Prosiding Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat 2022 (SNPPM-2022)
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/snppm
ISSN 2985-3648
INVENTARISASI MENUJU DIGITALISASI KOLEKSI MUSEUM
BAHARI DKI JAKARTA
Lestari Octavia1,a, Lilis Setyowati1,b, Erma Triawati Christina1,c, Ali Akbar1,d, Sandhi
Prajaka1,e, Vega Valentina1,f, Risnawati1,g, Nurlaila1,h, Devy Hellystia1,i, Mulyadi1,j, Bertalya1,k
1
Universitas Gunadarma, Depok, Jawa Barat
lestari_octavia@staff.gunadarma.ac.id; blisetyo@staff.gunadarma.ac.id;
c
ermach@staff.gunadarma.ac.id; dali_akbar@staff.gunadarma.ac.id;
e
sandhi@staff.gunadarma.ac.id; fvalentine@staff.gunadarma.ac.id;
g
risnawati@staff.gunadarma.ac.id; hnurlaila@staff.gunadarma.ac.id;
i
devi_hellystia@staff.gunadarma.ac.id; jmulyadi@staff.gunadarma.ac.id;
k
bertalya@staff.gunadarma.ac.id;
a
Abstract
Museums located in the Kota Tua area of DKI Jakarta Province are tourist destinations that store collections
related to the maritime world of Indonesia in the past. After the fire in early 2018, the Maritime Museum
continuously improved its collection information so visitors could relish it. Furthermore, in community service
activities held by Gunadarma University, an inventory of museum collections is carried out to collect photos and
videos of available displays by optimizing the resources owned by the Maritime Museum. This activity is carried
out in five stages: preparation, data collection and compilation of information, database creation, and
implementation. The preparation stage was carried out in the first year by collecting information online and in
person. In contrast, data collection activities were carried out by taking photos and videos of the collection. In
the second year, the collection database and product implementation will be continued to be applied in the
Museum. This publication will elaborate on the data collection stage and compilation of information collection.
Improving the quality and access to displays can reach museum enthusiasts, increasing literacy, which can help
increase the visitation for museums in Indonesia, especially DKI Jakarta.
Keywords: Inventory; collection; Museum Bahari; Jakarta
Abstrak
Museum-museum yang berada di kawasan Kota Tua Provinsi DKI Jakarta menjadi salah satu destinasi wisata
yang menyimpan koleksi terkait dunia bahari Indonesia di masa lampau. Pasca kebakaran di awal tahun 2018,
Museum Bahari secara kontinyu memperbaiki informasi koleksi agar dapat dinikmati pengunjung. Universitas
Gunadarma dalam kegiatan pengabdian masyarakat melakukan inventaris koleksi museum untuk mengumpulkan
foto dan video koleksi yang tersedia sesuai dengan kategori yang disusun Museum Bahari. Secara keseluruhan,
kegiatan ini dilakukan dalam lima tahap, yakni persiapan, pengumpulan data dan penyusunan informasi koleksi
(inventarisasi), pembuatan database (digitalisasi), dan implementasi. Di tahun pertama, dilakukan tahap
persiapan dilakukan dengan mengumpulkan informasi koleksi secara daring dan langsung, sementara kegiatan
inventarisasi dilakukan dengan mengambil foto dan video koleksi berdasarkan kategori. Di tahun kedua,
dilanjutkan digitalisasi koleksi dan implementasi produk untuk dimanfaatkan pihak Museum Bahari. Dalam
publikasi ini, yang akan disampaikan di tahap persiapan dan inventarisasi koleksi berdasarkan kategori.
Inventarisasi dan digitalisasi koleksi dapat digunakan untuk menjangkau peminat museum dari manapun,
sehingga dapat mencapai tujuan museum sebagai pusat edukasi, rekreasi, dan konservasi sehingga dapat
meningkatkan kecintaan pada museum di Indonesia, khususnya DKI Jakarta.
Kata Kunci: Inventarisasi; Digitalisasi; Koleksi; Museum Bahari; Jakarta
1. PENDAHULUAN (Introduction)
Koleksi museum merupakan benda yang memiliki nilai sejarah dan penting untuk dijaga
sebagai informasi berharga mengenai ilmu pengetahuan dan kebudayaan untuk generasi
mendatang. Koleksi museum umunya memiliki sifat yang khas, diantaranya tidak dapat
digandakan, langka, rapuh dan dibuat dari bahan-bahan alami yang unik sehingga rentan
mengalami kerusakan. Kondisi museum yang berbeda dengan daerah asal seringkali
SNPPM2022P-1
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat 2022 (SNPPM-2022)
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/snppm
ISSN 2985-3648
mempercepat kerusakan sehingga menjaga koleksi dalam kondisi seperti semula menjadi
tantangan bagi pengelola museum.
Museum Bahari yang berlokasi di kawasan Kota Tua, Jakarta Utara menjadi salah satu tujuan
wisata yang memuat koleksi mengenai dunia kebaharian Indonesia dari Sabang hingga
Merauke di masa lampau. Museum ini tidak hanya menyimpan koleksi yang otentik, namun
juga lokasi dan gedung juga menjadi kawasan bersejarah yang ditetapkan melalui Surat
Keputusan Gubernur DKI Jakarta No CB. 11/1/12/72 tanggal 10 Januari 1972 yang
ditandatangani Ali Sadikin, gubernur yang menjabat pada periode tersebut.
Pada tanggal 16 Januari 2018 lalu, Museum Bahari terbakar dan merusak beberapa bagian
museum dan koleksi. Pembukaan kembali museum pada 8 Juni 2020 pada masa pandemi
COVID-19 yang membatasi jumlah kunjungan.
Jumlah koleksi yang ada di Museum Bahari ada 126 jenis, namun yang utama adalah kapal
niaga dan perahu dari seluruh nusantara. Koleksi yang sebagian besar menggunakan kayu yang
berasal dari wilayah asal rawan mengalami kerusakan sehingga pendokumentasian koleksi
penting untuk dilakukan, terlebih setelah terjadi kebakaran. Pendokumentasian yang
dilanjutkan dengan digitalisasi koleksi dimaksudkan untuk menjaga informasi agar tidak
menghilangkan nilai sejarah yang terkait dengan identitas wilayah, kegiatan ekonomi dan
aktivitas yang dilakukan nenek moyang di dunia kemaritiman. Selain itu pendokumentasian
juga berkaitan dengan artefak penting yang dapat dikenalkan kepada masyarakat umum untuk
meningkatkan literasi dunia kemaritiman Indonesia di masa lalu, sekaligus melestarikan karya
intelektual leluhur bangsa (Hendrawati, 2018). Inventarisasi koleksi merupakan kegiatan yang
dimaksudkan untuk penyelamatan warisan sejarah alam dan budaya sekaligus untuk
penyebaran informasi pada masyarakat luas (Siti Mudawamah, 2021). Selain itu digitalisasi
juga relevan dengan usaha tetap mengunjungi cagar budaya di tengah pandemi COVID-19 dan
revolusi 4.0 yang berkaitan dengan kemudahan bagi pengunjung dan tata kelola museum
(Suparno, 2021).
Berdasarkan analisis situasi terkini di era pandemi COVID-19 dan era teknologi media digital
membuka cara baru untuk mendokumentasikan benda cagar budaya, diantaranya dengan
menggunakan kanal yang memuat informasi koleksi yang dapat diakses setiap saat (Rahmanto,
2021). Konsep digitalisasi dari berbagai jenis koleksi, berupa barang atau lembaran kertas
maupun lontar yang dapat diakses melalui layanan internet. Penyediaan katalog secara daring
akan memudahkan pengunjung dalam mengidentifikasi dan mengenali koleksi yang dimiliki
museum atau cagar budaya lain yang dimaksud, termasuk untuk Museum Bahari yang belum
memiliki layaanan museum virtual. Konsep museum virtual menjadi salah satu layanan yang
juga populer di masa pandemi, yang dimulai dari inventarisasi dan digitalisasi koleksi
(Wibowo, 2020). Museum Bahari belum memiliki layanan digital koleksi yang dapat dinikmati
pengunjung untuk mendukung tujuan sebagai lembaga edukasi kepada masyarakat luas
(Hendrawati, 2018).
Universitas Gunadarma sebagai institusi pendidikan tinggi yang berkaitan dengan teknologi
informasi, dalam kegiatan pengabdian masyarakat bekerja sama dengan Museum Bahari dalam
membantu melakukan alih media menjadi digital yang dimulai dengan menginventaris koleksi.
Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini untuk meningkatkan angka kunjungan, secara
daring maupun langsung. Koleksi yang dimiliki Museum Bahari merupakan warisan budaya
SNPPM2022P-2
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat 2022 (SNPPM-2022)
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/snppm
ISSN 2985-3648
maritim Indonesia yang layak untuk diketahui seluruh pengunjung, baik domestik maupun
mancanegara dan dapat dinikmati secara daring.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan dalam dua tahap dan dua tahun pengerjaan. Di
tahun pertama dilakukan tahap persiapan dengan mengelompokkan kategori informasi koleksi
secara daring dan langsung, sementara kegiatan pengumpulan data dilakukan dengan
mengambil foto dan video koleksi. Di tahun kedua, dilanjutkan pembuatan database koleksi
dan implementasi produk untuk dimanfaatkan pihak museum. Tujuan kegiatan pengabadian
masyarakat oleh institusi pendidikan tinggi ke layanan publik sebagai pendampingan dalam
program menuju digitalisasi untuk mencapai target dikenali dan mendapatkan publisitas yang
baik mengenai sejarah maritim di Indonesia.
2. TINJAUAN LITERATUR (Literature Review)
Museum Bahari
Museum merupakan lembaga yang tidak berorientasi profit dalam memberikan layanan pada
masyarakat dan bertujuan menjadi tempat edukasi, rekreasi dan konservasi. Koleksi yang
dipamerkan memiliki nilai historis dan berkaitan dengan peradaban manusia. Dalam panduan
pengelolaan koleksi museum yang disusun oleh Direktorat Museum, Direktorat Jenderal
Sejarah dan Purbakala Departemen Kebudayaan dan Pariwisata tahun 2007 disebutkan bahwa
pengelolaan museum meliputi pengadaan, administrasi, registrasi inventarisasi dan penelitian,
reproduksi, perawatan dan perbaikan, penginformasian koleksi kepada masyarakat, kebijakan
peminjaman, dan pengurangan koleksi (Direktorat-Museum, 2007).
Pada periode penjajahan dan kolonialisasi Belanda di Indonesia, Vereenigde Oostindische
Compagnie (VOC) yang merupakan kongsi dagang dari penjajah yang dibuat untuk yang
menguasai perdagangan sumber rempah Nusantara. Pihak VOC mendirikan bangunan pada
tahun 1718 peruntukan sebagai gudang untuk menyimpan rempah sebelum dimuat di kapal
yang bersandar. Pada tahun 1976, gedung diserahkan pada Pemerintah DKI Jakarta dan tahun
1977 diresmikan sebagai Museum Bahari (Priyanto, 2021). Pembangunan gudang rempah pada
tahun 1652 hingga1759 dimulai oleh VOC untuk penyimpanan dan pengemasan rempah yang
akan di jual ke Eropa. Gudang ini terdiri dari dua bagian besar, timur dan bagian barat. Gedung
berada di muara Sungai Ciliwung yang difungsikan sebagai jalur kapal sebelum berlayar ke
lautan lepas. Tak jauh dari gudang terdapat Menara Syahbandar untuk memantau kapal yang
keluar-masuk Batavia dan sebagai kantor pemungut cukai untuk barang yang dibongkar di
pelabuhan Sunda Kelapa sekaligus memantau area gudang rempah dan galangan kapal
(Handayani, 2021).
Museum juga dapat dioptimalkan sebagai tempat tujuan wisata karena koleksi yang dimiliki
berkaitan dengan budaya. Produk budaya yang tangible maupun intangible dapat dijadikan
daya tarik untuk dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara (Auliya, 2018). Museum
Bahari menjadi salah satu tujuan wisata dengan spesialisasi kemaritiman yang meninggalkan
jejak arkeologis mengenai kemaritiman di Jakarta Museum Bahari karena menyimpan banyak
koleksi terkait warisan alam budaya dan menjadi cerminan peradaban umat manusia pada masa
penjajahan di Nusantara (Handayani, 2021).
SNPPM2022P-3
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat 2022 (SNPPM-2022)
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/snppm
ISSN 2985-3648
Koleksi di Museum
Pengadaan koleksi di museum memiliki dua tujuan pokok: untuk penyebarluasan informasi
mengenai kekayaan warisan sejarah alam dan sejarah budaya dengan melalui pameran museum
baik pameran tetap, maupun temporer, serta untuk penyelamatan warisan sejarah alam dan
sejarah budaya. Koleksi dapat diperoleh melalui hibah (hadiah atau sumbangan), pinjaman,
temuan (survei, ekskavasi, sitaan), titipan, tukar menukar dengan lembaga/museum lain, dan
imbalan jasa (pembelian dari penemuan atau warisan). Sebelum pengadaan, museum akan
melakukan seleksi melalui kaidah/aturan, penilaian, kebijakan yang relevan (DirektoratMuseum, 2007).
Perkembangan teknologi informasi juga memberikan perubahan bagi pengunjung dalam
melihat dan memanfaatkan keberadaan museum melalui digitalisasi koleksi museum
(Sawirman, 2022). Terlebih pada masa pandemi, kebiasaan untuk memanfaatkan ruang-ruang
digital dalam setiap kesempatan membuka peluang dan kesempatan untuk memanfaatkan
teknologi sistem informasi dalam mengemas informasi koleksi. Proses digitalisasi diawali
dengan mengumpulkan koleksi yang dimiliki museum yang disebut dengan proses
dokumentasi (Ciptandriyo, 2019).
Pendokumentasian berlaku untuk sumber tertulis bagi informasi sejarah yang merupakan
kebalikan dari informasi lisan, artefak dan peninggalan arkeologi termasuk juga terkait dengan
surat-surat negara dan resmi (Ciptandriyo, 2019).
Sementara digitalisasi membutuhkan dukungan teknologi informasi yang dapat digunakan
untuk meningkatkan media promosi, virtual museum, dan digitalisasi tiga dimensi koleksi
museum. Salah satu proses digitalisasi museum adalah dengan cara mengalihkan data file
gambar atau multimedia menjadi data digital (Sumpeno, 2015). Museum virtual menjadi salah
satu media yang dioptimalkan untuk meningkatkan kunjungan, terutama pada masa pandemi
dengan mengoptimalkan penggunaan teknologi informasi (Wibowo, 2020).
3. METODE PELAKSANAAN (Materials and Method)
Secara keseluruhan, kegiatan digitalisasi koleksi dilakukan dalam beberapa tahapan yang
dilakukan secara berurutan yang dimulai sejak Juni 2022.
1. Tahap persiapan
Koordinasi antara pihak Universitas Gunadarma dan Museum Bahari dilakukan untuk
memastikan kebutuhan yang diperlukan pihak yang menjadi tujuan pengabdi dan sumber
daya yang dimiliki tim pengabdi
2. Tahap pengumpulan bahan dan artefak. Pada tahap ini, dilakukan inventarisasi koleksi
di Museum Bahari dengan dilakukan pendokumentasian.
3. Tahap penyusunan informasi koleksi
Penyusunan informasi koleksi dibuat berdasarkan 13 kategori yang disusun Museum
Bahari.
4. Tahap persiapan database
Persiapan database dilakukan setelah penyusunan informasi koleksi
5. Implementasi program di museum
SNPPM2022P-4
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat 2022 (SNPPM-2022)
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/snppm
ISSN 2985-3648
Implementasi program yang sudah memuat database di Museum Bahari.
Dalam kegiatan abdimas semester genap tahun akademin 2021-2022 yang menjadi target
luaran kegiatan menyusun informasi koleksi/inventarisasi.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN (Results and Discussion)
Kegiatan pengabdian masyarakat Universitas Gunadarma yang dilakukan di Museum Bahari
bertujuan membantu dalam inventarisasi dan digitalisasi koleksi. Museum merupakan institusi
yang tidak berorientasi profit, yang lebih ditujukan untuk kepentingan kegiatan umum terkait
dengan koleksi yang bermanfaat untuk publik. Digitalisasi koleksi dilakukan untuk
meningkatkan peran museum sebagai sarana untuk penelitian, pembelajaran, tidak hanya untuk
penyimpanan koleksi (Sawirman, 2022). Definisi museum menurut PP Nomor 66 tahun 2015,
adalah lembaga yang berfungsi melindungi, memanfaatkan koleksi mengembangkan, , dan
mengkomunikasin koleksi kepada masyarakat (Siti Mudawamah, 2021).
Direktorat Museum di tahun 2007 menyebutkan sembilan fungsi museum yang merupakan
kutipan dari hasil Musyawarah Umum ke-11 (11th General Assembley) International Council
of Museum (ICOM) tanggal 14 Juni 1974 di Denmark pada tahun 2007. Ke sembilan fungsi
museum, yakni: (a) dokumentasi dan penelitian ilmiah, , (b) pengumpulan dan pengamanan
warisan alam dan budaya (c) penyebaran dan pemerataan ilmu untuk umum, (d) konservasi
dan preservasi, (e) pengenalan kebudayaan antardaerah dan antarbangsa, (f) pengenalan dan
penghayatan kesenian, (g) cermin pertumbuhan peradaban umat manusia, (h) visualisasi
warisan alam dan budaya dan (i) pembangkit rasa takwa dan bersyukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa (Sawirman, 2022).
Inventarisasi merupakan kegiatan mengidentifikasi semua daftar barang-barang yang terdapat
pada institusi atau instansi. Kegiatan inventarisasi dimaksudkan untuk mengetahui jumlah total
aset yang dimiliki organisasi. Inventarisasi koleksi sudah berhasil dilakukan pada Museum
Tekstil, Jakarta dan akan diadopsi untuk Museum Bahari (Harapan, 2021).
Inventarisasi dan digitalisasi data museum menjadi tantangan di masa pandemi untuk
membantu meningkatkan statistik jumlah kunjungan (Wibowo, 2020). Kunjungan yang
sebelum pandemi secara langsung, di masa pandemi membuka kesempatan untuk bisa
dikunjungi secara virtual. Kunjungan secara langsung maupun virtual diperlukan untuk
mencapai tujuan target museum sebagai institusi berperan dalam edukasi, rekreasi, konservasi
dan secara daring untuk meningkatkan publisitas lembaga menjadi keharusan untuk mencapai
peran edukasi museum di tengah masyarakat (Sumpeno, 2015). Di masa pandemi,
perkembangan dan penggunaan teknologi informasi juga memberikan perubahan pandangan
masayarakat termasuk dalam melihat keberadaan dan teknologi pendukung pengelolaan
museum (Ciptandriyo, 2019).
SNPPM2022P-5
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat 2022 (SNPPM-2022)
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/snppm
ISSN 2985-3648
Gambar 1, 2, dan 3 memuat kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan Pengabdian Masyarakat,
yakni rapat koordinasi, pendokumentasian koleksi dan kapak Cadik dari Provinsi Papua yang
paling banyak diminati pengunjung.
Gambar 1. Koordinasi Universitas Gunadarma dan Museum Bahari.
Gambar 2. Proses pengambilan dokumentasi koleksi Museum Bahari
Dari hasil penyusunan koleksi, dapat diklasifikas beberapa kategori sebagai berikut:
Tabel 1. Kategori koleksi di Museum Bahari, Jakarta
No
Kategori
1
Biota laut
2
3
4
Keramik
Miniatur
kapal
Kapal
nusantara
Nama Koleksi
Gastropoda No. 1a
Deskripsi
Empat koleksi moluska berwarna putih dan
cokelat
Keramik No. 105
keramik berbentuk piring
Miniatur
perahu Miniatur yang dibuat berdasarkan rujukan
Cadik Papua
perahu asli (perahu Cadik Karere).
Kapal Cadik Papua Koleksi masterpiece yang disebut juga
perahu Seman dan Karere.
SNPPM2022P-6
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat 2022 (SNPPM-2022)
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/snppm
5
6
7
8
Alat
Pistol suar No. 1
navigasi dan
bagian kapal
Guci
Guci No.10
Foto
Suasana hotel Des
Indes
Lukisan
Lukisan Pelabuhan
Sunda Kelapa
9
Peta
10
Maket
11
12
Senjata
Teknologi
pembuat
kapal
Alat
penangkap
ikan
13
ISSN 2985-3648
Peralatan standar navigasi kapal
Guci berbentuk silindris
Suasana hotel Des Indes pada abad ke-19 M
yang dilihat dari sisi sungai
Menggambarkan situasi di Pelabuhan
Sunda Kelapa abad ke-18 yang memuat
aktivitas pelabuhan berikut bangunan, dan
lanskap alam sebagai latar belakang.
Peta Approaches to Peta dua dimensi berskala 1:55.000
Tanjung
Priok berbentuk persegi panjang.
(Jawa-Nort Coast)
Maket Pelabuhan Maket berada pada ketinggian 78 cm
Banten
dengan ukuran alas untuk tiruan tiga
dimensi berbentuk persegi berukuran 110
cm x 110 cm.
Pistol perkusi
Palu kayu
Bubu No. 1
Bubu adalah jaring yang berbentuk seperti
bangun ruang.
Dari kategori yang disusun oleh Museum Bahari, maka tim Pengabdian Masyarakat dari
Universitas Gunadarma mengolah informasi dengan melakukan pendokumentasian visual yang
akan dilanjutkan dengan membuat database (Szekely, 2013). Proses digitalisasi memang cukup
rumit karena diperlukan beberapa tahapan, antara lain (1) mengubah data menjadi Resource
Description Framework (RDF), (2) menghubungkan ke sumber eksternal, seperti DBPedia
atau GeoNames, (3) melakukan kurasi pada data untuk memastikan bahwa informasi yang
dipublikasi dan tautan ke Linked Open Data (LOD) akurat. Kurasi menjadi tahap yang paling
banyak membutuhkan kerja intensif dan membutuhkan tenaga kerja dalam jumlah yang besar
(Szekely, 2013)
SNPPM2022P-7
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat 2022 (SNPPM-2022)
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/snppm
ISSN 2985-3648
Gambar 3. Foto koleksi kapal Cadik Papua yang terkenal dan termasuk koleksi favorit
pengunjung.
Foto-foto yang diambil oleh tim pengabdian masyarakat akan diinventaris dan dimuat pada
database Museum Bahari. Kegiatan penyiapan database akan dilakukan pada tahun kedua
kegiatan pelaksanaan. Database koleksi menjadi dasar menuju digitalisasi koleksi agar dapat
diketahui masyarakat luas untuk pemenuhan fungsi museum sebagai lembaga edukasi
(Wibowo, 2020). Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan Universitas Gunadarma
memberi kontribusi yang diharapkan pihak Museum Bahari karena keterlibatan institusi
pendidikan tinggi dalam membantu pelestarian aset dan koleksi. Selain itu, kegiatan ini relevan
dengan dengan usaha yang dilakukan Museum Bahari untuk menyebarkan informasi mengenai
sejarah kemaritiman di Indonesia.
Museum Bahari memahami pentingnya untuk menyiapkan infrastruktur untuk menjadikan
koleksi dapat dikenal dalam dan luar negeri, dan memulai digitalisasi dengan menginventaris
koleksi, dan selanjutnya akan dibuat database dan kemudahan layanan akses secara daring.
Universitas Gunadarma memulai keterlibatan sejak inventaris dan akan dilanjutkan dengan
pembuatan database di tahun kedua. Tahapan kegiatan yang disusun dalam kegiatan
pengabdian masyarakat dilakukan sesuai dengan yang ditargetkan pihak Museum Bahari
(Handayani, 2021; Priyanto, 2021).
Inventarisasi dan digitalisasi koleksi Museum Bahari ditargetkan untuk meningkatkan
pengetahuan para pengunjung mengenai koleksi, sejarah, dan peran penting Nusantara sebagai
negara bahari. Koleksi Museum Bahari yang khas dan otentik dapat dinikmati oleh banyak
pengunjung, domestik maupun mancanegara dan semakin mempopulerkan tujuan museum
untuk edukasi, rekreasi, dan konservasi, dan literasi pada generasi penerus (Hendrawati,
2018).
5. KESIMPULAN (Conclusions)
Inventarisasi dan digitalisasi koleksi Museum Bahari yang dilakukan merupakan tahapan awal
untuk mencapai target lembaga untuk dapat dikenal di dalam dan luar. Kegiatan inventarisasi
koleksi memberi manfaat pada museum sebagai awalan dalam menyusun katalog informasi
yang dapat dikembangkan pada tahap digitalisasi. Dari penelusuran yang dilakukan, dapat
SNPPM2022P-8
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat 2022 (SNPPM-2022)
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/snppm
ISSN 2985-3648
diidentifikasi tiga belas (13) kategori koleksi dan selanjutnya akan dilakukan penyusunan
database koleksi. Pendampingan melalui kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan
Universitas Gunadarma secara berkelanjutan untuk membantu Museum Bahari dalam
mendokumentasikan koleksi yang khas, unik dan menarik untuk mengenalkan sejarah
Nusantara sebagai negara bahari melalui digitalisasi.
6. UCAPAN TERIMA KASIH (Acknowledgement)
Universitas Gunadarma yang telah memberikan dukungan melakukan kegiatan pengabdian
masyarakat. Dinas Kebudayaan Permuseuman Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang
melakukan pengawasan untuk Museum Bahari beserta pejabat dan staf (ibu Misari, ibu Devi
Sihotang, bapak Triyadi Purnomo) dan memberikan kesempatan untuk melakukan kegiatan
pengabdian masyarakat pada lembaga tersebut.
7. DAFTAR PUSTAKA (References)
Auliya, A. (2018). Model Pengembangan Daya Tarik Wisata Museum di Jakarta. Jurnal
Hospitality dan Pariwisata, 4(1), 10-23.
Ciptandriyo, P. A., Andriyanto. (2019). Dokumentasi Arkeologi di Museum Rumah Arca
Kabupaten Sukoharjo. KERATON : Journal of History Education and Culture, 1(1),
56-63.
Direktorat-Museum. (2007). Pengelolaan Koleksi Museum. Jakarta: Direktorat Jendral Sejarah
dan Purbakala. Departemen Kebudayaan dan Pariwisata
Handayani, Y., Harie,S. (2021). Museum Bahari sebagai Media Pembelajaran Sejarah. Alur
Sejarah: Jurnal Hospitality dan Pariwisata, 4(2).
Harapan, G. F., Widodo, A.W. (2021). Membangun Sistem Informasi Inventaris Koleksi pada
Museum Tekstil Jakarta. Tekinfo, 22(2), 40-50.
Hendrawati, T. (2018). Digitalisasi Manuskrip Nusantara Sebagai Pelestari Intelektual Leluhur
Bangsa. Pustawakan, 25(4), 24-32.
Priyanto. (2021). Daya Tarik Destinasi Pariwisata Budaya Studi Kasus Museum Bahari Jakarta.
Media Bahasa, Sastra, dan Budaya Wahana, 27(1), 506-517.
Rahmanto, Y., Gunawan, R.D. (2021). Digitalisasi Artefak pada Museum Lampung
Menggunakan Teknik Fotogrametri Jarak Dekat untuk Pemodelan Artefak 3D. 7(1), 712.
Sawirman. (2022). Penerapan Digitalisasi Koleksi Etnografika untuk meningkatkan Jumlah
Pengunjung pada Museum Nagari Dr.Sawirman di Nagari Nagari Toboh Nagari
Kabupaten Padang Pariaman. Buletin Ilmiah Nagari Membangun, 5(2), 178-192.
Siti Mudawamah, N. (2021). Pengelolaan Koleksi Di Museum Musik Indonesia Sebagai Upaya
Pelestarian Warisan Budaya. Fihris: Jurnal Ilmu Perpustakaan dan Informasi, 16(1).
doi:10.14421/fhrs.2021.162.1-20
Sumpeno, S., Zaini, A., Muhtadin, M., Nugroho, S.M.S., Yuniarno, E.M., Purnama, I.K.E.
(2015). Ragam Teknologi Informasi untuk Revitalisasi Museum. Paper presented at the
Seminar Nasional Otomasi Industri dan Teknologi Informasi 2015 (SNOITI ),
Surabaya.
Suparno, B. A., Utami, Y.S. (2021). Revitalisasi dan digitalisasi monumen pers Surakarta
(Vol. 1). Yogyakarta: LPPM UPNVY Press.
SNPPM2022P-9
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat 2022 (SNPPM-2022)
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/snppm
ISSN 2985-3648
Szekely, P., Knoblock, C.A., Yang, F., Zhu, X., Fink, E.E., Allen, R., Goodlander, G. (2013).
Connecting the Smithsonian American Art Museum to the Linked Data Cloud.
Wibowo, T. U. S. H., Maryuni, Y., Nurhasanah, A., Willdianti, D. (2020). Pemanfaatan Virtual
Tour Museum (VTM) dalam Pembelajaran Sejarah di Masa Pandemi Covid-19. Paper
presented at the Seminar Nasional Pendidikan FKIP.
SNPPM2022P-10