Resensi Film Gie

Fardhal V. Ramadhan, 2019

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah-Nya yang telah dilimpahkan bagi kita , sehingga kami dapat merangkai kata dalam menyajikan resensi film : second in command sehingga dapat diselesaikan dengan baik. Penyusunan makalah ini di latar belakangi oleh tugas mata kuliah Militer dan Civil Society pertama dalam pertemuan ke-tiga. Penyusunan makalah ini berdasarkan pengetahuan dan wawasan dalam mengkaji pertahanan dan keamanan khususnya dalam menciptakan keamanan global. Saya berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Saya selaku penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah yang disusun ini masih belum atau jauh dari kata sempurna untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat saya butuhkan untuk memperluas wawasan serta pengetahuan saya. Akhir kata, tidak lupa saya ucapkan terima kasih atas segala bentuk dukungan data dari berbagai pihak dan buku demi kelangsungan penyelesaian dalam penulisan makalah yang saya buat ini.

Film "Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar" menghadirkan perjalanan inspiratif seorang wanita yang gigih mengejar mimpinya meski harus menghadapi berbagai rintangan. Dari segi sinematik, film ini berhasil memvisualisasikan perjuangan Merry dengan sinematografi yang kuat, penggunaan warna yang mendukung narasi emosional, serta adegan-adegan yang ditata dengan baik untuk menggambarkan semangat juang dan tekad Merry. Secara tematik, film ini menggarisbawahi pentingnya ketekunan, kerja keras, dan optimisme dalam meraih kesuksesan, sambil menekankan nilai-nilai keluarga dan persahabatan yang mendukung perjalanan Merry. Kombinasi elemen sinematik yang mendalam dan tema yang kuat membuat film ini tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan pesan inspiratif yang mendalam bagi penontonnya.

Zenodo (CERN European Organization for Nuclear Research), 2023

Film sebagai media penyiaran beralih fungsi dari yang semula sebagai sarana hiburan, kemudian beralih menjadi sarana mengembangkan ideologi. Melalui industri film, AS sebagai negara adidaya berpeluang menciptakan budaya pop. Skripsi ini membahas mengenai sisi lain penggambaran AS yang selama ini jarang tercover melalui film. Salah satunya adalah film dokumenter SICKO yang menyampaikan fakta dan data mengenai AS sebagai negara adidaya yang memiliki masalah dengan sistem pelayanan kesehatan negara dan dipandang gagal dalam menyejahterakan masyarakatnya. Lihat -- https://youtu.be/x_qA3fTZgoI

Fardhal Virgiawan Ramadhan, 2018

Para agen rahasia yang harus bertarung antara rasa percaya dan tidak percaya. Film arahan sutradara Peter Berg ini dibuka dengan adegan penggerebekan rumah yang dilakukan tim James Silva. Tentunya bersama dengan dua wanita tangguh yang ada di timnya, Alice Kerr (Lauren Cohan) dan Sam Snow (Ronda Rousey). Misi itu selesai. Berhasil meski tak semulus rencana awal. Mile 22 berlanjut ke berbulan-bulan kemudian. Saat seorang bernama Li Noor (Iko Uwais) tiba-tiba mendatangi kedutaan Amerika dan mengatakan dirinya memiliki apa yang mereka cari. Dia akan menukar informasi itu dengan persetujuan dirinya akan diterbangkan ke Amerika Serikat, di bawah pengawasan kedutaan. Saat itu, tim James Silva memang tengah dikejar waktu untuk menemukan bubuk cesium yang hilang. Bukan sembarang bubuk karena bubuk kimia itu bisa jadi alat pembunuhan masal, dan James Silva diminta untuk menemukannya sesegera mungkin. Apakah tim James Silva dapat menemukan bubuk kimia tersebut?