Dimensi, Elemen, dan Subelemen Profil Pelajar Pancasila pada Kurikulum Merdeka
Pengantar
Implementasi perubahan kebijakan pendidikan, termasuk kurikulum, adalah suatu
proses pembelajaran yang panjang sehingga Pemerintah memberikan kesempatan
kepada pendidik dan satuan pendidikan untuk mengimplementasikan Kurikulum
Merdeka sesuai dengan kesiapan masing-masing. Seperti halnya peserta didik
belajar sesuai dengan tahap kesiapan belajar mereka, pendidik dan satuan
pendidikan juga perlu belajar mengimplementasikan Kurikulum Merdeka sesuai
dengan kesiapan masing-masing, dan berangsur-angsur semakin mahir dalam
menggunakannya.
Tahapan implementasi kurikulum bukanlah suatu peraturan atau standar yang
ditetapkan Pemerintah. Tahapan ini dirancang untuk membantu pendidik dan
satuan pendidikan dalam menetapkan target implementasi Kurikulum Merdeka.
Kesiapan pendidik dan satuan pendidikan tentu berbeda-beda, oleh karena
itu tahapan implementasi ini dirancang agar setiap pendidik dapat dengan
percaya diri mencoba mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. Kepercayaan
diri yang dimaksud merupakan keyakinan bahwa pendidik dapat terus belajar
dan mengembangkan kemampuan dirinya untuk melakukan yang terbaik dalam
mengimplementasikan kurikulum, dan yang lebih penting lagi, dalam mendidik.
Kemampuan untuk terus belajar merupakan modal penting bagi pendidik.
Tahapan ini dikembangkan sebagai langkah atau proses belajar untuk melakukan
perubahan atas praktik pembelajaran dan asesmen yang perlu dilakukan pendidik
saat mereka menggunakan Kurikulum Merdeka. Secara teknis pendidik dapat
mengimplementasikan Kurikulum Merdeka pada tahap yang berbeda. Namun
demikian, secara filosofis setiap tahap dirancang agar pendidik tetap mengacu
pada prinsip-prinsip pembelajaran dan asesmen (Prinsip Pembelajaran dan
Prinsip Asesmen dapat dipelajari dalam Panduan Pembelajaran dan Asesmen).
Sebagai contoh, pembelajaran sesuai tahap capaian peserta didik merupakan
praktik yang sangat dianjurkan. Namun demikian, implementasinya tidak harus
langsung pada pembelajaran terdiferensiasi. Pendidik yang belum percaya diri
untuk menerapkannya, dapat mulai berlatih dengan menerapkan tahap yang paling
sederhana, yaitu dengan melakukan asesmen di awal pembelajaran dan kemudian
menjadi lebih peka akan adanya kebutuhan belajar peserta didik yang berbedabeda.
1
Dimensi, Elemen, dan Subelemen Profil Pelajar Pancasila pada Kurikulum Merdeka
Tahapan ini dapat digunakan oleh guru, satuan pendidikan, pemerintah, mitra
pembangunan, serta organisasi atau lembaga yang berperan dalam mendukung
implementasi kurikulum lainnya. Adanya pentahapan ini menunjukkan bahwa guru
dan satuan pendidikan dapat mulai mengimplementasikan pada tahap yang lebih
rendah dibandingkan dengan yang lain, namun pelaksanaannya tetap berpegang
pada prinsip-prinsip perancangan kurikulum yang berlandaskan pada filosofi
Merdeka Belajar dan mengarah pada penguatan kompetensi dan karakter yang
telah ditetapkan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan tahapan implementasi
Kurikulum Merdeka:
■
Tahapan ini bukanlah suatu ketetapan yang baku atau terstandarisasi. Satuan
pendidikan dan/atau pemerintah daerah dapat mengembangkan tahapan
implementasi yang lebih sesuai dengan kondisi dan kekhasan masing-masing.
■
Setiap pendidik dan satuan pendidikan memiliki kapasitas dan kesiapan yang
beragam, sehingga dapat mulai mengimplementasikan Kurikulum Merdeka
pada tahap yang berbeda-beda, serta beranjak ke tahap berikutnya dengan
kecepatan yang berbeda-beda pula.
■
Tahapan ini digunakan sebagai bahan refleksi diri tentang kesiapan pendidik
dan/atau satuan pendidikan sehingga tidak digunakan sebagai alat/instrumen
untuk mengukur kinerja pendidik dan/atau satuan pendidikan yang membawa
dampak pada karier atau kesejahteraan mereka.
■
Implementasi sesuai tahap yang disepakati bersama tidak sepatutnya
memberikan dampak apapun terhadap pendidik dan satuan pendidikan. Oleh
karena itu tahapan ini bukanlah alat untuk membanding-bandingkan kualitas
satuan pendidikan dan/atau pendidik.
■
Pimpinan serta pemerintah mendukung proses refleksi diri pendidik dan satuan
pendidikan sehingga tidak mengarahkan untuk menerapkan Kurikulum Merdeka
pada tahap tertentu
■
Tahapan ini digunakan sebagai bahan diskusi antar pendidik dalam satuan
pendidikan dan dalam komunitas belajar di mana pendidik menjadi bagiannya.
Diskusi tersebut membahas hal-hal apa yang perlu dilakukan untuk
mengimplementasikan Kurikulum Merdeka sesuai tahap masing-masing.
2
Dimensi, Elemen, dan Subelemen Profil Pelajar Pancasila pada Kurikulum Merdeka
■
Pimpinan satuan pendidikan serta pemerintah daerah perlu mendukung
pendidik dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka sesuai dengan
tahap kesiapan pendidik, serta memberikan dukungan agar berangsur-angsur
pendidik meningkatkan tahap implementasinya.
Catatan untuk pengawas/penilik:
Sebagai fasilitator, pengawas/penilik mendukung satuan pendidikan dalam
mengimplementasikan Kurikulum Merdeka sesuai dengan kesiapan mereka.
Saat berdiskusi dengan kepala satuan pendidikan dan/atau pendidik, pengawas/
penilik perlu bertanya target dan rencana implementasi yang akan dilakukan pada
semester atau tahun ajaran tersebut. Implementasi setiap pendidik dan/atau satuan
pendidikan dapat beragam, sesuai dengan kesiapan dan rasa percaya diri pendidik/
satuan pendidikan.
Apabila implementasi aspek-aspek Kurikulum Merdeka masih pada tahap awal,
berikan dukungan karena seiring waktu mereka akan semakin mahir serta percaya
diri untuk bergerak ke tahap berikutnya. Pertanyaan-pertanyaan yang dapat
digunakan untuk memantik diskusi bersama kepala satuan pendidikan dan/atau
pendidik, antara lain:
■
Apa yang menjadi pertimbangan pendidik dan/atau kepala satuan pendidikan
untuk mengimplementasikan aspek-aspek Kurikulum Merdeka pada tahap yang
dipilihnya?
■
Strategi apa yang disepakati oleh pendidik dalam satuan pendidikan tersebut
untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka sesuai tahapnya?
■
Strategi apa yang akan digunakan satuan pendidikan untuk meningkatkan tahap
implementasi di masa yang akan datang?
■
Dukungan apa yang dibutuhkan pendidik dan/atau kepala satuan pendidikan
untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka sesuai tahapnya?
■
Dukungan apa yang dibutuhkan pendidik dan/atau kepala satuan pendidikan
untuk dapat mengimplementasikan Kurikulum Merdeka pada tahap berikutnya
atau yang lebih mahir?
3
Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka di Satuan Pendidikan
Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka di Satuan Pendidikan
No.
Aspek
Tahap Awal
Tahap Berkembang
Tahap Siap
Tahap Mahir
Aspek Umum (untuk Semua jenjang)
Perencanaan
1
2
Perancangan kurikulum
operasional satuan
pendidikan
Perancangan alur tujuan
pembelajaran
Membuat penyesuaian kecil
terhadap contoh dokumen
kurikulum operasional satuan
pendidikan yang disediakan oleh
Kemendikbudristek.
Menggunakan contoh “alur tujuan
pembelajaran” yang disediakan oleh
Kemendikbudristek
Mengembangkan kurikulum
operasional satuan pendidikan
berdasarkan contoh dokumen
kurikulum satuan pendidikan yang
disediakan oleh Kemendikbudristek
dengan cara memodifikasi bagian
pengorganisasian dan perencanaan
pembelajaran sesuai kondisi satuan
pendidikan, tanpa didasarkan pada
refleksi terhadap hasil analisis
karakteristik satuan pendidikannya
Mengembangkan kurikulum satuan
pendidikan berdasarkan contoh dari
Kemendikbudristek dengan cara
memodifikasi pengorganisasian
dan perencanaan pembelajaran
berdasarkan analisis dan refleksi
terhadap kondisi, sarana, prasarana
dan tenaga pendidik serta
kependidikan di satuan pendidikan
dengan melibatkan melibatkan
perwakilan siswa, orangtua, atau
masyarakat
Mengembangkan kurikulum satuan
pendidikan yang kontekstual dan
sesuai aspirasi warga satuan
pendidikan serta hasil analisis dan
refleksi diri satuan pendidikan
Melakukan penyesuaian terhadap
alur tujuan pembelajaran yang
disediakan oleh Kemendikbudristek
berdasarkan kebutuhan peserta
didik
Melakukan perombakan terhadap
alur tujuan pembelajaran yang
disediakan oleh Kemendikbudristek
berdasarkan berdasarkan
kebutuhan peserta didik
Mengembangkan “alur tujuan
pembelajaran” secara mandiri
dengan merujuk pada Capaian
Pembelajaran
menstrukturkan pembelajaran
sesuai visi-misi dan konteks
satuan pendidikan, dengan
melibatkan perwakilan peserta
didik, orangtua, dan masyarakat
Koordinator kurikulum di satuan
pendidikan memimpin proses
perancangan, memonitor
implementasi, dan memimpin
proses pengembangan dan evaluasi
alur tujuan pembelajaran sehingga
pengembangan alur tujuan
pembelajaran menjadi bagian dari
sistem perencanaan dan evaluasi
kurikulum satuan pendidikan
4
Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka di Satuan Pendidikan
No.
Aspek
Tahap Awal
Tahap Berkembang
Tahap Siap
Tahap Mahir
3
Perencanaan
pembelajaran dan
asesmen
Menggunakan contoh perencanaan
pembelajaran dan asesmen yang
disediakan oleh Kemendikbudristek
Melakukan penyesuaian terhadap
contoh perencanaan pembelajaran
dan asesmen yang disediakan oleh
Kemendikbudristek berdasarkan
kebutuhan peserta didik
Melakukan perombakan terhadap
contoh perencanaan pembelajaran
dan asesmen yang disediakan oleh
Kemendikbudristek berdasarkan
kebutuhan peserta didik
Melakukan pengembangan
perencanaan pembelajaran dan
asesmen berdasarkan kebutuhan
peserta didik
4
Penggunaan dan
pengembangan
perangkat ajar
Menggunakan buku teks dan
modul ajar sebagai sumber utama
pengajaran
Guru dapat memilih materi dari buku
teks dan modul ajar, serta bahan
ajar lainnya supaya sesuai konteks
lokal dan kebutuhan peserta didik
Guru dapat mengkombinasikan
berbagai perangkat ajar
menyesuaikan dengan konteks lokal
dan kebutuhan peserta didik.
Guru dapat mengkombinasikan
berbagai perangkat ajar
menyesuaikan dengan konteks lokal
dan kebutuhan peserta didik.
Guru dapat memodifikasi beberapa
bagian dari modul ajar yang
disediakan Kemendikbudristek
untuk salah satu atau sebagian
materi pelajaran.
Guru dapat mengembangkan modul
ajar untuk salah satu atau sebagian
materi pelajaran, serta berbagi
modul ajar yang dibuatnya kepada
guru lain
Satuan pendidikan
menyelenggarakan sesi
pengembangan modul ajar secara
kolaboratif
5
Perencanaan projek
penguatan profil pelajar
Pancasila
Menggunakan modul projek yang
disediakan oleh Kemendikbudristek
tanpa penyesuaian atau dengan
penyesuaian yang sangat sedikit
Membuat penyesuaian terhadap
modul projek yang disediakan oleh
Kemendikbudristek sesuai konteks
lokal dan kebutuhan peserta didik
Membuat penyesuaian terhadap
modul projek yang disediakan oleh
Kemendikbudristek sesuai konteks
lokal, kebutuhan, serta minat
peserta didik dengan melibatkan
pendapat dan ide-ide peserta didik
Mengembangkan ide dan modul
projek sesuai konteks lokal,
kebutuhan, serta minat peserta
didik dengan melibatkan pendapat
dan ide-ide peserta didik
5
Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka di Satuan Pendidikan
No.
Aspek
Tahap Awal
Tahap Berkembang
Tahap Siap
Tahap Mahir
Menerapkan projek penguatan
profil pelajar Pancasila dengan
jumlah sesuai dengan yang
dianjurkan Kemendikbudristek
Menerapkan projek penguatan profil
pelajar Pancasila dengan jumlah
sesuai dengan yang dianjurkan
Kemendikbudristek
Menerapkan projek penguatan profil
pelajar Pancasila dengan jumlah
sesuai dengan yang dianjurkan
Kemendikbudristek
Projek diawali dengan identifikasi
masalah yang dipandu atau
diarahkan lebih banyak oleh guru
sehingga kegiatan projek mulai
berorientasi pada pemahaman
tentang konsep dan/atau
penyelesaian masalah (problem
solving) sesuai tema
Projek diawali dengan identifikasi
masalah yang difasilitasi oleh guru
sehingga kegiatan projek mulai
berorientasi pada pemahaman
tentang konsep dan/atau
penyelesaian masalah (problem
solving) sesuai tema
Projek diawali dengan identifikasi
masalah yang lebih banyak
dilakukan berdasarkan inisiatif
siswa dan difasilitasi guru dan/
atau mitra komunitas yang terlibat
sebagai fasilitator atau narasumber
sehingga kegiatan projek
berorientasi pada pemahaman
tentang konsep dan/atau
penyelesaian masalah (problem
solving) sesuai tema
Guru menggunakan metode
pembelajaran yang bervariasi dan
berpusat pada peserta didik, serta
metode yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran
Guru menggunakan metode
pembelajaran yang bervariasi dan
berpusat pada peserta didik, serta
sesuai dengan tujuan pembelajaran
dan kebutuhan peserta didik
Guru membedakan metode
pembelajaran sesuai dengan
kebutuhan, capaian/performa, dan
minat siswa.
Pelaksanaan Pembelajaran
6
Implementasi projek
penguatan profil pelajar
Pancasila
Menerapkan projek penguatan
profil pelajar Pancasila dengan
jumlah yang lebih sedikit atau
lebih banyak dari yang dianjurkan
Kemendikbudristek
Projek berorientasi pada
menghasilkan artifak (produk
seperti makanan, minuman), belum
menitikberatkan pada pemahaman
tentang konsep dan/atau
penyelesaian masalah (problem
solving)
7
Penerapan
pembelajaran yang
berpusat pada peserta
didik
Guru menggunakan metode
pengajaran yang bervariasi namun
masih didominasi oleh peran seperti
instruktur yang mengarahkan kegiatan
peserta didik sepanjang proses
pembelajaran
Peran sebagai fasilitator lebih
dominan, ditunjukkan dengan dengan
memberikan lebih banyak kesempatan
untuk siswa belajar mandiri,
bertanggung jawab atas proses
belajar mereka
Guru lebih terampil berperan sebagai
fasilitator dengan memberikan lebih
banyak kesempatan untuk peserta
didik belajar mandiri dan bertanggung
jawab atas proses belajar mereka
6
Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka di Satuan Pendidikan
No.
8
Aspek
Tahap Awal
Tahap Berkembang
Tahap Siap
Tahap Mahir
Keterpaduan penilaian
dalam pembelajaran
Guru melakukan asesmen pada
awal pembelajaran namun tidak
digunakan untuk merancang
pembelajaran ataupun untuk
mengidentifikasi peserta didik yang
membutuhkan perhatian lebih.
Guru melakukan asesmen
formatif pada awal pembelajaran
dan hasilnya digunakan untuk
mengidentifikasi peserta didik yang
membutuhkan perhatian lebih
Guru melakukan asesmen
formatif pada awal pembelajaran
dan hasilnya digunakan untuk
merancang pembelajaran
berikutnya yang sesuai dengan
capaian mayoritas peserta
didik di kelasnya (belum
merupakan rencana pembelajaran
terdiferensiasi)
Guru melakukan asesmen
formatif pada awal pembelajaran
dan hasilnya digunakan untuk
merancang pembelajaran
terdiferensiasi sesuai dengan tahap
capaian peserta didik (teaching at
the right level)
Guru mulai melakukan asesmen
beberapa kali (tidak hanya saat
mendekati masa pelaporan/rapor)
namun asesmen dilakukan hanya
untuk memberikan nilai kepada
siswa dan belum digunakan untuk
merancang pembelajaran
Ketika merancang asesmen, guru
mulai memperhatikan kesesuaian
antara asesmen dengan tujuan
pembelajaran.
Guru melakukan asesmen untuk
mendapatkan umpan balik tentang
kebutuhan belajar peserta didik dan
menentukan tindak lanjutnya
Guru hanya menggunakan asesmen
yang disediakan dalam buku teks
dan/atau modul ajar
9
Pembelajaran sesuai
tahap belajar peserta
didik (pendidikan dasar
dan menengah)
Berdasarkan asesmen formatif di
awal pembelajaran, guru mengajar
seluruh siswa di kelasnya sesuai
dengan fase Capaian Pembelajaran
mayoritas siswa di kelasnya.
Berdasarkan asesmen formatif di
awal pembelajaran, guru mengajar
seluruh siswa di kelasnya sesuai
dengan fase capaian belajar
mayoritas siswa di kelasnya dan
dengan memberikan perhatian
khusus terhadap sebagian siswa
yang membutuhkan perlakuan
(materi dan/atau metode belajar)
yang berbeda.
Guru mampu melakukan
penyesuaian pembelajaran
sepanjang proses pembelajaran
agar semua peserta didik mencapai
tujuan pembelajaran.
Satuan pendidikan mengembangkan
kebijakan yang mendorong guru
untuk menggunakan hasil asesmen
dalam merancang kurikulum dan
pembelajaran.
Berdasarkan asesmen formatif di
awal pembelajaran, siswa di kelas
yang sama dibagi menjadi dua
kelompok menurut capaian belajar
mereka. Dengan demikian, setiap
siswa dapat belajar sesuai dengan
capaian belajarnya.
Berdasarkan asesmen formatif di
awal pembelajaran, siswa di kelas
yang sama dibagi menjadi dua
kelompok menurut capaian belajar
mereka. Dengan demikian, setiap
siswa dapat belajar sesuai dengan
capaian belajarnya.
Sekolah menyelenggarakan
program pelajaran tambahan untuk
siswa yang belum siap untuk belajar
sesuai dengan kelasnya.
Sekolah menyelenggarakan
berbagai program seperti pelajaran
tambahan untuk siswa yang belum
siap untuk belajar sesuai dengan
kelasnya dan untuk siswa yang
membutuhkan pengayaan atau
tantangan lebih.
7
Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka di Satuan Pendidikan
No.
10
Aspek
Tahap Awal
Tahap Berkembang
Tahap Siap
Tahap Mahir
Kolaborasi antar guru
untuk keperluan kurikulum
dan pembelajaran
Guru belum berkolaborasi
untuk keperluan pembelajaran
intrakurikuler, namun sudah
berkolaborasi untuk keperluan
projek penguatan profil pelajar
Pancasila.
Guru berkolaborasi dalam proses
perencanaan pembelajaran di
awal atau akhir semester, misalnya
diskusi tentang kemajuan belajar
peserta didik di akhir semester,
berbagi praktik baik, berbagi info
tentang perangkat ajar, dsb., dan
berkolaborasi untuk keperluan
projek penguatan profil pelajar
Pancasila.
Guru berkolaborasi dalam
perencanaan pembelajaran di awal
semester (perencanaan) dan dalam
proses pembelajaran sepanjang
semester, misalnya melalui diskusi
tentang kemajuan belajar peserta
didik, berbagi praktik baik, berbagi
info tentang perangkat ajar, dsb.,
dan berkolaborasi untuk keperluan
projek penguatan profil pelajar
Pancasila serta terlibat dalam
evaluasi kurikulum di satuan
pendidikan.
Guru berkolaborasi untuk
perencanaan pembelajaran di
awal semester dan dalam proses
pembelajaran sepanjang semester,
misalnya melalui diskusi tentang
kemajuan belajar peserta didik,
berbagi praktik baik, berbagi info
tentang perangkat ajar, dsb., untuk
keperluan projek penguatan profil
pelajar Pancasila, dan terlibat
dalam pengembangan kurikulum
operasional satuan pendidikan.
Satuan pendidikan memiliki
kebijakan dan mekanisme yang
mendorong kolaborasi guru untuk
kegiatan belajar intrakurikuler
dan juga projek, misalnya melalui
observasi kelas, kegiatan refleksi
pembelajaran, kegiatan berbagi
praktik baik, dsb.
8
Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka di Satuan Pendidikan
No.
11
Aspek
Tahap Awal
Tahap Berkembang
Tahap Siap
Tahap Mahir
Kolaborasi dengan
orang tua/keluarga
dalam pembelajaran
Guru melalui satuan pendidikan
memberikan informasi tentang
kemajuan belajar peserta didik
kepada orangtua/wali pada saat
penerimaan rapor dan saat peserta
didik mengalami masalah belajar
Guru berkoordinasi dengan guru
lain melalui satuan pendidikan
memberikan informasi tentang
kemajuan belajar peserta didik
kepada orangtua/wali pada saat
penerimaan rapor dan secara
berkala dalam proses belajar.
Guru berkoordinasi dengan guru
lain melalui satuan pendidikan
memberikan informasi tentang
kemajuan belajar peserta didik
kepada orangtua/wali pada saat
penerimaan rapor dan secara
berkala dalam proses belajar.
Guru berkomunikasi dengan guru
lain melalui satuan pendidikan
memberikan informasi tentang
kemajuan belajar peserta didik
kepada orangtua/wali pada saat
penerimaan rapor dan secara
berkala dalam proses belajar
Komunikasi cenderung satu arah,
dari pihak satuan pendidikan/
guru kepada orang tua/wali,
misalnya guru memberikan saran
kepada orangtua/wali tentang apa
yang sebaiknya dilakukan untuk
mendukung proses belajar peserta
didik
Komunikasi cenderung dialog
dua arah, di mana pihak satuan
pendidikan/guru dan orang tua/
wali, mencari ide dan kesepakatan
tentang apa yang sebaiknya
dilakukan bersama untuk
mendukung proses belajar peserta
didik
Ada saluran komunikasi yang
berkala untuk orang tua
memberikan umpan balik terhadap
kurikulum dan pembelajaran.
Komunikasi cenderung satu arah,
dari pihak satuan pendidikan/
guru kepada orang tua/wali,
misalnya guru memberikan saran
kepada orangtua/wali tentang apa
yang sebaiknya dilakukan untuk
mendukung proses belajar peserta
didik
Orang tua berkesempatan untuk
terlibat dalam pembelajaran,
misalnya menjadi narasumber dalam
intrakurikuler dan/atau dalam projek
penguatan profil pelajar Pancasila
Komunikasi melibatkan tiga pihak,
yaitu guru-siswa-orang tua untuk
mendiskusikan tahapan belajar dan
tindak lanjut yang perlu dilakukan
untuk mendukung proses belajar
siswa
9
Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka di Satuan Pendidikan
No.
12
Aspek
Tahap Awal
Tahap Berkembang
Tahap Siap
Tahap Mahir
Kolaborasi dengan
masyarakat/komunitas/
industri
Satuan pendidikan sudah
merancang pelibatan masyarakat/
komunitas/industri dalam proses
pembelajaran intrakurikuler maupun
projek penguatan profil pelajar
Pancasila, namun belum terlaksana.
.
Satuan pendidikan melibatkan
masyarakat/ komunitas/industri
hanya untuk mendukung kegiatan
yang tidak berkelanjutan atau
kegiatan yang tidak berkaitan
dengan pembelajaran intrakurikuler
maupun projek penguatan profil
pelajar Pancasila.
Satuan pendidikan melibatkan
masyarakat/ komunitas/industri
untuk mendukung pembelajaran
intrakurikuler atau projek penguatan
profil pelajar, untuk kegiatan yang
lebih panjang jangka waktunya
Satuan pendidikan melibatkan
masyarakat/ komunitas/industri
secara berkelanjutan untuk
mendukung pembelajaran
intrakurikuler dan projek penguatan
profil pelajar Pancasila
Komunitas/industri yang dilibatkan
lebih beragam sesuai tujuan
pembelajaran intrakurikuler dan
projek penguatan profil pelajar
Pancasila
10
Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka di Satuan Pendidikan
No.
13
Aspek
Tahap Awal
Tahap Berkembang
Tahap Siap
Tahap Mahir
Refleksi, evaluasi dan
peningkatan kualitas
implementasi kurikulum
Refleksi dan evaluasi implementasi
kurikulum dan pembelajaran
cenderung satu arah dari pimpinan
satuan pendidikan, dan belum
berbasis data.
Refleksi dan evaluasi implementasi
kurikulum dan pembelajaran
dilakukan sebagian guru
Refleksi dan evaluasi implementasi
kurikulum dan pembelajaran
dilakukan sebagian guru. Hasil
refleksi (pengalaman dan persepsi
guru serta rekan sejawat) dilengkapi
dengan data hasil belajar peserta
didik, serta masukan orangtua/
wali. Rapor Pendidikan juga mulai
digunakan data untuk refleksi dan
evaluasi
Refleksi dan evaluasi implementasi
kurikulum dan pembelajaran
dilakukan mayoritas atau semua
guru. Hasil refleksi (pengalaman
dan persepsi guru) dilengkapi
dengan data Rapor Pendidikan
Refleksi dan evaluasi tersebut
belum berbasis data, melainkan
penilaian masing-masing guru
berdasarkan pengalaman pribadi
dan/atau pandangan rekan sejawat
Sebagian guru menyesuaikan
perencanaan pembelajaran
berdasarkan hasil refleksi dan
evaluasi tersebut
Sebagian guru menyesuaikan
perencanaan pembelajaran
berdasarkan hasil refleksi dan
evaluasi tersebut.
Guru-guru dalam tim kecil
(berdasarkan kelompok mata
pelajaran dalam satu fase, guru
kelas dalam satu fase, dan/ atau
berbagai mata pelajaran dalam
satu fase/ level) berdiskusi dan
berkolaborasi untuk melakukan
perencanaan pembelajaran
berdasarkan hasil refleksi dan
evaluasi.
Satuan pendidikan telah memiliki
t kebijakan mengenai refleksi dan
evaluasi kurikulum (contohnya
melalui komunitas belajar,
pertemuan rutin guru, kebijakan
tentang penulisan rapor dan
pemberian umpan balik kepada
peserta didik).
11
Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka di Satuan Pendidikan
No.
Aspek
Tahap Awal
Tahap Berkembang
Tahap Siap
Tahap Mahir
Kekhususan Jenjang SMA
Pendampingan minat
dan bakat
Satuan pendidikan hanya
memberikan konsultasi kepada
peserta didik yang mengajukan
permintaan konsultasi.
Satuan pendidikan memberikan
konsultasi bagi peserta didik
secara berkelompok dengan
mengalokasikan waktu dan
komunikasi masih satu arah/
bersumber dari guru
Satuan pendidikan memberikan
konsultasi dan memberikan
informasi tentang wawasan profesi
secara individu atau berkelompok
dengan mengalokasikan waktu
khusus atau sesuai dengan
kebutuhan peserta didik
Satuan pendidikan memberikan
konsultasi dan memberikan
informasi tentang wawasan profesi
secara individu atau sesuai dengan
kebutuhan peserta didik dengan
mengalokasikan waktu khusus dan
mengadakan berbagai kegiatan
untuk membuka wawasan tentang
profesi
Pemilihan mata
pelajaran untuk Kelas XI
dan XII
Satuan pendidikan memberikan
kesempatan bagi peserta didik
menentukan mata pelajaran pilihan
melalui pendataan atau pengisian
borang.
Satuan pendidikan memberikan
kesempatan bagi peserta didik
menentukan mata pelajaran pilihan
melalui pendataan atau pengisian
borang berdasarkan ketersediaan
SDM dan sarana prasarana
Satuan pendidikan memberikan
kesempatan bagi peserta didik
menentukan mata pelajaran pilihan
melalui pendataan atau pengisian
borang dan mengupayakan proses
konfirmasi kepada peserta didik.
Ada mekanisme penggantian mapel
di kelas 12
Ada mekanisme penggantian mapel
di kelas 12
Satuan pendidikan memberikan
kesempatan bagi peserta didik
menentukan mata pelajaran pilihan
melalui pendataan atau pengisian
borang, mengonfirmasi pilihan
dan mengupayakan kolaborasi
pembukaan kelas dengan satuan
pendidikan lain
Tidak ada mekanisme penggantian
mapel
Satuan pendidikan memberikan opsi
masa percobaan selama kurang
lebih 2 minggu pada awal kelas 11
atau ada mekanisme pergantian
mapel pilihan di kelas 12
12
Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka di Satuan Pendidikan
No.
Aspek
Tahap Awal
Tahap Berkembang
Tahap Siap
Tahap Mahir
Kekhususan Jenjang SMK
Peran kepala sekolah
sebagai pemimpin
pembelajaran dengan
kapabilitas manajerial
berbasis industri
Kepala sekolah mulai berkomunikasi
dengan dunia kerja dalam
memastikan pembelajaran
Kepala sekolah mengembangkan
komunikasi dua arah dan
berkolaborasi dengan dunia kerja
dalam pembelajaran
Kepala sekolah proaktif memimpin
kolaborasi sekolah dengan dunia
kerja dan memimpin Teaching
Factory. SMK bersama dengan
dunia kerja mengembangkan
pembelajaran berbasis projek
Kepala sekolah memimpin SMK
dengan Teaching Factory yang aktif
memproduksi, dan menjadi pusat
pembelajaran bagi SMK lain dengan
program keahlian yang sama
Keselarasan kurikulum
dengan kebutuhan
dunia kerja
Satuan pendidikan melaksanakan
studi kebutuhan dunia kerja sesuai
dengan konsentrasi keahlian di
SMK. Kurikulum operasional sekolah
disusun oleh sekolah berdasarkan
hasil studi tersebut.
Kurikulum operasional satuan
pendidikan mulai disusun
bersama dengan dunia kerja
pada komponen-komponen
tertentu,seperti pembelajaran
berbasis projek, dan Praktik Kerja
Lapangan
Kurikulum operasional satuan
pendidikan sejak awal disusun
bersama-sama dengan dunia kerja
pada komponen-komponen yang
lebih banyak seperti pengembangan
TP, PKL, pembelajaran berbasis
projek.
Kurikulum operasional satuan
pendidikan disusun sepenuhnya
bersama dengan dunia kerja dimulai
dari pengembangan TP, alur TP,
modul ajar, PKL, pembelajaran
berbasis projek dan Teaching
Factory.
13
Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka di Satuan Pendidikan
No.
Aspek
Tahap Awal
Tahap Berkembang
Tahap Siap
Tahap Mahir
Penguatan peran guru
BK dalam pemilihan
jurusan
Satuan pendidikan hanya
memberikan konsultasi kepada
peserta didik yang mengajukan
permintaan konsultasi.
Satuan pendidikan memberikan
konsultasi bagi peserta didik
secara berkelompok dengan
mengalokasikan waktu dan
komunikasi masih satu arah/
bersumber dari guru
Satuan pendidikan memberikan
konsultasi dan memberikan
informasi tentang wawasan
kebekerjaan secara individu
atau berkelompok dengan
mengalokasikan waktu khusus atau
sesuai dengan kebutuhan peserta
didik
Satuan pendidikan memberikan
konsultasi dan memberikan
informasi tentang wawasan
kebekerjaan secara individu atau
sesuai dengan kebutuhan peserta
didik dengan mengalokasikan waktu
khusus dan mengadakan berbagai
kegiatan untuk membuka wawasan
tentang dunia kerja
Penguatan wawasan
vokasional
Metode pembelajaran wawasan
vokasional mulai diajarkan secara
inquiry learning (student-centered)
Selain inquiry learning, metode
pembelajaran wawasan vokasional
juga dilakukan dengan kunjungan
ke industri
Metode pembelajaran wawasan
vokasional dilakukan dengan
mempraktikkan penggunaan seluruh
peralatan di laboratorium, bengkel,
studio, dan lahan praktik yang
relevan dengan program keahlian
Metode pembelajaran wawasan
vokasional dilakukan dengan
mengerjakan langsung projek riil
baik melalui Teaching Factory atau
di industri langsung
Kekhususan untuk pendidikan khusus
14
Penilaian dalam
pembelajaran
Meningkatkan pemahaman guru
akan penggunanaan assmen
formatif dan sumatif
Menggunakan asesmen yang
bervariasi dan sesuai dengan tujuan
pembelajaran serta kompetensi
esensial yang beragam dan
karakteristik peserta didik yang
beragam
Mengintegrasikan ketiga jenis
asesmen yang ada sehingga
sekolah mengembangkan kebijakan
yang mendorong guru untuk
merencanakan asesmen yang
sesuai dengan tujuan pembelajaran
Merancang asesmen di saat
merancang pembelajaran
Menguatkan kemampuan guru
dalam pemanfaatan hasil asesmen
untuk mendukung desain kurikulum
yang dapat mengakomodasi
kebutuhan semua peserta didik
14
Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka di Satuan Pendidikan
No.
Aspek
Tahap Awal
Tahap Berkembang
Tahap Siap
Tahap Mahir
15
Kolaborasi dengan
orang tua/keluarga dan
masyarakat/industri
Orang tua/keluarga dan/atau
masyaraka terlibat dalam proses
pembelajaran
Orang tua mendapatkan informasi
kurikulum dan pembelajaran di awal
dan akhir semester termasuk projek
di semester tersebut
Informasi yang diberikan kepada
orang tua lebih mendetail dan
orang tua berkesempatan untuk
memberikan umpan balik kepada
guru tentang kurikulum dan
pembelajaran
Sebagaimana siswa, orang tua
juga diminta untuk memberikan
umpan balik terhadap kurikulum dan
pembelajaran.
Orang tua mendapatkan informasi
seputar kurikulum dan pembelajaran
di awal dan akhir semester
Guru membuka komunikasi dua
arah dengan orang tua untuk
mendiskusikan perkembangan
belajar anak
Guru sudah merancang pelibatan
masyarakat/ komunitas/industri
dalam proses pembelajaran peserta
didik, namun belum terlaksana
Guru melibatkan sekurangkurangnya 1 komunitas/industri
sekitar dalam proses pembelajaran
peserta didik
Guru membuka komunikasi dua
arah dengan orang tua untuk
mendiskusikan perkembangan
belajar anak. Sekurang-kurangnya 2
kali dalam satu semester diadakan
pertemuan guru-orang tua untuk
berdiskusi dua arah
Guru melibatkan 2 atau lebih
masyarakat/komunitas/ industri
dengan jangkauan yang lebih
luas dalam beberapa kegiatan
pembelajaran peserta didik, sesuai
dengan konteks dan kebutuhan
pembelajaran
Projek penguatan profil pelajar
Pancasila dirancang dengan
melibatkan orang tua dan
masyarakat
Komunikasi dua arah antara
guru-orangtua dan juga saluran
komunikasi antara sekolah,
orang tua, dan masyarakat untuk
meningkatkan pembelajaran setiap
siswa di sekolah
Guru secara berkala melibatkan
masyarakat/komunitas/industri
sesuai dengan konteks dan
kebutuhan proses pembelajaran
peserta didik, serta menghasilkan
karya yang dapat dipamerkan
kepada orang tua/warga sekolah
lainnya
15