LAPORAN MAKALAH
VARIASI IKLIM DAN PALEOKLIMAT
Disusun Oleh :
Nama : Ana Lestari
NIM : A1C323035
Kelas : Reguler A
Dosen pengampu
Jules Nurhatmi, M.Pd.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2024
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Rasa syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya saya dapat menyusun makalah yang berjudul “Variasi Iklim dan Paleoklimat”
dengan baik dan selesai tepat waktu. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi
tugas mata kuliah Meteorologi & Klimatologi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
memberikan tambahan wawasan bagi saya sebagai penulis dan bagi para pembaca serta dalam
hal pelaksanaan bimbingan kelompok sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar
mahasiswa.
Saya selaku penulis tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada Bapak Jules
Nurhatmi,M.Pd. selaku dosen pengampu dan tidak lupa saya juga mengucapkan terima kasih
kepada rekan-rekan mahasiswa lain yang telah mendukung penyusunan makalah ini.
Akhir kata, saya menyadari bahwa makalah ini belum sepenuhnya sempurna. Maka
dari itu kami terbuka terhadap kritikan dan saran yang dapat meningkatkan kemampuan kami
dalam hal kepenulisan, agar dalam mengerjakan tugas kedepannya dapat menulis maklah
dengan lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami penulis dan para pembaca.
Jambi, 25 Mei 2024
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... ii
BAB I .....................................................................................................................................4
1.1 Latar belakang ..............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................3
1.3 Tujuan ..........................................................................................................................3
BAB II ....................................................................................................................................4
2.1 Variasi Iklim.................................................................................................................4
2.2 Paleoklimat .................................................................................................................14
BAB III.................................................................................................................................17
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................17
3.2 Saran...........................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Iklim adalah salah satu faktor utama yang mempengaruhi kehidupan di Bumi.
Perubahan iklim, baik jangka pendek maupun jangka panjang, dapat membawa dampak
signifikan pada ekosistem, kehidupan manusia, dan aktivitas ekonomi. Studi tentang
variasi iklim dan paleoklimat (iklim masa lalu) merupakan bidang penelitian yang
penting untuk memahami bagaimana iklim telah berubah sepanjang waktu dan
bagaimana perubahan tersebut mempengaruhi Bumi (Manu, 2023).
Variasi iklim dan paleoklimat adalah dua istilah yang digunakan untuk
menggambarkan perubahan iklim sepanjang waktu. Variasi iklim merujuk pada
perubahan iklim yang terjadi dalam waktu yang relatif singkat, biasanya dalam waktu
beberapa tahun atau dekade. Variasi iklim dapat disebabkan oleh berbagai faktor,
termasuk aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan emisi
gas rumah kaca. Variasi iklim juga dapat disebabkan oleh faktor-faktor alami seperti
perubahan radiasi matahari, perubahan alami dalam sistem iklim, dan perubahan dalam
aliran udara atmosferik global. Variasi iklim dapat memiliki dampak signifikan pada
kehidupan manusia dan lingkungan, termasuk perubahan suhu, curah hujan, dan pola
iklim lainnya. Variasi iklim dapat terjadi secara tiba-tiba atau secara bertahap, dan dapat
berdampak pada sistem iklim global dan lingkungan lokal. Variasi iklim adalah
fenomena yang kompleks dan dinamis yang masih menjadi fokus penelitian ilmiah
(Triani & Ariffin, 2019).
Ilmu paleoklimat memiliki arti penting karena dapat menginterpretasi bagaimana
kondisi suatu lingkungan dan bagaimana fluktuasi perubahan iklim di masa lalu,
mengetahui kondisi iklim saat ini, untuk kemudian dapat dipakai untuk memprediksi
perubahan iklim yang terjadi di masa depan. Paleoklimat, di sisi lain, merujuk pada
perubahan iklim yang terjadi selama periode waktu yang lebih lama, biasanya ribuan
atau jutaan tahun (Setijadi, 2021) . Paleoklimatologi merupakan studi tentang iklim
sebelum periode pengukuran instrumental. Periode pengukuran instrumental adalah
periode sejarah bumi yang tercatat dengan jelas dan pasti. Catatan instrumental hanya
mencakup sebagian kecil (<10-7) dari sejarah iklim bumi dan memberikan perspektif
yang sama sekali tidak memadai mengenai variasi iklim dan evolusi iklim saat ini
(Nugroho, 2018).
4
Paleoklimat dapat ditentukan melalui analisis data dari sampel iklim seperti es,
koral, dan kotoran. Paleoklimat dapat memberikan wawasan tentang perubahan iklim
sepanjang waktu dan dapat membantu ilmuwan memahami bagaimana sistem iklim
telah berubah sepanjang sejarah Bumi. Paleoklimat dapat memberikan wawasan tentang
perubahan iklim yang terjadi selama periode waktu yang lebih lama, seperti perubahan
suhu, curah hujan, dan pola iklim lainnya. Paleoklimat dapat membantui lmuwan
memahami bagaimana aktivitas manusia dan faktor-faktor alami telah mempengaruhi
sistem iklim dan dapat membantu dalam mengembangkan model iklim untuk
memprediksi perubahan iklim di masa depan. Paleoklimat adalah bidang yang kompleks
dan dinamis yang masih menjadi fokus penelitian ilmiah (Shalihat et al., 2021).
5
Menurut (Irada Amalia & Agung Sugiri, 2014), Perubahan iklim merupakan
fenomena global yang telah memberikan dampaknya secara nyata belakangan ini. Ciri
– ciri dari fenomena perubahan iklim yang terjadi secara global, diantaranya adalah rata
- rata uap air, dan curah hujan diproyeksikan meningkat. Sedangkan menurut (Nurhayati
et al., 2020), Perubahan iklim merupakan akibat adanya pemanasan global yang
memberikan dampak negatif pada aktivitas kehidupan masyarakat. Dampak negatif
perubahan iklim antara lain kenaikan suhu permukaan air laut, intensitas cuaca ekstrim,
perubahan pola curah hujan dan gelombang besar.
Dampak negatif tersebut membawa dampak berkelanjutan dalam pola kehidupan
masyarakat nelayan dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Pemenuhan kebutuhan hidup
terkait kehidupan sosial ekonominya yang bergantung pada mata pencarian yang sangat
erat dengan kondisi alam yang tidak menentu dan sulit ditebak.Dampak perubahan iklim
sangat kompleks karena terjadi pada berbagai sektor yang mencakup bebagai aspek
kehidupan, antara lain kesehatan, pertanian, kehutanan, infrastrukur, transportasi,
pariwisata, energi dan sosial. Potensi bencana terkait perubahan iklim menempati
hampir 80% dari berbagai bencana alam yang ada di dunia Potensi bencana tersebut
antara lain banjir, kekeringan, angin puting beliung, erosi lahan, abrasi pantai, kebakaran
hutan, wabah penyakit dan rawan pangan (Dewi et al., 2016).
keberadaan perubahan iklim akan menyebabkan penurunan kualitas serta kuantitas
air. Kenaikan suhu sebagai situasi ekstrem yang lain akan menurunkan jumlah klorin
yang ada dalam air sehingga sangat dimungkinkan akan mempengaruhi tingginya
jumlah mikroorganisme yang berbahaya di air. Efek dari perubahan iklim akan
menyebabkan pada dua hal yaitu perubahan habitat serta punahnya spesies. Keberadaan
kenaikan suhu di bumi, kenaikan batas air laut, terjadinya banjir dan badai sebagai akibat
cuaca ekstrem akan membawa dampak perubahan besar terhadap kondisi habitat
sebelumnya yang secara alami sebagai tempat tinggal berbagai spesies binatang,
tumbuhan maupun organisme yang lain. Dampak perubahan habitat ini tidak terlepas
dari rusaknya habitat yang akan mempengaruhi keberlangsungan hidup organismeorganisme yang selama ini bergantung pada habitat tersebut.
6
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam laporan ini adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian perubahan iklim dan variasi iklim?
2. Apa saja faktor penyebab variasi iklim?
3. Dampak dampak dari variasi iklim dan perubahan iklim?
4. Metode apa saja yang digunakan untuk mempelajari iklim masa lalu?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui pengertian perubahan iklim dan variasi iklim.
2. Dapat mengetahui apa saja faktor penyebab variasi iklim.
3. Dapat mengetahui dampak dari variasi iklim dan perubahan iklim.
4. Dapat memahami metode apa saja yang digunakan untuk mempelajari iklim
masalalu.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Perubahan Iklim dan Variasi Iklim
Perubahan iklim mengacu pada perubahan yang signifikan dan berlangsung lama
dalam pola iklim rata-rata, terutama suhu dan curah hujan, yang terjadi selama periode
waktu yang panjang (dekade hingga jutaan tahun). Perubahan ini dapat disebabkan oleh
faktor alami dan antropogenik (disebabkan oleh aktivitas manusia). Variasi iklim mengacu
pada perubahan dalam pola iklim yang terjadi secara alami atau akibat aktivitas manusia
dalam jangka waktu tertentu. Iklim itu sendiri adalah kondisi dimana rata- rata suatu
wilayah dalam periode waktu jangka panjang, biasanya diukur selama 30 tahun atau
lebih. Variasi iklim dapat terjadi pada skala waktu yang berbeda. Menurut PBB,
perubahan iklim mengacu pada perubahan jangka panjang dalam suhu dan pola cuaca.
Pergeseran ini mungkin alami, seperti melalui variasi siklus matahari. Namun sejak 1800an, aktivitas manusia menjadi pendorong utama perubahan iklim, terutama akibat
pembakaran bahan bakar fosil, seperti batu bara, minyak, dan gas.
Gambar 1.Perubahan Iklim
Variasi iklim dapat terjadi pada skala waktu yang berbeda.
1
Iklim tropis: Iklim tropis ditandai dengan suhu yang konstan sepanjang tahun
dan hujan yang tinggi. Iklim ini terjadi di daerah yang terletak di sekitar
khatulistiwa, matahari bersinar terang sepanjang tahun. Iklim tropis ditandai
dengan dua musim: musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan terjadi
ketika angin muson membawa udara lembab dari samudra ke daratan, yang
menyebabkan hujan yang tinggi. Musim kemarau terjadi ketika angin muson
8
berputar, mengangkut udara kering dari daratan ke samudra. Iklim tropis
ditandai dengan hutan hujan yang lebat, dengan banyak spesies tumbuhan dan
hewan yang unik.
9
2
Iklim sedang: Iklim sedang ditandai dengan perbedaan suhu yang lebih besar
antara musim dan musim, serta hujan yang lebih rendah. Iklim ini terjadi di
daerah yang terletak antara khatulistiwa dan kutub, dimana suhu bervariasi
lebih banyak sepanjang tahun. Iklim sedang ditandai dengan empat musim:
musim dingin, musim semi, musim panas, dan musim gugur. Musim dingin
ditandai dengan suhu yang lebih dingin dan lebih sedikit hujan, sedangkan
musim panas ditandai dengan suhu yang lebih hangat dan lebih banyak hujan.
Iklim sedang ditandai dengan padang rumput, hutan, dan pegunungan, dengan
banyak spesies tumbuhan dan hewan yang unik.
3
Iklim dingin: Iklim dingin ditandai dengan suhu yang lebih dingin sepanjang
tahun, dengan perbedaan suhu yang lebih besar antara musim dan musim, dan
hujan yang lebih rendah. Iklim ini terjadi di daerah yang terletak di kutub, di
mana suhu sangat dingin sepanjang tahun. Iklim dingin ditandai dengan empat
musim: musim dingin, musim semi, musim panas, dan musim gugur. Musim
dingin ditandai dengan suhu yang sangat dingin dan lebih sedikit hujan,
sedangkan musim panas ditandai dengan suhu yang lebih hangat dan lebih
banyak hujan. Iklim dingin ditandai dengan padang es, pemandangan, dan
tundra, dengan banyak spesies tumbuhan dan hewan yang unik.
Jenis jenis variasi iklim :
1. Variasi iklim jangka pendek
El Nino dan La nina
Perubahan periodik dalam suhu permukaan laut dibagian tengah
dan timur samudra pasifik tropis. El nino menyebabkan
pemanasan abnormal sedangkan la nina menyebabkan
pendinginan abnormal keduanya berdampak signifikan pada pola
cuaca global.
10
Gambar 2.El Nino dan La Nina
Siklus matahari
Siklus bintik matahari yang berlangsung sekitar 11 tahun
mempengaruhi aktivitas matahari dan sedikit berdampak pada
iklim bumi.
Gambar 3. Siklus Matahari
2. Variasi iklim jangka menengah
Osilasi dekadal pasifik (PDO)
Pola perubahan suhu permukaan laut di samudra pasifik yang
berlangsung selama beberapa dekade, mempengaruhi kondisi
iklim di wilayah-wilayah tertentu seperti Amerika Serikat.
Gambar 4. Osilasi dekadal pasifik(PDO)
Osilasi atlantik utara (NAO)
Pola tekanan atmosfer di atlantik utara yang mempengaruhi
cuaca di Eropa dan Amerika utara.
11
Gambar 5. Osilasi atlantik utara (NAO)
3. Variasi iklim jangka panjang
Siklus milankovitch
Perubahan dalam orbit bumi, kemiringan sumbu, dan presesi
sumbu yang terjadi selama ribuan hingga ratusan ribu tahun
menyebabkan perubahan besar dalam distribusi radiasi matahari
yang diterima bumi.
Gambar 6. Siklus milankovitch
Perubahan tetonik
Pergerakan lempeng tetonik yang dapat mengubah posisi benua
dan samudra mempengaruhi arus laut dan pola iklim global
dalam skala waktu jutaan tahun.
12
Gambar.7 Perubahan tetonik
2.2 Faktor faktor penyebab variasi iklim
Variasi iklim dibumi disebabkan oleh berbagai faktor yang saling berinteraksi.
Berikut adalah faktor yang mempengaruhi/ penyebab variasi iklim.
1
Efek Rumah Kaca
Gas Rumah Kaca sebagai penyebab perubahan iklim pertama dan berasal
dari gas-gas rumah kaca. Beberapa gas di atmosfer Bumi sendiri turut
berperan dalam hal ini, misalnya pada kaca di rumah yang memerangkap
panas matahari kemudian menghentikannya agar tidak bocor kembali ke
angkasa.Banyak dari gas-gas ini terjadi secara alami, meski berbagai
aktivitas manusia disekitarnya meningkatkan konsentrasinya di atmosfer,
khususnya pada metana, karbon dioksida (CO2), gas berfluorinasi CO2 dan
dinitrogen oksida sebagai gas rumah kaca yang paling umum diproduksi oleh
aktivitas manusia serta bertanggung jawab atas 64% pemanasan global
buatan manusia. Konsentrasinya di atmosfer saat ini adalah 40% lebih tinggi
jika dibandingkan saat industrialisasi dimulai dahulu, Gas rumah kaca
lainnya sendiri dipancarkan dalam jumlah yang lebih kecil, tetapi mereka
memerangkap panas jauh lebih efektif dibanding CO2, serta dalam beberapa
kasus ribuan kali lebih kuat. Metana ini bertanggung jawab atas nitro oksida
sebesar 6% dan 17% pemanasan global buatan manusia.
Gambar 8. Efek rumah kaca
13
2
Peningkatan Emisi
Penyebab perubahan iklim yang kedua berasal dari peningkatan emisi yang
diakibatkan oleh ulah manusia, misalnya saja pada Pembakaran minyak, batu
bara, dan gas yang akan menghasilkan dinitrogen oksida dan karbon
dioksida. Ha ini juga disebabkan oleh deforestasi atau penebangan
hutan.Pohon sendiri membantu mengatur iklim dengan menyerap CO2 dari
atmosfer. Karenanya saat terjadi penebangan, efek menguntungkan
kemudian hilang dan karbon yang tersimpan di pohon akan dilepaskan ke
atmosfer, dan menambah efek rumah kaca di bumi. Selain itu peningkatan
emisi juga disebabkan oleh meningkatnya jumlah peternakan, khususnya
pada Sapi dan domba, dimana keduanya menghasilkan metana dalam jumlah
besar saat mencerna makanan.Tak hanya itu pupuk yang mengandung
nitrogen juga menghasilkan emisi nitro oksida, Gas-gas ini berfluorinasi
hingga kemudian menghasilkan efek pemanasan yang sangat kuat, yaitu
hingga 23.000 kali lebih besar dibanding CO2.
Gambar 9. Peningkatan Emisi
3
Pemanasan Global
Penyebab perubahan iklim lainnya berasal dari aktivitas pemanasan global.
Pembangkit listrik dan instalasi industri lainnya ialah penghasil CO2 utama.
Suhu rata-rata global saat ini sendiri adalah 0,85ºC lebih tinggi jika
dibandingkan dengan akhir abad ke-19.Masing-masing dari tiga dekade
terakhir ini sendiri telah lebih hangat dibandingkan dekade sebelumnya sejak
pencatatan mulai dilakukan yaitu pada tahun 1850an. Para ilmuwan iklim
terkemuka mengemukakan pendapatnya mengenai penyebab pemanasan
global adalah aktivitas manusia.Hal ini sendiri telah diamati sejak
pertengahan abad ke-20. Peningkatan 2°C dibanding suhu pada masa praindustri ini dinilai para ilmuwan sebagai ambang batas. Di mana kemudian
terdapat risiko yang jauh lebih tinggi bahwa perubahan yang berbahaya serta
berbagai bencana di lingkungan global kemungkinan akan terjadi.
Karenanya hingga saat ini banyak diantara negara lain telah menanamkan
kepada warganya tentang pentingnya menjaga pemanasan dibawah 2°C.
14
Gambar 10. Pemanasan Global
4
Perubahan Orbit Bumi
Penyebab terjadinya perubahan iklim selanjutnya berasal dari orbit bumi
yang mengalami perubahan. Dalam 800.000 tahun terakhir, terdapat siklus
alami dalam iklim Bumi di antara zaman es serta periode interglasial yang
lebih hangat. Usai zaman es terakhir di 20.000 tahun yang lalu, suhu global
kemudian naik rata-rata sekitar 3°C – 8°C dalam kurun waktu 10.000 tahun
terakhir.Peneliti juga menghubungkan kenaikan suhu dalam 200 tahun
terakhir ini dengan kenaikan level CO2 di atmosfer. Tingkat gas rumah kaca
ini sendiri kini telah berada jauh di atas siklus alami dalam kurun waktu
800.000 tahun terakhir. Orbit bumi yang berada di sekitar matahari adalah
lingkaran bukannya elips.Kadang ia hampir melingkar dimana jarak Bumi
berada kira-kira sama dari Matahari saat ia bergerak mengelilingi orbitnya.
Pada waktu lainnya elips lebih menonjol hingga Bumi bergerak lebih dekat
dan jauh dari matahari saat mengorbit. Saat Bumi lebih dekat ke matahari
sendiri, iklim kemudian akan menjadi lebih hangat.
Gambar 11. Perubahan orbit bumi
15
2.3
Dampak variasi iklim dan perubahan iklim
Pola cuaca merupakan suatu bagian penting dalam kehidupan yang akan
mempengaruhi tanaman, dan pangan, air yang kita konsumsi, tempat tinggal, serta berbagai
aktivitas dan kesehatan manusia. Karenanya perubahan iklim benar-benar akan berdampak
serius terhadap kehidupan seseorang.Tak seorang pun yang mengetahui dengan pasti apa
yang akan terjadi di masa depan Namun para ahli kemudian memanfaatkan ilmu
pengetahuan untuk memberikan gambaran tentang bagaimana iklim kemudian akan
berubah ke arah yang lebih buruk jika manusia terus menerus menggunduli hutan,
membuang-buang energi serta menggunakan sistem pertanian yang buruk.
Musim kemarau berkepanjangan yang lebih panas termasuk diantaranya
gelombang panas, intensitas hujan yang terus berkurang di musim kemarau, serta
kekeringan yang parah. Curah hujan yang berlebih di musim penghujan sendiri kemudian
akan mengakibatkan naiknya air di permukaan laut. Tentu saja perubahan iklim ini
kemudian akan menimbulkan berbagai dampak negatif. Berikut beberapa diantaranya yang
perlu kamu ketahui:
1
Kepunahan Ekosistem
Kemungkinan terjadinya kepunahan ekosistem yaitu pada spesies hewan dan
tumbuhan adalah 20-30 persen hal ini terjadi jika bertambah CO2 di atmosfer
serta kenaikan suhu rata-rata global sebanyak 1,5-2,5 derajat Celcius, yang
kemudian akan turut meningkatkan tingkat keasaman laut. Hal ini kemudian
akan berdampak negatif terhadap para organisme-organisme laut seperti
misalnya pada terumbu karang, hingga berbagai spesies yang hidupnya
bergantung terhadap organisme tersebut.
Gambar 12.Kepunahan ekosistem
16
2
Pangan dan Hasil Hutan
Diperkirakan produktivitas pertanian yang berada di daerah tropis akan
mengalami penurunan jika terjadi kenaikan suhu rata-rata global di antara 1-2
derajat
Celcius,
hingga
kemudian
meningkatkan
resiko
bencana
kelaparan.Meningkatnya frekuensi banjir serta kekeringan kemudian akan
memberi dampak buruk terhadap produksi lokal utamanya pada penyediaan
pangan pada area tropis dan subtropis. Jika perubahan iklim kemudian terjadi,
maka hasil panen akan turut menurun pula, baik dari segi kuantitas maupun
kualitas. Berbagai dampak perubahan iklim ini juga dibahas pada buku
Educomics Plants Vs Zombies: Cuaca Dan Iklim yang dikemas melalui
ilustrasi sehingga lebih mudah dimengerti.
Gambar 13.Pangan dan hasil hutan
3
Pesisir dan dataran rendah
Daerah pantai akan kian rentan terhadap naiknya permukaan air laut dan erosi
pantai. Kerusakan pesisir ini sendiri kemudian akan diperparah oleh berbagai
tekanan manusia di daerah pesisir. Diperkirakan pada tahun 2080 nanti sekitar
jutaan orang akan terkena banjir setiap tahun diakibatkan oleh naiknya
permukaan air laut.Resiko terbesar yang akan dihadapi adalah padat
penduduknya area di dataran rendah dengan tingkat adaptasi yang rendah.
Selain itu sesungguhnya penduduk yang paling terancam ialah yang berada di
Afrika dan delta-delta Afrika, Asia serta para penduduk yang bermukim di
pulau-pulau kecil.
17
Gambar 14. Pesisiran dan dataran rendah
4
Sumber dan Manajemen air tawar
Hingga saat ini rata-rata ketersediaan air di daerah subpolar, aliran air sungai
dan daerah tropis basah diperkirakan akan mengalami peningkatkan sekitar 1040 persen. Sementara pada daerah subtropis dan daerah tropis yang kering, air
kemudian akan mengalami pengurangan sekitar 10-30% hingga akhirnya
berbagai daerah yang kini mengalami kekeringan kemudian akan semakin
menjadi parah kondisinya.
Gambar 15. Sumber dan manajemen air tawar
5
Industri, permukiman dan masyarakat
Industri, permukiman serta masyarakat yang kian rentan umumnya berada di
daerah bantaran sungai dan pesisir serta mereka yang tingkat perekonomiannya
terkait erat dengan keberadaan sumber daya yang sensitif terhadap iklim, juga
ia yang tinggal di daerah-daerah yang sering dilanda berbagai bencana ekstrim,
dimana
urbanisasi
biasanya
kemudian
berlangsung
dengan
sangat
cepat.Komunitas dengan ekonomi kebawah sendiri sangat rentan karena
kapasitas adaptasi yang mereka miliki terbatas, dan kehidupannya yang sangat
tergantung pada sumberdaya, dimana Sumber
18
Daya ini keberadaannya sangat mudah terpengaruh oleh iklim dan persediaan
makanan juga air. Temukan pula pembahasan lebih lanjutnya pada buku
Kebijakan Fiskal, Perbahan Iklim, dan Keberlanjutan Pembangunan.
6
Kesehatan
Penduduk yang kapasitas beradaptasinya rendah akan kian rentan terhadap
berbagai penyakit yang melanda, umumnya adalah gizi buruk, diare, dan
berubahnya pola distribusi pada penyakit-penyakit yang ditularkan dari
berbagai hewan khususnya serangga.
2.4
Metode dan paleoklimatologi untuk mempelajari iklim masa lalu
Paleoklimatologi menggunakan berbagai metode untuk mengumpulkan data
iklim masa lalu dari berbagai sumber rekaman geologis. Berikut adalah beberapa metode
utama yang digunakan dalam disiplin ini :
1. Analisis inti es
Penyelidikan inti es
Melibatkan pengeboran inti es dari lapisan es di kutub atau gletser
gunung. Inti es ini memberikan catatan iklim yang terperangkap
dalam isotop air, gas dan partikel debu yang tertanam di dalamnya.
Analisis isotop
Mengukur rasio isotop oksigen dan hidrogen dalam air es untuk
mengetahui suhu dan kelembaban atmosfer pada saat pengendapan.
Analisis gas
Memeriksa kandungan gas dalam gelembung udara terperangkap
untuk memahami komposisi atmosfer masa lalu, termasuk
konsentrasi CO2 dan metana.
2. Analisis sedimen laut dan danau
Pengambilan sampel sedimen
Mengambil sampel sedimen dari dasar laut atau danau yang
mengandung fosil organik dan mineral.
Analisis mikrofosil
Menggunakan
fosil
mikroskopis
seperti
foraminifera
dan
radiolarians untuk merekonstruksi suhu permukaan laut dan kondisi
iklim masa lalu.
19
Analisis isotop
Mengukur isotop oksigen dalam cangkang mikrofosil untuk
menentukan suhu dan salinitas air laut pada masa lalu.
3. Dendrokonologi
Pengambilan sampel cincin pohon
Mengambil sampel lapisan sedimen dari rawa-rawa, danau, atau
lautan yang mengandung serbuk sari (pollen ) tumbuhan.
Anlisis cincin tahunan
Menganalisis lebar dan densitas cincin tahunan untuk memahami
kondisi iklim dan lingkungan tempat pohon tersebut tumbuh.
4. Analisis pollen
Pengambilan sampel lapisan sedimen
Mengambil sampel lapisan sedimen dari rawa-rawa, danau, atau
lautan yang mengandung serbuk sari (pollen ) tumbuhan.
Identifikasi dan analisis pollen
Mengidentifikasi
spesies
mempelajari perubahan
tumbuhan
dari
serbuk
sari
dan
dalam komunitas tumbuhan untuk
merekontruksi kondisi iklim masa lalu.
5. Analisis speleothem
Pengambilan sampel stalaktif dan stalagmit
Mengambil sampel formasi mineral dalam gua yang tumbuh dari
deposisi air (speleothem).
Analisis isotop
Mengukur isotop oksigen dan karbon dalam speleothem untuk
memahami variabilitas suhu dan curah hujan di masa lalu.
6. Analisis fosil lautan dalam
Pengambilan sampel sedimen
Mengambil sampel sedimen laut dalam yang mengandung fosil
organik dari dasar laut.
Analisis foraminifesa dan radiolaria
Menganalisis fosil mikroskopis untuk merekontruksi kondisi iklim
dan oseanografi masa lalu.
20
Metode metode ini digunakan bersama-sama untuk memberikan gambaran yang lebih
lengkap tentang perubahan dan lingkungan di masa lalu, membantu ilmuwan memahami
dinamika iklim bumi selama ribuan hingga jutaan tahun terakhir
21
BAB III
5.1 Kesimpulan
1. Variasi iklim adalah fenomena alami yang telah terjadi sepanjang sejarah
Bumi dan merupakan hasil dari interaksi kompleks antara berbagai faktor
alami seperti aktivitas matahari, perubahan orbit Bumi, dan sirkulasi atmosfer
dan lautan. Perubahan iklim global saat ini disebabkan oleh peningkatan
emisi gas rumah kaca yang disebabkan oleh aktivitas manusia, seperti
pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan kegiatan industri. Variasi
iklim dan perubahan iklim memiliki dampak yang luas dan kompleks,
termasuk perubahan pola cuaca, kenaikan permukaan laut, gangguan
ekosistem, ancaman terhadap kesehatan masyarakat, ketahanan pangan,
sumber daya air, ekonomi, serta stabilitas sosial.
2. Memahami dan mengatasi dampak variasi iklim dan perubahan iklim
memerlukan tindakan terpadu dan segera dari seluruh komunitas global.
Upaya mitigasi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan adaptasi
terhadap perubahan yang tidak dapat dihindari menjadi sangat penting.
Penelitian lanjutan dalam bidang paleoklimatologi dan ilmu iklim modern
diperlukan untuk memperdalam pemahaman kita tentang dinamika iklim
Bumi, memperbaiki model iklim, dan memberikan wawasan yang diperlukan
untuk mengambil keputusan yang tepat dalam menghadapi tantangan
perubahan iklim di masa depan.
3. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi variasi iklim dan paleoklimat yaitu
peningkatan suhu karena kegiatan sehari-hari manusia seperti pembakaran
hutan, asap kendaraaan, bahn kimia, ac dan masih banyak lain. Perubahan
pola cuaca yang tidak menentu menyebabkan berbagai macam bencana,
perubahan dalam ekosistem, kenaikan permukaan laut, pemgaruh pertanian
yang mempengaruhi pola musim produktivitas bahan pangan, perngaruh
terhadap kesehatan manusia, pengaruh terhadap ekonomi yaitu menyebabkan
infrastruktur surak akibat badai.
4. Kesadaran lingkungan merupakan hal yang harus di kembangkan di
masyarakat, karena dengan memahami variasi iklim dan paleoklimat akan
membantu kesadraan kita terhadap lingkungan yang berdampak pada
22
manusia dan lingkungan. Memahami variasi iklim dan paleoklimat
memberikan pengetahuan dasar dalam pengambilan keputusan yang benar
mengenai pengelolaan sumber daya alam yang bsa menjaga keberlanjutan
ekosistem terhadap lingkungan, jika tidak, bisa menimbulkan kerusakan
bumi, hal ini akan mencegah bencana alam yang terjadi, maka dari itu
pentingnya mempelajari variasi iklim dan paleoklimat yang dapat membantu
mengurangi risiko kerusakan bumi.
5.2 Saran
Manusia mempunyai peran penting untuk ikut serta mengembalikan keseimbangan
lingkungan, karena aktivitas manusia merupakan unsur yang dominan dalam terjadinya
ekosistem yang terganggu, manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang berakal
semestinya sadar akan pentingnya menyelamatkan lingkungan, menciptakan lingkungan
yang baik, sehingga perlu adanya edukasi terhadap masyarakat tentang pentingnya
menyelamatkan lingkungan.
23
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, I. K., Istiadi, Y., & Istiadi, Y. (2016). MITIGASI BENCANA PADA
MASYARAKAT TRADISIONAL DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN
IKLIM DI KAMPUNG NAGA KECAMATAN SALAWU KABUPATEN
TASIKMALAYA (Disaster Mitigation on Traditional Community Against Climate
Change in Kampong Naga Subdistrict Salawu Tasikmalaya). Jurnal Manusia Dan
Lingkungan, 23(1), 129. https://doi.org/10.22146/jml.18782
Irada Amalia, B., & Agung Sugiri, D. (2014). Ketersediaan Air Bersih Dan Perubahan
Iklim: Studi Krisis Air Di Kedungkarang Kabupaten Demak. Jurnal Teknik PWK,
3(2), 295–302. http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/pwk
Manu, L. (2023). Karakteristik dan Dinamika Pesisir di Kawasan Pantai Jayanti Cianjur:
Studi Kasus Perubahan Garis Pantai. Jurnal Geosains West Science, 1(02), 119–125.
https://doi.org/10.58812/jgws.v1i02.423
Nugroho, S. H. (2018). Sedimen Laut Sebagai Proxy Dalam Menentukan Dinamika Iklim
Di
Masa
Lampau.
Oseana,
43(3),
1–15.
https://doi.org/10.14203/oseana.2018.vol.43no.3.58
Nurhayati, D., Dhokhikah, Y., & Mandala, M. (2020). Persepsi dan Strategi Adaptasi
Masyarakat terhadap Perubahan Iklim di Kawasan Asia Tenggara (Perceptions and
Strategies for Community Adaptation to Climate Change in the Southeast Asian
Region). Jurnal Proteksi, 1(1), 39–44.
Setijadi, M. (2021). PERUBAHAN KETINGGIAN MUKA AIR LAUT DAN IKLIM PURBA
BATUGAMPING FORMASI JAYAPURA DAERAH JAYAPURA. 8(1), 31– 38.
Shalihat, A., Srisantyorini, T., Fauziah, M., Kesehatan Masyarakat, F., Muhammadiyah
Jakarta Jl Ahmad Dahlan, U. K., Tim, C., & Jakarta Selatan, K. (2021). Environmental
Occupational Health and Safety Journal Studi Literature Hubungan Variasi Iklim
(Curah Hujan, Suhu Udara Dan Kelembaban Udara) Dengan Kejadian Demam
Berdarah Dengue Di Indonesia Tahun 2007-2020. Environmental Occupational
Health and Safety Journal •, 2(1), 35.
Triani, F., & Ariffin, A. (2019). Impact of Climate Variation on Mango (Mangifera indica)
Productivity In Indramayu Regency, West Java. PLANTROPICA: Journal of
Agricultural Science, 4(1), 49–56. https://doi.org/10.21776/ub.jpt.2019.004.1.6
24