fakta dan informasi akan tetapi lebih dari itu, ada beberapa pendapat mengenai tujuan pengajaran IPS di sekolah, yaitu : Mendidik para siswa untuk memahami secara umum ilmu ekonomi, politik, hukum, sosiologi dan pengetahuan sosial lainnya. Menumbuhkan warga negara yang baik. Membimbing/membina siswa yang akan meneruskan pendidikan ke universiatas maupun yang akan terjun langsung ke masyarakat Menurut rumusan Forum Komunikasi II himpunan ahli ilmu sosial HISPIPSI di Yogyakarta (1991), pendidikan IPS adalah penyederhanaan adaptasi, seleksi dan modifikasi dari disiplin akademis ilmu-ilmu sosial yang di organisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis psikologis untuk tujuan institusional pendidikan dasar dan menengah dalam kerangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila. IPS atau studi sosial merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang ilmu-ilmu sosial : sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, antropologi, filsafat dan psikologi sosial. Jati diri pendidikan IPS menurut Somantri dalam buku Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS (2001, hal 207) : Adanya hubungan interdisipliner dan/atau transdisipliner antara disiplin ilmu-ilmu pendidikan dan ilmu-ilmu sosial dan humaniora, bahkan dengan ilmu, teknologi, seni dan agama. Hubungan antara disiplin itu disebabkan adanya kebutuhan dan kegunaan, yaitu untuk kepentingan pendidikan sebagai advance knowledge. Proses pendekatan antardisipliner merupakan seleksi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora untuk tujuan pendidikan. Bahan pendidikan diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan. Kenyataan Pendidikan IPS Secara akademis dan profesional, pendidikan IPS agak sukar dipahami oleh pembuat kebijakan, pengembang kurikulum, guru dan siswa, masyarakat dan pengamat pendidikan sekalipun. Hal ini disebabkan baik para pembuat kebijkan, pengembang, kurikulum, maupun pengamat pendidikan kurang/tidak memahami hakikat, tujuan, dan jatidiri pendidikan IPS. Keadaan seperti ini menyebabkan para pelaksana di lapangan (guru) mengalami kesulitan dalam memahami arah pendidikan IPS dan mengimplementasikan tujuan Pendidikan IPS kepada siswa dan masyarakat. Kenyataan dalam Pendidikan IPS adalah ketidakpastian karena terjadi perbedaan pandangan manusia dalam menyikapi berbagai masalah yang dihadapinya, termasuk didalamnya para pengamat. Kondisi seperti ini membingungkan apalagi mereka yang kurang atau tidak memahami hakikat, tujuan dan jatidiri Pendidikan IPS. Materi dalam pembelajaran IPS banyak yang tidak menghubungkan dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat, terlalu terpaku pedoman dan buku teks yang umumnya diseragamkan atau kurang mengakomodasi berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat atau daerah tertentu. Hasil mempelajari IPS siswa diharapkan juga memiliki kepekaan sosial, mampu berperan aktif dalam kehidupan masyarakat di lingkungannya menurut tingkat usia dan keterampilan yang dimilikinya. Harapan dalam Pendidikan IPS Agar pendidikan IPS tidak membosankan, maka dalam pembelajarannya, alangkah baiknya memperhatikan formulanya, dimana proses belajar mengajar ilmu-ilmu sosial akan tangguh apabila melakukan banyak kegiatan aktif seperti : Belajar-mengajar aktif harus disertai dengan berfikir reflektif dan mengambilan keputusan selama kegiatan berlangsung, karena proses pembelajaran berlangsung dengan cepat dan peristiwa dapat berkembang secara tiba-tiba. Melalui proses belajar aktif, siswa lebih mudah mengembangkan dan memahami pengetahuan baru mereka. Proses belajar aktif membangun kebermaknaan pembelajaran yang diperlukan agar peserta didik dapat mengembangkan pemahaman sosialnya. Peranan guru secara bertahap bergeser dari berbagai sumber pengetahuan atau model kepada peranan yang tidak menonjol untuk mendorong siswa agar mandiri dan berdisiplin. Proses belajar mengajar ilmu-ilmu sosial yang tangguh menekankan proses pembelajaran dengan kegiatan aktif di lapangan untuk mempelajari kehidupan nyata dengan menggunakan bahan dan keterampilan yang ada di lapangan. Belajar dan mengajar ilmu-ilmu sosial agar menjadi berdaya apabila proses pembelajarannya bermakna (meaningful), yakni : Siswa belajar menjalin pengetahuan, keterampilan, kepercayaan dan sikap yang mereka anggap berguna bagi kehidupannya di sekolah atau di luar sekolah, Pengajaran ditekankan kepada pendalaman gagasan-gagasan penting yang terdapat dalam topik-topik yang dibahas, demi pemahaman apresisasi dan aplikasi siswa. Dengan menempuh formula pembelajaran tersebut, diharapkan Pendidikan IPS relevan dengan kehidupan dan kebutuhan masyarakat. Disamping itu kepekaan guru-guru IPS terhadap perkembangan yang terjadi di masyarakat akan menentukan tingkat relevansi Pendidikan IPS dengan kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, cara guru mengembangkan materi pembelajaran menggambarkan karakteristik budaya bangsa. Guru-guru yang berbudaya egaliter biasanya menggunakan sebagian waktunya dalam kelas dengan mendengarkan para siswanya berbicara, menyampaikan gagasan atau berdiskusi. Menempatkan semua pihak dalam posisi equal, sederajat. Dalam posisi yang demikian, ilmu pengetahuan dapat dionstruksi melalui proses dialog semua pihak yang terkait, sehingga materi pembelajaran dapat terus berkembang sesuai perkembangan pengetahuan dan pengalaman seluruh komponen dalan pembelajaran. Muhammad Hatta mengatakan, “Dalam memelihara dan memajukan ilmu, karakterlah yang yang terutama, bukan kecerdasan, Kurang kecerdasan dapat diisi, kurang karakter sukar memenuhi”. (Gunawan dalam buku Pendidikan IPS: Filolosi, Konsep, dan Aplikasi, 2011, hal 164). Kalimat tersebut setidaknya mampu menggugah guru-guru IPS, bahwa pembelajaran bukan hanya menyampaikan materi supaya siswa cerdas, tetapi lebih dari itu, supaya siswa didik memiliki karakteristik pribadi yang peka nurani dan tanggap nalarnyam dalam rangka memecahkan persoalan-persoalan sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Latihan 4 Apa yang dimaksud dengan pendidikan IPS menurut rumusan Forum Komunikasi II himpunan ahli ilmu sosial HISPIPSI di Yogyakarta (1991)? Jelaskan cara-cara pengajaran aktif dan tangguh pada proses belajar ilmu-ilmu sosial ! Sebukan dan jelaskan tujuan pengajaran IPS di Sekolah! Bagaimana hasil dari pembelajaran IPS? Bagaimana kenyataan dalam pendidikan IPS? Jawaban 4 Pendidikan IPS adalah penyederhanaan adaptasi, seleksi dan modifikasi dari disiplin akademis ilmu-ilmu sosial yang di organisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis psikologis untuk tujuan institusional pendidikan dasar dan menengah dalam kerangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila. Kegiatan Aktif : Belajar-mengajar aktif harus disertai dengan berfikir reflektif dan mengambilan keputusan selama kegiatan berlangsung, karena proses pembelajaran berlangsung dengan cepat dan peristiwa dapat berkembang secara tiba-tiba. Melalui proses belajar aktif, siswa lebih mudah mengembangkan dan memahami pengetahuan baru mereka. Proses belajar aktif membangun kebermaknaan pembelajaran yang diperlukan agar peserta didik dapat mengembangkan pemahaman sosialnya. Peranan guru secara bertahap bergeser dari berbagai sumber pengetahuan atau model kepada peranan yang tidak menonjol untuk mendorong siswa agar mandiri dan berdisiplin. Proses belajar mengajar ilmu-ilmu sosial yang tangguh menekankan proses pembelajaran dengan kegiatan aktif di lapangan untuk mempelajari kehidupan nyata dengan menggunakan bahan dan keterampilan yang ada di lapangan. Tujuan pengajaran IPS : Mendidik para siswa untuk memahami secara umum ilmu ekonomi, politik, hukum, sosiologi dan pengetahuan sosial lainnya. Menumbuhkan warga negara yang baik. Membimbing/membina siswa yang akan meneruskan pendidikan ke universiatas maupun yang akan terjun langsung ke masyarakat Hasil mempelajari IPS siswa diharapkan juga memiliki kepekaan sosial, mampu berperan aktif dalam kehidupan masyarakat di lingkungannya menurut tingkat usia dan keterampilan yang dimilikinya. Kenyataan dalam Pendidikan IPS adalah ketidakpastian karena terjadi perbedaan pandangan manusia dalam menyikapi berbagai masalah yang dihadapinya, termasuk didalamnya para pengamat. Kondisi seperti ini membingungkan apalagi mereka yang kurang atau tidak memahami hakikat, tujuan dan jatidiri Pendidikan IPS. Rangkuman 4 Pendidikan IPS di sekolah merupakan mata pelajaran atau bidang kajian yang menduduki konsep dasar berbagai ilmu sosial yang disusun melalui pendekatan pendidikan dan pertimbangan psikologis, serta kebermaknaannya bagi siswa dalam kehidupannya mulai dari tingkat SD sampai dengan SMA, atau membekali dan mempersiapkan peserta didik untuk dapat melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi. Pendidikan IPS pada hakikatnya merupakan program pendidikan yang mengkaji manusia dalam kehidupannya IPS atau studi sosial merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang ilmu-ilmu sosial : sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, antropologi, filsafat dan psikologi sosial. Kenyataan dalam Pendidikan IPS adalah ketidakpastian karena terjadi perbedaan pandangan manusia dalam menyikapi berbagai masalah yang dihadapinya, termasuk didalamnya para pengamat. Tes Formatif 4 Pilih salah satu jawaban yang paling tepat! Program pendidikan yang mengkaji manusia dalam kehidupannya disebut…. Pendidikan Pendidikan IPS Pengajaran IPS Kebudayaan Dibawah ini manakah yang merupakan tujuan pengajaran IPS…. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila Siswa belajar menjalin pengetahuan Menumbuhkan warga negara yang baik Memiliki kepekaan sosial Ada berapakah cabang-cabang ilmu sosial…. 5 7 8 6 Manakah yang merupakan kenyataan Pendidikan IPS…. Ketidakpastian karena terjadi perbedaan pandangan manusia dalam menyikapi berbagai masalah yang dihadapinya Mampu berperan aktif dalam kehidupan masyarakat Hubungan antara disiplin itu disebabkan adanya kebutuhan dan kegunaan Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila Dibawah ini manakah yang bukan merupakan proses belajar tangguh…. Belajar-mengajar aktif harus disertai dengan berfikir reflektif siswa lebih mudah mengembangkan dan memahami pengetahuan baru mereka. Membimbing/membina siswa yang akan meneruskan pendidikan ke universiatas maupun yang akan terjun langsung ke masyarakat Peranan guru secara bertahap bergeser dari berbagai sumber pengetahuan Jawaban Tes Formatif 4 B A C A C Cocokanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 4 yang terdapat di bagian modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus verikut untuk mengetahui singkat penguasaan Anda terhadap materi Modul 2. Arti tingkat penguasaan : 90 – 100% = baik sekali 80 – 89% = baik 70 – 79% = cukup <70% = Kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat menemukkan dengan Kegiatan Belajar 5. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 4, terutama bagian yang belum dikuasai. Materi 5 PENDIDIKAN MULTIKULTUR Pendahuluan Indonesia adalah salah satu negara dengan beragam budaya, Kenyataan ini dapat dilihat dari keragaman sosial, kelompok, etnis, agama, aspirasi politik dsb. Keragaman ini diakui atau tidak akan dapat menimbulkan persoalan. Oleh karena itu, pendidikan multikulturalisme berperan penting dalam penyelesaian persoalan tersebut serta pembangunan di Indonesia. Masyarakat multikulturalisme adalah masyarakat yang terdiri dari berbagai kultur (budaya banyak). Kultur (budaya) dan isme (aliran atau paham). Jadi, multikulturisme adalah masyarakat dimana setiap manusia secara individu diakui harkat dan martabatnya yang hidup dalam komunitasnya dengan kebudayaan masing-masing. Menurut Parsudi Suparlan (2002), akar kata multikulturalisme adalah kebudayaan, yaitu kebudayaan yang berfungsi sebagai pedoman kehidupan manusia. Multikulturalisme adalah sebuah ideologi untuk meningkatkan derajat manusia. Pendidikan sebagai sebuah proses pengembangan sumberdaya manusia agar memperoleh kemampuan sosial dan perkembangan individu yang optimal memberikan relasi yang kuat antara individu dengan masyarakat dan lingkungan budaya sekitarnya. lebih dari itu pendidikan merupakan proses “memanusiakan manusia” dimana manusia diharapkan mampu memahim dirinya, orang lain, alam dan lingkungan budayanya. Atas dasar inilah pendidikan tidak terlepas dari budaya yang melingkupinya sebagai konsekuensi dari tujuan pendidikan yaitu mengasah rasa, karsa dan karya. Pencapaian tujuan pendidikan tersebut menuai tantangan sepanjang masa karena salah satunya adalah perbedaan budaya. Pertautan antara pendidikan dan multikultural merupakan solusi atas realitas budaya yang beragam sebagai sebuah proses pengembangan seluruh potensi yang menghargai pluralitas dan heterogenitas sebagai konsekuensi keragaman budaya, etnis, suku dan aliran atau agama(Maslikhah, 2007 dalam Rustam Ibrahim, 2013: 132). Keberagaman budaya di Indonesia merupakan kenyatan historis dan sosial yang tidak dapat disangkal oleh siapapun. Keunikan budaya yang beragam tersebut memberikan implikasi pola pikir, tingkah laku dan karakter pribadi masing-masing sebagai sebuah tradisi yang hidup dalam masyarakat dan daerah. Tradisi yang terbentuk akan berlainan dari satu suku/ daerah dengan suku/ daerah yang lain(Tilaar, 2004 dalam Rustam Ibrahim, 2013:132). Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memperjuangkan multikulturalisme adalah melalui pendidikan yang multikultural. Pengertian Pendidikan Multikultural Akar kata multikulturalisme adalah kebudayaan. Multikulturalisme adalah ideology yang dapat menjadi alat atau wahana untuk meningkatkan derajat manusia dan kemanusiaannya (Suparlan, 2002 dalam Rustam Ibrahim, 2013: 133). Multikulturalisme adalah sebuah filosofi yang kadang-kadang ditafsirkan sebagai ideology yang menghendaki adanya persatuan dari berbagai kelompok kebudayaan dengan hak dan status sosial politik yang sama dalam masyarakat modern. Istilah multikulturalisme juga sering digunakan untuk menggambarkan kesatuan berbagai etnis masyarakat yang berbeda dalam suatu Negara(Suryana dan Rusdiana,:99). Adapun dalam kamus sosiologi, multikulturalisme adalah perayaan keberagaman budaya dalam masyarakat keragaman yang biasanya dibawa melalui imigrasi. Menurut Sleeter (1994) bahwa pendidikan multicultural adalah sekumpulan proses yang dilakukan oleh sekolah untuk menentang kelompok yang menindas. Andersen dan Cusher (1994) mengatakan bahwa pendidikan multicultural adalah pendidikan mengenai keragaman kebudayaan. Mundzier Suparta dalam bukunya Islamic Multicultural Education, mencatat lebih dari sepuluh definisi tentang pendidikan multikultural, diantaranya adalah; Pendidikan Multikultural adalah sebuah filosofi yang menekankan pada makna penting,legitimasi dan vitalitas keragaman etnik dan budaya dalam membentuk kehidupan individu, kelompok maupun bangsa. Pendidikan Multikultural adalah menginstitusionalkan sebuah filosofi pluralisme budaya ke dalam system pendidikan yang didasarkan pada prinsip-prinsip persamaan (equality), saling menghormati dan menerima, memahami dan adanya komitmen moral untuk sebuah keadilan sosial. Pendidikan Multikultural adalah sebuah pendekatan pengajaran dan pembelajaran yang didasarkan atas nilai-nilai demokratis yang mendorong berkembangnya pluralisme budaya; dalam hampir seluruh bentuk komprehensifnya. Pendidikan multikultural merupakan sebuah komitmen untuk meraih persamaan pendidikan, mengembangkan kurikulum yang menumbuhkan pemahaman tentang kelompok-kelompok etnik dan memberangus praktik-praktek penindasan. Pendidikan Multikultural merupakan reformasi sekolah yang komprehensif dan pendidikan dasar untuk semua anak didik yang menentang semua bentukdiskriminasi dan intruksi yang menindas dan hubungan antar personal di dalam kelas dan memberikan prinsipprinsip demokratis keadilan sosial Dari bebarapa definisi diatas, ada tiga kata kunci yang menandai adanya pendidikan multikultural yaitu; pertama, proses pengembangan sikap dan tata laku, kedua, menghargai perbedaan dan keragaman budaya. Ketiga, penghargaan terhadap budaya lain. Kata kunci tersebut akan menjadi landasan dalam merumuskan konsep Islam dalam memahami pendidikan multicultural. Pendidikan Multikulturalisme adalah proses penanaman cara hidup menghormati, tulus dan toleran terhadap keanekaragaman budya yang hidup ditengah masyarakat yang plural, sehingga diharapkan adanya kelenturan mental bangsa menghadapi benturan konflik sosial agar persatuan bangsa tidak mudah patah dan retak. Tujuan dan Prinsip Pendidikan Multikultural Pendidikan multikultural merupakan gejala baru di dalam pergaulan umat manusia yang mendambakan persamaan hak, termasuk hak untuk mendapatkan pendidikan yang sama untuk semua orang, “Education for All”. Pendidikan multikultural (multicultural education) juga merupakan respon terhadap perkembangan keragaman populasi sekolah, sebagaimana tuntutan persamaan hak bagi setiap kelompok. Dimensi lain, pendidikan multikultural merupakan pengembangan kurikulum dan aktivitas pendidikan untuk memasuki berbagai pandangan, sejarah, prestasi dan perhatian terhadap orang-orang non Eropa. Sedangkan secara luas pendidikan multikultural itu mencakup seluruh siswa tanpa membedakan kelompok-kelompoknya seperti gender, etnik, ras, budaya, strata sosial dan agama (Tilaar, 2004 dalam ADDIN, 2013: 142). Tujuan pendidikan dengan berbasis multikultural dapat diidentifikasi: untuk memfungsikan peranan sekolah dalam memandang keberadaan siswa yang beraneka ragam; untuk membantu siswa dalam membangun perlakuan yang positif terhadap perbedaan kultural, ras, etnik, kelompok keagamaan; memberikan ketahanan siswa dengan cara mengajar mereka dalam mengambil keputusan dan keterampilan sosialnya; untuk membantu peserta didik dalam membangun ketergantungan lintas budaya dan memberi gambaran positif kepada mereka mengenai perbedaan kelompok (Skeel, 1995 dalam Rustam Ibrahim, 2013:145). Pentingnya Pendidikan Multikultural Alasan pentingnya pendidikan multikultur : Secara alaminya, manusia diciptakan Tuhan dengan keanekaragaman kebiasaan atau kebudayaan, keanekaragaman pendapat serta keanekaragaman sifat yang mendasarkan setiap manusia itu berbeda. Banyaknya masalah yang berhubungan dengan SARA (Suku, Agama dan Ras), dikarenakan kurang kesadaran, pemahaman, konsep serta pendidikan multikulturisme. Selain itu disebabkan kurangnya kemampuan untuk menerima dan menghargai perbedaan pendapat, ide, karya dan jerih payah orang lain. Pemahaman multikulturalisme merupakan kebutuhan bagi umat manusia terutama untuk menghadapi tantangan global pada saat ini. Indonesia perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi arus globalisasi dan menyatukan bangsa agar munculnya konflik antar manusia dapat dihindari. Sebenarnya konsep multikulturalisme menekankan keanekaragaman dalam kesederajatan. Keanekaragaman dalam kesederajatan yang dimaksud seperti persamaan HAM, prinsip etika dan moral, penegakan hukum dan keadilan tanpa membedakan suatu ras. Kita harus bersedia menerima kelompok lain secara sama sebagai kesatuan, tanpa mempedulikan perbedaan suku, bangsa, agama, budaya, gender, bahasa, kebiasaan ataupun kedaerahan. Multikultural memberi penegasan bahwa segala perbedaan itu sama di ruang publik, tidak ada perbedaan gender dan kelas. Kesetaraan dalam derajat kemanusiaan hanya mungkin terwujud dalam praktis nyata apabila ada perantara sosial, terutama ada perantara hukum, yang merupakan mekanisme kontrol secara ketat dan adil yang mendukung dan mendorong terwujudnya prinsip demokrasi dalam kehidupan nyata. James Banks (1994) menjelaskan bahwa pendidikan multikultural memiliki dimensi yang berkaitan : Content Integration. Mengintegrasikan berbagai budaya dam kelompok untuk mengilustrasikan konsep mendasarm generalisasi dan teori dalam mata pelajaran/disiplin ilmu. The Knowledge Construction Process. Membawa siswa untuk memahami implikasi budaya kedalam sebuah mata pelajaran (disiplin). An Equity Paedagogy Menyesuaikan metode pengajaran dengan cara belajar siswa dalam rangka memfasilitasi prestasi akademik siswa yang beragam, baik dari segi ras, budaya ataupun sosial. Prejudice Reduction Mengidentifikasikan karakteristik ras siswa dan menentukan metode pengajaran mereka Tujuan utama dari pendidikan multikultur adalah untuk menanamkan sikap simpati, respek, apresiasi dan empati terhadap penganut agama dan budaya yang berbeda. Lebih jauh lagi, agar tidak setuju dengan sikap ketidaktoleran seperti perang agama, diskriminasi dan hegemoni budaya. Manfaat Pendidikan Multikulturalisme : Memberikan kepada peserta didik bahwa suatu perbedaan itu adalah wajar. Menghormati perbedaan etnik, budaya, agama yang menjadikan kekayaan budaya bangsa. Persamaan dan keadilan dalam perlakuan tanpa membedakan suku, agama, etnis kelompok sosial. Keberhasilan penerapan pendidikan multikulturisme akan berjalan dengan lancar, bila guru memiliki sense of multiculturism. Keteladanan guru sangat diperlukan demi keberhasilan pendidikan multikulturisme. Latihan 5 Apa yang dimaksud dengan multikultrualisme menurut Parsudi Suparlan? Apa yang dimaksud dengan pendidikan multicultural? Jelaskan tujuan dari pendidikan multicultural! Jelaskan alasan pentingnya pendidikan multikultur! Sebutkan manfaat pendidikan multikultur! Jawaban 5 Menurut Supardi Suparlan multikulturalisme adalah kebudayaan, yaitu kebudayaan yang berfungsi sebagai pedoman kehidupan manusia. Multikulturalisme adalah sebuah ideologi untuk meningkatkan derajat manusia. Pendidikan Multikultural adalah sebuah pendekatan pengajaran dan pembelajaran yang didasarkan atas nilai-nilai demokratis yang mendorong berkembangnya pluralisme budaya; dalam hampir seluruh bentuk komprehensifnya. Pendidikan multikultural merupakan sebuah komitmen untuk meraih persamaan pendidikan, mengembangkan kurikulum yang menumbuhkan pemahaman tentang kelompok-kelompok etnik dan memberangus praktik-praktek penindasan. Tujuan pendidikan dengan berbasis multikultural dapat diidentifikasi: untuk memfungsikan peranan sekolah dalam memandang keberadaan siswa yang beraneka ragam; untuk membantu siswa dalam membangun perlakuan yang positif terhadap perbedaan kultural, ras, etnik, kelompok keagamaan; memberikan ketahanan siswa dengan cara mengajar mereka dalam mengambil keputusan dan keterampilan sosialnya; untuk membantu peserta didik dalam membangun ketergantungan lintas budaya dan memberi gambaran positif kepada mereka mengenai perbedaan kelompok Alasan pentingnya pendidikan multicultural Secara alaminya, manusia diciptakan Tuhan dengan keanekaragaman kebiasaan atau kebudayaan, keanekaragaman pendapat serta keanekaragaman sifat yang mendasarkan setiap manusia itu berbeda. Banyaknya masalah yang berhubungan dengan SARA (Suku, Agama dan Ras), dikarenakan kurang kesadaran, pemahaman, konsep serta pendidikan multikulturisme. Selain itu disebabkan kurangnya kemampuan untuk menerima dan menghargai perbedaan pendapat, ide, karya dan jerih payah orang lain. Pemahaman multikulturalisme merupakan kebutuhan bagi umat manusia terutama untuk menghadapi tantangan global pada saat ini. Indonesia perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi arus globalisasi dan menyatukan bangsa agar munculnya konflik antar manusia dapat dihindari. Manfaat adanya pendidikan multicultural : Memberikan kepada peserta didik bahwa suatu perbedaan itu adalah wajar. Menghormati perbedaan etnik, budaya, agama yang menjadikan kekayaan budaya bangsa. Persamaan dan keadilan dalam perlakuan tanpa membedakan suku, agama, etnis kelompok sosial. Rangkuman 5 Multikulturalisme adalah sebuah ideologi untuk meningkatkan derajat manusia. Pendidikan merupakan proses “memanusiakan manusia” dimana manusia diharapkan mampu memahim dirinya, orang lain, alam dan lingkungan budayanya. Pencapaian tujuan pendidikan tersebut menuai tantangan sepanjang masa karena salah satunya adalah perbedaan budaya. Pendidikan multikultural adalah pendidikan mengenai keragaman kebudayaan Pendidikan Multikultural adalah sebuah filosofi yang menekankan pada makna penting,legitimasi dan vitalitas keragaman etnik dan budaya dalam membentuk kehidupan individu, kelompok maupun bangsa. Ada tiga kata kunci yang menandai adanya pendidikan multikultural yaitu; pertama, proses pengembangan sikap dan tata laku, kedua, menghargai perbedaan dan keragaman budaya. Ketiga, penghargaan terhadap budaya lain. Tes Formatif 5 Pilih salah satu jawaban yang paling tepat! Multikulturalisme memiliki arti…. Ras Suku Kebudayaan Pendidikan “Multikulturalisme adalah sebuah ideologi untuk meningkatkan derajat manusia” dikemukakan oleh…. Parsudi Suparlan ADDIN James Maslikhah Dibawah ini merupakan yang melatarbelakangin adanya pendidikan multicultural, kecuali… Perbedaan ras Keragaman budaya Banyaknya suku-suku Persamaan budaya Pendidikan multikultural adalah pendidikan mengenai keragaman kebudayaan, pendapat ini dikemukakan oleh…. Sleeter Andersen dan Cusher Mundzier Suparta Cusher Dalam pendidikan multicultural terdapat 3 kunci yang menandai pendidikan tersebut, kecuali…. Sikap dan tata laku Toleransi terhadap perbedaan budaya Menghargai budaya lain Konflik Jawaban Tes Formatif 5 C A D B D Cocokanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 5 yang terdapat di bagian modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus verikut untuk mengetahui singkat penguasaan Anda terhadap materi Modul 2. Arti tingkat penguasaan : 90 – 100% = baik sekali 80 – 89% = baik 70 – 79% = cukup <70% = Kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat menemukkan dengan Kegiatan Belajar 5. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 5, terutama bagian yang belum dikuasai. Glosarium Aksiologi : Ilmu pendidikan yang membahas tentang hakekat nilai kegunaan teoritis dan praktis ilmu pendidikan. Epistemologi : Ilmu pendidikan yang membahas tentang hakekat objek formal dan material ilmu pendidikan. Filsafat : Kebijaksanaan Filsafat Pendidikan : Ilmu yang menyelidiki hakekat pelaksanaan pendidikan yang bersangkut paut dengan tujuan, latar belakang, cara dan hasilnya, serta hakikat ilmu pendidikan, yang berhubungan dengan analisis kritis terhadap struktur dan kegunaan pendidikan. Globalisasi : Proses belajar tentang masalah-masalah dan isu-isu yang melintasi batasan-batasan negara (nation) dan sistem keterhubungan dalam lingkungan budaya ekonomi, politik dan teknologi Ideologi Sosial : Bangunan atas suatu masyarakat, yaitu seistem keyakinan yang dianut oleh suatu masyarakat tertentu. Ideologi itu berdasarkan pada basis IPS : Ilmu Pengetahuan Sosial Metodologi : Ilmu pendidikan yang membahas tentang hakekat cara- cara kerja dalam menyusun ilmu pendidikan Multikulturalisme : Kebudayaan Multikulturalisme : Sebuah ideologi untuk meningkatkan derajat manusia Ontologi : Ilmu pendidikan yang membahas tentang hakekat substansi dan pola organisasi ilmu pendidikan. Pendidikan : Proses “memanusiakan manusia” dimana manusia diharapkan mampu memahim dirinya, orang lain, alam dan lingkungan budayanya. Pendidikan Global :Salah satu sarana agar siswa mengerti bahwa mereka adalah bagian dari masyarakat dunia, sekalipun demikian tidak berarti tidak harus mengingkari dirinya sebagai warga sebuah bangsa Pendidikan IPS : Program pendidikan yang tidak hanya menyajikan tentang konsep konsep pengetahuan semata, namun harus mampu membina peserta didik menjadi warga negara dan warga masyarakat yang tahu akan hak dan kewajibannya. Pendidikan Multikultural : Sebuah filosofi yang menekankan pada makna penting, legitimasi dan vitalitas keragaman etnik dan budaya dalam membentuk kehidupan individu, kelompok maupun bangsa. Perjuangan Sosial : Tindakan masyarakat untuk mengubah sistem sosial yang berlaku sesuai dengan perkembangan tenaga produktif masyarakat. Perubahan Sosial : Bergantinya sistem politik dan sosial suatu masyakarat, pada umumnya melalui revolusi Daftar Pustaka Azis Wahab. Konsep Dasar IPS. Universitas Terbuka Azis Wahab. 2009. Konsep Dasar IPS. Universitas Terbuka Rudi Gunawan (2013), Pendidikan IPS Folosofi, Konsep dan Aplikasi, Alfabeta Rustam Ibrahim. 2013. PENDIDIKAN MULTIKULTURAL: Pengertian, Prinsip, dan Relevansinya dengan Tujuan Pendidikan Islam. ADDIN, Vol. 7 No. 1 https://www.academia.edu/35305357/PENDIDIKAN_IPS_ANTARA_HARAPAN_DAN_KENYATAAN diakses pada 4 Januari 2022 pukul 23.20 wib PAGE \* MERGEFORMAT 1