Jurnal Magenta, STMK Trisakti - Vol. 1 | No. 02 | Juli 2017
Analisis Desain Sampul Novel Karangan Ayu Utami
Ditinjau Dari Perspektif Desain Komunikasi Visual
Irene Hasian
irene@mediakomtrisakti.ac.id
Program Studi Desain Komunikasi Visual
Sekolah Tinggi Media Komunikasi Trisakti
ABSTRACT
Novel in Indonesia became a popular reading, one by novelist Ayu Utami. However, it turns
out Ayu Utami create her own cover design of her novels. Writer interested to examine how to
determine the cover design visualization contained in Ayu Utami’s novel that affect she make
their own novel’s cover. The method used in this study include observational data collection,
interviews, and literatures. The results of the study began seeing Ayu Utami’s novels that
tell about the history, culture, sex and myths. In addition to getting entertainment, reading
novels Ayu Utami also could add insight and information about the history and culture that
has not been known. Each novel is written always do research beforehand. Almost the entire
cover of the novel made by Ayu Utami. Researchers then describe what elements are there in
Ayu Utami covers novel, includes illustrations, color, typography, and layout, and then analyze
it. Conclusions from this research that works Ayu Utami’s novel illustrations is not entirely
explanation contents story, but it contains meanings associative relationship exciting to be a
conceptual work.
Keywords: Ayu Utami, Cover Design, Art, Design Elements
157
Irene Hasian, Analisis Desain Sampul Novel Karangan Ayu Utami
Ditinjau Dari Perspektif Desain Komunikasi Visual
ABSTRAK
Novel di Indonesia menjadi bacaan yang digemari, salah satunya karya novelis Ayu
Utami. Namun, ternyata Ayu Utami membuat sendiri desain sampul dari novel-novelnya.
Penulis tertarik untuk mengkaji bagaimana untuk mengetahui visualisasi desain sampul
yang terkandung dalam karya novel Ayu Utami yang mempengaruhi penulisnya membuat
sendiri sampul novelnya. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi
pengumpulan data observasi, wawancara, dan studi pustaka. Hasil penelitian dimulai dari
melihat novel-novel Ayu Utami yang bercerita tentang sejarah, kebudayaan, seks dan mitosmitos. Selain mendapatkan hiburan, membaca novel-novel Ayu Utami juga bisa menambah
wawasan dan informasi tentang sejarah maupun budaya yang belum banyak diketahui. Setiap
karya novel yang ditulis selalu dilakukan riset-riset terlebih dahulu. Hampir seluruh cover
novel dibuat sendiri oleh Ayu Utami. Peneliti kemudian mendeskripsikan elemen-elemen apa
saja yang ada pada cover-cover Ayu Utami, meliputi ilustrasi, warna, tipografi, dan layoutnya,
kemudian menganalisanya. Simpulan dari penelitian ini yakni karya-karya novel Ayu Utami
ini ilustrasinya bukan sepenuhnya penjelasan cerita isi, namun mengandung makna-makna
hubungan asosiatif yang menarik untuk menjadi karya yang konseptual.
Kata Kunci: Ayu Utami, Desain Sampul, Seni Lukis, Elemen Desain
158
Jurnal Magenta, STMK Trisakti - Vol. 1 | No. 02 | Juli 2017
I. PENDAHULUAN
Desain sampul merupakan media yang
memberikan informasi secara visual tentang
isi dari sebuah buku yang diterbitkan.
Secara umum, terdapat kriteria desain yang
baik, yakni inovatif, sederhana, dan mampu
menyampaikan bagian dari isi cerita suatu
buku. Desain suatu sampul buku menjadi
bagian penting dalam menyampaikan bagian
dari isi buku yang diterbitkan. Elemenelemen desain seperti ilustrasi, layout,
warna dan tipografi akan membuat suatu
visual desain yang baik sehingga menarik
minat masyarakat untuk membelinya.
Novel merupakan karya fiksi yang
mengungkapkan aspek kemanusiaan yang
lebih mendalam dan disajikan secara halus.
Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang
ditulis secara naratif, biasanya dalam bentuk
cerita. Novel tak ubahnya cerita pendek
(cerpen), hanya saja cerpen disajikan lebih
singkat dan tidak terlalu mendalam. Kata
novel berasal dari bahasa Italia novella yang
berarti “sebuah kisah atau sepotong berita”
Novel lebih panjang (setidaknya 40.000
kata) dan lebih kompleks dari cerpen, dan
tidak dibatasi keterbatasan struktural dan
metrikal sandiwara atau sajak. Umumnya
sebuah novel bercerita tentang tokoh-tokoh
dan kelakuan mereka dalam kehidupan
sehari-hari, dengan menitik beratkan pada
sisi-sisi yang aneh dari naratif tersebut.
Novel dan cerita pendek di kalangan
masyarakat Indonesia sudah menjadi bahan
bacaan yang digemari.
Ada banyak penulis novel yang dimiliki
oleh Indonesia. Ayu Utami adalah salah satu
novelis wanita kelahiran Bogor, yang dikenal
sejak novelnya Saman memenangkan
sayembara penulisan roman Dewan
Kesenian Jakarta 1998. Dalam waktu tiga
tahun Saman terjual 55 ribu eksemplar,
dan membuat Ayu Utami mendapat Prince
Claus Award 2000 dari Prince Claus Fund.
Beberapa novel lain yang telah ditulis oleh
Ayu Utami, di antaranya: Larung, Bilangan
Fu, Manjali dan Cakrabirawa, Cerita Cinta
Enrico, Lalita, Maya, Si Parasit Lajang, dan
Pengakuan: Eks Parasit Lajang serta Simple
Miracle. Novel-novel karangan Ayu Utami
kebanyakan masih memiliki keterkaitan
satu sama lain. Misalnya novel Saman
dengan Larung, Bilangan Fu dengan Manjali
dan Cakrabirawa dann lain-lain. Ada juga
beberapa judul novel yang merupakan kisah
nyata dari Penulis.
Ada keunikan tersendiri dari sampulsampul novel Ayu Utami, dikarenakan
sampul novel dibuat dari ilustrasi yang
tidak biasa yang dibuat dari hasil lukisan
Ayu Utami. Di saat tren sampul buku novel
sekarang banyak menggunakan teknik
fotografi, ilustrasi vektor, dan digital
imaging, namun Ayu Utami lebih memilih
melukis sendiri sampul-sampul bukunya
yang ia lukis di atas kanvas, kertas dan kaca.
Berdasarkan uraian latar belakang di
atas, maka penulis melakukan penelitian
dengan masalah bagaimana desain sampul
novel karangan Ayu Utami ditinjau dari
perspektif Desain Komunikasi Visual?
II. METODOLOGI PENELITIAN
159
Metode yang digunakan dalam penelitian
Irene Hasian, Analisis Desain Sampul Novel Karangan Ayu Utami
Ditinjau Dari Perspektif Desain Komunikasi Visual
tugas akhir ini adalah metode kualitatif
dengan pendekatan deskriptif. Metode
kualitatif adalah suatu metode penelitian
yang bersifat induktif guna mengukur nilai
atau sifat dari materi yang akan dibahas.
Informasi yang lengkap mengenai datadata yang berhubungan dengan objek yang
dikumpulkan, setelah itu dilakukan metode
deskriptif. Dengan melakukan pencarian
informasi mengenai konsep visual pada
sampul novel-novel Ayu Utami untuk diteliti
dan menemukan karakteristik visual dari
sampul novel tersebut.
Metode kualitatif ini juga digunakan untuk
menggambarkan dan menginterpretasi detil
visual pada 10 sampul novel yang dilukis
Ayu Utami ditinjau dari desain komunikasi
visual.
Pendeskripsian objek penelitian ini
dimulai dari pikiran-pikiran utama dan
dikembangkan menjadi pikiran penjelas.
Melalui metode deskriptif dilakukan analisa,
diidentifikasikan berbagai karakteristik
objek penelitian secara objektif, sistematis,
dan generalis sehingga mendapatkan
kesimpulan secara keseluruhan. Susunan
sistematis tersebut diolah dalam rancangan
analisa berupa tabel yang isinya pikiranpikiran utama kemudian dianalisis secara
rinci menjadi pikiran penjelas pada bab
analisis.
Peneliti
melakukan
pengamatan
beberapa unsur yang terdapat pada covercover novel Ayu Utami. Misalnya pengamatan
tentang jenis ilustrasi, warna dan tipografi
yang digunakan. Observasi dilakukan agar
peneliti memperoleh gambaran yang jelas
tentang visualisasi cover novel Ayu Utami dan
memudahkan untuk melakukan wawancara
kepada subyek penelitian. Tujuan Penelitian
adalah untuk menghasilkan analisa tentang
visualisasi desain sampul novel Ayu utami
dari perspektif Desain Komunikasi Visual,
serta mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi visualisasi sampul depan
novel Ayu Utami.
III. TINJAUAN TEORITIS
A. Seni Lukis
Seni lukis merupakan salah satu
cabang dari seni rupa yang berdimensi dua.
Melukis adalah kegiatan membubuhkan cat
(kental maupun cair) di atas bidang datar.
Pembubuhan cat tersebut diharapkan dapat
mengeskpresikan makna nilai subyektif
melukis lebih besar dalam menafsirkan
obyek sesuai keinginan pelukisnya.
Seni lukis merupakan ungkapan
pengalaman artistik dan ideologi. Seni lukis
adalah karya seni rupa dua dimensional
yang menampilkan unsur warna, bidang,
garis, bentuk dan tekstur (Bahari, 2008:45).
Seni lukis dapat diartikan bahwa seni
lukis adalah suatu pengucapan pengalaman
artistik yang ditumpahkan dalam bidang
dua dimensional dengan menggunakan garis
dan warna (Soedarso Sp, 1990:11).
Seni lukis diartikan juga sebagai
ungkapan perasaan dan pikiran pada
suatu bidang datar melalui susunan garis,
bidang atau raut, tekstur, dan warna atas
hasil pengamatan dan pengalaman estetis
seseorang (Sunaryo, 2006:3).
Seni lukis adalah kegiatan yang
diungkapkan seseorang secara sengaja yang
160
Jurnal Magenta, STMK Trisakti - Vol. 1 | No. 02 | Juli 2017
di dalamnya menampilkan unsur-unsur seni
rupa seperti: garis, bentuk, warna, tekstur
sebagai pengalaman estetis.
1.
Gaya Lukisan
Gaya yang sering juga disebut corak
seni lukis dikelompokkan menjadi corak
realistis, abstrak, dan simbolis. Corak
realistis merupakan bentuk lukisan yang
menggambarkan objek-objek alam dalam
hubungan nyata atau wajar; corak abstrak
merupakan corak yang objek lukisannya
tidak dapat diidentifikasi; sedangkan
corak simbolis merupakan corak yang
menunjukkan penggambaran objek-objek
dalam hubungan simbol atau metafora
(Sunaryo, 2006:9).
Selain corak seni lukis yang disebutkan
di atas, juga ada corak lain di luar corak
atau gaya yang telah disebutkan, yaitu corak
dekoratif yang banyak terdapat pada lukisan
Bali dan lukisan tradisional Indonesia.
Corak dekoratif memiliki ciri utama watak
kegarisan, pewarnaan yang datar tanpa
pengolahan ilusi ruang, dan kecenderungan
ornamentik (Sunaryo, 2006:9).
3.
Aliran-aliran Seni Lukis
Seni lukis merupakan salah satu cabang
dari seni rupa. Seni lukis yaitu seni yang
mengapresiasikan
kreativitas
seorang
seniman melalui bidang dua dimensi,
seperti kanvas, kertas, papan dan lain-lain.
Seni lukis memiliki beragam aliran yang
semakin hari semakin berkembang. Berikut
macam - macam aliran seni lukis (Nurhadiat,
2004:61):
a.
2.
Media seni lukis
Media dalam seni lukis merupakan
sarana yang digunakan dalam berkarya.
Media atau sarana berkarya tersebut berupa
bahan, alat dan perlengkapan. Adapun media
seni lukis yang biasa digunakan antara lain:
cat minyak (oil color), cat air (water color),
cat poster, pastel, cat akrilik, dan tinta
(Sunaryo, 2006:10).
161
Surealisme
Aliran ini sudah banyak melekat di
beberapa seniman. Seniman bekreasi
dengan sebebasnya sesuai dengan
pemikiran yang ada pada mereka.
Istilah Surealisme didefinisikan dengan
istilah Pure Psychis Automatism atau
otomatisme kejiwaan murni.
Andre Breton mengatakan, Aliran
Surealisme ini banyak dipengaruhi
oleh teori analisa psikologi Sigmund
Freud mengenai ketidaksadaran dalam
anatomisme dan impian seniman
Surealis, bahwa karya-karya mereka
merupakan otomatisme psikis murni
dan bersandar pada realitas yang
superior dari kebebasan asosiasinya
yang terbagi ke dalam dua jalur yaitu:
surealisme ekspresif dan surealisme
murni (Kartika, 2004:92).
(1) Surealime ekpresif atau Amaorf
Diciptakan melalui proses atau
kondisi tidak sadar, objeknya
berupa simbol-simbol yang tidak
terkait dengan bentuk alam dan
tidak realistik. Tokoh jenis ini adalah
Irene Hasian, Analisis Desain Sampul Novel Karangan Ayu Utami
Ditinjau Dari Perspektif Desain Komunikasi Visual
Joan Miro, Andre Masson dan Marc
Chagall.
(2) Surealisme murni atau Fotografis
Dilukis dengan teknik akademis
(khususnya teknik realistik untuk
menciptakan ilusi absurd) yang
bentuknya seolah-olah realistik
tetapi dalam hubungan atau
proporsi yang aneh. Tokoh yang
paling terkenal adalah Salvador
Dali.
b.
Berkaitan teori di atas, dalam
lukisannya
seorang
surealis
meggambarkan keadaan yang pernah
dialaminya maupun yang ada dalam
bayangan seseorang dilukiskan dengan
simbol-simbol tertentu. Selain simbol
penggambaran tersebut juga bisa
melalui warna yang ada dalam lukisan.
Seni lukis Surealis sering tampil
tidak logis dan penuh fantasi seakan
melukis alam mimpi. Aliran Surealis
dipegang oleh teori psikonalisis
Sigmund Freud yang menyatakan bahwa
alam sadar (dalam kontrol kesadaran
ingatan) dan bawah sadar (tidak dalam
kontrol kesadaran atau terlupakan).
Dalam karya-karya ini, alam nyata dan
keterbatasan mimpi terpadu, sehingga
menampakkan kesan aneh atau
fantastik.
Aliran Surealisme erat kaitannya
dengan dunia fantasi, seolah - olah
kita melukis dalam dunia mimpi dan
biasanya memiliki bentuk atau lukisan
yang tidak logis serta seperti khayalan.
162
Romantisme
Seni lukis aliran romantisme adalah
salah satu aliran yang paling tua dalam
sejarah dunia seni lukis, yang lahir pada
abad 18 akhir, dimana pada konsepnya
lebih menekankan pada kedalaman
emosi atau perasaan yang dimiliki oleh
manusia atau sang pelukis khususnya.
Seniman atau pelukis yang berkarya
dalam aliran romantisme memiliki
kedalaman pikiran yang tak terduga
karena itu dia mampu menonjolkan
emosi dalam hasil akhir setiap
lukisannya (Nurhadiat, 2004:63).
Dalam dunia seni lukis, karya
seniman dengan aliran romantisme
memiliki beberapa ciri khusus yang
menjadi kekhasannya. Ciri tersebut
adalah memiliki sebuah komposisi
lukisan yang sama sekali tidak statis.
Komposisi terbesar dalam aliran
romantisme adalah kesan yang
dramatis. Perpaduan warna-warna yang
banyak menjadi dominan adalah warna
gelap dan juga terang sehingga kesan
dramatis lebih terangkat jelas.
Lukisan dengan aliran ini berusaha
membangkitkan kenangan romantis
dan keindahan di setiap objeknya. Aliran
ini melukiskan objek yang menyangkut
perilaku kehidupan tentang perjuangan,
tragedi, cinta kasih. Aliran seni lukis yang
mana seni lukisannya mengungkapan
sebuah kejadian atau perisitiwa yang
dianggap sangat menarik dan istimewa,
biasanya bertemakan tentang kejadian
yang mengenaskan/ kegetiran yang
menyentuh perasaan. Jadi, aliran ini
Jurnal Magenta, STMK Trisakti - Vol. 1 | No. 02 | Juli 2017
c.
d.
melukiskan cerita-cerita romantis
tentang tragedi yang dahsyat.
Naturalisme
Naturalisme di dalam seni rupa
adalah usaha menampilkan objek
realistis dengan penekanan seting
alam. Hal ini merupakan pendalaman
labih lanjut dari gerakan realisme pada
abad 19 sebagai reaksi atas kemapanan
romantisme.
Aliran
Naturalisme
melukiskan segala sesuatu sesuai
dengan nature atau alam nyata yang
disesuaikan dengan tangkapan mata
kita (Nurhadiat, 2004:65).
John Amos Comenius seorang filsuf
yang hidup pada abad ke-16, tepatnya
tahun 1592-1670, dianggap sebagai
seorang filsuf yang memperkenalkan
aliran naturalisme dalam pendidikan.
Inilah mungkin awal sejarah munculnya
aliran naturalisme. Bidang seni lukis pun
mengenal aliran naturalisme. Menurut
John Amos Comenius, aliran ini melihat
manusia berkembang mengikuti alam.
Aliran Naturalisme adalah aliran
yang berusaha menampilkan suatu
objek lukisan secara alami, aliran ini
kebanyakan bertemakan tentang alam
dan mengutamakan tentang keindahan.
Realisme
Aliran realisme dalam seni adalah
suatu aliran yang memperhatikan detaildetail yang akurat dalam kenyataan
sebenarnya ketika hendak menghasilkan
suatu karya seni rupa sehingga hasilnya
akan tampak seperti hidup. Realisme
e.
163
ini berusaha menunjukkan karakter
dan suasana keseharian. Unsur yang
perlu terkandung dalam aliran realisme
ini adalah kejujuran, keaslian, dan
kenyataan (Nurhadiat, 2004:68).
Aliran Realisme ini berusaha
menampilkan karya lukis apa adanya
seakurasi mungkin sebagaimana tampil
dalam kehidupan sehari - hari agar
lukisan seperti nyatanya tanpa ada
tambahan lain. Kebanyakan dari aliran
realisme adalah menampilkan tentang
kehidupan sehari-hari.
Ekspresionisme
Aliran
ekspresionisme
adalah
kecenderungan
seorang
seniman
untuk mencurahkan kenyataan dengan
efek-efek emosional. Emosi disini
cenderung menuju kepada emosi marah
atau depresi daripada emosi gembira
(Nurhadiat, 2004:72).
Dalam teori, lukisan ekspresionisme
menggambarkan atau melukiskan
aktualitas yang sudah didistorsikan ke
arah suasana bentuk dan warna guna
melahirkan emosi ataupun sensasi
dari dalam berupa gambaran tragedi,
kekerasan serta berbagai dinamika dan
peristiwa yang direkam pelukis untuk
divisualisasi ke permukaan kanvas.
Teori lain tentang ekspresionisme
juga menyebutkan, bahwa mazhab
ini mengutamakan curahan batin
sendiri secara bebas dan mengungkap
perwatakan atas suatu gejala, lebih jauh
sampai kepada pengungkapan renungan
batin yang bebas dari kenyataan di luar
Irene Hasian, Analisis Desain Sampul Novel Karangan Ayu Utami
Ditinjau Dari Perspektif Desain Komunikasi Visual
e.
dirinya.
Ciri-ciri lukisan ekspresionisme
yaitu pengungkapannya merupakan
gambaran angan misalnya tentang
warna, garis, dan kata-kata; penciptaan
seni dalam diri tanpa adanya kegiatan
jasmaniah keluar; dan penggambarkan
aktualitasnya lebih ke arah sedih,
kekerasan, amarah, dan tekanan batin.
Aliran seni lukis ini memandang dan
mengungkapan kebebasan jiwa sebagai
dasar ungkapan yang dituangkan dalam
sebuah kanvas. Berikut contoh lukisan
ekspresionisme karya Affandi.
Kubisme
Kubisme adalah sebuah gerakan
modern seni rupa pada awal abad ke-20
yang dipelopori oleh Pablo Picasso dan
Georges Braque. Pablo Picasso bersama
Georges
Braque
mengembangkan
gaya kubisme selama periode 19091912. Lukisan kubisme dibuat untuk
mewakili objek dari sudut yang berbeda
(Nurhadiat, 2004:75).
Prinsip dasar yang umum pada
kubisme yaitu menggambarkan bentuk
objek dengan cara memotong, distorsi,
overlap, penyederhanaan, transparansi,
deformasi, menyusun dan aneka
tampak. Kubisme pada dasarnya adalah
seni menciptakan bentuk abstrak dari
benda tiga dimensi ke media lukis
dua dimensi. Seniman kubisme harus
dapat merepresentasikan obyek dalam
berbagai bidang.
Aliran kubisme adalah aliran yang
mengungkapkan bahwa segala bentuk
f.
g.
164
memiliki bentuk-bentuk geometris
seperti segitiga, segi empat, lingkaran,
silinder, bola, kerucut, kubus dan kotakkotak.
Impresionisme
Impresionisme adalah gerakan
seni yang muncul pada abad ke-19
di Perancis. Istilah impresionisme
diciptakan oleh kritikus Louis Leroy
saat menyindir “Impression”, sebuah
karya seni ciptaan Claude Monet, hingga
akhirnya Claude Monet kemudian diakui
sebagai pelopor lukisan impresionis di
Perancis (Nurhadiat, 2004:79).
Seni impresionisme adalah gaya
lukisan yang ditandai dengan sudut
visual yang unik, sapuan kuas mencolok,
dan komposisi terbuka. Bentuk seni
ini menekankan pada perubahan pola
cahaya untuk menunjukkan berlalunya
waktu. Lukisan impresionisme memberi
kesan bahwa sebuah objek ditangkap
dengan cara sambil berlalu, sehingga
lukisan memiliki detail yang rendah
dengan lukisan sering berwarna cerah
dan melibatkan unsur gerakan.
Impresionsime adalah seni yang
berusaha menampilkan kesan yang
ditangkap objek sehingga aliran
Impresionisme biasanya
memiliki
gambar yang agak kabur dan tidak
mendetail.
Abstrak
Seni abstrak adalah seni rupa
(lukis, gambar, grafis) yang tidak
menggambarkan wujud yang ada di
Jurnal Magenta, STMK Trisakti - Vol. 1 | No. 02 | Juli 2017
dunia. Seni beraliran abstrak, baik
seni lukis maupun seni rupa, dapat
didefinisikan sebagai seni yang tidak
menggambarkan sesosok orang, benda,
tempat dan lainnya dalam bentuk yang
alami, melainkan dilebih-lebihkan
dengan sedemikan rupa (Nurhadiat,
2004:83).
Subjek dari seni abstrak ini
berdasarkan apa yang terlihat, baik dari
komposisi warna, wujud, sapuan kuas,
ukuran, maupun skala. Seni abstrak
mengolah bahan yang ada menjadi
suatu karya estetik, tanpa tujuan
membentuk sesuatu, dan tidak mewakili
bentuk apapun. Seni abstrak dikenal
pada abad ke-20, setelah muncul seni
ekspresionisme yang dipelopori oleh
Kandinsky.
Aliran abstrakis ini merupakan seni
lukis yang beranggapan bahwa dalam
setiap gambarnya tidak banyak bentuk
yang tidak menyamai bentuk dari alam
melainkan imajinasi dari sang seniman
sendiri.
h. Klasikisme
Klasikisme adalah aliran pemikiran
yang muncul di Eropa yang ditandai
dengan gaya arsitektur klasik Eropa
pada tahun 3000 SM sampai abad ke–
17 dan 18. Aliran ini berkembang pada
abad 19 di Perancis yang mengacu pada
kebudayaan Yunani Klasik dan Romawi
Klasik (Nurhadiat, 2004:86).
Adapun ciri bangunan ataupun
karya seni aliran klasikisme yakni
dibuat – buat dan berlebihan; indah dan
molek; dekoratif; generalisme (lazim
dan umum); kemegahan; idealisme
dan homosentris; rasio menjadi titik
tolak seni; berkaitan dengan perasaan
seseorang; mendambakan yang sangat
harmonis; berusaha memikat hati.
B. Desain Komunikasi Visual
Desain Komunikasi Visual memiliki
peran mengomunikasikan pesan atau
informasi kepada pembaca dengan berbagai
kekuatan visual, seperti tipografi, ilustrasi,
warna, garis, layout, dan sebagainya dengan
bantuan teknologi (Supriyono, 2010: 89).
Desain Komunikasi Visual merupakan
seni dalam menyampaikan informasi atau
pesan dalam menggunakan bahasa rupa/
visual yang disampaikan melalui media
desain. Berdasarkan fungsinya, bertujuan
menginformasi, mempengaruhi, hingga
mengubah perilaku target sesuai dengan
tujuan yang ingin diwujudkan. Proses
desain umumnya memperhitungkan aspek
fungsi, estetik, dan berbagai aspek lainnya,
yang biasanya datanya didapatkan dari
riset, pemikiran, brainstorming, maupun
dari desain yang sudah ada sebelumnya.
(Nathalia dkk, 2014:6)
Desain Komunikasi Visual memiliki
berbagai fungsi sarana media desain, salah
satunya adalah komunikasi visual melalui
media buku. (Kusrianto, 2007:12)
Prinsip dasar desain merupakan
pengorganisasian unsur-unsur dasar desain
dengan memperhatikan prinsip-prinsip
dalam menciptakan dan mengaplikasikan
kreativitas. Prinsip-prinsip desain yaitu:
kesatuan (unity), keberagaman (variety),
165
Irene Hasian, Analisis Desain Sampul Novel Karangan Ayu Utami
Ditinjau Dari Perspektif Desain Komunikasi Visual
keseimbangan (balance), irama (rhythm),
keserasian (harmony), skala (scale),
penekanan (emphasis) (Jefkins, 1997: 245).
C. Novel
Novel berasal dari bahasa Italia, Novella.
Dalam bahasa Jerman, Novelle, dan dalam
bahasa Yunani, Novellus. Novel adalah jenis
prosa yang mengandung unsur tokoh, alur,
dan latar belakang yang menggelarkan
kehidupan manusia atas dasar sudut
pandang pengarang dan mengandung nilai
hidup (Rozak dkk, 1994:137).
H.E. Bates merumuskan bahwa novel
adalah sebuah roman, pelaku-pelaku mulai
dari waktu muda, hingga menjadi tua, dan
bergerak dari setiap adegan ke adegan
berikutnya dari suatu tempat ke tempat
yang lain. (Melalui Hardjana, 2006 :13)
Novel mengandung pengertian sebagai
karya prosa fiksi yang di dalamnya terdapat
cerita menarik yang menggambarkan
kehidupan seseorang dengan orang-orang
di sekitarnya.
b.
1. Ciri-Ciri Novel
Novel memiliki ciri-ciri yang mudah
diketahui,
di
antaranya
memiliki
jumlah halaman dan banyak kata yang
dipergunakan. Secara umum, karya novel
atau roman panjangnya sekitar 35.000 kata
– tak terbatas dan isi dalam novel disusun
sedemikian rupa dan dibagi menjadi
beberapa bab (Hardjana, 2006:14).
a.
Jenis Novel Fiksi dan Non Fiksi
(1) Fiksi
Novel yang berkisah tentang hal yang
166
fiktif dan tidak pernah terjadi. Tokoh,
alur, dan latar belakangnya hanya rekaan
penulis saja. Contoh: Harry Potter dan
The Hunger Games.
(2) Non Fiksi
Novel yang bercerita tentang hal nyata
yang sudah pernah terjadi, biasanya
jenis novel ini berdasarkan pengalaman
seseorang, kisah nyata, ataupun
berdasarkan sejarah. Contoh: Laskar
Pelangi dan Pengakuan Eks Parasit
Lajang.
Jenis Novel berdasarkan Genre Cerita
(1) Novel Romantis
Cerita novel yang berkisah seputar
percintaan dan kasih saying dari
awal hingga akhir.
(2) Novel Komedi
Novel komedi adalah novel yang
memuat cerita yang humoris (lucu)
dan menarik dengan diiringi gaya
humoris.
(3) Novel Religi
Novel ini bisa saja merupakan kisah
romantis atau inspiratif yang ditulis
lewat sudut pandang religi, atau
novel yang lebih mengarah kepada
religi meski tema tersebut beragam.
(4) Novel Horor
Novel ini biasanya memiliki cerita
yang menegangkan, seram, dan
dapat
membuat
pembacanya
berdebar-debar, dan bercerita
tentang hal-hal yang mistis dan
bersifat supranatural.
(5) Novel Misteri
Novel ini lebih rumit dan dipenuhi
Jurnal Magenta, STMK Trisakti - Vol. 1 | No. 02 | Juli 2017
teka-teki yang harus dipecahkan,
dan
membutuhkan
respon
pembaca untuk partisipasi dalam
menyelesaikan masalah dalam
cerita novel tersebut.
(6) Novel inspiratif
Novel inspiratif adalah jenis novel
yang dapat menginspirasi banyak
orang. Banyak mengandung nilainilai moral dan hikmah yang dapat
dipetik dari novel ini. Biasanya novel
inspiratif banyak yang berasal dari
cerita non fiksi atau kisah nyata.
(7) Novel dewasa
Novel dewasa adalah jenis novel
yang hanya diperuntukkan bagi
orang dewasa karena konten
ceritanya yang berisi seputar
percintaan yang mengandung unsur
sensualitas orang dewasa.
c. Sampul Novel
Sampul novel merupakan media
untuk
mengkomunikasikan
pesan
secara visual dan sebagai pembungkus
untuk melindungi isi novel.
Desain sampul merupakan salah
satu cabang ilmu desain grafis yang
diaplikasikan dalam bentuk media
cetak yang bersifat komersial. Kunci
utama dalam membuat desain sampul
yang baik adalah desain sampul harus
sederhana (simple), fungsional, tahan
lama, dan dapat menciptakan respons
emosional positif, serta dapat menarik
perhatian secara visual.
Sampul-sampul novel Ayu Utami
tentunya memiliki ciri khusus atau
gaya ilustrasi yang berbeda yang bisa
membangun komunikasi yang baik
kepada pembaca melalui desain sampul
tersebut.
(1) Fungsi Sampul
(a) Sebagai pengikat isi novel dan
sebagai pelindung halaman isi.
Berdasarkan fungsinya sebagai
pelindung, sampul novel dibuat
lebih tebal dari isi novel agar dapat
melindungi isi novel dengan baik.
(b) Sebagai
judul
informasi,
judul novel menjadi penting untuk
diketahui oleh calon pembaca
karena judul novel menyiratkan isi
dan jenis novel tersebut.
(c) Sebagai daya tarik utama,
sampul
novel menjadi penting
karena secara tidak langsung dapat
memengaruhi pembaca melalui
visualisasi pada sampul novel
tersebut, seperti ilustrasi, tipografi,
layout, dan warna.
Dengan demikian, sampul novel
berperan penting dalam menjaga
kualitas novel yang diterbitkan. Adapun
jenis sampul yang digunakan pada
novel-novel Ayu Utami menggunakan
softcover.
D. Promosi
Berdasarkan
definisinya,
promosi
pada hakikatnya adalah kegiatan yang
dimaksudkan untuk menyampaikan atau
mengkomunikasikan suatu produk atau
jasa kepada pasar sasaran untuk memberi
167
Irene Hasian, Analisis Desain Sampul Novel Karangan Ayu Utami
Ditinjau Dari Perspektif Desain Komunikasi Visual
informasi tentang keistimewaan, kegunaan,
dan yang terpenting adalah tentang
keberadaannya sehingga akan mengubah
sikap ataupun mendorong konsumen untuk
bertindak. (Jefkins, 1997:8)
Promosi juga dinyatakan sebagai suatu
cara untuk mengkomunikasikan suatu
produk (Ardhi, 2013:5).
Kegiatan
ini
dilakukan
untuk
memberikan informasi mengenai suatu
produk yang berguna untuk menambah
keuntungan dalam meraih konsumen baru
juga konsumen lama. Promosi yang baik
adalah promosi yang mampu membujuk
atau mendorong seseorang untuk suatu
tujuan tertentu.
a. Display Produk
Display produk didefinisikan sebagai
banyak tidaknya variasi produk yang
didisplay yang memberikan kemudahan
bagi pelanggan dalam mencari produk
yang dibutuhkan. (Pentecost dan Andrews,
2009:43)
Suatu produk yang baik tak lepas
dari kemudahan pelanggan dalam melihat
dan memperoleh produk yang diinginkan.
(Kervenoael dkk, 2009:321)
Display produk berperan sebagai
pembeda bagi pelanggan terhadap antara
produk perusahaan dengan produk pesaing
dalam suatu industri. Pada display produkproduk buku karangan Ayu Utami sendiri
ditempatkan dalam kategori novel sastra
dan juga kategori buku novel best seller.
Gambar 1
Sampul Buku Novel Saman
IV. PEMBAHASAN
1. Analisis Sampul Buku Saman
Sampul lukis ini berjudul Saman, karya
Ayu Utami dari novel pertamanya. Material
subjeknya merupakan gambar tentang
cerita Adam dan Hawa di Taman Eden dan di
atasnya dilindungi malaikat yang membawa
banner bertuliskan Saman, ada pula buah
apel dan ular yang melingkar di ranting
pohon serta tanaman yang bersulur. Latar
belakangnya digambarkan sinar aurora dari
malaikat dan pemandangan gunung.
Konsep desain sampul novel Saman
adalah kartu Tarot The Lovers yang
menghubungkan cerita legenda Adam dan
168
Jurnal Magenta, STMK Trisakti - Vol. 1 | No. 02 | Juli 2017
Gambar 2
Inspirasi Cover Novel Saman
Hawa yang menjadi point of interest di dalam
cerita novel Saman. Hal ini disesuaikan
dengan isi cerita tentang godaan dan
keputusan yang dihadapi seorang pastor
mengenai perasaan cinta terlarangnya.
Teknik pembuatan ilustrasi menggunakan
teknik gambar manual yang digambar
pada sebuah kaca dengan cat akrilik. Aliran
seni lukis dari karya Ayu Utami adalah
romantisme dengan gaya surealisme.
Arti tarot The Lovers sendiri adalah
penggambaran
tentang
cinta
yang
sempurna. Kartu tarot The lovers menjadi
kartu tarot cinta nomor satu karena kartu
tarot ini melambangkan cinta kasih, hasrat,
keharmonisan, dan persatuan.
Proses penciptannya sampul lukis
Saman cukup rumit namun tertata. Ayu
Utami sepertinya asyik bermain komposisi
yang menyiratkan kegelisahan asmara dan
keyakinan melalui goresan dan pilihan
warna yang menjadi karakter karya lukisnya.
Gambar 3
Sampul Buku Novel Larung
2. Analisis Sampul Buku Larung
Novel Larung merupakan dwilogi dari
novel Saman. Pada sampul lukisan Larung
menunjukkan seorang laki-laki yang sedang
tergantung dengan posisi kaki berada di atas
terikat pada sebuah kayu, tangan berada di
balik punggung, dan kepala berada di bagian
bawah dengan ekspresi muka misterius
antara sedih atau bahagia seperti menikmati
hidup. Anatomi tubuh laki-laki tersebut
dibuat seperti potongan-potongan. Latar
belakang dibuat seperti desain pada kaca
patri gereja.
Ayu Utami membuat lukisan sampul
Larung terinspirasi dari kartu Tarot The
Hanged Man. Teknik pembuatan ilustrasi
menggunakan teknik gambar manual yang
digambar pada sebuah kaca dengan cat
akrilik.
169
Irene Hasian, Analisis Desain Sampul Novel Karangan Ayu Utami
Ditinjau Dari Perspektif Desain Komunikasi Visual
Gambar 4
Inspirasi Cover Novel Larung
Gambar 5
Sampul Buku Novel Bilangan Fu
Aliran seni lukis dari karya Larung
adalah aliran surealisme yang penyusunan
objeknya tersusun melalui unsur-unsur
geometri seperti gaya kubisme.
Kartu Tarot The Hanged Man
menunjukkan seorang pria yang tergantung
dengan ekspresi wajah santai. Kartu ini
diartikan seseorang yang melihat dunia
dengan cara yang berbeda, dan kebanyakan
memiliki wawasan mistis. Selain itu, pada
sisi positif kartu ini bermakna kebijakan,
kewaspadaan, cobaan dan pengorbanan,
sedangkan segi negatifnya kartu ini
bermakna egois, kepala batu, sulit diajak
bekerja sama dan enggan berusaha.
Pada lukisan sampul Larung ini, Ayu
Utami ingin menunjukkan keterkaitan
hal mistis dengan cerita novelnya yang
mengisahkan tentang pengorbanan dan
keyakinan dari usaha Larung dalam
membunuh neneknya yang sudah sakit
parah namun tidak bisa meninggal. Nenek
Larung yang masih hidup meski sakit
parah di usianya yang menginjak 120
tahun diyakini karena memiliki japa-japa di
tubuhnya yang membuatnya tidak mungkin
bisa mati, sehingga Larung membelah
tubuh sang nenek dengan berbagai cara dan
tahapan. Namun tak adanya satupun barang
di dalam tubuh sang nenek menjadikannya
kesan mistis dalam cerita dan lukisan karya
novel Larung.
3. Analisis Sampul Buku Bilangan Fu
Karya sampul Bilangan Fu yang dilukis
oleh Ayu Utami ini divisualisasikan dengan
metafora sebuah benda cinderamata yang
biasa dijadikan jimat. Material subjeknya
merupakan gambar benda gantungan
bandul yang berbentuk bulatan berwarna
hitam, dan putih biru pada bagian tengahnya.
Jika diperhatikan sekilas, ilustrasi tersebut
menyerupai gambar sebuah mata. Di bagian
tengah bulatan hitam terdapat sebuah
lubang dan tali. Ayu Utami melukis sampul
tersebut berdasarkan sebuah cinderamata
170
Jurnal Magenta, STMK Trisakti - Vol. 1 | No. 02 | Juli 2017
Ayu Utami menginginkan sesuatu yang
bulat untuk menggambarkan ilustrasi
Bilangan Fu, kemudian dipilihlah simbol evil
eye. Evil eye merupakan sebuah cinderamata
yang berasal dari Turki yang dipercaya
sebagai sebuah jimat untuk mengusir atau
melindungi dari kekuatan-kekuatan jahat.
Gambar 6
Inspirasi Cover Novel Bilangan Fu
dari Turki yang biasa disebut dengan evil
eye, yang bentuknya memang mirip seperti
mata iblis. Teknik pembuatan ilustrasinya
menggunakan teknik gambar manual yang
digambar di atas kanvas. Aliran seni lukis
dari karya Bilangan Fu adalah realistik
dengan gaya surealisme.
Pada kisah novel Bilangan Fu, sang
tokoh Yuda bermimpi bertemu penunggu
gunung di Watugunung yang membisikkan
tentang bilangan Fu, yakni bilangan yang
menyerupai obat nyamuk bakar, melingkar
keluar bagai labirin yang juga disebut Hu.
Dalam penjabarannya Fu atau Hu, ini
adalah bilangan ke 13, dalam hitungan
jawa kuno, ada hitungan; ji, ro, lu, pat, mo,
nem, tu, wu, nga, luh, las, sin, hu (hal.304).
(Ji=siji/1, ro=loro/2, lu=telu/3, pat=papat/4,
mo=limo/5,
nem=enem/6,
tu=pitu/7,
wu=wolu/8, nga=sanga/9, luh=sepuluh/10,
las=sebelas/11, sin=lusin/12, Hu=13).
Angka 13 Yang biasanya di kepercayaan
budaya Barat disebut-sebut sebagai angka
sial. Sementara dalam kepercayaan China,
13 bisa berarti 1+3 = 4 atau bilangan Tsi,
angka sial di China.
IV. SIMPULAN
Ilustrasi pada novelnya dibuat sendiri
oleh Ayu Utami. Hal ini dikarenakan Ayu
tidak pernah puas ketika cover novelnya
dibuat oleh orang lain. Bahkan sebagus
apapun karya dari ilustrator itu. Gaya lukis
Ayu Utami menggunakan aliran surealisme
murni/fotografis yang menciptakan ilusi
realistik dari alam bawah sadarnya. Ayu
Utami mempunyai pandangan tersendiri
bagaimana sampul-sampul novelnya akan
dibuat sehingga hanya tangannya sendiri
yang mampu mengeksekusi pembuatan
ilustrasi. Kemampuan melukisnya juga baik
terbukti dengan eksekusi besar kecilnya
obyek serta komposisi yang benar-benar
diperhitungkan hingga menyerupai lukisan
aslinya.
Pada pemilihan warna, Ayu Utami lebih
menyukai warna-warna komplementer yang
memiliki kontras warna yang kuat pada
desain sampul lukis buku novelnya. Ayu
Utami terbukti menyukai dunia seni terlihat
dari kemampuan teknik pewarnaan dan
gradasi lukis yang cukup baik meski tidak
memiliki background seni rupa.
Tipografi yang digunakan sesuai dengan
novelnya. Penggunaan font pada keterangan
serial Seri Bilangan Fu, Ayu konsisten
171
Irene Hasian, Analisis Desain Sampul Novel Karangan Ayu Utami
Ditinjau Dari Perspektif Desain Komunikasi Visual
menggunakan font berjenis sans serif. Pada
nama novelis, kecenderungan Ayu Utami
menggunakan font serif yang memberi
kesan anggun, lembut, dan feminis. Adapun
penggunaan judul buku beragam sesuai
dengan karakter isi novelnya. Namun pada
beberapa judul novel, seperti Saman dan
Manjali Cakrabirawa, font judulnya tingkat
keterbacaannya masih kurang efektif.
Layout pada sampul-sampul novel Ayu
Utami didominasi dengan prinsip layout
penekanan (emphasis) dan keseimbangan
(balance). Penerapan komposisi novel-novel
Ayu Utami cukup baik dengan prinsip dasar
desain yang seimbang dan fokus, namun ada
beberapa novelnya yang ilustrasinya terlalu
penuh dan padat sehingga menyulitkan
peletakkan tipografi dan warnanya secra
efektif.
Secara garis besar, sampul yang dilukis
oleh Ayu Utami cukup menarik dengan
menampilkan ide-ide yang tidak biasa.
Komposisi elemen-elemen desain pada
sampul-sampul novel Ayu Utami cukup baik
sebagai produk terbitan. Namun, beberapa
sampul novel yang ilustrasinya dilukis
memenuhi bidang halaman menyulitkan
komposisi peletakkan elemen-elemen grafis
sebagai desain sampul yang baik.
Secara keseluruhan, sampul-sampul
novel Ayu Utami memiliki karakter yang
kuat untuk menarik perhatian pembaca dan
sampul novelnya tidak hanya berdasarkan
nilai estetik semata, namun gagasannya
bisa dari unsur eksentrik novel yang
ternyata mampu membuat sampul novel
yang konseptual. Selain itu juga ada banyak
informasi di luar cerita dari novel yang bisa
diperoleh dari sampul-sampul novel Ayu
Utami, misalnya informasi tentang tarot
(yang tidak ada hubungannya sama sekali
dengan isi novel, tidak ada cerita tentang
tarot pada isi novelnya), namun menjadi
inspirasi dari perumpamaan isi novelnya.
Pada
pembuatan
sampul
buku,
unsur desain tidak hanya bertumpu
pada ilustrasinya saja, tetapi juga ada
beberapa unsur lainnya, layout, warna, dan
tipografinya (pemilihan huruf).
Ayu Utami sebagai pengarangnya
lebih
mempertimbangkan
komposisi
layoutnya agar punya ruang lebih sehingga
jangan terlalu padat dan penuh sesak, juga
pertimbangan terhadap tipografinya agar
memiliki cukup ruang layoutnya dan tidak
terkesan bertumpuk-tumpuk.[]
DAFTAR PUSTAKA
Ardhi, Yudha. 2013. Merancang Media
Promosi Unik dan Menarik. Yogyakarta:
Taka Publisher.
Bahari, Nooryan. 2008. Kritik Seni: Wacana
Apresiasi dan Kreasi. Yogyakarta:
Pustaka Belajar.
Baines, Phil dan Andrew Haslim. 2005. Type
& Typhography. London: Laurence King
Publishing.
Craig, James. 1999. Designing with Type:
A Basic Course in Typography. United
States: Crown Publishing Group.
Danger E.P. 1992. Memilih Warna Kemasan.
Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo.
Depdiknas.
Hardjana H.P. 2006. Cara Mudah Mengarang
Cerita Anak-Anak. Jakarta: Grasindo.
172
Jurnal Magenta, STMK Trisakti - Vol. 1 | No. 02 | Juli 2017
Jeffkins, Frank. 1997. Periklanan, Alih Bahasa
oleh Haris Munandar. Jakarta: Erlangga.
Kervenoael, R; D. S. O. Aykac & M. Palmer. 2009.
Online Social Capital: Understanding
e-impulse buying in practice. Journal of
Retailing and Consumer Services.
Kusmiati, A, S. Pudjiastuti & P. Suptandar.
1999. Teori Dasar Desain Komunikasi
Visual. Jakarta: Djambatan.
Kusrianto, Adi. 2007. Pengantar Disain
Komunikasi Visual. Yogyakarta: Penerbit
Andi.
Miller, Michael. 1998. Webster’s New World
Vocabulary of Success. Korea: Acorn
Publishing.
Mulyanta, Edi S. 2006. Dari Teori Hingga
Praktik: Pengolahan Digital Image
dengan Photoshop CS2. Yogyakarta:
Penerbit Andi.
Nathalia, Kirana & Lia Anggraini. 2014.
Desain Komunikasi Visual; Dasar-dasar
Panduan untuk Pemula. Bandung:
Penerbit Nuansa Cendekia.
Nurgiyantoro,
Burhan.
2007.
Teori
Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah
Mada University Press.
Nurhadiat, Dedi & Madasar Susanto. 2004.
Seni Rupa SMA Kelas 3. Jakarta: Grasindo.
Pentecost, R., & Andrews, L. 2010. Fashion
retailing and the bottom line: The effects
of generaional cohorts, gender, fashion
fanship, attitudes and impulse buying on
fashion expenditure. Journal of Retailing
and Consumer Services, 17(1). pp. 4352.
Rozak, Abdul Zaidan & Anita K. Rustapa.
1994. Kamus Istilah Sastra Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
Rustan, Surianto. 2009. Layout Dasar
dan Penerapannya. Jakarta: Kompas
Gramedia Pustaka Umum.
Santo, Tris Neddy. 2012. Psikologi Warna.
Jakarta: FSR IKJ Press.
Schder, Georg. 1977. Perihal Cetak Mencetak.
Yogyakarta: Kanisius.
Soedarso Sp. 1990 Tinjauan Seni, Sebuah
pengantar
untuk
apresiasi
seni.
Yogyakarta: Saku Dayar Sana.
Sunaryo dan Sumartono. 2006. Seni Lukis
Dasar (Bahan Ajar Seni Lukis I). Buku
Ajar. UNNES.
Supriyono,
Rakhmat.
2010.
Desain
Komunikasi Visual-Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: Penerbit Andi.
Suyanto, M. 2004. Aplikasi Desain Grafis
untuk Periklanan. Yogyakarta: Penerbit
Andi.
Wirya, Iwan. 1999. Kemasan Yang Menjual.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Paujan, Aji. (2015). “Seni Lukis Aliran
Naturalisme”, Dalam http://www.
IINETKOMP.html, 23 Maret 2016.
Suyono. (2003). “Seni Lukis Aliran
Romantisme”, Dalam http://www.
blogsuyono.com/Aliran Tertua dalam
Sejarah.html, 22 April 2016.
173