JPJO 4 (1) (2019) 8-13
Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga
http://ejournal.upi.edu/index.php/penjas/index
Physical Education Learning Motivation: A Gender Analysis
Lutfi Nur, Adang Suherman, Herman Subarjah, Dian Budiana
Program Studi Pendidikan Olahraga, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia
Info Artikel
Abstrak
Sejarah Artikel :
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat motivasi belajar pendidikan jasmani berdasarkan jenis kelamin. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif komparatif.
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa SMP kelas VII dengan jumlah 52 orang
siswa, terdiri dari 30 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan. Instrumen yang
digunakan oleh peneliti adalah angket motivasi belajar pendidikan jasmani untuk siswa
SMP yang terdiri dari 29 item pernyataan dengan nilai validitas 0,518 dan reliabilitas
0,906. Analisis data yang digunakan adalah independent sample t test untuk menguji
perbandingan motivasi siswa laki-laki dengan siswa perempuan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa motivasi belajar pendidikan jasmani siswa laki-laki lebih tinggi
dibandingkan siswa perempuan di jenjang SMP. Adanya temuan ini diharapkan menjadi evaluasi bagi pihak-pihak terkait dalam rangka menumbuhkan motivasi guna peningkatan hasil belajar siswa.
Diterima November 2018
Disetujui Februari 2019
Dipublikasikan April 2019
Keywords :
Gender, Motivation, Physical Education
Abstract
The purpose of this study was to find out the motivation of learning physical education
based on gender. This study used a descriptive comparative method. The subjects in
this study were 50 students in VII grade consisting of 30 male students and 22 female
students. The instrument used by researchers was a physical education learning motivation questionnaire for junior high school students developed by Nur, Suherman, and
Subarjah that contains 29 approved items with a validity value 0.518 and reliability
value 0.906. The data analysis used an independent sample t test to analyze the motivation differences between male students and female students. The results of the study
showed that the male students' physical education learning motivation was higher than
female students in junior high school level. This finding is expected to be an assessment of the relevant parties in order to foster motivation to improve student learning
outcomes.
ISSN 2580-071X (online)
ISSN 2085-6180 (print)
DOI : 10.17509/jpjo.v4i1.13790
Correspondence Address :Jln. Dr. Setiabudhi No.229, Bandung, Indonesia.
E-mail
: lutfinur@upi.edu
8
Lutfi Nur dkk./ Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga 4 (1) (2019)
PENDAHULUAN
Motivasi adalah konstruk psikologis yang
mengarahkan seseorang ke arah pencapaian tujuan dan
mempertimbangkan
kekuatan
psikologis
yang
digunakan untuk memperkuat tindakan (Bice, Ball, dan
McClaran, 2015). Secara konseptual, motivasi dianggap
sebagai energi yang memungkinkan seseorang untuk
terlibat dalam tindakan fisik atau mental yang berorientasi pada pencapaian tujuan (Chen, 2013). Disisi lain
motivasi merupakan jantung dari banyak masalah yang
paling menarik dari olahraga sebagai hasil dari perkembangan lingkungan sosial seperti persaingan,
ketekunan, pembelajaran dan kinerja (Cortés, dkk.,
2017).
persyaratan keterampilan untuk suatu kegiatan, dan
jenis umpan balik memberikan kontribusi pada
partisipasi untuk terlibat dalam aktivitas fisik dalam
pendidikan jasmani (Thompson dan Wankel, 1980;
Weinberg dan Jackson, 1979). Dalam pembelajaran
pendidikan jasmani bentuk penerapan motivasi
ekstrinsik biasanya dilakukan dalam bentuk pemberian
hadiah bagi siswa atau kelompok siswa yang dapat memenuhi tugas belajar dengan baik
Mengenai motivasi salah satu teori yang cukup
ternama adalah Self-Determination Theory (SDT) yang
dikembangkan oleh Deci dan Ryan. Menurut teori tersebut motivasi dibagi menjadi dimensi motivasi intrinsik dan ekstrinsik (Cortés, dkk., 2017). Motivasi
intrinsik merupakan keterlibatan dalam kegiatan untuk
kesenangan dan kegembiraan (Jaakkola, Yli-Piipari,
Barkoukis, dan Liukkonena., 2015). Motivasi intrinsik
merupakan faktor penting ketika dikaitkan dengan aktifitas fisik dalam pendidikan jasmani. Perilaku
"kesenangan"
dan
tugas
yang
dianggap
"menyenangkan" ketika dikaitkan dengan peningkatan
keterampilan, pencapaian pribadi, kesenangan, dan
kepuasan (Bice, Ball, dan McClaran, 2015). Beberapa
hasil penelitian menunjukan bahwa siswa yang lebih
termotivasi secara instrinsik memiliki kemungkinan
lebih besar untuk berlatih diluar pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga (Granero-Gallegos, dkk.
2014). Individu lebih cenderung menunjukkan kepatuhan pada suatu perilaku jika mereka menikmati perilaku
tersebut (Bice, Ball, dan McClaran, 2015). Motivasi
instrinsik sangat berhubungan erat dengan perasaan diri
sendiri tanpa dipengaruhi oleh faktor luar. Perasaan
tersebut dapat berupa kenyamanan, kepuasaan, kesenangan, kegembiraan, dan juga ketertarikan.
Motivasi ekstrinsik dicirikan oleh identifikasi dekat dengan pengakuan sosial, hadiah dan penghargaan
(Cortés, dkk., 2017). Motivasi ekstrinsik menjelaskan
bagaimana variabel dan penghargaan eksternal merangsang pelaksanaan perilaku. Motivasi ekstrinsik dapat
dianggap luas secara konteks karena mencakup konstruksi sosial. Persepsi akan aktivitas fisik dalam pendidikan jasmani, konstruksi sosial, jenis lingkungan,
http://ejournal.upi.edu/index.php/penjas/index
Berdasarkan teori SDT lebih menyarankan untuk
mempromosikan gaya hidup sehat pada siswa dengan
mengembangkan motivasi intrinsic bukan ekstrinsik.
Secara sederhana, siswa yang ingin melakukan aktivitas
fisik cenderung lebih sehat dikemudian hari dari pada
mereka yang diminta untuk melakukan aktivitas fisik.
(Davies, dkk. 2015). Motivasi adalah jantung dari
berbagai permasalahan penting dan menarik dari
olahraga sebagai hasil dari perkembangan lingkungan
sosial seperti persaingan, ketekunan, pembelajaran dan
kinerja (Cortés, dkk., 2017). Motivasi dalam bidang
pendidikan jasmani dan olahraga menyatakan bahwa
“Motivasi menggambarkan salah satu variabel paling
penting dalam olahraga.” Menurut Vallerand (2004)
Pernyataan tersebut memperjelas pentingnya motivasi
dalam bidang pendidikan jasmani dan olahraga
Motivasi yang berhubungan dengan konstruksi
secara positif memprediksi perilaku aktivitas fisik yang
dilakukan pada waktu luang. Kenyamanan dalam pembelajaran pendidikan jasmani dan aktivitas fisik memediasi hubungan antara motivasi dalam pendidikan
jasmani dan aktivitas fisik di waktu luang (Cox, Smith,
dan Williams, 2008). Berbagai penelitian menunjukkan
bahwa motivasi siswa dalam pembelajaran pendidikan
jasmani memainkan peran penting untuk memahami
partisipasi aktivitas fisik siswa usia sekolah dan pembelajaran keterampilan dalam pendidikan jasmani (Gu,
Chen, Jacson, dan Zhang, 2017). Jelas bahwa keterlibatan siswa dalam kelas pendidikan jasmani dipengaruhi dan ditentukan oleh faktor motivasi (Chen,
dkk., 2014).
Belajar merupakan proses multidimensi yang melibatkan berbagai sumber motivasi (Chen, dkk. 2014).
Pendidikan jasmani merupakan sarana yang sangat tepat untuk mempromosikan gaya hidup sehat melalui
aktivitas fisik pada anak. Motivasi siswa dalam pendidi
DOI : 10.17509/jpjo.v4i1.13790
9
Lutfi Nur dkk./ Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga 4 (1) (2019)
kan jasmani dan olahraga muncul sebagai variabel penting, karena motivasi individu siswa terhadap pendidikan jasmani telah diakui sebagai penentu utama aktivitas fisik siswa (Kretschmann, 2014). Selain itu Kretschmann (2014) menambahkan bahwa ‘Kontribusi terbesar
dan paling signifikan dalam penelitian psikologi sosial
terhadap pendidikan jasmani selama 30 tahun terakhir
berkaitan dengan motivasi. Oleh karena itu penelitian
mengenai motivasi belajar siswa dalam pembelajaran
pendidikan jasmani sangat penting untuk dilakukan.
Penelitian ini akan memfokuskan pada analisis
motivasi belajar pendidikan jasmani berdasarkan jenis
kelamin dikarenakan hal ini dianggap penting dalam
upaya mendiagnosa tingkat motivasi belajar siswa lakilaki dan perempuan. Dengan demikian, diharapkan
hasil penelitian ini menjadi bahan evaluasi bagi guru
dalam merencanakan proses pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik motivasi siswa
Dalam praktek pendidikan jasmani dan olahraga
siswa dapat terlibat faktor motivasi yang mendorong
atau mematahkan semangat (Cortés, dkk., 2017). Anakanak dalam pendidikan jasmani sering termotivasi oleh
suatu peluang untuk berekplorasi. Keinginan anak untuk bereksplorasi dalam situasi tertentu memotivasi
mereka untuk menjadi gigih dalam memecahkan masalah, memahami keterampilan gerakan, dan melanjutkan
kinerja (Chen, dkk., 2014). Beberapa penelitian tampaknya mendukung bahwa partisipasi aktivitas fisik
pada siswa SMP dipengaruhi oleh pengalaman siswa
dalam pendidikan jasmani yang telah berhasil memotivasi diri siswa, memberikan persepsi kompetensi, dan
kenikmatan (Chen, dkk., 2014). Hasil penelitian
menunjukan bahwa siswa yang berhasil meningkatkan
motivasi otonom dalam pendidikan jasmani, melakukan
berbagai aktivitas fisik selama waktu istirahat (Chen,
dkk., 2014).
Peneliti berasumsi bahwa perbedaan jenis kelamin
dapat mempengaruhi motivasi seseorang dalam pembelajaran terutama pembelajaran pendidikan jasmani.
Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk
melihat motivasi belajar pendidikan jasmani berdasarkan jenis kelamin pada jenjang pendidikan SMP.
METODE
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
komparatif. Penelitian ini bersifat membandingkan.
http://ejournal.upi.edu/index.php/penjas/index
Penelitian ini sejenis metode deskriptif yang membandingkan persamaan dan perbedaan dua atau lebih
fakta-fakta berdasarkan kerangka pemikiran tertentu
(Nazir, 2005). Dalam penelitian ini peneliti melakukan
pengambilan data, mengolah data serta menampilkan
data hasil penelitian dengan berbagai jenis penyajian
data guna memberikan gambaran mengenai suatu fenomena dan selanjutnya melakukan pengujian perbandingan berdasarkan kelompok sampel laki-laki dan
perempuan dalam motivasi mengikuti pelajaran pendidikan jasmani.
Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah
siswa SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung
kelas VII dengan jumlah 52 orang siswa, terdiri dari 30
siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan dengan usia 1213 tahun dengan menggunakan teknik cluster random
sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian
berupa angket motivasi belajar pendidikan jasmani untuk siswa SMP yang terdiri dari 29 item pernyataan.
Instrumen angket motivasi belajar pendidikan jasmani
untuk siswa SMP ini memiliki tingkat validitas 0,518
dan reabilitas 0,906 (Nur, Suherman dan Subarjah,
2018) sesuai yang terlihat pada tabel 1. Selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan uji t-test untuk
mengetahui perbandingan motivasi siswa laki-laki
dengan siswa perempuan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data yang diperoleh dari hasil penelitian melalui
penyebaran instrumen angket motivasi belajar pendidikan jasmani pada sampel telah menghasilkan data yang
berupa angka atau skor. Data tersebut peneliti sajikan
pada table 1. Secara keseluruhan diperoleh jumlah skor
motivasi belajar pendidikan jasmani sebesar 1004, ratarata 19,31, standar deviasi 4,35, skor maksimal 27 dan
skor minimal 11. Berdasarkan Tabel 2. Diperoleh
jumlah skor motivasi belajar pendidikan jasmani pada
sampel laki-laki sebesar 617, rata-rata 20,57, standar
deviasi 3,11, skor maksimal 27, skor minimal 16. Sedangkan pada sampel perempuan diperoleh jumlah skor
sebesar 387, rata-rata 17,59, standar deviasi 5,22, skor
maksimal 27, skor minimal 11. Deksripsi data lebih
lanjut lagi peneliti menyajikan data perbandingan motivasi belajar pendidikan jasmani disajikan pada table 2.
Hasil pengujian yang ditunjukan pada tabel 3
menunjukkan nilai t = 2,382 dan sig = 0,023 < 0,05
DOI : 10.17509/jpjo.v4i1.13790
10
Lutfi Nur dkk./ Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga 4 (1) (2019)
Tabel 1. Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar Pendidikan Jasmani di Sekolah Menengah Pertama
Aspek
Sub Aspek
Ketekunan dalam
belajar
Kehadiran di sekolah
Mengikuti PBM Penjas di lapangan
Latihan di rumah/luar sekolah
Sikap terhadap kesulitan gerak dalam pembelajaran
penjas,
Usaha mengatasi kesulitan materi penjas,
Kebiasaan dalam mengikuti pelajaran penjas
Semangat dalam mengikuti PBM penjas
Ulet dalam
menghadapi kesulitan
Minat dan ketajamanperhatian
dalam belajar
Berprestasi dalam
belajar
Mandiri dalam
belajar
Jumlah
Keinginan untuk berprestasi dalam pelajaran penjas
Kualifikasi hasil pelajaran penjas
Ketekunan berlatih materi penjas
Menggunakan kesempatan diluar jam pelajaran penjas
maka dapat diartikan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antara motivasi belajar siswa laki-laki
dengan siswa perempuan dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Berdasarkan rata-rata perolehsan skor motivasi belajar, siswa laki-laki menunjukan motivasi
belajar yang lebih tinggi dari pada siswa perempuan.
Tabel 2. Deskripsi Ringkasan Data Berdasarkan Jenis
Kelamin
Jenis Kelamin
Total
L
P
Jumlah Sampel
30
22
52
Jumlah Skor
617
387
1004
Rata-rata
20,5
17,5
19,3
Standar Deviasi
3,11
5,22
4,35
Skor Maksimal
27
27
27
Skor Minimal
16
11
11
Tabel 3. Hasil Uji Perbandingan Motivasi Belajar
Berdasarkan Jenis Kelamin
t hitung
2,382
Sig.
Keterangan
0,023 Perbedaan Signifikan
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat
perbedaan tingkat motivasi belajar pendidikan jasmani
siswa laki-laki dengan siswa perempuan. Hasil
penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya
yang menunjukan bahwa siswa laki-laki memiliki tingkat motivasi yang lebih besar dari pada siswa perempuan dalam pendidikan jasmani (Baena-Extremera dkk.
http://ejournal.upi.edu/index.php/penjas/index
No, Pertanyaan
Positif
Negatif
1
2
3
5,7
4,6
8,11
9,10
Jumlah
2
1
4
4
12
13
2
16
14,15
17
2
2
18,19
20
3
21
23,25
26,28
22
24
27,29
2
3
4
29
2014). Selain itu siswa laki-laki juga lebih menyadari
pentingnya dan kegunaan pendidikan jasmani dari pada
siswa perempuan. Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani siswa laki-laki juga lebih menunjukan
dominasi dan partisipasi yang lebih tinggi.
Siswa perempuan cenderung hanya menunjukan
partisipasi tinggi pada beberapa jenis kegiatan saja.
Berkaitan dengan hal tersebut siswa perempuan cenderung memiliki lebih banyak pengalaman negatif dalam
pendidikan jasmani dan kurang tertarik untuk berpartisipasi untuk melakukan aktivitas fisik di waktu
luang seperti halnya siswa laki-laki (Baena-Extremera
dkk. 2014). Siswa perempuan yang tidak termotivasi
dalam pendidikan jasmani, tidak akan melakukan aktivitas fisik pada waktu luang mereka. Sedangkan aktivitas fisik pada waktu luang siswa sangat berkaitan
dengan pengalaman yang berhubungan dengan motivasi
dalam pendidikan jasmani. Persepsi kompetensi, otonomi, dan keterkaitan, motivasi yang ditentukan sendiri,
kesenangan, dan aktivitas fisik dalam pengaturan pendidikan jasmani secara langsung atau tidak langsung
memprediksi aktivitas fisik waktu luang (Cox, Smith,
dan Williams, 2008). Hasil penelitian menunjukan bahwa siswa yang berhasil meningkatkan motivasi otonom
dalam pendidikan jasmani, melakukan berbagai aktivitas fisik selama waktu istirahat (Chen, dkk., 2014).
Hal ini menunjukan masih diperlukan berbagai
upaya untuk meningkatkan kesenjangan motivasi belajar antara siswa laki-laki dan perempuan, selain itu juga
DOI : 10.17509/jpjo.v4i1.13790
11
Lutfi Nur dkk./ Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga 4 (1) (2019)
lebih luas lagi tingkat motivasi belajar siswa dalam pendidikan jasmani masih perlu ditingkatkan. Salah satu
hal yang perlu diperhatikan adalah membangun dan
menciptakan lingkungan yang kondusif dan sesuai
dengan tingkat kemampuan siswa. Penyajian kegiatan
fisik yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa sangatlah penting untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa dalam pendidikan jasmani.
Hasil penelitian melaporkan bahwa pada siswa
tingkat SMP sumber motivasi yang paling mungkin
dalam pendidikan jasmani adalah kepercayaan siswa
untuk dapat berhasil dalam tugas gerak pada pembelajaran pendidikan jasmani (Chen, 2013). Siswa yang kurang terampil secara fisik atau kognitif sering canggung
dan tidak siap untuk belajar (Stodden dkk. 2008; Valentini dan Rudisill 2004 dalam Gu, Chen, Jacson, dan
Zhang 2017). Dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan siswa dapat menjaga harga diri dan kepercayaan diri siswa. Ketika siswa memiliki harga diri
yang lebih tinggi dalam hal kemampuan fisik mereka,
mereka lebih cenderung menikmati pendidikan jasmani
dan ingin berpartisipasi (Davies dkk. 2015).
Jelas nampaknya dalam hal ini peranan guru sangat utama, terutama dalam menangani siswa perempuan. Pembelajaran pendidikan jasmani harus lebih
bervariatif, karena kegiatan pendidikan jasmani yang
sama dapat menjadi kurang menarik dari waktu ke waktu dan siswa tidak memiliki pengalaman berarti dari
pembelajaran mereka (Davies, dkk., 2015). Seorang
guru harus berusaha untuk membuat pembelajaran yang
selalu menyenangkan dengan Dengan menghargai
upaya kelompok dan merayakan peningkatan individu,
pendidikan jasmani menjadi pengalaman yang menyenangkan (Davies, dkk., 2015).
Faktor kurikulum pembelajaran pendidikan jasmani juga tentunya menjadi salah satu pendukung bagi
guru untuk dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
Kebijakan kurikulum di sekolah mendukung untuk
menciptakan dan mengembangkan lingkungan sekolah
yang dipenuhi oleh aktivitas fisik. Lingkungan yang
aktif secara fisik baik di sekolah dan di masyarakat
dapat membantu mengembangkan, mempertahankan,
dan melindungi motivasi aktivitas fisik anak-anak dan
juga mendukung pencapaian akademik mereka (Chen,
2013). Sebuah pengamatan memperlihatkan negaranegara seperti Finlandia, Cina, Korea, atau Singapura
memiliki tingkat akademis siswa yang sangat baik.
http://ejournal.upi.edu/index.php/penjas/index
Laporan terbaru menunjukkan bahwa sekolah di negara
-negara tersebut telah menerapkan kebijakan aktivitas
fisik yang mendorong dan memotivasi anak-anak untuk
aktif secara fisik (Chen, 2013).
Pembahasan hasil penelitian ini menjadikan salah
satu informasi sekaligus rekomendasi bahwa kajian
lebih lanjut sangat diperlukan untuk dapat meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran pendidikan
jasmani. Selain itu, beberapa faktor yang melatar
belakangi motivasi belajar siswa tersebut sungguhsungguh sangat perlu diperhatikan dan diberikan penanganan yang tepat. Karena motivasi belajar pendidikan jasmani merupakan faktor yang menentukan siswa
untuk melakukan aktivitas fisik dan secara bertahap
akan meningkatkan tingkat kesehatan fisik mereka.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan
motivasi belajar pendidikan jasmani berdasarkan jenis
kelamin, siswa laki-laki memiliki motivasi belajar lebih
tinggi dari pada siswa perempuan. Adapun untuk
penelitian selanjutnya, diperlukan upaya serius untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa SMP dalam pembelajaran pendidikan jasmani dari berbagai aspek, seperti lingkungan belajar, guru, orang tua, dan dukungan
dari kebijakan pemerintah dan kurikulum.
DAFTAR PUSTAKA
Baena-Extremera, A, B., Gómez-López, M., GraneroGallegos, A., dan Abraldes, J, A. (2014). Motivation, motivational climate and importance of Physical Education. Procedia-Social and Behavioral Sciences 132 (2014) 37 – 42.
Bice, M, R., Ball, J, W., dan McClaran , S. (2015).
Technology and physical activity motivation.
Routledge: International Journal of Sport and Exercise
Psychology.
DOI:10.1080/1612197X.2015.1025811.
Chen, A. (2013). Top 10 Research Questions Related to
Children Physical Activity Motivation. Routledge:
Research Quarterly for Exercise and Sport. 84:4, 441
-447, DOI: 10.1080/02701367.2013.844030.
Chen, S. dkk. (2014). Relationship Between Motivation
and Learning inPhysical Education and After-School
Physical Activity. Taylor & Francis Group: SHAPE
America, Research Quarterly for Exercise and Sport,
85, 468–477, 2014.
DOI : 10.17509/jpjo.v4i1.13790
12
Lutfi Nur dkk./ Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga 4 (1) (2019)
Cortés, S,A. dkk. (2017). Motivational faktors and effects associated with physical-sport practice in undergraduate students. Elsevier, ScienceDirect: Procedia – Social and Behavioral Sciences 237 (2017) 811
– 815.
Cox, A, E., Smith, A, L., dan Williams, L. (2008).
Change in Physical Education Motivation and Physical Activity Behavior during Middle School Author
links open overlay panel. Journal of Adolescent
Health Volume 43, Issue 5, November 2008, Pages
506-513
Cuevas, R., Contreras, O., dan García-Calvo, T. (2012).
Effects of an experimental program to improve the
motivation in physical education of Spanish students. Procedia - Social and Behavioral Sciences 47
(2012) 734 – 738.
Davies, B., dkk. (2015) Intrinsic Motivation in Physical
Education. Routledge: Journal of Physical Education, Recreation & Dance, 86:8, 8-13, DOI:
10.1080/07303084.2015.1075922.
Granero-Gallegos, A. dkk (2014). Importance of Physical Education: motivation and motivational Climate.
Elsevier, ScienceDirect: Procedia – Social and Behavioral Sciences 132 (2014) 364-370
Gu, X., Chen, Y., Jacson, A, W., dan Zhang, T. (2017).
Impact of a pedometer-based goal-setting intervention on children’s motivation, motor competence,
and physical activity in physical education.
Routledge: Physical Education and Sport Pedagogy,
DOI: 10.1080/17408989.2017.1341475.
Jaakkola, T., Yli-Piipari, S,. Barkoukis, C,. dan Liukkonena, J. (2015). Relationships among perceived
motivational climate, motivational regulations, enjoyment, and PA participation among Finnish physical education students. Routledge: International
Journal of Sport and Exercise Psychology. DOI:
10.1080/1612197X.2015.1100209.
Kretschmann, R. (2014). Student Motivation In Physical Education - The Evidence In A Nutshell. Acta
Kinesiologica 8 (2014) 1: 27-32.
Nazir, M. (2005). Metode Penelitian. Jakarta: Penerbit
Ghalia Indonesia.
Nur, L., Suherman, A., dan Subarjah, H. (2018). Validitas dan Reliabilitas Angket Motivasi Belajar Pendidikan Jasmani. Laporan Penelitian. Bandung.
Thompson, C., & Wankel, L. (1980). The effects of
perceived activity choice upon frequency of exercise
behavior. Journal of Applied Social Psychology, 10,
436–443.
Vallerand, J, R. (2004). Intrinsic and Extrinsic Motivation in Sport. Encylopedia of Applied Psychology.
Volume 2. Elsevier Inc. All Rights Reserved 2004.
Weinberg, R., & Jackson, A. (1979). Competition and
extrinsic rewards: Effect on intrinsic motivation and
attribution. Research Quarterly, 50, 494-502.
http://ejournal.upi.edu/index.php/penjas/index
DOI : 10.17509/jpjo.v4i1.13790
13