WATTMETER DIGITAL DENGAN MIKROKONTROLER DAN ARDUINO UNO 2
Eki Yulian, Priyo Sasmoko
Program Studi Diploma III Teknik Elektro
Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro
ABSTRACT
Eki Yulian, Arkhan Subari in this paper explain that Power consumption in boarding houses still can
not be monitored , so that power usage bill payments based solely on electrical equipment used in the room . This
would be detrimental to the owner of the boarding when the power consumption is too large . But tenants boarding
can also be harmed if rarely use electricity must still pay the electric bill to the owner of the boarding.Thus making
the tool use of electricity for the purposes of calculating a dorm room at the end of the project , expected to assist
in completing the problem. In this tool using optocoupler sensor mounted on a disc kwh meter analog and
microcontroller will process the data readings from sensors optocoupler . The output of this tool will appear on
an LCD (liquid circuit display) . Where is the data to be displayed is the amount of power usage and costs to be
paid . In addition , the tool uses the SMS facility for monitoring power use. Thus the cost paid by the tenant to the
boarding room owner would be more in line with the use of electricity in use by tenants boarding.
Keywords :optocoupler sensor, microcontroller , SMS
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Meninjau masalah listrik, kini telah menjadi
kebutuhan sehari-hari. Bagi tiap pelanggan PLN,
tagihan listrik merupakan salah satu anggaran
pengeluaran keuangan per bulan yang sudah pasti
ada, tergantung dari besarnya pemakaian listrik.
Menghitung angka stand meter kWh analog untuk
mengetahui biaya tagihan secara manual setiap saat
tidak efisien untuk dilakukan. Sehingga kebanyakan
masyarakat baru mengetahui besar pemakian daya
listrik diketahui saat sudah melakukan pembayaran.
Angka pada stand meter KWH analog untuk
pelanggan PLN saat ini merupakan counter yang
hanya menunjukan total pemakaian listrik dalam
kWh (Kilo Watt Hour). Nilai yang ditampilkannya
punsifatnya kontinyu, artinya terus bertambah
walaupun bulan telah berganti. Hal inilah yang pada
umumnya membuat masyarakat kurang tertarik
terhadap angka KWH meter analog untuk
mengontrol pemakaian listrik setiap harinya.
Penelitian ini membuat sebuah mekanisme untuk
menampilkan besar pemakaian daya listrik yang bisa
langsung dibaca oleh masyrakat awam pada
umumnya, sehingga dengan diketahuinya besar
pemakaian kwh yang digunakan setiap pengguna
listrik dapat memikirkan pemakaian listrik seharihari. Dan memungkinkan masyarakat berlaku hemat
dalam menggunakan alat-alat listrik sehari-harinya.
Dalam penelitian ini, penulis memberikan
batasan-batasan
masalah
sebagai
berikut,
pembahasan mengenai sitem minimum arduino uno
dan program terbatas pada aplikasi/penggunanya
dalam alat yang dibuat.. Penghitungan besar
pemakaian konsumsi energi listrik hanya didasarkan
pada arus dan tegangan listrik beban.
PEMBUATAN BENDA KERJA
Proses Pembuatan alat pengukur daya meter
listrik dengan tampilan kwh menggunakan arduino
uno terdiri dari dua bagian. Bagian-bagian tersebut
adalah:
•
Pembuatan perangkat keras (hardware)
Tahap pertama ini meliputi semua proses
pembuatan
perangkat
keras
untuk
merealisasikan rancangan yang telah dibuat
menjadi sistem yang siap untuk dioperasikan.
•
Pembuatan perangkat lunak (software)
Tahap kedua ini yaitu mencakup hal yang
berkaitan dengan perangkat lunak bagi sistem.
Masing-masing bagian mempunyai tujuan
yang sama yaitu agar kedua bagian yang merupakan
satu kesatuan sistem yang akan dibuat dapat saling
melengkapi satu sama lain sehingga tercipta suatu
sistem yang baik. Langkah awal pembuatan tugas
akhir ini adalah perencanaan dan konsep yang jelas
tentang aplikasi yang akan dibuat. Agar kendalakendala yang tidak diinginkan pada proses
pembuatan dapat diperhitungkan.
Pembuatan perangkat keras meliputi dua
bagian, yaitu pembuatan bagian elektronika dan
mekanik. Pembuatan perangkat elektronika meliputi
perencanaan rangkaian, percobaan sementara,
pembuatan Papan Rangkaian Tercetak (PRT), serta
pemasangan komponen. Sedangkan pembuatan
bagian mekanik meliputi perencanaan bagian
mekanik, pembuatan kotak rangkaian, perakitan
modul rangkaian pada kotak rangkaian, dan
pembuatan label petunjuk penggunaan.
Pembuatan bagian elektronika terdiri atas
beberapa langkah yaitu perencanaan rangkaian,
percobaan sementara, pembuatan Papan Rangkaian
Tercetak (PRT), serta pemasangan komponen.
GEMA TEKNOLOGI Vol. 18 No. 3 Periode April 2015 - Oktober 2015
121
Pada proses pembuatan benda kerja bagian
elektronik dibutuhkan peralatan dan bahan-bahan
untuk mendukung proses tersebut.
CARA KERJA ALAT
Blok Diagram Sistem
Sistem
terdiri
dari
beberapa
perangkatelektronika yang dibagi menjadi blokblok diagram yang terdiri dari beberapa perangkat
input dan output, masing masing blok dapat
dijabarkan sebagai berikut :
•
Rangkaian Catu Daya
Merupakan rangkaian
yang
berfungsi
mensuplai tegangan tiap perangkat sesuai
dengan kebutuhan tegangannya dengan
tegangan kerja 5 volt dan 12 volt.
•
Rangkaian Sistem Mikrokontroler Arduino
UNO
Berfungsi sebagai pengatur keseluruhan proses
yang dikerjakan oleh sistem setelah
mendapatkan input dari perangkat lain dan
mengeluarkan output yang menjadi masukan
dari perangkat lain.
•
Rangkaian LCD 2 x 16
Berfungsi untuk menampilkan sistem baik hasil
pembacaan jumlah putaran piringan kwh
maupun jumlah biaya energy listrik.
•
Sensor Arus
Berfungsi sebagai mengubah arus listrik pada
bagian input menjadi tegangan sinyal pada pin
outputnya.
•
Sensor tegangan
Berfungsi sebagai mengubah dan menurunkan
tegangan listrik pada bagian input menjadi
tegangan sinyal pada pin outputnya dengan
tegangan output yg lebih kecil.
Beban AC
Sensor arus
Sensor Tegangan
Arduino Uno
Kontroller
+5Vdc
AC 220V
+5Vdc
+9Vdc
Catu Daya
Gambar 1. Blok Diagram sistem
Penjelasan Rangkaian Keseluruhan
Di dalam rangkaian mikrokontroler ini
terdapat dua kali delapan bit dan 4 bit port dengan
jumlah 20 bit port, yaitu port B delapan bit, port C
enam bit, dan port D delapan bit. Port digunakan
122
sebagai port masukan dan keluaran data yang
terhubung langsung dengan rangkaian-rangkaian
dalam sistem ini. Rangkaian ini menggunakan
oscillator crystal 16 MHz untuk membangkitkan
frekuensi dan kapasitor 22 pF yang dipasang secara
parallel dengan crystal befungsi untuk menstabilkan
frekuensi. Tegangan yang digunakan pada
mikrokontroler arduino uno adalah sebesar 5 volt
yang dihubungkan dengan pin 7 sebagai pin Vcc
yang mendapat sumber tegangan dari catu daya.
Komunikasi serial pada mikrokontroler ini masih
menggunakan sinyal TTL atau transistor transistor
logic yaitu sinyal yang ayunan gelombang datanya
antara 0 sampai 5 volt. Sedangkan komunikasi Rs
232 memiliki ayunan gelombang antara +12 sampai
-12. mikrokontroller Atmega16 yang digunakan
sebagai ADC (Analog to Digital Converter). Sensor
yang dipakai berupa sensor tegangan sebagai
pembaca tegangan pada alat, sensor arus ACS712
sebagai sensor utama yang dapat mengindikasi jika
ada beban berlebih pada salah satu trafo dan tiga
buah sensor suhu LM35 yang ditempelkan pada tiap
trafo sebagai pembaca suhu tiap trafo dan dapat
secara otomatis menghidupkan fan / kipas yang
terpasang pada box agar tidak terjadi panas berlebih
yang dapat menyebabkan trafo terbakar. Adapun 6
buah relai 5 kaki sebagai PMS (Pemisah) dan 3 relai
8 kaki sebagai PMT (Pemutus).
Cara kerja rangkaian adalah sebagai berikut
:Ketika alat otomatisasi pembagi daya ON / Start,
trafo yang tersambung adalah trafo 1 dengan beban
maksimal 1A. Setelah trafo 1 tersambung pada
beban atau ON, sensor arus akan membaca besaran
arus (Ampere) yang mengalir pada beban. Ketika
beban kurang dari 1A atau tepat pada 1A, maka trafo
1 akan bekerja dengan normal dan trafo 2 dan trafo
3 dalam kondisi tidak terhubung atau OFF. Ketika
arus yang mengalir pada beban lebih besar dari 1A
dan kurang dari 3A dalam kondisi trafo 1 masih
tersambung ke beban dan dibantu dengan trafo 2 ON
kemudian terdapat delay beberapa second untuk
mengubah kondisi trafo 1 menjadi tidak terhubung
atau OFF. Dalam kondisi trafo 2 rangkaian sensor
tegangan dan modul display LCD. Ketika arus listrik
mulai mengalir menuju ke beban maka sensor arus
akan mulai melakukan proses perubahan arus listrik
yang mengalir pada internal sensor menjadi besar
tegangan yang sesuai dengan besarnya arus.
Tegangan output sensor arus yang masih berupa
sinyal analog ini kemudian dihubungkan ke pin
ADC pada system minimum arduino uno yaitu pada
pin A0. Program pada arduino uno akan membaca
besarnya tegangan output sensor arus ini melalui
internal ADC dari mikrokontroller arduino uno.
ADC ( Analog to digital converter ) akan mengubah
tegangan input analog menjadi data-data digital
untuk bisa diproses oleh system digital didalam
mikrokontroller arduino uno.
Disamping sensor arus yang dibaca besarnya
arus oleh program pada mikrokontroller arduino
GEMA TEKNOLOGI Vol. 18 No. 3 Periode April 2015 - Oktober 2015
PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT
Dalam pengukuran dan pengujian ini
dilakukan dengan menggunakan peralatan dan bahan
sebagai berikut:
•
Multimeter
•
Rangkaian Catu Daya 5V dan 12V
•
Rangkaian sensor arus
•
Rangkaian sensor tegangan
•
Kabel Penghubung Secukupnya.
disearahkan, input dan output regulator, serta
tegangan keluaran akhir.
Langkah-langkah
pengukuran pada catu daya adalah sebagai berikut :
• Menghubungkan catu daya dengan jala-jala
PLN.
• Mengukur tegangan tiap-tiap bagian yang telah
ditentukan sebelumnya sesuai dengan gambar
5.1. di bawah.
• Mencatat hasil pengukuran
Titik pengukuran catu daya diperlihatkan
pada Gambar 2.
Trafo 1A
Vin
+5V
DIODA 1A
AC 220
TP2
TP6
3
GND
1
TP1
C?
+5Vdc
MC7805T
TP3
2200uF/16V 1000uF/16V
1N4001
TP4
Gambar 2. Pengukuran Rangkaian Catu Daya
Hasil dari pengukuran rangkaian catu daya
dapat dilihat pada Tabel 1. berikut
Tabel 1. Hasil Pengukuran Catu Daya
Titik
Bagian yang
Pengukuran
diukur
Tegangan Input
1-2
Trafo
Tegangan
3-4
Output Trafo
Tegangan
5-4
Output Dioda
Tegangan
6-4
Output 7809C
Tegangan
210 VAC
11,5 Vdc
12,2 Vdc
8.99 Vdc
Dari hasil pengukuran rangkaian catu daya
pada tabel 1. terlihat bahwa tegangan keluaran
memilikki hasil yang sesuai dengan desain sistem.
Rangkaian Pengujian Sensor Arus
Untuk menguji hasil pembacaan sensor arus
yang digunakan, dalam hal ini ACS712, maka
dilakukan pengujian rangkaian seperti pada Gambar
3.
DC Voltmeter
20 Vac
Sensor Arus ACS712
RBeban
Rangkaian Catu Daya
Pengukuran rangkaian catu daya pada
dasarnya bertujuan untuk mengetahui tegangan
keluaran dari rangkaian catu daya agar tegangan
keluaran dapat stabul sebagai catu daya pada
masing-masing
modul.
Pada
sistem
ini
menggunakan rangkaian catu daya dengan tegangan
output sebesar 5V dan 12V. Titik pengukuran yang
dilakukan meliputi input trafo yaitu dari tegangan
jala-jala PLN, output dari trafo yaitu tegangan PLN
yang telah diturunkan oleh trafo step down, keluaran
dioda sebagai keluaran setelah tegangan
TIP3055
TP5
Sw Power
2
uno, dibaca juga besarnya tegangan listrik ac yang
mencatu ke beban. Sensor tegangan ini diambilkan
dari output sekunder tranformator step down yang
pada dasarnya setiap perubahan tegangan input
tranformator yaitu tegangan ac 220v akan juga
mempengaruhi tegangan output sekunder trafo.
Tegangan output trafo yang digunakan adalah pada
tap tegangan 6vac yang kemudian disearahkan oleh
dua buah diode dan sebuah kapasitor untuk
memfilter sinyal dc nya sehingga didapatkan sinyal
dc yang lebih halus. Output sensor tegangan ini
kemudian dihubungkan ke pin ADC pada
mikrokontroller sismin arduino uno yaitu pada pin
A1. Sebagaimana pada sensor arus maka pada sensor
tegangan output tegangan ini akan diubah menjadi
data-data digital yang kemudian akan diproses ileh
system digital pada program arduino uno.
Setelah didapatkan besar nilai arus dan
tegangan yang menuju ke beban oleh program
arduino kemudian program akan menampilkan
besarnya arus dan tegangan ke layar display LCD
16x2. Program mikrokontroller arduino uno akan
mengirimkan data-data berupa perintah dan datadata karakter ke modul display LCD melalui pin 4
sampai pin 7 dari sismin arduino uno. Dan untuk
mengendalikan arah data komunikasi antara display
LCD dan mikrokontroller arduino uno digunakan pin
2 dan pin 3.
Program dalam mikrokontroller arduino uno
akan melakukan proses perhitungan terhadap datadata arus dan tegangan, yang telah dibaca melalui
internal ADC dari mikrokontroller arduino uno.
Hasil perhitungan masih berupa watt yang akan
ditampilkan ke layar display LCD. Yang kemudian
data watt ini kemudian diubah menjadi KWH yang
juga akan ditampilkan ke layar display LCD.
+5VDC
+
-
DC Amperemeter
+
-
Battery
Gambar 3. Pengujian sensorarus ACS712
GEMA TEKNOLOGI Vol. 18 No. 3 Periode April 2015 - Oktober 2015
123
Hasil dari pembacaan sensor ACS712 dapat
dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil Pengukuran Sensor Arus
NO. DC Ampere Meter
DC ACS712
1
0.5 A
0.47 A
2
1A
0.9 A
3
1.5 A
1.5 A
Dari hasil pengujian terlihat bahwa sensor
arus ACS712 dapat bekerja dengan baik dan
memilikki margin error yang kecil bila dibandingkan
dengan hasil pembacaan alat ukur terkalibarasi.
Pengujian Pemakaian Daya
Pengujian dilakukan dengan memberi beban
berupa bohlam dengan beban 300 W. Data hasil
pengujian berupa jumlah pemakaian beban dengan
satuan Kwh yang terlihat pada LCD. Hasil pengujian
ini dibandingkan dengan hasil perhitungan menurut
rumus:
W=Pxt
Dimana:
W = Watthours (Wh)
P = Daya beben (Watt)
T = Waktu (jam)
Hasil perbandingan antara pengukuran
dengan alat dan perhitungan dapat dilihat pada Tabel
3.
Tabel 3. Perbandingan Hasil Pengukuran dan Hasil
Perhitungan Pemakaian Daya
Beban Waktu
Kwh
KwH
Error
(W)
(jam)
Perhitungan
alat
(%)
0,29
1 jam
0,3 kwh
3%
kwh
0,58
2 jam
0,6 kwh
3%
kwh
0,87
3 jam
0,9 kwh
3%
kwh
1,16
4 jam
1,2 kwh
3%
kwh
300
1,45
5 jam
1,5 kwh
3%
kwh
1,74
6 jam
1,8 kwh
3%
kwh
2,03
7 jam
2,1 kwh
3%
kwh
2,32
8 jam
2,4 kwh
3%
kwh
Dari hasil pengujian yang diperlihatkan pada
Tabel 3.terlihat bahwa perbandingan antara hasil
pengukuran dengan alay yang dibuat dengan
perhitungan matematis hanya berbeda 3%.
124
KESIMPULAN
Dari hasil peneleitian yang telah dilakukan ini
maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
•
Sistem Minimum Arduino Uno digunakan
sebagai pusat pengendali sistem
karena
mikrokontroler ini memiliki fitur yang lebih
canggih daripada mikrokontroler yang sama –
sama berasal dari keluarga AVR. Dan memiliki
kapasitas memori yang lebih besar dari pada
mikrokontroler yang satu keluarga dengannya.
•
Rangkaian output catu daya sesuai dengan
yang dibutuhkan pada sistem ini yaitu sebesar
9 volt.
•
Pada rangkaian ini, output tegangan rangkaian
sensor arus sebanding dengan besarnya arus
yang melewati ensor.
•
LCD digunakan untuk menampilkan jumlah
Kwh yang terpakai pada saat itu.
DAFTAR PUSTAKA
1. Andrianto,
Heri.
2008.
Pemrograman
Mikrokontroler
AVR
ATMEGA
16
Menggunakan Bahasa C (CodeVisionAVR).
Informatika: Bandung
2. Bejo, Agus. 2008. C & AVR. Graha Ilmu:
Yogyakarta
3. Fidzon, Adil. 2011. Miniatur Sistem Parkir
Mobil Otomatis Berbasis Mikrokontroler
ATmega8535. Undip : Semarang
4. Hardika, Doni. 2012. Pembuatan Aplikasi
Mikrokontroler ATmega8535 Dalam Otomasi
Alat Pencacah Permen Skala Home Industri.
Undip : Semarang
5. Frank D, Peetruzella. 1996. Elektronika
Industri. Andi : Yogyakarta
6. Malvino,
A.P.
1996.
Prinsip-prinsip
Elektronika (terjemahan Hanapi Gunawan).
Erlangga: Jakarta
7. M.C, Sharma. 1993. Praktikal Music dan
Sound Circuit. Halaman 123 : New Delhi
8. Pratama, LiusWeny. 2009. Sistem Absensi
Otomatis Pengunjung Perpustakaan Dengan
Menggunakan
Radio
Frequency
Identification. Laporan Tugas Akhir Politeknik
Negeri Sriwijaya : Palembang
9. Sudjadi.
2005.
Teori
dan
Aplikasi
Microcontroller. Graha Ilmu : Yogyakarta
10. Sumanto, MA. 1984. Mesin Arus Searah. Andi
Offset : Yogyakarta
11. Turbian, K. 1973. A Manual for Writers of
Term Papers, Theses and Dissertations. 4th.
Ed. The University of Chicago Press. Chicago.
12. Wardana, E.K. 2013. Pintu Pengaman Untuk
Ruang
Penyimpanan
Dokumen
Menggunakan RFID (Radio Frequency
Identification) Berbasis Mikrokontroler
Atmega16. Undip:Semarang
13. Wardani, dkk. 2008. Teknik Menulis Karya
Ilmiah. Universitas Terbuka : Jakarta
GEMA TEKNOLOGI Vol. 18 No. 3 Periode April 2015 - Oktober 2015
14. Wardhana, Lingga. 2006. Mikrokontroler AVR
seri ATMEGA Simulasi, Hardware, dan
Aplikasi. Andi : Yogyakarta
GEMA TEKNOLOGI Vol. 18 No. 3 Periode April 2015 - Oktober 2015
125