MAKALAH KIMIA KLINIK I
CAIRAN PLEURA
Disusun oleh:
Yuliana Sandra Prastiwi
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN JURUSAN ANALIS KESEHATAN TANGERANG
2014
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Sholawat serta salam kita curahkan pada junjungan Nabi besar Muhammad SAW. Berkat rahmat dan limpahannya, Penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Kimia Klinik tentang “Cairan Pleura”.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumber pemikiran kepada pembaca.Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan makalah ini akan kami terima dengan senang hati guna penyempurnaan makalah ini. Akhir kata semoga dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat untuk penyusun maupun pembacanya.
Tangerang, 15 September 2014
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan 1
BAB II PEMBAHASAN 2
2.1 Anatomi dan Fisiologi Pleura 2
2.1.1 Definisi Efusi Pleura 2
2.1.2 Anatomi Pleura 2
2.1.3 Fisiologi Pleura 3
2.2 Etiologi 3
2.3 Manifestasi Klinis 8
2.4 Patogenesis Efusi Pleura 8
2.5 Komplikasi Klien dengan Efusi Pleura 9
2.6 Pemeriksaan Fisik dan Diagnostik 10
BAB III PENUTUP 11
A. Kesimpulan 11
DAFTAR PUSTAKA 12
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pleura adalah membran tipis terdiri dari 2 lapisan yaitu pleura viseralis dan pleura parientalis. Kedua lapisan ini bersatu didaerah hilus arteri dan mengadakan penetrasi dengan cabang utama brankus, arteri dan vena bronkialis, serabut saraf. Secara histologis kedua lapisan ini terdiri dari sel mesotelia, jaringan ikat, pembuluh darah kapiler dan pembuluh getah bening.
Pleura seringkali mengalami patogenesis seperti terjadinya efusi cairan, misalnya hidrotorak dan pleuritis eksudativa karena infeksi, hemotoraks bila rongga pleura berisi darah, kilotoraks (cairan limfe), piotoraks atau empiema thoracis bila berisi nanah, pneumotoraks bila berisi udara.
Penyebab dari kelainan patologi pada rongga pleura bermacam-macam,terutama karena infeksi tuberkulosis atau non tuberkulosis, keganasan, trauma dan lain-lain.
Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud Efusi Pleura ?
Bagaimana patofisiologi dari Efusi Pleura ?
Bagaimana Diagnosis dari Efusi Pleura?
Bagaimana pengobatan Efusi Pleura ?
Apa saja jenis-jenis penyakit pleura?
Tujuan
Untuk mengetahui pengertian dari Efusi Pleura
Untuk mengetahui patofisiologi dari Efusi Pleura
Untuk mengetahui diagnosis dari Efusi Pleura
Untuk mengetahui pengobatan dari Efusi Pleura
Untuk mengetahui jenis-jenis penyakit efusi pleura
BAB II
PEMBAHASAN
Anatomi dan Fisiologi Pleura
Definisi Efusi Pleura
Efusi Pleura berasal dari dua kata, yaitu efusion yang berarti ektravasasi cairan ke dalam jaringan atau rongga tubuh, sedangkan pleura yang berarti membran tipis yang terdiri dari dua lapisan, yaitu pleura viseralis dan pluera perietalis. Sehingga dapat disimpulkan Efusi Pleura adalah ekstravasasi cairan yang terjadi di antara lapisan viseralis perietalis. (Sudoyo, 2006)
Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapatnya penumpukan cairan dalam rongga pleura. (Imran Sumantri, 2008).
Efusi pleura adalah penumpukan cairan di dalam ruang pleural, proses penyakit primer jarang terjadi namun biasanya terjadi sekunder akibat penyakit lain. Efusi dapat berupa cairan jernih, yang mungkin merupakan transudat, eksudat, atau dapat berupa darah atau pus (Baughman C Diane, 2000)
Efusi pleural adalah pengumpulan cairan dalam ruang pleura yang terletak diantara permukaan visceral dan parietal, proses penyakit primer jarang terjadi tetapi biasanya merupakan penyakit sekunder terhadap penyakit lain. Secara normal, ruang pleural mengandung sejumlah kecil cairan (5 sampai 15ml) berfungsi sebagai pelumas yang memungkinkan permukaan pleural bergerak tanpa adanya friksi (Smeltzer C Suzanne, 2002).
Efusi pleura adalah istilah yang digunakan bagi penimbunan cairan dalam rongga pleura. (Price C Sylvia, 1995).
Anatomi Pleura
Pleura adalah membrane serosa yang licin, mengkilat, tipis, dan transparan yang membungkus paru (pulmo). Membran ini terdiri dari 2 lapis:
Pleura viseralis: terletak disebelah dalam, langsung menutupi permukaan paru.
Pleura parietalis: terletak disebelah luar, berhubungan dengan dinding dada.
Pleura parietal berdasarkan letaknya terbagi atas :
Cupula Pleura (Pleura Cervicalis)
Merupakan pleura parietalis yang terletak di atas costa I namun tdk melebihi dr collum costae nya. Cupula pleura terletak setinggi 1-1,5 inchi di atas 1/3 medial os. Clavicula.
Pleura Parietalis pars Costalis
Pleura yang menghadap ke permukaan dalam costae, cartilage costae, SIC/ ICS, pinggir corpus vertebrae, dan permukaan belakang os. Sternum.
Pleura Parietalis pars Diaphragmatica
Pleura yang menghadap ke diaphragm permukaan thoracal yg dipisakan oleh fascia endothoracica.
Pleura Parietalis pars Mediastinalis (Medialis)
Pleura yg menghadap ke mediastinum / terletak di bagian medial dan membentuk bagian lateral dr mediastinum.
Pleura parietalis dan viseralis terdiri atas selapis mesotel (yang memproduksi cairan), membran basalis, jaringan elastik dan kolagen, pembuluh darah dan limfe. Membran pleura bersifat semipermiabel. Sejumlah cairan terus menerus merembes keluar dari pembuluh darah yang melalui pleura parietal. Cairan ini diserap oleh pembuluh darah pleura viseralis, dialirkan ke pembuluh limfe dan kembali kedarah.
Diantara kedua lapisan pleura ini terdapat sebuah rongga yg disebut dengan cavum pleura. Dimana di dalam cavum pleura ini terdapat sedikit cairan pleura yang berfungsi agar tdk terjadi gesekan antar pleura ketika proses pernapasan. Rongga pleura mempunyai ukuran tebal 10-20 mm, berisi sekitar 10 cc cairan jernih yang tidak bewarna, mengandung protein < 1,5 gr/dl dan ± 1.500 sel/ml. Sel cairan pleura didominasi oleh monosit, sejumlah kecil limfosit, makrofag dan sel mesotel. Sel polimormonuklear dan sel darah merah dijumpai dalam jumlah yang sangat kecil didalam cairan pleura. Keluar dan masuknya cairan dari dan ke pleura harus berjalan seimbang agar nilai normal cairan pleura dapat dipertahankan.
Fisiologi Pleura
Fungsi mekanis pleura adalah meneruskan tekanan negatif thoraks kedalam paru-paru, sehingga paru-paru yang elastis dapat mengembang. Tekanan pleura pada waktu istirahat (resting pressure) dalam posisi tiduran pada adalah -2 sampai -5 cm H2O; sedikit bertambah negatif di apex sewaktu posisi berdiri. Sewaktu inspirasi tekanan negatif meningkat menjadi -25 sampai -35 cm H2O.
Selain fungsi mekanis, rongga pleura steril karena mesothelial bekerja melakukan fagositosis benda asing dan cairan yang diproduksinya bertindak sebagai lubrikans. Cairan rongga pleura sangat sedikit, sekitar 0.3 ml/kg, bersifat hipoonkotik dengan konsentrasi protein 1 g/dl. Gerakan pernapasan dan gravitasi kemungkinan besar ikut mengatur jumlah produksi dan resorbsi cairan rongga pleura. Resorbsi terjadi terutama pada pembuluh limfe pleura parietalis, dengan kecepatan 0.1 sampai 0.15 ml/kg/jam. Bila terjadi gangguan produksi dan reabsorbsi akan mengakibatkan terjadinya pleural effusion.
Etiologi
Efusi pleura merupakan proses penyakit primer yang jarang terjadi, tetapi biasanya merupakan penyakit sekunder terhadap penyakit lain.Menurut Brunner & Suddart. 2001, terjadinya efusi pleura disebabkan oleh 2 faktor yaitu:
Insfeksi
Penyakit-penyakit infeksi yang menyebabkan efusi pleura antara lain:tuberculosis, pnemonitis, abses paru, abses subfrenik.
Macam-macam penyakit infeksi lain yang dapat menyebabkan efusi pleuraantara lain:
Pleuritis karena Virus dan mikoplasmaEfusi pleura karena virus atau mikoplasma agak jarang. Bila terjadi jumlahnya pun tidak banyak dan kejadiannya hanya selintas saja. Jenis- jenis virusnya adalah : Echo virus, Coxsackie virus, Chlamidia, Rickettsia,dan mikoplasma. Cairan efusi biasanya eksudat dan berisi leukosit antara100-6000 per cc.
Pleuritis karena bakteri Piogenik
Permukaan pleura dapat ditempeli oleh bakteri yang berasal dari jaringan parenkim paru dan menjalar secara hematogen, dan jarang yang melalui penetrasi diafragma, dinding dada atau esophagus.
Pleuritis Tuberkulosa
Permulaan penyakit ini terlihat sebagai efusi yang bersifat eksudat.Penyakit kebanyakan terjadi sebagai komplikasi tuberkulosis paru melaluifokus subpleura yang robek atau melalui aliran getah bening.Cairan efusi yang biasanya serous, kadang-kadang bisa juga hemoragis.Jumlah leukosit antara 500-2000 per cc. mula-mula yang dominan adalahsel polimorfonuklear, tapi kemudian sel limfost.
Pleura karena Fungi
Pleuritis karena fungi amat jarang. Biasanya terjadi karena penjalaraninfeksi fungi dari jaringan paru. Jenis fungi penyebab pleuritis adalah : aktinomikosis, koksidioidomikosis, aspergillus, kriptokokus,histoplasmosis, blastomikosis, dll. Patogenesis timbulnya efusi pleuraadalah karena reaksi hipersensitivitas lambat terhadap organisme fungi.
Pleuritis karena parasit
Parasit yang dapat menginfeksi ke dalam rongga pleura hanyalah amoeba.Bentuk tropozoit datang dari parenkim hati menembus diafragma terus ke parenkim paru dan rongga pleura.
Non Insfeksi
Sedangkan penyakit non infeksi yang dapat menyebabkan efusi pleura antaralain: Ca paru, Ca pleura (primer dan sekunder), Ca mediastinum, tumor ovarium, bendungan jantung (gagal jantung), perikarditis konstruktifa, gagalhati, gagal ginjal.
Adapun penyakit non infeksi lain yang dapat menyebabkan efusi pleura antaralain:
Efusi pleura karena gangguan sirkulasi
Gangguan Kardiovaskuler
Payah jantung (decompensatio cordis) adalah penyebab terbanyak timbulnya efusi pleura. Penyebab lainnya dalah perikarditiskonstriktiva dan sindrom vena kava superior.
Emboli Pulmonal
Efusi pleura dapat terjadi pada sisi paru yang terkena emboli pulmonal.Keadaan ini dapat disertai infark paru ataupun tanpa infark. Embolimenyebabkan turunnya aliran darah arteri pulmonalis, sehingga terjadiiskemia maupun kerusakan parenkim paru danmemberikan peradangan dengan efusi yang berdarah (warna merah).
Hipoalbumia
Efusi pleura juga terdapat pada keadaan hipoalbuminemia sepertisindrom nefrotik, malabsorbsi atau keadaan lain dengan asites sertaanasarka. Efusi terjadi karena rendahnya tekana osmotic protein cairan pleura dibandingkan dengan tekana osmotic darah. Efusi yang terjadikebanyakan bilateral dan cairan bersifat transudat.
Efusi fleura karena plasma
Neoplasma primer ataupun sekunder (metastasis) dapat menyerang pleura danumumnya menyebabkan efusi pleura. Keluhan yang paling banyak ditemukanadalah sesak nafas dan nyeri dada. Gejala lain adalah adanya cairan yangselalu berakumulasi kembali dengan cepat walaupun dilakukan torakosentesis berkali-kali.
Terdapat beberapa teori tentang timbulnya efusi pleura pada neoplasma,yakni :
Menumpuknya sel2 tumor akan meningkatnya permeabelitas fleura terhadap air dan protein
Adanya masa tumor mengakibatkan tersumbatnya aliran pembuluh darah vena dan getah bening,sehingga ronggafleura gagal memindahkan cairan dan protein
Adanya tumor membuawat infeksi lebih mudah terjadi dan selanjutnya timbul hipoproteimia
efusi fleura karena sebab lain
Efusi pleura dapat terjadi karena trauma yaitu trauma tumpul,laserasi, luka tusuk pada dada, rupture esophagus karena muntah hebatatau karena pemakaian alat waktu tindakan esofagoskopi.
UremiaSalah satu gejala penyakit uremia lanjut adalah poliserositis yang terdiridari efusi pleura, efusi perikard dan efusi peritoneal (asites). Mekanisme penumpukan cairan ini belum diketahui betul, tetapi diketahui dengantimbulnya eksudat terdapat peningkatan permeabilitas jaringan pleura, perikard atau peritoneum. Sebagian besar efusi pleura karena uremia tidak memberikan gejala yang jelas seperti sesak nafas, sakit dada, atau batuk.
MiksedemaEfusi pleura dan efusi perikard dapat terjadi sebagai bagian miksedema.Efusi dapat terjadi tersendiri maupun secara bersama-sama. Cairan bersifateksudat dan mengandung protein dengan konsentrasi tinggi.
LimfedemaLimfedema secara kronik dapat terjadi pada tungkai, muka, tangan danefusi pleura yang berulang pada satu atau kedua paru. Pada beberapa pasien terdapat juga kuku jari yang berwarna kekuning-kuningan.
Reaksi hipersensitif terhadap obatPengobatan dengan nitrofurantoin, metisergid, praktolol kadang-kadangmemberikan reaksi/perubahan terhadap paru-paru dan pleura beruparadang dan dan kemudian juga akan menimbulkan efusi pleura.
Efusi pleura idiopatik Pada beberapa efusi pleura, walaupun telah dilakukan prosedur diagnosticsecara berulang-ulang (pemeriksaan radiologis, analisis cairan, biopsy pleura), kadang-kadang masih belum bisa didapatkan diagnostic yang pasti. Keadaan ini dapat digolongkan daloam efusi pleura idiopatik.(Asril Bahar, 2001)
efusi fleura karena intra abdominal, Efusi pleura dapat terjadi secara steril karena reaksi infeksi dan peradangan yang terdapat di bawah diafragma, seperti pankreatitis, pseudokista pancreas atau eksaserbasi akut pankreatitis kronik, absesginjal, abses hati, abses limpa, dll. Biasanya efusi terjadi pada pleura kiritapi dapat juga bilateral. Mekanismenya adalah karena berpindahnyacairan yang kaya dengan enzim pancreas ke rongga pleura melalui salurangetah bening. Efusi disini bersifat eksudat serosa, tetapi kadang-kadang juga dapat hemoragik. Efusi pleura juga sering terjadi setelah 48-72 jam pasca operasi abdomen seperti splenektomi, operasi terhadap obstruksiintestinal atau pascaoperasi atelektasis.
Sindrosis Hati
Efusi pleura dapat terjadi pada pasien sirosis hati. Kebanyakan efusi pleura timbul bersamaan dengan asites. Secara khas terdapat kesamaanantara cairan asites dengan cairan pleura, karena terdapat hubungnanfungsional antara rongga pleura dan rongga abdomen melalui salurangetah bening atau celah jaringan otot diafragma.
Sindrom meig
Tahun 1937 Meig dan Cass menemukan penyakit tumor pada ovarium (jinak atau ganas) disertai asites dan efusi pleura. Patogenesisterjadinya efusi pleura masih belum diketahui betul. Bila tumor ovarium tersebut dioperasi, efusi pleura dan asitesnya pun segerahilang. Adanya massa di rongga pelvis disertai asites dan eksudatcairan pleura sering dikira sebagai neoplasma dan metastasisnya.
Dealisis peritoneal
Efusi pleura dapat terjadi selama dan sesudah dilakukannya dialysis peritoneal. Efusi terjadi pada salah satu paru maupun bilateral.Perpindahan cairan dialisat dari rongga peritoneal ke rongga pleuraterjadi melalui celah diafragma. Hal ini terbukti dengan samanyakomposisi antara cairan pleura dengan cairan dialisat.
Berdasarkan jenis cairan yang terbetuk, cairan pleura dibagi menjadi transudat dan eksudat.
Transudat
Efusi pleura transudatif terjadi kalau faktor sistemik yang mempengaruhi pembentukan dan penyerapan cairan pleura mengalami perubahan. Transudat ini disebabkan oleh kegagalan jantung kongestif (gagal jantung kiri), sindroma nefrotik, asites (oleh karena sirosis kepatis), syndroma vena cava superior, tumor, sindroma meig, hipoalbumenia, dialysis peritoneal, Hidrothoraks hepatik.
Eksudat
Efusi pleura eksudatif terjadi jika faktor lokal yang mempengaruhi pembentukan dan penyerapan cairan pleura mengalami perubahan.
Eksudat disebabkan oleh infeksi, TB, pneumonia dan sebagainya, tumor, ifark paru, radiasi, penyakit kolagen.
Tabel Perbedaan cairan transudat dan eksudat
Kriteria
Transudat
Eksudat
Warna
Kuning pucat, dan jernih
Jernih, keruh, purulen, dan hemoragik
Bekuan
-
-/+
Berat Jenis
<1018
>1018
Leukosit
< 1000/ul
Bervariasi >1000/ul
Eritrosit
Sedikit
Biasanya banyak
Hitung Jenis
MN (limfosit/mesotel)
Terutama PMN
Protein Total
< 50 % serum
> 50 % serum
LDH
< 60 % serum
> 60 % serum
Glukosa
- plasma
-/< plasma
Fibrinogen
0.3-4 %
4-6 % atau lebih
Amylase
-
>50% serum
Bakteri
-
-/+
Berdasarkan lokasi cairan yang terbentuk, effusi dibagi menjadi dua yaitu
Unilateral
Efusi yang unilateral tidak mempunyai kaitan yang spesifik dengan penyakit penyebabnya
Bilateral
Effusi yang bilateral ditemukan pada penyakit-penyakit dibawah ini : Kegagalan jantung kongestif, sindroma nefrotik, asites, infark paru, lupus eritematosus systemic, tumor dan tuberkolosis.
Manifestasi Klinis
Biasanya manifestasi klinisnya adalah yang disebabkan oleh penyakit dasar.Pneumonia akan menyebabkan demam, menggigil, dan nyeri dada pleuritis,sementara efusi malignan dapat mengakibatkan dispnea dan batuk. Ukuran efusiakan menentukan keparahan gejala. Efusi yang luas akan menyebabkan sesak napas.
Patogenesis Efusi Pleura
Pada orang normal, cairan di rongga pleura sebanyak 10-20 cc. Cairan di rongga pleura jumlahnya tetap karena ada keseimbangan antara produksi oleh pleura parientalis dan absorbsi oleh pleura viceralis. Keadaan ini dapat dipertahankankarena adanya keseimbangan antara tekanan hidrostatis pleura parientalis sebesar 9cmH2O dan tekanan koloid osmotic pleura viceralis.
Menurut Hood Alsagaff dalam bukunya Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Dalam,keadaan normal pada cavum pleura dipertahankan oleh:
Tekanan hidrostatik pleura parientalis 9 cm H2O
Tekanan osmotik pleura viceralis 10 cm H2O
Produksi cairan 0,1 ml/kgBB/hari
Secara garis besar akumulasi cairan pleura disebabkan karena dua hal yaitu:
Pembentukan cairan pleura berlebihHal ini dapat terjadi karena peningkatan: permeabilitas kapiler (keradangan,neoplasma), tekanan hidrostatis di pembuluh darah ke jantung / vena pulmonalis ( kegagalan jantung kiri ), tekanan negatif intrapleura(atelektasis ).
Ada tiga faktor yang mempertahankan tekanan negatif paru yang normal ini.Pertama, jaringan elastis paru memberikan kontinu yang cenderung menarik paru-paru menjauh dari rangka thoraks.
Faktor utama kedua dalam mempertahankan tekanan negatif intra pleuramenurut Sylvia Anderson Price dalam bukunya Patofisiologi adalah kekuatanosmotic yang terdapat di seluruh membran pleura.
Faktor ketiga yang mendukung tekanan negatif intrapleura adalah kekuatan pompa limfatik. Sejumlah kecil protein secara normal memasuki ruang pleuratetapi akan dikeluarkan oleh sistem limfatik dalam pleura parietalis. Ketigafaktor ini kemudian, mengatur dan mempertahankan tekanan negatif intra pleura normal.
Penurunan kemampuan absorbsi sistem limfatik Hal ini disebabkan karena beberapa hal antara lain: obstruksi stomata,gangguan kontraksi saluran limfe, infiltrasi pada kelenjar getah bening, peningkatan tekanan vena sentral tempat masuknya saluran limfe dan tekananosmotic koloid yang menurun dalam darah, misalnya pada hipoalbuminemi.Sistem limfatik punya kemampuan absorbsi sampai dengan 20 kali jumlahcairan yang terbentuk.
Eksudat pleura lebih pekat, tidak terlalu jernih, dan agak menggumpal. Cairan pleura jenis ini biasanya terjadi karena rusaknya dinding kapiler melalui proses suatu penyakit, seperti pneumonia atau TBC, atau karena adanya percampuran dengan drainase limfatik, atau dengan neoplasma. Bila efusicepat permulaanya, banyak leukosit terbentuk, dimana pada umumnya limfatik akan mendominasi.
Efusi pleura tanpa peradangan menghasilkan cairan serous yang jernih, pucat, berwarna jerami, dan tidak menggumpal, cairan ini merupakan transudat., biasanya terjadi pada penyakit yang dapat mengurangi tekanan osmotic darahatau retensi Na, kebanyakan ditemukan pada pasien yang menderitaoedemumum sekunder terhadap penyakit yang melibatkan jantung, ginjal, atau hati.
Komplikasi Klien dengan Efusi Pleura
Fibrotoraks
Efusi pleura yang berupa eksudat yang tidak ditangani dengan drainase yang baik akan terjadi perlekatan fibrosa antara pleura parietalis dan pleura viseralis. Keadaan ini disebut dengan fibrotoraks. Jika fibrotoraks meluas dapat menimbulkan hambatan mekanis yang berat pada jaringan-jaringan yang berada dibawahnya. Pembedahan pengupasan(dekortikasi) perlu dilakukan untuk memisahkan membrane-membran pleura tersebut.
Atalektasis
Atalektasis adalah pengembangan paru yang tidak sempurna yang disebabkan oleh penekanan akibat efusi pleura.
Fibrosis paru
Fibrosis paru merupakan keadaan patologis dimana terdapat jaringan ikat paru dalam jumlah yang berlebihan. Fibrosis timbul akibat cara perbaikan jaringan sebagai kelanjutan suatu proses penyakit paru yang menimbulkan peradangan. Pada efusi pleura, atalektasis yang berkepanjangan dapat menyebabkan penggantian jaringan paru yang terserang dengan jaringan fibrosis.
Kolaps Paru
Pada efusi pleura, atalektasis tekanan yang diakibatkan oleh tekanan ektrinsik pada sebagian / semua bagian paru akan mendorong udara keluar dan mengakibatkan kolaps paru.
Pemeriksaan Fisik dan Diagnostik
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik pasien dengan efusi pleura akan ditemukan:
Inspeksi : pencembungan hemithorax yang sakit, ICS melebar,pergerakan pernapasan menurun pada sisi sakit mediastinum terdorong ke arah kontra lateral
Palpasi : sesuai dengan inspeksi premitus raba menurun
Perkusi : perkusi yang pekak, garis elolis damoisseaux
Auskultasi : suara napas yang menurun bahkan menghilang
Diagnostik
Diagnostik kadang2 dapat di tegakkan secara anamnesis dan pemeriksaanfisik saja. Tapi kadang-kadang sulit juga, sehingga perlu pemeriksaan tambahansinar tembus dada. Untuk diagnosis yang pasti perlu dilakukan tindakantorakosentesis dan pada beberapa kasus dilakukan juga biopsy pleura.
Sinar tembus dadaPermukaan cairan yang terdapat dalam rongga pleura akan membentuk bayangan seperti kurva, dengan permukaan daerah lateral lebih tinggi daripada bagian medial.
TorakosentesisAspirasi cairan pleura (torakosentesis) berguna sebagai sarana untuk diagnostic maupun terapeutik. Pelaksanaannya sebaiknya dilakukan pada penderita dengan posisi duduk.
Untuk diagnostic caiaran pleura dilakukan pemeriksaan:
Warna cairan
Biasanya cairan pleura berwarna agak kekuning-kuningan ( serous-xantho-chrome). Bila agak kemerah-merahan,ini dapat terjadi pada trauma, infark paru, keganasan, adanya kebocoran aneurisma aorta.
Biokimia
Secara biokimia efusi fleura terbagi atas transudat dan eksudat.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pleura terletak dibagian terluar dari paru-paru dan mengelilingi paru. Pleuradisusun oleh jaringan ikat fibrosa yang didalamnya terdapat banyak kapiler limfadan kapiler darah serta serat saraf kecil. Pleura disusun juga oleh sel-sel (terutamafibroblast dan makrofag).
Ada 2 macam pleura yaitu pleura parietalis dan pleura viseralis. Pleura parietalismelapisi toraks atau rongga dada sedangkan pleura viseralis melapisi paru-paru.Kedua pleura ini bersatu pada hilus paru. Dalam beberapa hal terdapat perbedaanantara kedua pleura ini yaitu pleura viseralis bagian permukaan luarnya terdiri dariselapis sel mesotelial yang tipis (tebalnya tidak lebih dari 30 µm). Diantara celah-celah sel ini terdapat beberapa sel limfosit. Di bawah sel-sel mesotelia ini terdapatendopleura yang berisi fibrosit dan histiosit. Seterusnya dibawah ini (dinamakanlapisan tengah) terdapat jaringan kolagen dan serat-serat elastik.
DAFTAR PUSTAKA
http://nylaroisa.blogspot.com/2014/01/makalah-efusi-pleura.html
http://xomanqony.blogspot.com/2012/06/makalah-efusi-fleura.html
http://gunkgegsintha.blogspot.com/2012/03/efusi-pleura.html
1