Chronologia (2023) vol. 4 no. 3 hal. 129-139
http://dx.doi.org/10.22236/jhe.v4i3.11136
E-ISSN: 2686-0171
Menulusuri Aspek Maritim Sungai Musi Untuk Pembelajaran Sejarah
Lokal
Exploring The Maritime Aspect of The Musi River For Learning Local History
Aulia Novemy Dhita 1, Muhammad Reza Pahlevi 2
1
Universitas Sriwijaya
E-mail: aulianovemydhita@unsri.ac.id, mrpahlevi@fkip.unsri.ac.id
Diterima: 13 Februari 2023
| Direvisi: 31 Maret 2023
| Diterbitkan: 31 Maret 2023
ARTICLE INFO
ABSTRACT
The Musi River has an important role in historical periodization in Palembang,
especially during the Srivijaya period. However, the role of the Musi river has
not been conveyed so often in the concept of learning local history and its
relation to maritime affairs. Based on these conditions, this study aims to
examine the maritime aspects of the Musi River as a means of learning local
history. The method used is a qualitative method using a historical approach.
The role of the Musi river in Indonesian maritime needs to be developed for
learning local history. This is very important because Sriwijaya's maritime glory
was also influenced by the Musi river. This role can be explained through
maritime aspects, namely trade, shipping, shipping, maritime traditions, sea
mythology, piracy, fisheries, law of the sea. Based on exploring these maritime
aspects, the material on the Musi river becomes broader and contextual to be
applied in learning local history based on the basic competencies of the
curriculum.
Keywords:
Musi River,
Maritime,
Palembang,
Learning Local History.
Kata Kunci:
Sungai Musi,
Maritim,
Palembang,
Pembelajaran Sejarah Lokal.
Sungai Musi memiliki peran penting dalam periodisasi sejarah di Palembang
terutama pada masa Sriwijaya. Namun peran sungai Musi itu belum begitu
sering disampaikan dalam konsep pembelajaran sejarah lokal dan kaitannya
dengan kemaritiman. Berdasarkan kondisi tersebut, penelitian ini bertujuan
untuk menelaah aspek maritim sungai Musi sebagai sarana pembelajaran
sejarah lokal. Metode yang digunakan yaitu metode kualitatif dengan
menggunakan pendekatan historis. Peran sungai Musi dalam kemaritiman
Indonesia perlu dikembangkan untuk pembelajaran sejarah lokal. Hal ini
menjadi sangat penting karena kejayaan maritim Sriwijaya juga dipengaruhi
oleh sungai Musi. Peran tersebut dapat dijelaskan melalui aspek maritim yaitu
perdagangan, pelayaran, perkapalan, tradisi bahari, mitologi laut,
perompakan, perikanan, hukum laut. Berdasarkan penelusuran aspek maritim
tersebut, materi sungai Musi menjadi lebih luas dan konstektual untuk
diterapkan dalam pembelajaran sejarah lokal dengan berpedoman pada
kompetensi dasar kurikulum.
Menurut kamus bahasa Indonesia „maritim‟
PENDAHULUAN
Membicarakan „maritim‟ identik dengan „laut‟
diartikan sebagai sesuatu yang berkenaan
sehingga dua kata tersebut dianggap memiliki
dengan laut, berkenaan dengan pelayaran.
satu makna. Kata „maritim‟ berasal dari bahasa
Sedangkan „laut‟ adalah perairan asin besar
Inggris,
yang
„maritime‟
yang
artinya
navigasi.
dikelilingi
secara
menyeluruh
atau
Dhita, Pahlevi, 2023, Menelusuri Aspek Maritim . . .
sebagian
oleh
daratan.
Secara
baik di wilayah Ilir (dibagian Utara sungai Musi)
geografis,
Indonesia sebagai negara kepulauan yang
atau
berbasis maritim dapat dilihat dengan panjang
Palembang.
garis
kemudian
kampung Arab merupakan keturunan Arab yang
menjadikan Indonesia sebagai negara ke-4 yang
saat ini banyak berprofesi sebagai pedagang di
memiliki garis pantai terpanjang setelah Amerika
Pasar 16 Ilir Palembang dan ulama (Dhita &
Serikat, Kanada dan Rusia (Adhayanto, 2014).
Putri, 2021).
pantai
95.181km
yang
memperkuat
Selatan
Penduduk
sungai
yang
Musi)
bermukim
di
kemaritiman
Belanda, peran sungai di Palembang mengalami
Indonesia. Beribu kota di Palembang, Sriwijaya
perubahan. Modernisasi dengan penimbunan-
sebagai kerajaan maritim dilengkapi dengan
penimbunan
keberadaan sungai Musi. Berkat keberadaan
dalamnya
sungai Musi yang strategis secara geografis,
mengubah citra perkotaan Palembang. Persepsi
Sriwijaya menjadi pusat peradaban dunia. Dapat
penduduk lokal pun tentang ruang koa bergeser
dikatakan bahwa kejayaan Palembang tidak
mengenai dari “ruang perairan” ke “ruang
lepas dari sungai Musi. Perspektif tersebut
daratan”. Menurut analisis Irwanto, penduduk
diperkuat oleh Furnivall yang menggambarkan
mulai memaknai “ruang daratan” yang tercermin
Palembang
Sriwijaya
dari jalan-jalan yang diciptakan oleh pemerintah
merupakan kota yang sangat kaya, dan menjadi
kolonial sebagai sarana transportasi yang jauh
pusat imperium komersial yang menguasai
lebih mudah dan cepat jika dibandingkan
kawasan Nusantara (Nawiyanto & Endrayadi,
dengan “ruang perairan” sebelumnya. Namun,
2016).
pembangunan
sebagai
„status‟
(dibagian
Memasuki periode pemerintahan Kolonial
Secara historis, kerajaan maritim Sriwijaya
semakin
Ulu
ibu
kota
sungai-sungai
secara
lambat
jalan
dan
yang
tapi
ada
pasti
jembatan
di
telah
yang
Selain Sriwijaya, sungai Musi juga berperan
menimbun sungai tersebut membawa implikasi
dalam perkembangan Islam di Palembang.
bagi masyarakat lokal yang melakukan proses
Agama Islam yang dianut oleh masyarakat
adaptasi terhadap pola daratan yang diciptakan
Palembang
oleh pemerintah kolonial (Farida et al, 2019).
mewarnai
perkembangan
Sungai
peradaban tersendiri di wilayah ini. Ideologi
Musi
juga
membentuk
identitas
Islam yang berpadu dengan kondisi geografis
masyarakat Palembang. Identitas yang melekat
telah membentuk peradaban Islam yang khas
ini memang tidak dapat dilepaskan dari letak
Palembang. Peradaban-peradaban Islam itu
sungai Musi yang berada diantara wilayah ilir
muncul karena disebabkan oleh faktor, seperti:
dan ulu Palembang. Keistimewaan sungai milik
politik,
wong kito galo ini
sosial-budaya
(agama),
dan
juga dapat dirasakan dari
perekonomian. Salah satu peradaban Islam di
berbagai aspek maritim. Walau membicarakan
Palembang yang didorong oleh politik adalah
maritim identik dengan laut, namun jika „melihat‟
Keraton Kesultanan Palembang Darussalam
Sumatera
(Farida et al, 2019). Peradaban Islam di
sungai merupakan rupa bumi yang sangat
Palembang tersebut saat ini dapat dilihat dari
dominan di Sumatera (Asnan, 2019). Sehingga
keberadaan kampung Arab ditepian sungai Musi
ketika membicarakan „maritim‟ di Palembang
130
Selatan
khususnya
Palembang,
Chronologia
Volume 4 Nomor 3, bulan Maret, tahun 2023: hal 129 – 139
artinya
berkaitan
dengan
sungai
serta
terutama
media massa online. Selain itu juga
menggunakan
sungai Musi.
menguraikan
Pengembangan materi aspek maritim sungai
pendekatan
aspek
historis
maritim
untuk
sungai
Musi
memperkaya
berdasarkan konsep yang dikemukakan oleh
sejarah maritim dalam pembelajaran sejarah
Gusti Asnan dalam “Dunia Maritim Pantai Barat
lokal. Pembelajaran sejarah lokal diakomodir
Sumatera”
dalam
tersebut
Musi
merupakan
kurikulum
maupun
bagian
dari
baik di perguruan
sekolah
menengah
atas.
tinggi
perkapalan,
Dalam
(2007).
yaitu
Adapun
aspek
perdagangan,
tradisi
bahari,
maritim
pelayaran,
mitologi
laut,
perguruan tinggi pembelajaran sejarah lokal
perompakan, perikanan, hukum laut. Tema
dikembangkan dalam kurikulum sebagai mata
utama penelitian ini adalah mengembangkan
kuliah
sekolah
materi sungai Musi untuk pembelajaran sejarah
menengah atas, sejarah lokal dikembangkan
lokal pada Kurikulum 2013 SMA. Berdasarkan
oleh
pada
tahapan yang digunakan, diperoleh historiografi
materi
mengenai relevansi materi sungai Musi dengan
berkaitan dengan Sriwijaya, maka guru sejarah
kompetensi dasar pada Kurikulum 2013 dan
di Palembang dapat mengembangkan aspek
pengembangan materi berdasarkan enam aspek
kemaritiman
maritim yang diuraikan oleh Gusti Asnan.
sedangkan
guru
kompetensi
pada
dengan
dasar.
sungai
kurikulum
tetap
mengacu
Sehingga
Musi.
ketika
Pengembangan
materi sungai Musi dalam sejarah maritim juga
berperan penting dalam memperkuat identitas
HASIL DAN PEMBAHASAN
„kemaritiman‟ masyarakat Palembang sebagai
Relevansi
bagian dari bangsa Indonesia. Berdasarkan latar
Pembelajaran Sejarah Lokal
Materi
Sungai
Musi
dalam
akan
Sejarah lokal adalah ”sejarah dari suatu
menguraikan aspek maritim sungai Musi agar
”tempat”, suatu ”locality”, yang batasannya
dapat
ditentukan
belakang
tersebut
digunakan
penelitian
sebagai
ini
materi
dalam
oleh
”perjanjian”
yang
diajukan
pembelajaran sejarah lokal. Aspek maritim
penulis sejarah (Abdullah, 1985). Beberapa
sungai Musi akan diuraikan berkenaan dengan
pengertian lain sejarah lokal dapat berfokus
perdagangan, pelayaran, perkapalan, tradisi
pada tempat itu sendiri, orang-orang yang
bahari, mitologi laut, perompakan, perikanan,
tinggal di sana, atau peristiwa yang terjadi di
hukum laut (Asnan, 2007:4).
tempat tertentu dan memberi kontribusi dalam
mengembangkan
METODE
rasa
kepemilikan
sebagai
sebuah bangsa (Hariyono, 2017; Sari & Sunarti,
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
2022).
dengan teknik analisis data Miles & Huberman
Konsep
sejarah
lokal
penting
untuk
(1992) meliputi reduksi data, penyajian data dan
menggugah semangat nasionalisme bangsa
verifikasi. Berbagai data diperoleh dari sumber
Indonesia. Pengembangan materi sungai Musi
berupa dokumen kurikulum, hasil penelitian
untuk kepentingan pembelajaran sejarah lokal
(yang ditulis dalam bentuk artikel dan buku)
tidak hanya menguraikan peran sungai Musi di
131
Dhita, Pahlevi, 2023, Menelusuri Aspek Maritim . . .
masa lampau namun juga bersifat kontekstual.
Kelas
Aspek Maritim
Kompetensi Dasar
Sungai Musi
Untuk memulai pengembangannya, maka perlu
memeriksa
kurikulum.
Misalnya
berbagai
dalam
Kurikulum Merdeka, Sejarah terintegrasi dengan
IPS, materi yang tepat mengenai sungai Musi
tentang
proses
masuknya
agama
dan
adalah Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia.
teori
kebudayaan
Islam ke Indonesia
Pada Kurikulum 2013 (masih diterapkan pada
3.8 Menganalisis
beberapa sekolah menengah atas di Indonesia),
Perdagangan,
perkembangan
tradisi
posisi mata pelajaran Sejarah difungsikan untuk
kehidupan
perikanan
membentuk karakter bangsa dan menjadi alat
masyarakat,
pemersatu rasa kebangsaan dan cinta tanah air.
pemerintahan
Pada Kurikulum 2013 kajian Sejarah Indonesia
budaya pada masa
dan Peminatan memberikan alokasi waktu yang
kerajaan-kerajaan
besar bagi pengembangan sejarah lokal.
Islam di Indonesia
3.5 Menganalisis
proses
masuknya
agama
pada
XI
Perdagangan,
pelayaran
perkembangan
penjajahan bangsa
Eropa ke Indonesia
3.6 Menganalisis
Perdagangan,
perkembangan
pelayaran,
kehidupan
perkapalan,
masyarakat,
perompakan,
dan
budaya pada masa
hukum
3.7 Menganalisis
Pelayaran
peristiwa
proklamasi
laut,
perikanan
kerajaan-kerajaan
kemerdekaan
dan
maknanya
bagi
kehidupan
sosial,
budaya,
Hindu dan Budha di
politik
serta
ekonomi,
dan
pendidikan bangsa
menunjukkan
Indonesia
bukti-bukti
yang masih berlaku
pada
3.1 Menganalisis
proses masuk dan
ke Indonesia
contoh
di
Indonesia masa kini
Hindu dan Budha
Indonesia
kehidupan
masyarakat
kebudayaan
pemerintahan
bukti-bukti
yang masih berlaku
teori
tentang
dan
contoh
Perdagangan
berbagai
dan
serta menunjukkan
Tabel 1. Relevansi Aspek Maritim Sungai Musi
dalam Kurikulum 2013 SMA
Aspek Maritim
Kelas
Kompetensi Dasar
Sungai Musi
X
bahari,
Selain Kurikulum 2013, Kurikulum Merdeka
kehidupan
Belajar
masyarakat
sangat
memungkinkan
mengembangkan materi sungai Musi. Merdeka
Indonesia masa kini
3.7 Menganalisis
juga
belajar
Perdagangan
132
memiliki
hakikat
bebas
dalam
Chronologia
Volume 4 Nomor 3, bulan Maret, tahun 2023: hal 129 – 139
memperoleh ilmu pengetahuan dan pengalaman
menuju sungai
dengan
berdasarkan
Sumatera). Untuk masuk ke pedalaman melalui
kodratnya. Hal ini sejalan dengan pendapat para
sungai Ogan dan sungai Komering. Dari uraian
tokoh
Sjahrir,
tersebut, Palembang berada di tengah arus lalu
Merdeka Belajar berperan untuk membangun
lintas tersebut (Sevenhoven, 1971). Akibat lalu
stabilitas politik dan sistem politik yang sehat
lintas di sungai-sungai tersebut, Palembang
serta menciptakan manusia yang berkarakter
mendapat keuntungan.
mengakui
bangsa
manusia
diantarnya
menurut
Musi (masuk pantai
timur
jati diri
Sungai Musi memiliki sembilan anak sungai
bangsa Indonesia (Pangestu & Rochmat, 2021).
(Sungai Komering, Sungai Lematang, Sungai
Konsep Merdeka Belajar ini dapat dikatakan
Ogan, Sungai Rupit, Sungai Lakitan, Sungai
sesuai
yang
Rawas, Sungai Batang Hari Leko, Sungai
merdeka
Kelingi dan Sungai Rawas) yang mengalir di
sesuai dengan
dengan
dikemukakan
belajar
kebudayaan dan
konsep
oleh
adalah
pendidikan
Freire
proses
bahwa
pengajaran
bagian Sumatera Selatan. Berdasarkan data
yang
membebaskan peserta didik dari segala macam
yang
dihimpun
dari
website
penjajahan, seperti banking system (Sesfao,
satudata.palembang.go.id, Palembang memiliki
2020). Saat ini di Indonesia, beberapa sekolah
tiga anak sungai besar dari sungai Musi (sungai
masih menggunakan Kurikulum 2013 dan sudah
Komering, sungai Ogan dan sungai Keramasan)
menggunakan Kurikulum Merdeka Belajar.
dan 114 anak sungai kecil yang tersebar di
Kertapati, Seberang Ulu I, Seberang Ulu II dan
Plaju, Ilir Timur I, Ilir Timur II, Kalidoni, Ilir Barat
Geomorfologi Sungai Musi
Palembang secara geografis adalah sebuah
I, Ilir Barat II, Gandus, Kemuning, Sukarami,
kota yang jauh dari laut (200km dari laut yang
Sako/Sematang Borang dan Alang-Alang Lebar.
ada di lepas pantai timur Sumatera). Untuk
Sungai ini memiliki mata air yang berasal dari
sampai di Palembang dapat melalui laut (selat
daerah Kepahiang, Bengkulu dan bermuara di
Bangka), lalu masuk ke
sungai Musi. Sungai
selat Bangka. Sungai Musi merupakan salah
Musi memiliki panjang 700km dan lebar rata-
satu sungai yang berbentuk meander. Sungai
rata 300m di pulau Sumatera melewati empat
meander dapat didefinisikan sebagai sungai
provinsi yaitu Sumatera Selatan, Bengkulu,
yang mempunyai alur berbelok-belok, sehingga
Jambi dan Lampung. Dari 700km panjang
hampir menyerupai huruf “S” berulang (Augustio
sungai Musi, 460km dapat dilayari. Bagian hulu
& Setiawan, 2019).
sungai Musi terletak di daerah Kapahyang, kab.
Rejanglebong
Prov.
Bengkulu.
Mengembangkan Materi Sungai Musi
Sedangkan
bagian hilir berada di daerah Sungsang kab.
Mengembangkan materi sungai Musi dalam
Banyuasin Prov. Sumatera Selatan (Purwanti,
pembelajaran sejarah lokal di sekolah dengan
2010).
menggunakan uraian aspek maritim sungai
Bagian sungai Musi yang dapat dilayari kapal
Musi.
besar diantaranya dari arah sungai Sungsang
Aspek
maritim
tersebut
yaitu
perdagangan, pelayaran, perkapalan, tradisi
133
Dhita, Pahlevi, 2023, Menelusuri Aspek Maritim . . .
bahari, mitologi laut, perompakan, perikanan,
sungai Musi. Memasuki abad ke-18 Masehi
hukum
saat pemerintahan
laut
(Asnan,
2007:4).
Selain
Kolonial
bawah
diatas,
transformasi transportasi air ke transportasi
dikembangkan
merujuk
Gemeente
Palembang,
di
menguraikan aspek maritim berdasarkan aspek
materi
Gemeente
Belanda,
Kompetensi Dasar (KD) Kurikulum 2013 pada
darat.
mata pelajaran sejarah SMA sebagaimana
pembangunan jalan darat dengan menimbun
diuraikan di bawah ini:
anak sungai Musi. Sungai pertama yang
ditimbun
Palembang
terjadi
yaitu
melakukan
sungai
Tengkuruk.
Modernisasi dari „ruang air‟ ke „ruang darat‟
1) Perdagangan, Pelayaran dan Perkapalan
Palembang merupakan ibu kota Sriwijaya
ini menggeser penggunaan ke transportasi
pada abad ke-7 Masehi. Sebagian situs
darat karena lebih mudah dan cepat (Santun,
Sriwijaya berapa di sepanjang tepian sungai
2010). Walau demikian, lalu lintas di sungai
Musi sampai jarak 5km dari tepi sungai
Musi
(Rangkuti, 2010). Sungai Musi merupakan
menghubungkan
„pijakan awal‟ Sriwijaya melakukan pelayaran
pedalaman Palembang dengan masyarakat
dan perdagangan (melakukan ekspedisi) ke
di wilayah ibu kota hingga saat ini.
masih
„ramai‟.
para
Sungai
Musi
pedagang
di
dan
Pada aspek perkapalan atau transportasi
sejarah tentara Sriwijaya dari Palembang
air yang digunakan di wilayah maritim adalah
menuju
dengan
perahu dan kapal. Sungai Musi merupakan
menyusuri sungai Musi dan melintasi selat
jalur lalu lintas perahu dan kapal yang sibuk
Bangka (Rangkuti, 2010). Sehingga tepat
setidaknya sampai tahun 1835, sebelum
dikatakan bahwa selat Bangka adalah „pintu
menimbun sungai Tengkuruk. Pada masa
masuk‟ ke Palembang begitu pula sebaliknya,
Kesultanan Palembang, selain digunakan
„jalan‟ bagi Sriwijaya menuju dunia (Zusneli,
sebagai alat dalam aspek perdagangan,
2015).
transportasi air
luar.
Berdasarkan
Kota
bukti
Kapur
arkeologis
(Bangka)
pertahanan. Di sungai Musi terdapat rakit-
Sekitar abad ke-10 Masehi, Sriwijaya telah
menguasai
semenanjung
Malaya
digunakan untuk sistem
rakit
bagian
kayu
yang
disiapkan
agar
dapat
utara mampu mengontrol jalur perdagangan
menghalau kapal musuh saat memasuki
antara dua emporioum besar yaitu Cina dan
perairan sungai Musi. Strategi rakit ini
India. Disamping wilayah Cina dan India,
digunakan oleh Sultan Mahmud Badaruddin
para pedagang Arab juga telah melakukan
II untuk memperkuat sistem pertahanan
kontak dagang dengan wilayah Sriwijaya.
Kesultanan Palembang melawan Belanda
Para pedagang ini menggunakan kapal Jung
(Purwanti,
masuk ke sungai Musi. Selain perdagangan
transportasi yang turut meramaikan sungai
dengan dunia luar, perdagangan lokal juga
Musi pada masa Kesultanan Palembang
dilakukan
diantaranya
kesultanan
di
sungai
Musi.
Palembang
Pada
masa
2010).
perahu
jukung, perahu kajang.
kegiatan
perdagangan dilakukan diatas perahu di
134
Selain
rakit,
pancalang,
jenis
perahu
Chronologia
Volume 4 Nomor 3, bulan Maret, tahun 2023: hal 129 – 139
Memasuki
perahu
dan
awal
kapal
abad
ke-20
mulai
Palembang dan sebaliknya serta pengangkut
Masehi
batu bara.
menggunakan
teknologi mesin. Jenis transportasi air lainnya
yang
dapat
ditemukan
di
sungai
2) Tradisi Bahari dan Mitologi Laut
Musi
(perahu
Tradisi bahari adalah warisan masyarakat
bermotor cepat) dan tongkang. Tongkang
perairan yang masih berlangsung hingga
mengangkut barang-barang kebutuhan pokok
saat ini. Tradisi bahari yang paling melekat
dan
daerah-daerah
dengan sungai Musi yaitu lomba balap
pedalaman yang belum memiliki jalan darat
perahu bidar dan perahu hias. Perlombaan
dan
perabu
diantaranya
ketek,
speed
membawanya
hanya
dapat
ke
boat
dilalui
dengan
bidar
pada
masa
pemerintahan
menggunakan jalan laut (Santun, 2010). Ada
Kolonial Belanda dilakukan untuk merayakan
juga
di
hari ulang tahun Ratu Wilhemina. Lomba
sungai Musi dari dermaga di Kab. Musi
perahu bidar digelar untuk memperingati Hari
Banyuasi, Kab. Banyuasin, Muara Enim dan
Ulang
Palembang. Aktivitas tongkang di sungai
Indonesia
Musi menimbulkan permasalahan seperti
Pada tahun 2019 pelaksanaan lomba perahu
menabrak tiang jembatan Ampera, menabrak
bidar ditunda karena COVID-19. Kegiatan
kapal Jukung, dermaga dan rumah rakit.
tersebut kembali diselenggarakan pada bulan
tongkang
pengangkut
batubara
Tahun
Kemerdekaan
Republik
dan Hari Jadi kota Palembang.
Agustus tahun 2022.
Perahu (ketek dan speed boat) dibuat
secara tradisional oleh masyarakat yang
hidup sekitar sungai Musi. Salah satu wilayah
yang banyak memproduksi perahu yaitu di
daerah 2 Ulu Palembang. Mereka membuat
perahu jenis speed boat
berdasarkan
pesanan dari Palembang atau dari Banyuasin
dan Sungsang. Lama pengerjaan yaitu tiga
Gambar 1. Lomba Perahu Bidar di sungai Musi
Palembang
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022
hari jika dilakukan oleh tiga orang. Biaya
membuat speed boat baru sekitar 7,5 juta
sedangkan untuk memperbaiki speed boat
Menurut salah satu sumber, perahu idar
yang rusak diperlukan sekitar 1 juta.
sama dengan perahu pancalang. Perahu
Bebagai jenis transportasi air di sungai
Musi
digunakan
untuk
pancalang digunakan sultan untuk berlayar
mendukung
ke wilayah pedalaman. Perahu ini memuat
perekonomian seperti mencari ikan, wisata
sekitar
(menuju Pulo Kemaro, Kampung Arab dan
berlayar
lainnya),
dan
banyaknya pendayung pada perahu tersebut,
kebutuhan lainnya dari daerah pedalaman ke
dapat dipastikan perahu ini berukuran besar
pengangkut
komoditas
50
pendayung
dengan
sehingga
cepat.
dapat
Berdasarkan
(panjang 10-20 m dan lebar 2,5-3 m)
135
Dhita, Pahlevi, 2023, Menelusuri Aspek Maritim . . .
(Elfariansyah
&
Attas,
2022).
membuat beberapa pihak „sakit kepala‟ atas
Warisan
pernyaaan tersebut.
masyarakat sungai Musi lainnya yaitu rumah
rakit. Pada awalnya rumah rakit dihuni oleh
Perairan yang dikuasai oleh Sriwijaya
orang Tionghoa, Melayu, dan orang asing
aman dari gangguan seperti bajak laut.
lainnya (Sevenhoven, 1971). Sampai saat ini
Sriwijaya
rumah rakit menjadi ciri khas masyarakat
pelayaran terhadap kejahatan bajak laut.
Palembang
menjamin
Musi.
Strategi
mitologi,
pada
memasukkan kepala-kepala bajak laut dalam
masyarakat Palembang „beredar‟ mitologi
ikatan kerajaan dengan memberikan bagian
mengenai antu banyu (bahasa Palembang,
tertentu dari hasil perdagangan. Sehingga
yang artinya Hantu Air). Mitos antu banyu
dapat dikatakan bahwa bajak laut merupakan
yang
masyarakat
bagian dari sistem perdagangan Sriwijaya
Palembang kemudian diabadikan menjadi
(Suryosumarto, 2006). Selain itu, pasukan
cerita rakyat, salah satunya, oleh Sari Herleni
Sriwijaya digambarkan sebagai pasukan laut
berjudul “Antu Banyu Cerita dari Sumatera
yang terlatih, tidak takut mati dan setia pada
Selatan”,
Laboratorium
raja. Mereka memiliki kekuataan maritim
Kebhinekaan Bahasa dan Sastra, Kemdikbud
yang cukup memadai seperti ketersediaan
pada tahun 2016. Mitologi antu banyu yang
kapal, senjata seperti rantai, dan punya
berkembang
nilai-nilai
keahlian tempur yang cukup kuat. Setiap
diantaranya untuk menjaga ekosistem ikan di
kapal pedagang yang masuk akan diperiksa
sungai Musi dan menjaga sungai Musi dari
dan membayar pajak sebelum memasuki
pencemaran sehingga dapat terus layak
kawasan perdagangan Sriwijaya. Bagi yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan air
melanggar,
terutama masyarakat yang tinggal di tepian
segera
sungai Musi dan masyarakat Palembang
menghukum awak kapal yang membangkang
pada umumnya. Selain itu juga
tersebut (Kee-Long, 1998: 301-302).
Berkaitan
sepanjang
dengan
aspek
berkembang
diterbitkan
ini
pada
oleh
memiliki
dilakuakn
jalur-jalur
sungai
di
yang
keamanan
pasukan
mengejar
Sriwijaya
yaitu
laut
tersebut
akan
kapal
tersebut
dan
Pada abad ke-18 Masehi pasca Sriwijaya,
perompakan sering terjadi di selat Bangka
3) Perompakan dan Hukum Laut
Perompakan
perampokan
atau
yang
bajak
laut
dilakukan
dan
adalah
di
sungai
Musi.
Mengenai
peristiwa
perompakan itu Residen Palembang sering
laut
(perairan). Mereka merampas barang-barang
mengajukan
dari kapal-kapal yang berhasil mereka bajak.
Muhamad Bahauddin (1776-1804) tentang
Topik bajak laut mengingatkan pada tahun
hal
2019,
menghalau
ketika
Ridwan
Saidi
mengatakan
ini.
protes
Pihak
sultan
elanong
bahwa Sriwijaya merupakan kerajaan fiktif
kawasan
perairan
dan hanya berisi sekelompok bajak laut.
tersebut
tidak
Pernyataan
(Rochmiatun,
ini
sangat
kontroversi
dan
136
kepada
pun
berulangkali
(bajak
ini
dapat
2016).
Sultan
akan
laut)
dari
tetapi
hal
menghilangkannya
Dalam
konsep
Chronologia
Volume 4 Nomor 3, bulan Maret, tahun 2023: hal 129 – 139
kontekstual, bajak laut dapat diartikan bentuk
KESIMPULAN
kejahatan yang terjadi di sungai Musi.
Sejarah maritim merupakan salah satu tema
penting dalam pembelajaran sejarah lokal.
4) Perikanan
Walau sejarah maritim lebih banyak dikaitkan
Sungai
Musi
memberikan
berkah
dengan laut, namun di Palembang sejarah
perekonomian bagi masyarakat Palembang
Maritim sangat erat kaitannya dengan sungai.
terutama bidang perikanan. Dalam ANRI,
Hal ini berdasarkan bentangan alam dan kajian
Bundel Palembang No. 62.7; No. 62.2
historis Palembang yang berkenaan dengan
(Efrianto et al, 2014) berbagai jenis ikan yang
sungai.
ada di sungai-sungai Palembang antara lain
berdasarkan konsep pembelajaran sejarah lokal
ikan Tapa, ikan
diantaranya bersifat kontekstual dan dekat
Lemak, ikan Lais, ikan
Materi sungai
Musi dikembangkan
Tembakang, ikan Patin, ikan Bandeng, ikan
dengan
Kluyu, ikan Pareh, ikan Datum, ikan Belida,
Kurikulum 2013 atau Kurikulum Merdeka Belajar
ikan Sagaret, ikan Arok, ikan Toman, ikan
memiliki relevansi yang sangat kuat dengan
Tongkol, ikan Delak, ikan Buju, ikan Lele,
pengembangan materi sungai Musi. Pengkajian
ikan Juara, ikan Blutulang, ikan Tebangkang
sungai Musi melalui aspek maritim selain
dan lainnya. Adapun jenis ikan yang ada di
memperkuat
sungai Musi yaitu ikan Tenggiri, ikan Belida
pembelajaran sejarah lokal sungai Musi, juga
dan ikan Gabus (Efrianto, 2014) yang dapat
memberikan pembelajaran yang bermakna bagi
diolah menjadi makanan khas Palembang
peserta didik.
seperti pempek dan berbagai jenis pindang.
Aspek
lingkungan
peserta
kemaritiman
perdagangan,
didik.
Indonesia
pelayaran
Baik
melalui
dan
Selain dari ikan, pempek juga dapat diolah
perkapalan memiliki kaitan satu sama lain.
dari udang yang disebut „pempek udang‟.
Dimulai dari periode Sriwijaya hingga saat ini,
Daerah yang banyak menghasilkan udang
sungai Musi berperan penting pada tiga aspek
yaitu Sungsang (muara sungai Musi). Ikan
tersebut. Selanjutnya aspek tradisi bahari sungai
dan udang yang mereka tangkap diolah
Musi yaitu berkaitan dengan lomba balap
menjadi terasi untuk dijual ke pulau Jawa dan
perahu bidar, perahu hias dan rumah rakitt.
wilayah
2016).
Selanjutnya aspek mitologi, pada masyarakat
Berdasarkan fungsinya, pempek memiliki
Palembang berkembang „kisah‟ antu banyu.
empat fungsi yaitu makanan sehari-hari
Aspek maritim yang tak kalah menarik lainnya
masyarakat
dalam
yaitu perompakan dan bajak laut. Sriwijaya
upacara tradisional, komoditas ekonomi dan
memiliki strategi „jitu‟ merangkul bajak laut untuk
identitas masyarakat Palembang (Efrianto,
kepentingan
2014).
Namun pada masa Kesultanan Palembang
lainnya
(Rochmiatun,
Palembang,
sajian
perdagangan
pada
masanya.
hingga saat ini, memiliki „cerita‟ yang berbeda.
Aspek maritim yang terakhir yaitu perikanan.
Sungai Musi memiliki berbagai jenis ikan yang
137
Dhita, Pahlevi, 2023, Menelusuri Aspek Maritim . . .
dapat diolah menjadi makanan khas Palembang
10(1),
hal.
67-79.
DOI:
10.35706/judika.v10i1.5842
Farida, I., Rochmiatun, E. & Kalsum, N.U.
(2019).
Peran
Sungai
Musi
dalam
Perkembangan
Peradaban
Islam
di
Palembang:
Dari
Masa
Kesultanan
Palembang hingga Hindia Belanda. Jurnal
Sejarah Peradaban Islam. Vol. 3(1): 50-57.
DOI: 10.30829/juspi.v3i1.4079
Hariyono. (2017). Sejarah Lokal: Mengenal
Yang Dekat, Memperluas Wawasan. Jurnal
Sejarah dan Budaya. Vol. 17(2): 160-166.
DOI:
http://dx.doi.org/10.17977/um020v11i22017p
160
https://labbineka.kemdikbud.go.id/bahasa/ceritar
akyat/e4da3b7fbbce2345d7772b0674a318d5
https://palembang.tribunnews.com/2022/08/21/di
nas-energi-dan-sumber-daya-mineralsumsel-raih-juara-1-lomba-perahu-bidar-disungai-musi
https://otomotif.tempo.co/read/1689086/dragrace-and-drag-bike-championship-2023digelar-di-palembang
Kee-Long, So. 1998. Dissolving Hegemony or
Changing Trade Pattern? Images of Srivijaya
in the Chinese Sources of the Twelfth and
Thirteenth Centuries.
Source: Journal of
Southeast Asian Studies, Vol. 29, No.
2
(Sep., 1998), pp. 295-308).
Nawiyanto, & Endrayadi, E. C. (2016).
Kesultanan Palembang Darussalam: Sejarah
dan Warisan Budayanya. Jember: Tarutama
Nusantara.
Pangestu, D.A. & Rochmat, S. (2021).
Philosophy Of Freedom To Learn In The
Perspective Of Founding Fathers. Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan. Vol. 6(1), hal:
78-92.
DOI:
https://doi.org/10.24832/jpnk.v6i1.1823
Purwanti, R. (2010). Peran Sungai Musi dalam
Pembentukan Pusat Politik-Ekonomi Budaya
Masyarakat Palembang dalam Mencari
Ekspedisi Sriwijaya Mencari Jalur yang
Hilang, Bambang Budi Utomo (Ed).
Kementrerian Kebudayaan dan Pariwisata
Badang
Pengembangan
Sumberdaya
Kebudayaan dan Pariwisata: Balai Arkeologi
Palembang.
Rangkuti, N. (2010). Ekspedisi Sriwijaya dan
Arkeologi Maritim dalam Mencari Ekspedisi
Sriwijaya Mencari Jalur yang Hilang,
Bambang Budi Utomo (Ed). Kementrerian
Kebudayaan
dan
Pariwisata
Badang
yaitu pempek dan pindang. Selain dioleh untuk
kebutuhan sendiri, hasil olahan ikan dari sungai
Musi dan anak sungai lainnya menjadi identitas
masyarakat Palembang.
Pengembangan materi sungai Musi melalui
aspek maritim untuk pembelajaran sejarah lokal
menghasilkan pengetahuan yang melimpah.
Selain Sriwijaya, peserta didik juga memiliki
pemahaman yang luas mengenai peran sungai
Musi dalam kemaritiman Indonesia. Hal ini tentu
sangat berkaitan dengan mewujudkan cita-cita
pendidikan
Indonesia
melalui
pembelajaran
sejarah Lokal.
DAFTAR PUSTAKA
Adhayanto, O. (2014). Maritim Constitution.
Jurnal Selat. Vol. 2(1): 135-145.
Abdullah, T. (1985). Di Sekitar Sejarah Lokal di
Indonesia. Dalam Taufik Abdullah (ed.).
Sejarah Lokal di Indonesia. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press
Asnan, G. (2007). Dunia Maritim Pantai Barat
Sumatera. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Augustio, O & Setiawan, B. (2019). Pengaruh
Kondisi Geologi Terhadap Perubahan
Morfometri Sungai Musi Daerah Empat
Lawang dan Sekitarnya. Prosiding Seminar
Nasional AVoER XI 2019 Palembang, 23-24
Oktober 2019 Fakultas Teknik Universitas
Sriwijaya, hal. 523-527.
Dhita, A.N. & Putri, S.D. (2021). Membaca
Keturunan Arab di Palembang: Dari
Kedatangan Hingga Kini. Tamaddun: Jurnal
Sejarah dan Kebudayaan Islam. Vol. 9(1):
117-138. DOI: 10.24235/tamaddun.v9i1.8174
Efrianto, Zubir, Z., & Maryeti. (2014). Pempek
Palembang Makanan Tradisional dari Kota
Palembang Provinsi Sumatera Selatan.
Padang: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Direkorat Jenderal Kebudayaan
Balai Pelestarian Nilai Budaya Padang.
Elfariansyah, A. & Attas, S.G. (2022). Tradisi
Perahu Bidar Sebagai Warisan Budaya
Dalam
Kehidupan
Masyarakat
Kota
Palembang. Jurnal Pendidikan UNSIKA. Vol.
138
Chronologia
Volume 4 Nomor 3, bulan Maret, tahun 2023: hal 129 – 139
Pengembangan Sumberdaya Kebudayaan
dan Pariwisata: Balai Arkeologi Palembang.
Rochmiatun, E. (2016). Orang Laut, Bajak Laut,
dan Raja Laut: Dinamika Kehidupan dan
Kekuasaan dalam Naskah Kontrak SultanSultan Palembang Abad 18-19. Jurnal
Manuskrip. Vol. 6(1), hal. 181-210.
Sari, E. P., & Sunarti. (2022). Penerapan Model
Pembelajaran Living History dalam Materi
Lokal Serat
Centini sebagai
Upaya
Membangun Nilai Pendidikan Karakter Siswa.
Proceedings Series on Social Sciences &
Humanities.
Vol.
3:
503-508.
DOI:
https://doi.org/
https://doi.org/10.30595/pssh.v3i.319
Santun, M.D.I. (2010). Venesia Dari Timur:
Memaknai Produksi dan Reproduksi Simbolik
Kota Palembang dari Kolonial sampai
Pascakolonial. Yogyakarta: Ombak.
Sesfao, M. (2020). Perbandingan Pemikiran
Pendidikan Paulo Freire dengan Ajaran
Tamansiswa Dalam Implementasi Merdeka
Belajar.
Prosiding
Seminar
Nasional
Pendidikan, 2020.
Sevenhoven, J.L. van. (1971). “Beschrijving van
de hoofdplaats van Palembang”, dalam
Verhandelingen
van
het
Bataviaasch
Genootschap van Kunsten 9. 1923.
diterjemahkan Lukisan Tentang Ibu Kota
Palembang. Djakarta: Bhratara.
Suryosumarto, B. (2006). Sriwijaya Kerajaan
Maritim Terbesar Pertama di Nusantara.
Jurnal Ketahanan Nasional. Vol. 9(1), hal: 4956.
Zusneli, Z. (2015). Peranan Selat Bangka
sebagai Pintu Gerbang Dunia Maritim Kota
Palembang. Jurnal Penelitian Sejarah dan
Budaya.
Vol.
1(2):
248-263.
DOI:
https://doi.org/10.36424/jpsb.v1i2.92
139