TUGAS MAKALAH KELOMPOK III
“PENELITIAN ETNOGRAFI”
DOSEN : Drs. SYAFRUDDIN POHAN, M.Si, Ph.D.
MATA KULIAH : METODOLOGI PENELITIAN KOMUNIKASI II
OLEH:
1. MARLINA NAIBAHO
: 147045026
2. EVA JULIETA TAMBA
: 147045027
3. DONNA CLARA BUTAR-BUTAR : 147045028
4. KANA RISHKY
: 147045030
5. MUHAMMAD FAISAL
: 147045031
6. JAN NOPEMLY SIANIPAR
: 147045034
7. TM. SADDAM AMAR
: 147045035
8. DAVID NELSON C. SITOMPUL : 147045036
9. DESSIE SILVIANI PUTRI
: 147045037
MAGISTER ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang Masalah
Manusia pada hakikatnya memiliki kedudukan sebagai makhluk sosial dan
makhluk individu. Kaitannya dengan kedudukan manusia sebagai makhluk sosial maka
dalam menjalankan aktivitas sehari – harinya manusia tidak akan pernah terlepas dari
manusia yang lainnya, sehingga dalam prosesnya akan terjadi suatu interaksi yang dapat
menimbulkan suatu dampak , baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Dampak
itulah yang pada akhirnya akan menimbulkan berbagai fenomena – fenomena yang
terjadi dilingkungan manusia, baik fenomena dalam bentuk skala kecil maupun
fenomena dalam bentuk skala besar. Karena manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai
makhluk yang senantiasa terus berfikir maka manusia senantiasa meneliti setiap
fenomena yang berada di sekitar dirinya dan lingkungannya. Dalam proses penelitian
tersebut perlu adanya suatu prosedur serta ketetapan yang jelas dengan begitu proses
penelaahan tersebut akan menghasilkan suatu informasi yang dapat memberikan
manfaat bahkan memberikan kontribusi yang besar bagi setiap permasalahan atau
kendala yang sedang dihadapi.
Pada awal kemunculannya etnografi tidak dapat dipisahkan dengan ilmu
antropologi.
Pada
mulanya
para
antropolog
berusaha
membangun
tingkat
perkembangan evolusi budaya manusia dari awal kemunculannya di muka bumi hingga
sekarang, namun dalam proses membangun perkembangan evolusi budaya ini para
antropolog tidak terjun langsung ke lapangan, tetapi mereka membangun kerangka
evolusi ini dengan tidak didukung oleh fakta-fakta dari lapangan. Pada awal abad ke 20
mereka mulai menyadari perlunya pergi ke lapangan untuk mengadakan penelitian
tentang budaya, kesadaran untuk pergi ke lapangan inilah yang menjadi cikal bakal dari
kemunculan penelitian etnografi.
Etnografi diperkenalkan oleh B. Malinowski dengan mempublikasikan
penelitian pertamanya yang berjudul Argonuts of the Western Pacific, pada tahun 1922
dengan menggunakan metode lapangan dan observasi partisipan. Penggunaan metode
lapangan ini oleh Malinowski ini dapat dikatakan sebagai perpaduan antara ilmu
antropologi dan ilmu sosiologi. (Engkus Kuswarno, 2008, 32-33). Fokus utama dari
penelitian Mallinowski adalah kehidupan masa kini yang dijalani oleh masyarakat dan
cara hidup suatu masyarakat (society’s way of life) dan untuk memberikan deskripsi
1
tentang struktur sosial dan budaya suatu masyarakat dengan melakukan wawancara
dengan beberapa informan dan observasi pasrtipasi dalam kelompok yang diteliti.
Istilah etnografi berasal dari kata ethno (bangsa) dan grafhy (menguraikan).
Etnografi yang akarnya antropologi pada dasarnya adalah kegiatan penelitian untuk
memahami cara orang-orang berinteraksi dan bekerjasama melalui fenomena teramati
kehidupan sehari-hari. Jadi etnografi lazimnya bertujuan mengurai suatu budaya secara
menyeluruh, yakni semua aspek budaya, baik yang bersifat material seperti artefak
budaya (alat-alat, pakaian, bangunan, dan sebagainya) dan yang bersifat abstrak, seperti
pengalaman, kepercayaan, norma, dan sistem nilai kelompok yang teliti.
Menurut Miles & Hubberman seperti yang dikutip oleh Lodico, Spaulding &
Voegtle, Etnografi berasal dari bahasa Yunani ethos dan graphos. Yang berarti tulisan
mengenai kelompok budaya. Sedangkan Menurut Le Clompte dan Schensul etnografi
adalah metode penelitian yang berguna untuk menemukan pengetahuan yang terdapat
atau terkandung dalam suatu budaya atau komunitas tertentu. [2] Menurut Gay, Mills
dan Airasian, penelitian etnografi adalah suatu studi mengenai pola budaya dan
perspektif partisipan dalam latar alamiah.[3].
Menurut Roger M Keesing dalam (1989;250) etnografi sebagai pembuatan
dokumentasi dan analisis budaya tertentu dengan mengadakan penelitian lapangan,
artinya dalam mendefinisikan suatu kebudayaan seorang etnografer (peneliti etnografi)
juga menganalisis.
Penelitian etnografi diidentikan dengan kerja antropologi, dengan dasar selain
sebagai Founding Father, penentu cikal bakal lahirnya antropologi, juga karena
karakter penelitian etnografi yang mengkaji secara alamiah individu dan masyarakat
yang hidup dalam situasi budaya tertentu. Karena itu pula etnografi dikenal sebagai
Naturalistic Inquiry (Guba& Lincoln, 1995).
Menurut Haris (dalam Cresswell, 2003) etnografi adalah suatu desain kualitatif
dimana seorang peneliti menggambarkan dan menginter-pretasikan pola nilai, perilaku,
kepercayaan dan bahasa yang dipelajari dan dianut oleh suatu kelompok budaya.
Menurut Cresswell (2003) etnografi berfokus pada keseluruhan kelompok. Seorang
etnografer meneliti pola yang diikuti satu kelompok misalnya oleh sejumlah lebih dari
20 orang, jumlah yang lebih besar daripada yang biasa diteliti dalam grounded theory.
Namun bisa juga lebih sedikit misalnya sejumlah guru dalam suatu sekolah namun tetap
dalam lingkup ke-seluruhan kelompok besar.
2
Menurut Creswell (2003) walau tidak ada satu cara saja dalam meneliti
etnografi namun secara umum prosedur penelitian etnografi adalah :
1. Menentukan apakah masalah penelitian ini adalah paling cocok didekati dengan studi
etnogafi.
2. Meng-identifikasi dan menentukan lokasi dari kelompok budaya yang akan diteliti.
3. Pilihlah tema kultural atau isu yang yang akan dipelajari dari suatu kelompok..
4. Tentukan tipe etnografi yang cocok digunakan untuk mempelajari konsep budaya
tersebut.
5. Mengumpulkan informasi dari lapangan mengenai kehidupan kelompok tersebut.
Metode pengumpulan data adalah cara memperoleh data dalam suatu kegiatan
penelitian (Arikunto, 2002). Data yang dikumpulkan bisa berupa pengamatan,
pengukuran, survei, wawancara, analisa konten, audiovisual, pemetaan dan penelitian
jaringan.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Etnografi
Etnografi adalah uraian dan penafsiran suatu budaya atau sistem kelompok sosial.
Peneliti menguji kelompok tersebut dan mempelajari pola perilaku, kebiasaan dan cara
hidup. Etnografi adalah sebuah proses dan hasil dari sebuah penelitian. Etnografi adalah
suatu bentuk penelitian yang terfokus pada makna sosiologi melalui observasi lapangan
tertutup dari fenomena sosiokultural. Menurut Haris seperti yang dikutip oleh
Cresswell, etnografi adalah suatu desain kualitatif dimana seorang peneliti
menggambarkan dan menginterpretasikan pola nilai, perilaku, kepercayaan dan bahasa
yang dipelajari dan dianut oleh suatu kelompok budaya.
Suatu penelitian etnografi adalah penelitian kualitatif yang melakukan studi
terhadap kehidupan suatu kelompok masyarakat secara alami untuk mempelajari dan
menggambarkan pola budaya satu kelompok tertentu dalam hal kepercayaan, bahasa,
dan pandangan yang dianut bersama dalam kelompok itu.
Sebagai sebuah proses, etnografi melibatkan pengamatan yang cukup panjang
terhadap suatu kelompok, sehingga peneliti memahami betul bagaimana kehidupan
keseharian subjek penelitian tersebut (Participant observation, life history), yang
kemudian diperdalam dengan indepth interview terhadap masing-masing individu
dalam kelompok tersebut.
Penelitian etnografi khusus menggunakan tiga macam
metode pengumpulan data: wawancara, observasi, dan dokumen dan menghasilkan tiga
jenis data: kutipan, uraian, dan kutipan dokumen tergabung dalam satu produk yaitu
uraian naratif.
Pemilihan informan dilakukan kepada mereka yang mengetahui yang memiliki
sudut pandang/pendapat tentang berbagai kegiatan masyarakat. Para informan tersebut
diminta untuk mengidentifikasi informan - informan lainnya yang mewakili masyarakat
tersebut. Informan - informan tersebut diwawancarai berulang - ulang, menggunakan
informasi dari informan - informan sebelumnya untuk memancing klarifikasi dan
tanggapan yang lebih mendalam terhadap wawancara ulang. Proses ini dimaksudkan
untuk melahirkan pemahaman–pemahaman kultur umum yang berhubungan dengan
fenomena yang sedang diteliti.
4
Dengan demikian penelitian etnografi menghendaki etnografer /peneliti : (1)
mempelajari arti atau makna dari setiap perilaku, bahasa, dan interaksi dalam kelompok
dalam situasi budaya tertentu, (2) memahami budaya atau aspek budaya dengan
memaksimalkan observasi dan interpretasi perilaku manusia yang berinteraksi dengan
manusia lainnya, (3) menangkap secara penuh makna realitas budaya berdasarkan
perspektif subjek penelitian ketika menggunakan simbol-simbol tertentu dalam konteks
budaya yang spesifik.
2.2 Asumsi-asumsi penelitian Etnografi :
1.
Etnografi
mengasumsikan
kepentingan
penelitian
yang
prinsip
terutama
dipengaruhi oleh pemahaman kultural masyarakat. Metodologi secara sungguhsungguh menjamin bahwa pemahaman kultural umum akan diidentifikasi untuk
kepentingan peneliti. Interpretasi menempatkan tekanan besar pada kepentingan
kausal dari pemahaman kultual seperti itu. Fokus etnografi mempertimbangkan
secara berlebihan peran persepsi budaya dan tidak mempertimbangkan peran
kausal kekuatan-kekuatan objektif.
2.
Etnografi mengasumsikan suatu kemampuan mengidentifikasi masyarakat secara
relevan dari kepentingan. Masyarakat, organisasi formal, kelompok non formal
dan persepsi tingkat lokal semuanya mungkin memainkan peran dalam banyak
subjek yang diteliti, dan kepentingan ini mungkin bervariasi menurut waktu, tempat
dan masalah.
3.
Etnografi mengasumsikan peneliti mampu memahami kelebihan kultural dari
masyarakat yang diteliti, menguasai bahasa atau jargon teknis dari kebudayaan
tersebut, dan memiliki temuan yang didasarkan pada pengetahuan komprehensif
dari budaya tersebut.
4.
Penelitian etnografi lintas budaya menghindari risiko asumsi yang keliru bahwa
pengukuran yang ada memiliki makna yang sama lintas budaya.
2.3 Ciri-ciri penelitian Etnografi
Penelitian etnografi memiliki ciri khas yaitu penelitian bersifat holistik,
integrative, thick description dan menggunakan analisis kualitaif dalam mencari sudut
pandang yang semula (native’s point of view). Teknik pengumpulan data dilakukan
dengan menggunakan obeservasi-partisipasi dan wawancara secara terbuka dan
mendalam, sehingga penelitian etnografi memerlukan waktu yang lama.
5
Penelitian etnografi secara umum dilakukan secara bertahap dengan dimulai
tahap perkenalan yang meliputi mempelajari bahasa penduduk yang sedang diteliti.
Selanjutnya pembelajaran terhadap bahasa asli dipakai untuk membantu dalam
menganilis permasalahan-permasalahan yang muncul dari aktivitas sehari-hari.
Elemen-elemen inti dari penelitian etnografi oleh Creswell (dalam. Engkus,
2008, 34) dijabarkan:
1. Penggunaan penjelasan yang detail.
2. Gaya laporan bersifat cerita (story telling)
3. Menggali tema-tema kultural, seperi tema-tema tentang peran dan perilaku
masyarakat.
4. Menjelaskan kehidupan keseharian orang-orang (everyday life of persons) bukan
peristiwa khusus yang menjadi pusat perhatian.
5. Laporan keseluruhan perbaduan antara deskriptif, analitis dan interpretatif.
6. Hasil penelitian memfokuskan bukan pada apa yang menjadi agen perubahan tetapi
pada pelopor untuk berubah yang bersifat terpaksa.
Beberapa karakteristik penelitian etnografi baik yang dirangkum dari Wolcott
dan Gay, Mills dan Airasian.
1. Berlatar alami bukan eksperimen di laboratorium
2. Peneliti meneliti tema-tema budaya tentang peran dan kehidupan sehari-hari
seseorang
3. Interaksi yang dekat dan tatap muka dengan partisipan
4. Mengambil data utama dari pengalaman di lapangan
5. Menggunakan berbagai metode pengumpulan data seperti wawancara, pengamatan,
dokumen, artifak dan material visual.
6. Peneliti menggunakan deskripsi dan detail tingkat tinggi
7. Peneliti menyajikan ceritanya secara informal seperti seorang pendongeng
8. Menekankan untuk mengekplorasi fenomena sosial bukan untuk menguji hipotesis.
9. Format keseluruhannya adalah deskriptif, analisis dan interpretasi
10.Artikel diakhir dengan sebuah pertanyaan.
Ciri-ciri penelitian etnografi menurut Nur Syam, yaitu :
1.
Deskripsi etnografis sepenuhnya disusun sesuai dengan pandangan, pengalaman
warga pribumi (emic view)
6
2.
Memanfaatkan metode wawancara mendalam dan observasi terlibat.
3.
Peneliti tinggal di lapangan untuk belajar tentang budaya yang dikajinya.
4.
Analisis datanya bercorak menyeluruh (holistik) yaitu menghubungkan antara suatu
fenomena budaya dengan fenomena budaya lainya atau menghubungkan antara
suatu konsep dengan konsep lainnya.
2.4 Prinsip-prinsip penelitian Etnografi
Dalam penelitian etnografi ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan.
Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan adalah meliputi:
1. Mempertimbangkan tentang informan. Artinya peneliti harus secara selektif dalam
meimilih informan yang akan diwawancarai dan diteliti. Peneliti harus melindungi
informan dan akibat-akibat yang ditimbulkan bila memilih mereka.
2. Mengerti informan. Mengerti di sini memiliki arti bahwa peniliti harus
memperhatikan hak-hak asasi, kepentingan dan sensivitas. Seorang peneliti
memiliki tanggung jawab untuk melindungi mereka terhadap konsekuensi yang
akan muncul.
3. Menyampaikan tujuan penelitian. Peneliti harus menympaikan kepada informan
sehingga mereka dapat membantu penelitian yang ada.
4. Melindungi privasi informan. Setiap kerahasiaan informan harus dilindungi, bila
mereka tidak mau disebutkan identitas mereka maka kitapun harus menjaga
kerahasiaan mereka (prinsip anonimitas) dan peneliti juga harus memperhatikan
keberatan-keberatan dari pihak informan.
5. Jangan mengeksploitasi informan. Peniliti tidak boleh hanya menfaatkan informan
untuk mencapai tujuan penelitian, tetapi setelah penelitian selesai harus memberikan
balas jasa kepadanya karena telah menjadi informan yang membantu selama
penelitian berlangsung sehingga penelitian dapat berjalan dengan baik.
6. Memberikan laporan kepada informan. Setelah penelitian selesai etnografer harus
memperlihatkan (melaporkan kepada informan).
2.5 Jenis-jenis penelitian etnografi
1.
Etnografi realis
Etnografi realis mengemukakan suatu kondisi objektif suatu kelompok dan
laporannya biasa ditulis dalam bentuk sudut pandang sebagai orang ke-3.
2.
Etnografi kritis
7
Pendekatan etnografi kritis ini penelitian yang mencoba merespon isu-isu sosial
yang sedang berlangsung misalnya dalam masalah jender/emansipasi, kekuasaan,
status quo, ketidaksamaan hak, pemerataan dan lain sebagainya.
3.
Etnografi Konfensional
Laporan mengenai pengalaman pekerjaan lapangan yang dilakukan etnografer.
4.
Autoetnografi
Refleksi dari seseorang mengenai konteks budayanya sendiri.
5.
Mikroetnografi
Studi yang memfokuskan pada aspek khusus dari latar dan kelompok budaya.
6.
Etnografi feminis
Studi mengenai perempuan dalam praktek budaya yang yang merasakan
pengekangan akan hak-haknya.
7.
Etnografi postmodern
Suatu etnografi yang ditulis untuk menyatakan keprihatinan mengenai masalahmasalah sosial terutama mengenai kelompok marginal.
8.
Studi kasus etnografi
Analisis kasus dari seseorang, kejadian, kegiatan dalam perspektif budaya.
2.6 Kekuatan dan Kelemahan Etnografi
1.
Kekuatan
Penelitian etnografi memiliki keunggulan dibandingkan dengan penelitian yang
lain Kekuatan etnografi oleh Anne Suryani (2008, 124) dijelaskan bahwa etnografi
menyediakan kesempatan yang lebih dalam mengumpulkan data yang komplet dan
relevan dalam menjawab permasalahan karena penelitian etnografi ini mengadakan
penelitian
secara
mendalam
dan
bersifat
partisipan.
Etnografi
juga
mempertimbangkan data dari sumber terbaik untuk studi perbandingan dan analisis.
Seorang etnografer dapat berpartisipasi dalam kehidupan sehari-hari dengan
memperhatikan, mendengar, bertanya dan mengumpulkan data.
2.
Kelemahan
Dalam research etnografi hanya dapat meneliti sedikit atau bahkan hanya satu
kasus, dan hasil dari penelitian etnografi tidak dapat digeneralisasi ke dalam
konteks sosial yang lain. Kelemahan lainnya adalah peneliti sebagai instrumen
primer dalam mengumpulkan data.
8
2.7 Prosedur penelitian Etnografi
Penelitian etnografi secara umum mempunyai kesamaan dengan seseorang
penjelajah yang mencoba memetakkan suatu wilayah hutan belantara. Penjelajah
memulai dengan sesuatu masalah umum, mengidentifiksi ciri-ciri utama dari wilayah
tersebut, peneliti etnografi ingin mendeskripsikan wilayah kultural. Kemudian
penjelajah mulai mengumpulkan informasi, menapak rute tersebut, selanjutnya memulai
menyelidiki satu arah baru. Pada sebuah penemuan sebuah danau di tengah sebuah
hutan berpohon-pohon besar, penjelajah mungkin berjalan melewati daerah yang sudah
dikenalnya untuk mengukur jarak danau dari tepi hutan tersebut. Penjelajah akan sering
membaca kompas, memeriksa arah matahari, membuat catatan tentang tanda-tanda
yang menonjol, dan menggunakan umpan balik dari setiap pengamatan dari setiap
pengamatan untuk dimodifikasi informasi awal. Setelah beberapa minggu penyelidikan,
penjelajahan mungkin mengalami kesulitan menjawab pertanyaan “apa yang telah
kamu temukan?” seperti seseorang peneliti etnografi, penjelajah mencari untuk
mendeskripsikan suatu area hutan belantara daripada berusaha menemuakan sesuatu
Menurut Spradley (1980:26) dalam praktiknya penelitian nyata berbedaan ini
dapat diungkapkan dalam dua pola penelitian. Sementara para peneliti ilmu sosial
cenderung mengikuti penyelidikan pola “linear”, peneliti etnografi cenderung
mengikuti pola “siklus”.
a.
Siklus penelitian etnografi
Menurut Spradley (1980:22-35) prosedur penelitian etnografi bersifat siklus,
bukan bersifat urutan linear dalam penelitian ilmu sosial. Prosedur siklus penelitian
etnografi mencakup enam langkah yaitu pemilihan suatu proyek etnografi, pengajuan
pertanyaan etnografi, pengumpulan data etnografi, pembuatan suatu rekaman etnografi,
analisis data etnografi, dan penulisan sebuah etnografi.
Berikut ini uraian masing - masing siklus penelitian :
1.
Pemilihan suatu objek etnografi
Siklus dimulai dengan pemilihan suatu proyek etnografi. Barangkali yang
pertama peneliti etnografi mempertimbangkan ruang lingkup dari penyelidikan
mereka.
2.
Pengajuan pertanyaan etnografi
Pekerjaan lapangan etnografi dimulai ketika mulai mengajukan pertanyaan
etnografi. Itu memperlihatkan bukti yang cukup ketika pelaksanaan wawancara,
9
tetapi observasi yang sangat sederhana dan entri catatan lapangan pun melibatkan
pengajuan pertannyaan.
Terdapat tiga jenis utama pertanyaan etnografi, masing – masing mengarah
pada jenis observasi yang berbeda dilapangan. Semua jenis etnografi mulai dengan
“pertanyaan deskriptif” umum / luas seperti “siapa orang yang ada disini ?’’ “ apa
yang mereka lakukan?” dan “apa latar fisik dari situasi sosial ini?”
Kemudian setelah penggunaan jenis pertanyaan ini untuk menuntun
observasi, dan setelah analisis data awal, dilanjutkan dengan menggunakan
“pertanyaan struktural” dan “pertanyaan kontras” untuk penemuan. Ini akan
membimbing observasi agar lebih terfokus.
Dalam sebuah etnografi, seseorang dapat mengajukan sub - sub pertanyaan
yang berhubungan dengan : a) suatu deskriptif tentang konteks; b) analisis tentang
tema - tema utama; dan c) interprestasi perilaku kultural.
3.
Pengumpulan data etnografi
Dengan cara observasi partisipan dapat mengamati aktivitas seseorang,
karakteristik fisik situasi sosial, dan apa yang akan menjadi bagian dari tempat
kejadian. Anda akan memulai dengan melakukan observasi deskriptif secara
umum, mencoba memperoleh suatu
tinjauan terhadap situasi sosial dan yang
terjadi disana.
Kemudian setelah perekaman dan analisis data awal anda, anda akan
mempersempit penelitian dan mulai melakukan observasi ulang dilapangan, anda
akan mampu mempersempit penyelidikan anda untuk melakukan observasi selektif.
Walaupun observasi anda semakin terfokus anda akan selalu melakukan observasi
deskriftif umum hingga akhir studi lapangan anda.
4.
Pembuatan suatu rekaman etnografi
Tahap ini mencakup pengambilan catatan lapangan, pengambilan foto,
pembuatan peta, dan penggunaan cara – cara lain untuk merekam observasi anda.
Rekaman ini akan membantu membangun sebuah jembatan antara observasi
dengan analisis. Sebagian analisis anda akan tergantung pada apa yang telah anda
rekam.
5.
Analisis data etnografi
Langkah berikutnya dalam siklus tidak perlu perlu menunggu hingga
terkumpul banyak data. Peneliti etnografi menganalisis data lapangan yang
dikumpulkan dari observasi partisipan untuk menemukan pertanyaan.
10
Anda perlu menganalisis catatan - catatan
lapangan anda setelah setiap
periode pekerjaan lapangan untuk mengetahui apa yang akan dicari dalam
observasi periode berikutnya dari observasi partisipan. Terdapat empat jenis
analisis, yaitu analisis domain, analisis taksonomi, analisis komponen, dan analisis
tema.
Analisis domain yaitu memperoleh gambaran umum dan menyeluruh dari objek
penelitian atau situasi sosial. Melalui pertanyaan umum dan pertanyaan rinci
peneliti menemukan berbagai kategori atau domain tertentu sebagai pijakan
penelitian selanjutnya.
Analisis taksonomi yaitu menjabarkan domain - domain yang dipilih menjadi
lebih rinci untuk mengetahui struktur internalnya.
Analisis komponensial yaitu mencari ciri spesifik pada setiap strukur internal
dengan cara mengontraskan antar elemen. Hal ini dilakukan melalui observasi
dan wawancara terseleksi melalui pertanyaan yang mengontraskan.
Analisis tema budaya, yaitu mencari hubungan diantara domain dan hubungan
dengan keseluruhan, yang selanjutnya dinyatakan kedalam tema - tema sesuai
dengan fokus dan subfokus penelitian.
Seorang peneliti etnografi yang berpengalaman dapat melakukan bentuk bentuk analisis berbeda secara simultan selama periode penelitian. Sedangkan
peneliti pemula dapat melakukannya dengan cara berurutan, belajar melakukan
masing - masing dalam putaran sebelum bergerak ke analisis berikutnya. Observasi
partisipan dan perekaman catatan lapangan selalu diikuti oleh pengumpulan data,
yang mengarah pada penemuan pertanyaan etnografi baru, pengumpulan data,
catatan lapangan, dan analisis data lebih lanjut.
6.
Penulisan sebuah etnografi
Penulisan sebuah etnografi memaksa penyelidik ke dalam suatu jenis analisis
yang lebih intensif. Peneliti etnografi hanya dapat merencanakan dari awal
perjalanan penyelidikan mereka dalam pengertian yang paling umum. Setiap tugas
utama dalam tindakan siklus penelitian dianggap sebagai kompas untuk memlihara
diperjalanan. Kesadaran terhadap siklus penelitian etnografi dapat memelihara dari
kehilangan jalan bahkan dalam proyek penelitian yang sangat kecil. Peneliti
etnografi yang menghabiskan beberapa jam sehari melakukan observasi partisipan
secara proporsional akan memiliki sejumlah besar data lapangan
11
BAB III
CONTOH PENELITIAN
Ada beberapa contoh penelitian etnografi yang dilakukan oleh peneliti-peneliti
sebelumnya yang akan kami uraikan dalam makalah ini. Salah satunya diambil dari
penelitian etnografi karya Donald W. Ball yang berjudul Sebuah Etnografi Klinik
Aborsi.
Latar Balakang Penelitian dilakukan di California-Meksiko dengan latar
belakang adanya pemberitaan surat kabar lokal dan nasional (Amerika Serikat) yang
memberitakan tentang budaya aborsi yang menjamur di Amerika, namun pemberitaan
itu di dasarkan atas data-data statistic yang bersifat positivist. Peneliti (Donald W. Ball)
tergerak untuk mengadakan penelitian terhadap budaya yang menyimpang ini dari
persepektif etnografis yang bersifat kualitatif dan studi lapangan (filed study).
Prosedur Penelitian etnografis yang dilakukan oleh Donald W Ball ini dilakukan
dengan:
mengadakan pengamatan yang cukup lama terhadap aktifitas rutin sebuah klinik
(yang terdiri dari prosedur medis yang sebenarnya tidak terlalu relevan dengan
masalah penelitian ini) untuk membangun pola-pola aktivitas keseharian.
Wawancara yang ekstensif dengan sejumlah kecil pasien, yang senagaimana juga
diamati dalam klinik.
Diskusi terbatas dengan staff non medisklinik.
Wawancara-wawancara dengan orang-orang yang pernha menikmati jaya
pelayanan klinik tersebut. (Semua nara sumber di jaga anonimitasnya untuk
menjaga kerahasiaan mereka.
Selain dengan wawancara-wawancara terhadap nara sumber di atas peneliti juga
memperhatikan setting dari tempat aborsi tesebut secara mendetail, yang
meliputisuasana ruangan, detail-detail ruangan, transaksi-transaksi yang muncul,
symbol-simbol yang ada dan lain-lain untuk mendapatkan gambaran yang
mendalam.
Hasil penelitian etnografi yang dihasilkan oleh Donald W. Ball disimpulkan
dalam dua tema besar yaitu:
12
kemewahan dan biaya: hal ini mengandung arti bahwa praktek aborsi yang
dilakukan memberikan pelayanan yang mewah dan nyaman dengan biaya yang
disepakati oleh kedua pihak. Praktek ini dilakukan secara ekslusif.
Praktik-praktik konvensial kedokteran. Dalam praktek aborsi yang dilakukan
mengikuti gaya konvensial dari klinik atau Rumah Sakit pada umumnya. Symbolsimbol dalam klinik aborsi itu yang meliputi peralatan, setting ruangan hingga
istilah-istilah yang dipakai meniru prosedur rumah sakit pada umum.
Laporan Penelitian Etnografis yang ditulis oleh Donald W. Ball ini lebih
menyerupai suatu cerita yang di susun berdasarkan sequensinya secara detail yang
memberikan gambaran jelas tentang budaya praktik aborsi yang berlangsung selama ini.
Sangat jelas bahwa laporan etnografis ini sangat bersifat subjektif.
Contoh yang kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Megan L. Comfort
pada tahun 2002 dengen judul “Papa’s House” : The Prison as Domestic and Social
Satellite. Comfort melakukan pengamatan perilaku interaksi antara napi dengan anggota
keluarga, kerabat dan temannya di ruang berkunjung di California s San Quentin State
Prison. Dengan mewawancarai secara mendalam (indepth interview) pada 50 perempuan
pengunjung, Comfort berkesimpulan, ruang berkunjung menjadi semacam ruang privat
untuk melakukan aktivitas yang bersifat pribadi, karena ada permakluman . Aktivitas
pribadi meliputi perkawinan, peringatan kelahiran, melepas kerinduan suami-istri, atau
aktivitas-aktivitas yang biasa dilakukan di rumah (ruang domestic). Penjara tidak ubahnya
seperti rumah ayah yang menjadi satelit domestic dan sosial (papas house as domestic and
social satellite). Sikap maklum antara napi, pengunjung dan sipir penjara, secara sosiologis
dapat dipahami sebagai bentuk permisifisme di dalam institusi total.
13
BAB IV
KESIMPULAN
Etnografi merupakan jenis penelitian yang bersifat kualitatif yang bertolak dari
ilmu antropologi yang berkembang pada awal abad 20. Penelitian ini menggunakan
pendekatan dalam perspektif budaya sebagai way of life dalam mengkaji suatu
permasalahan. Penelitian ini bersifat mendalam dan peneliti langsung bersinggungan
dengan permasalahan yang diteliti dengan mencari informan dari lingkungan yang
terlibat dengan masalah yang ada.
Metode etnografi digunakan untuk melihat orang menggunakan kebudayaannya.
Kedua
kelompok
anggota
masyarakat
melihat
realitas
yang
sama,
namun
menginterpretasikannya dengan berbeda. Etnografi menjadi metode untuk menggali
pemaknaan terhadap suatu realitas. Etnografer tidak hanya berhenti pada mengamati
tingkah laku, tetapi lebih dari itu dia juga menyelidiki makna dari tingkah laku itu.
14
DAFTAR PUSTAKA
Bungin, Burhan. (2007). Analisis Data Penelitian Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Kuswarno, Engkus. (2008). Suatu Pengantar dan Contoh Penelitiannya. Bandung :
Widya Padjadjaran.
Mulyana, Deddy. (2001). Metodologi Penelitian Kualitataif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Mulyana, Deddy dan Solatun. (2008). Metode Penelitian Komunikasi: Contoh-Contoh
Penelitian Kualitatif Dengan Pendekatan Praktis. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Muriel Sabille-Troike. (1982). The Ethonography Of Communication: An Intrduction.
Southampton: Basil Blackwell Publisher Limited.
Sukidin, Basrowi. (2002). Metode Penelitian Kualitatif Perspektif Mikro. Surabaya:
Insan Cendekia.
Suryani, Anne. (2008). Comparing Case Stury and Ethnography as Qualitative
Research Approaches. Jurnal Ilmu Komunikasi. Vol. 5, No. 1. September 2008.
Yogyakarta: Universitas Atma Jaya
http://agustocom.blogspot.com/2010/04/etnografi-dan-contoh-penelitian-sebuah.html
http://dwipur_sastra.staff.uns.ac.id/2009/06/03/etnografi-komunikasi-dan-register/
http://cyberticket.blogspot.com/2011/11/metode-penelitian-komunikasikualitatif.html#ixzz3VKDTGPch
15