Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk brought to you by CORE provided by UMMAT Scientific Journals (Universitas Muhammadiyah Mataram) Volume 2, Nomor 1, Desember 2019. e-ISSN : 2656-4661 PENYUSUNAN PETA ADMINISTRASI DAN FASILITAS BERBASIS MASYARAKAT DI DESA SURADADI KECAMATAN TERARA KABUPATEN LOMBOK TIMUR Sri Apriani Puji Lestari*, Febrita Susanti, Agus Kurniawan, Rasyid Ridha 1 Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Muhammadiyah Mataram E-mail : sriaprianipuji@gmail.com Diterima 26 November 2019, Disetujui 28 Desember 2019 ABSTRAK Desa Suradadi merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Terara Kabupaten Lombok Timur, yang memiliki potensi berupa pertanian dan perkebunan serta industri kerajinan lontar. Sehingga diperlukan informasi berupa peta administrasi dan fasilitas yang bisa diakses oleh warga maupun pendatang. Namun peta desa yang dimiliki masih berupa peta sederhana yang berfungsi untuk menunjukkan batas administrasi, dan tidak menggambarkan komponen pendukung seperti jalan dan drainase serta fasilitas yang ada. Peta tersebut belum memenuhi kaidah kartografi dan juga banyak yang belum menampilkan informasi geospasial secara optimal. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman dan keterampilan mengenai peta dan pembuatan menggunakan perangkat komputer (sesuai kaidah dan standar pemetaan). Oleh karena itu, diperlukan peningkatan kapasitas dan keterampilan sumber daya untuk menyajikan informasi geospasial dengan baik dalam bentuk peta. Program Pengabdian Kepada Masyarakat ini menggunakan pendekatan pemberdayaan dengan prinsip partisipasi dari kelompok sasaran. Tugas pokok Tim Pelaksana adalah memfasilitasi, memediasi, dan membimbing (mengarahkan) kelompok sasaran. Metode pelaksanaan Pengabdian Masyarakat meliputi sosialisasi mengenai mekanisme pembuatan peta dan pendampingan penyusunan peta serta survey primer digunakan sebagai metode untuk melakukan konfirmasi batas desa, batas dusun, fasilitas. Hasil yang dicapai dari kegiatan ini yaitu terbentuknya pemahaman aparat desa dan masyarakat terkait penyusunan peta serta peta administrasi dan fasilitas Desa Suraradi. Kata kunci: partisipasi, peta, administrasi, fasilitas, masyarakat. ABSTRACT Suradadi Village is one of the villages located in Terara District, East Lombok Regency, which has potential as an agricultural and plantation as well as palm-leaf handicraft industry. The required information can be in the form of administrative information and facilities that can be accessed by migrants. However, the required village map is still in the form of a map that serves to show administrative boundaries, and does not include supporting components such as roads and drainage and existing facilities. The map does not meet cartographic rules and many do not display geospatial information optimally. This is due to the lack of understanding and understanding of the manufacture and use of computer devices (in accordance with the rules and application standards). Therefore, capacity building and resource requirements are needed to provide geospatial information in the form of maps. This Community Service Program uses empowerment support with the principle of participation from the target group. The main task of the Implementation Team is to facilitate, mediate and guide (direct) the target group. The Community Service Implementation Method includes socialization on map making and accompanying map making and primary survey used as a method for confirming village boundaries, hamlet boundaries, facilities. The results obtained from this activity consisted of an understanding of village officials and the community related to map making and administration of Suraradi Village. Keywords: participation, map, administration, facilities, community. PENDAHULUAN Pada era sekarang, keberadaan peta merupakan salah satu elemen kunci bagi pembangunan suatu wilayah. Peta merupakan alat bantu yang utama untuk menjelaskan keadaan suatu di wilayah dan mencari informasi geografis. Peta dapat dibuat sendiri atau menggunakan peta yang sudah dibuat orang lain. Peta adalah JURNAL SINERGI: Pengabdian UMMAT gambaran permukaan bumi yang diproyeksikan kedalam bidang datar yang diperkecil dengan skala tertentu dan dilengkapi dengan tulisan serta simbol sebagai keterangan. Gambaran permukaan bumi ini diwujudkan dalam bentuk informasi atau data. Informasi atau data itu dapat berupa penggunaan lahan, sarana dan prasarana, dan lain-lain. Peta memberikan informasi suatu lokasi 22 Volume 2, Nomor 1, Desember 2019. e-ISSN : 2656-4661 dengan benar sesuai koordinat-koordinat geografis yang bersumber dari citra satelit. Wilayah mulai dari lingkup terbesar seperti negara sampai lingkup terkecil seperti desa wajib memiliki peta yang memuat informasi yang diperlukan. Peta desa merupakan salah satu unsur penting yang harus dimiliki oleh suatu wilayah maupun daerah, karena berhubungan erat dengan batas maupun letak daerah tersebut. Keberadaan sebuah peta dalam suatu desa merupakan hal yang penting yang harus dimiliki oleh suatu desa agar mempermudah akses informasi wilayah desa. Seperti yang tertuang dalam UU No. 32/2004, disebutkan perlunya penetapan dan penegasan batas daerah, dalam hal ini propinsi dan kabupaten/kota. Sebagai implementasi penetapan dan penegasan batas daerah di kabupaten/kota, hal serupa juga perlu dilakukan untuk wilayah desa. Peraturan terbaru adalah UU nomor 6 tahun 2014 pasal 8 ayat 3 butir f menyatakan bahwa batas wilayah desa yang dinyatakan dalam bentuk Peta Desa yang telah ditetapkan dalam peraturan Bupati/Walikota. Usaha pemetaan yang dilakukan oleh masyarakat biasanya menghasilkan peta yang dibuat secara manual yang menunjukkan lokasi landmark penting, penggunaan lahan tradisional, dan batas-batas desa. Dengan mendigitalkan peta-peta tersebut menggunakan software SIG (Sistem Informasi Geografi) akan meningkatkan akurasi fitur dalam peta yang dibuat secara manual dengan menghubungkan mereka ke dalam sistem koordinat geografis. Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu melalui suatu sistem proyeksi (Nurpilihan, 2012). Menurut Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal 2005) peta merupakan wahana bagi penyimpanan dan penyajian data kondisi lingkungan, merupakan sumber informasi bagi para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan. Desa Suradadi merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Terara, yang memiliki potensi berupa pertanian dan perkebunan serta industri kerajinan lontar. Sehingga diperlukan informasi berupa peta administrasi dan fasilitas yang dimiliki yang bisa diakses oleh warga maupun pendatang. Namun peta desa yang dimiliki masih berupa peta sederhana yang berfungsi untuk menunjukkan batas administrasi, dan tidak menggambarkan komponen pendukung seperti jalan dan drainase serta fasilitas yang ada (seperti yang terlihat pada gambar 1). Peta yang dihasilkan tersebut belum memenuhi kaidah kartografi dan juga banyak yang belum menampilkan informasi geospasial secara optimal pada petanya. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman dan keterampilan mengenai peta dan pembuatan menggunakan perangkat komputer (sesuai kaidah JURNAL SINERGI: Pengabdian UMMAT dan standar pemetaan). Oleh karena itu, diperlukan peningkatan kapasitas dan keterampilan sumber daya untuk menyajikan informasi geospasial dengan baik dalam bentuk peta. Dengan dimilikinya Peta Desa yang menampilkan informasi geospasial maka aparat desa dapat mengetahui batas wilayah desa, mengidentifikasi dan inventarisasi potensi atau aset desa sebagai langkah awal untuk perencanaan pemberdayaan potensi yang dimiliki desa. Selain itu, dengan Peta Desa, dapat diketahui pula hal-hal yang dapat menjadi kendala dalam upaya pemberdayaan potensi tersebut, sehingga dapat dilakukan langkah penyelesaiannya. Desa seringkali tidak mengetahui secara pasti batas wilayahnya. Padahal batas wilayah antar desa bersebelahan merupakan langkah awal untuk mengidentifikasi dan inventarisasi aset yang dimiliki. Gambar 1. Peta Desa Suradadi yang tersedia di kantor desa Peta informasi terkait batas desa, fasilitas, dan aksesibilitas perlu disusun untuk memudahkan dan mendukung program pemerintah yaitu sistem informasi desa (SID). Dan Desa Suradadi merupakan salah satu dari lima desa yang terpilih untuk pelaksanaan program tersebut. Sehingga hasil peta yang telah disusun bias ditampilkan dan diakses pada webite yang dimiliki oleh Desa Suradadi (gambar 2). Gambar 2. Website Desa Suradadi Tujuan dari kegiatan pendampingan penyusunan peta administrasi dan fasilitas sebagai berikut: • Meningkatkan pengetahuan para perangkat desa serta masyarakat tentang peta agar 23 Volume 2, Nomor 1, Desember 2019. e-ISSN : 2656-4661 • dapat memahami mekanisme pembuatan peta yang baik. Menghasilkan produk berupa peta desa administrasi dan fasilitas berbasis SIG. Badan dari artikel harus tersusun dalam dua kolom. Dokumen ini dipersiapkan dalamformat yang harus digunakan oleh setiap penulis dalam artikelnya. Untuk menjaga mutupenampilan jurnal, setiap artikel yang dikirim harus sesuai dengan spesifikasi berikut ini: MASALAH Aparat desa dan masyarakat tidak terlalu memahami mekanisme pembuatan peta potensi desa yang menggambarkan potensi desa secara spesifik, fasilitas, dan aksesibilitas. Peta yang tersedia di kantor desa belum memenuhi kaidah kartografi dan juga banyak yang belum menampilkan informasi geospasial secara optimal. Maksud kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah memberikan pengetahuan khususnya kepada aparat pemerintahan dan masyarakat Desa Suradadi agar dapat memahami mekanisme pembuatan peta potensi desa dan diharapkan informasi yang tersedia pada peta desa dapat menggambarkan keadaan sebenarnya dengan jelas dan rinci. METODE Program Pengabdian Kepada Masyarakat ini menggunakan pendekatan pemberdayaan dan pendampingan dengan prinsip partisipasi dari kelompok sasaran. Tugas pokok Tim Pelaksana adalah memfasilitasi, memediasi, dan membimbing (mengarahkan) kelompok sasaran. Metode pelaksanaan Pengabdian Masyarakat meliputi sosialisasi dan diskusi mengenai mekanisme pembuatan peta serta survey primer digunakan sebagai metode untuk melakukan konfirmasi batas desa, batas dusun, fasilitas. Serta pendampingan penyusunan peta adminiastrasi dan fasilitas. dan penggunaan lahan berdasarkan data yang didapat pada pertemuan sebelumnya. Langkah-langkah/proses pendampingan penyusunan peta (gambar 3): Persiapan Peta Rupa Bumi Indonesia (Bakosurtanal Pertemuan I (Pemahaman mengenai mekanisme penyusunan peta) Survey primer (fasilitas, batas desa dan dusun) Peta batas desa berbentuk shp (Bappeda Lombok Timur) Peta eksisiting desa/manual Peta google earth Konfirmasi batas desa, fasilitas, batas dusun. Peta Batas Administrasi dan fasilitas Pertemuan II Konfirmasi Peta Batas Administrasi dan Fasilitas dengan perangkat desa Pertemuan III (penyerahan peta) Peta Batas Administrasi dan Fasilitas Pelaporan Gambar 3. Proses penyusunan peta PEMBAHASAN Kegiatan pengabdian diawali dengan survey awal ke lokasi yaitu Desa Suradadi untuk melihat potensi dan permasalahan yan dihadapi. Dan diambil kesimpulan untuk melakukan pendampingan pembuatan peta administrasi dan fasilitas berbasis SIG. Setelah itu dilanjutkan dengan tahap persiapan data awal berupa peta rupa bumi Indonesia (Bakosurtanal), peta batas desa berbentuk shp (Bappeda Lombok Timur), serta google earth. Kemudian pelaksanaan diskusi, survey primer (mengecek ke lapangan megenai batas dusun, fasilitas serta penggunaan lahan), penyusunan peta dan verifikasi peta administrasi JURNAL SINERGI: Pengabdian UMMAT Survey awal ke lokasi bertujuan untuk memperoleh gambaran program apa yang akan dilaksanakan dan diputuskan bersama perangkat desa. Serta memperoleh data mengenai peta Desa Suradadi yang ada sebelum penyusunan peta batas administrasi dan faslitas berbasis SIG. Selain itu untuk merencanakan jadwal survey untuk pembuatan peta. Dari pertemuan tersebut diketahui bahwa peta yang tersedia selama ini masih berupa peta sederhana, tidak menggambarkan komponen pendukung seperti jalan dan drainase serta fasilitas yang ada, dan belum ter-update. 24 Volume 2, Nomor 1, Desember 2019. e-ISSN : 2656-4661 Karena kondisi tersebut dan kenyataan di lapangan telah terjadi perubahan-perubahan, maka program pengabdian penyusunan peta batas administrasi dan faslitas berbasis masyarakat ini mendapatkan sambutan yang baik dari seluruh aparat desa dan tokoh masyarakat. Pertemuan pertama merupakan upaya sosialisasi terkait mekanisme penyusunan peta kepada apparat desa dan masyarakat. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada kelompok sasaran tentang pembuatan peta serta manfaat peta yang dihasilkan. Untuk mempermudah proses penyusunan, maka pada pertemuan pertama juga dibawa peta Desa Suradadi berupa potongan peta Google Earth (gambar 4). . Gambar 6. Peta Administrasi Desa Suradadi (Hasil pendampingan penyusunan peta) Gambar 4. Sosialisasi mekanisme penyusunan peta Kemudian dilakukan survey primer untuk mengecek batas desa, batas dusun, dan fasilitas. Dari hasil survey tersebut, dilanjutkan dengan proses pembuatan peta menggunakan aplikasi ArcGIS. Setelah itu pada pertemuan berikutnya dilakukan verifikasi akhir peta administrasi dan fasilitas Desa Suradadi. Kemudian dilakukan perbaikan berdasarkan hasil verifikasi. Setelah itu pada pertemuan berikutnya diadakan serah terima peta kepada perangkat Desa Suradadi (gambar 5). Gambar 5. Serah terima peta Gambar 7. Peta Fasilitas Desa Suradadi (Hasil pendampingan penyusunan peta) KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari rangkaian kegiatan pendampingan pembuatan peta administrasi dan fasilitas di Desa Suradadi, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Kegiatan berjalan lancar dan sesuai dengan jadwal pelaksanan. 2. Perangkat desa dan tokoh masyarakat mendapatkan transfer knowledge mengenai mekanisme pembuatan peta berbasis masyarakat. 3. Tersusunnya peta admistrasi yang berisi informasi mengenai batas desa, batas dusun, fasilitas, dan jaringan jalan Desa Suradadi. Saran Peta desa dapat dikembangkan menjadi berbagai peta dengan tema-tema yang berbeda sesuai dengan kebutuhan pemerintah desa atau masyarakat. Misalnya aparat desa membutuhkan peta dengan tema pendapatan perkapita, peta sebaran anggota keluarga berencana, peta tataguna air/ jaringan irigasi yang dibutuhkan oleh petani. JURNAL SINERGI: Pengabdian UMMAT 25 Volume 2, Nomor 1, Desember 2019. e-ISSN : 2656-4661 DAFTAR RUJUKAN Bakosurtanal, 2001, Peta Rupabumi Indonesia Lembar Cicalengka. Nurpilihan Bafdal, Kharistya Amaru, Boy Macklin Pareira P., 2012, Bahan Ajar – Sistem Informasi Geografis, UNPAD Press, Unpad. JURNAL SINERGI: Pengabdian UMMAT 26