Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Makalah Microteaching

2024, arizka

micro teaching

MAKALAH MICRO TEACHING Dosen Pengampu : Rita Rahmadona,S.S.,M.Pd Di Susun Oleh : Ayu Wandira Semester VI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI) SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) MA’ARIF SAROLANGUN 2020 KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh, Puji syukur kehadirat kepada Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat, taufik dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan jalan kebaikan dan kebenaran di dunia dan akhirat kepada kita semua. Terima kasih untuk semua, khususnya orang tua tercinta, dan dosen pembimbing, dan sahabat-sahabat sekalian yang telah membantu do’a dan semangat dalam pembuatan makalah ini. Tulisan ini di susun guna memenuhi tugas “Micro Teaching” dan juga untuk khalayak ramai sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan serta informasi yang semoga bermanfaat. Tulisan ini saya susun dengan segala kemampuan dan semaksimal mungkin. Namun, saya menyadari bahwa dalam penyusunan tulisan ini tentu tidaklah sempurna dan masih banyak kesalahan serta kekurangan. Maka dari itu saya sebagai penyusun makalah ini mohon kritik, saran, dan pesan dari semua yang membaca tulisan ini. Wallahulmuafiq ila Aqwaamitharieq Wassalamua’laikum warahmatullahi wabarakaatuh. Singkut , Maret 2020 Penyusun i DAFTAR ISI COVER ........................................................................................................ KATA PENGANTAR ................................................................................. i DAFTAR ISI ................................................................................................ ii PENDAHULUAN........................................................................................ 1 A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1 B. Rumusan Masalah........................................................................... 2 C. Tujuan .............................................................................................. 2 D. Manfaat ............................................................................................ 2 PEMBAHASAN .......................................................................................... 3 A. Pengertian Micro Teaching ............................................................ 3 B. Karakteristik Micro Teaching.................................................................. 4 C. Perencanaan Pelaksanaan Micro Teaching .................................. 5 D. Proses Pelaksanaan Micro Teaching ............................................. 7 PENUTUP .................................................................................................... 15 A. Simpulan....................................................................................... ... 15 B. Saran ................................................................................................ 16 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 17 ii PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan pembelajaran memiliki komponen utama yang perlu harus dikuasai oleh pendidik, diantaranya: Tujuan atau kompetensi yang diharapkan dapat dicapai, materi atau bahan ajar yang harus dikuasai oleh siswa, metode atau cara untuk membelajarkan siswa agar mencapai tujuan yang diharapkan dan evaluasi sebagai alat untuk mengetahui tingkat ketercapaian tujuan atau kompetensi yang ditetapkan. Sebagai pendidik, sejatinya perlu memperhatikan empat komponen tersebut, mengingat bahwa pembelajaran merupakan sebuah kegiatan yang komplek. Seorang guru yang dikatakan profesional jika tidak memiliki kompetensi menguasai komponen-komponen diatas, belum cukup untuk dikatakan sebagai pendidik. Empat komponen diatas juga adalah komponen pembelajaran yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi. Oleh karena itu, tak heran jika pembelajaran juga dapat dikatakan sebagai sebuah sistem, dimana jika ada komponen yang terganggu atau bahkan hilang, kegiatan pembelajaran pasti terganggu dan pencapaian hasil belajar tidak maksimal. Ada beberapa cara yang efektif di gunakan dalam proses pembelajaran oleh guru untuk mempermudah memberikan pemahaman kepada anak. Pembelajaran Micro Teaching merupakan sebuah pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif untuk membina dan membantu mahasiswa calon pendidik dalam meningkatkan kompetensi mendidik. Kekurangan-kekurangan yang mungkin masih dimiliki oleh mahasiswa calon pendidik dalam praktik pendidikan, dapat diperbaiki melalui pembelajaran Micro Teaching. Oleh karena itu, secara konsep Micro Teaching adalah proses untuk melatih, membina dan meningkatkan kemampuan mendidik bagi mereka calon pendidik. Tolak ukur keberhasilan seorang guru adalah tercapainya Tujuan dan Hasil pembelajaran, untuk mencapai tujuan dan Hasil pembelajaran tersebut dibutuhkan seorang guru yang benar-benar memiliki kapasitas sebagai tenaga pendidik professional. 4 Kompetensi Guru harus dipahami untuk kemudian dikuasai melalui sebuah latihan yang sistematis dan terkontrol. Menurut UU No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen; seorang guru profesional harus memiliki empat kompetensi dasar dalam pendidikan. (1) Pedagogi, (2) Kepribadian, (3) Profesional dan (4) Sosial. Upaya kearah tersebut bisa ditempuh salah satunya dengan cara mengoptimalkan beberapa kegiatan seperti observasi dan Micro Teaching.1 1 UU No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. 1 Micro Teaching berarti suatu kegiatan mengajar yang dilakukan dengan cara menyederhanakan atau segalanya dikecilkan. Maka, dengan memperkecil jumlah siswa, waktu, bahan mengajar dan membatasi keterampilan mengajar tertentu akan dapat diidentifikasi berbagai keunggulan dan kelemahan pada diri calon guru secara akurat. B. Rumusan Masalah 1. Apa Pengertian Micro Teaching ? 2. Apa Saja Karakteristik Micro Teaching ? 3. Bagaimana Perencanaan Pelaksanaan Micro Teaching ? 4. Bagaimana Proses Pelaksanaan Micro Teaching ? C. Tujuan 1. Mengetahui Pengertian Micro Teaching. 2. Mengetahui Saja Karakteristik Micro Teaching. 3. Memahami Perencanaan Pelaksanaan M icro Teaching. 4. Mengetahui Proses Pelaksanaan Micro Teaching. D. Manfaat 1. Manfaat teoritis Hasil dari makalah ini maka secara teoritis diharapkan dapat memberikan wawasan pengetahuan dan memperkaya dalam mata kuliah Micro Teaching yang mengenai “Definisi, karakteristik, perencanaan pelaksanaan dan proses pelaksanaan Micro Teaching”. 2. Manfaat praktis Hasil dari makalah ini secara praktis diharapkan dapat menambah wawasan kita dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan “Definisi, karakteristik, perencanaan pelaksanaan dan proses pelaksanaan Micro Teaching”dan juga sebagai sarana pengetahuan guru dalam mengajar. 2 PEMBAHASAN A. Pengertian Micro Teaching Microteaching berasal dari dua kata yaitu “Micro” yang berarti kecil, terbatas, sempit dan “Teaching” berarti mengajar. Jadi, Micro Teaching berarti suatu kegiatan mengajar yang dilakukan dengan cara menyederhanakan atau segalanya dikecilkan. Maka, dengan memperkecil jumlah siswa, waktu, bahan mengajar dan membatasi keterampilan mengajar tertentu, akan dapat diidentifikasi berbagai keunggulan dan kelemahan pada diri calon guru secara akurat. Micro Teaching atau pembelajaran mikro, dijelaskan oleh para ahli dengan berbagai pengertian berikut :2 a. Mc. Laughlin dan Moulton yang menjelaskan bahwa“microteaching is as performance training method to isolate the component parts of the teaching process, so that the trainee can master each component one by one in a simplified teaching situation” (pembelajaran mikro pada intinya adalah suatu pendekatan atau model pembelajaran untuk melatih penampilan/ keterampilan mengajar guru melalui bagian demi bagian dari setiap keterampilan dasar mengajar tersebut, yang dilakukan secara terkontrol dan berkelanjutan dalam situasi pembelajaran). b. A. Perlberg menjelaskan bahwa “micro teaching is a laboratory training procedure aimed at simplifyng the complexities of regular teaching - learning processing” (pembelajaran mikro pada dasarnya adalah sebuah laboratorium untuk lebih menyederhanakan proses latihan kegiatan belajar mengajar/pembelajaran). c. Sugeng Paranto (1980) menjelaskan bahwa pembelajaran mikro merupakan salah satu cara latihan praktek mengajar yang dilakukan dalam proses belajar mengajar yang di "mikro" kan untuk membentuk, mengembangkan keterampilan mengajar. Dari beberapa pengertian di atas dapat diambil inti dari pembelajaran mikro, kurang lebih sebagai berikut : a. Micro teaching pada intinya merupakan suatu pendekatan atau cara untuk melatih calon guru dan guru dalam rangka mempersiapkan dan meningkatkan kemampuan (kompetensi) penampilan mengajarnya. b. Sesuai namanya micro teaching, maka proses pelatihan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran mikro dapat dilakukan untuk seluruh aspek pembelajaran. Adapun dalam teknis pelaksanaannya dilakukan secara bertahap dan hanya 2 Dadang Sukirman. Micro Teaching. (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementrian Agama.2012) hlm.3-10. 3 memfokuskan pada bagian demi bagian secara terisolasi sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh yang akan berlatih atau sesuai dengan arahan dari supervisor. c. Pada saat peserta berlatih melalui pendekatan pembelajaran mikro, untuk mencermati penampilan peserta, dilakukan pengamatan atau observasi oleh supervisor atau oleh yang telah berpengalaman. Terhadap setiap penampilan peserta dilakukan pencatatan, direkam dan kemudian dilakukan diskusi umpan balik untuk mengkaji kelebihan dan kekurangan, kemudian menyampaikan saran dan solusi pemecahan untuk memperbaiki terhadap kekurangan yang masih ada dalam proses latihan berikutnya. B. Karakteristik Micro Teaching Pembelajaran mikro pada intinya adalah penyederhanaan pembelajaran. Karena penyederhanaan maka tentu tidak semua keterampilan mengajar dipraktikkan dalam satu waktu, akan tetapi keterampilan mengajar dipraktikkan sendiri-sendiri. Seperti keterampilan membuka pelajaran berdiri sendiri, demikian juga pada latihan berikutnya difokuskan pada keterampilan menjelaskan dan sebagainya. Berikut ini beberapa hal fundamental berkaitan dengan karakteristik pembelajaran Mikro Teaching. Di antara karakteristik tersebut adalah sebagai berikut : 3 1. Microteaching is a real teaching. Pembelajaran mikro adalah kegiatan mengajar yang sebenarnya (real teaching), akan tetapi dilaksanakan bukan pada kelas yang sebenarnya, melainkan dalam suatu kelas, laoratorium atau tempat khusus yang dirancang untuk pembelajaran mikro. 2. Micro teaching lessons the complexities of normal classroom teaching. Sesuai dengan namanya micro, latihan mengajar dilakukan secara mikro atau disederhanakan. Penyederhanaan ini dilakukan dalam setiap unsur atau komponen pembelajaran. 3. Microteaching focuses on training for the accomplishment of specific tasks Latihan yang dikembangkan dalam pendekatan pembelajaran mikro hanya difokuskan pada jenis-jenis keterampilan tertentu secara spesifik, sesuai dengan apa yang diinginkan oleh setiap yang berlatih atau atas dasar saran yang diberikan oleh pihak supervisor. Fokus keterampilan tersebut bisa berupa keterampilan membuka pelajaran saja, maka keterampilan lainnya tidak menjadi fokus latihan, dan sebagainya. 4. Micro teaching allows for the increased control of practice Pembelajaran mikro diarahkan untuk meningkatkan kontrol pada setiap jenis keterampilan yang dilatihkan. Kontrol yang ketat, cermat dan komprehensif relatif lebih mudah dilakukan dalam 3 Dadang Sukirman.Op,cit,Hlm.51-55 4 pembelajaran mikro, karena setiap peserta yang berlatih hanya memfokuskan diri pada keterampilan tertentu saja. 5. Micro teaching greatly expands teh normal knowledge of results or feedback dimension in teaching. Pembelajaran mikro diharapkan dapat memperluas wawasan dan pemahaman yang terkait dengan pembelajaran, karena pihak-pihak yang berkepentingan dan juga terlibat di dalamnya mendapatkan masukan dari pihak lainnya. Konsep pengajaran mikro dilandasi oleh pokok-pokok pikiran, yaitu Pengajaran yang nyata, artinya pengajaran di laksanakan tidak dalam bentuk sebenarnya, tetapi berbentuk mini dengan karakteristik sebagai berikut : 1. Peserta berkisar antara 5 – 10 orang 2. Waktu mengajar terbatas sekitar 10-15 menit 3. Komponen mengajar dikembangkan terbatas 4. Latihan terpusat pada keterampilan mengajar. 5. Mempergunakan informasi dan pengetahuan tentang tingkat belajar 6. Umpan balik terhadap kemampuan guru / calon guru. 7. Pengajaran di laksanakan bagi para siswa dengan latar belakang yang berbeda-beda dan berdasarkan pada kemampuan intelektual kelompok usia tertentu. 8. Pengontrolan secara ketat terhadap lingkungan latihan yang di selenggarakan dalam laboratorium mikro teaching 9. Pengadaan low-threat-situation untuk memudahkan calon guru mengajari keterampilan mengajar. 10. Penyediaan low-risk-situation yang memungkinkan siswa berpartisipasi aktif dalam pengajaran. 11. Penyediaan kesempatan latihan ulang dan pengaturan distribusi latihan dalam jangka waktu tertentu. C. Perencanaan Pelaksanaan Micro Teaching Pembelajaran mikro teaching pada dasarnya merupakan salah satu pendekatan pembelajaran untuk melatih bagian-bagian keterampilan mengajar. Seperti halnya dengan setiap model atau pendekatan pembelajaran lainnya, dalam pelaksanaannya terdapat beberapa ketentuan pokok yang harus diperhatikan dan diikuti agar pelaksanaan pembelajaran tersebut sesuai dengan pendekatan atau model yang diterapkan. Perencanaan pembelajaran adalah kegiatan merumuskan tujuan apa yang akan dicapai oleh suatu kegiatan pengajaran, cara apa yang akan dipakai untuk menilai pencapaian tujuan tersebut, materi atau bahan apa yang akan disampaikan, bagaimana cara menyampaikannya, dan alat atau media apa yang diperlukan. Sedangkan perencanaan 5 pembelajaran mikro, yaitu membuat perencanaan atau persiapan untuk setiap jenis keterampilan mengajar yang akan dilatihkan, secara keseluruhan unsur-unsur perencanaan tersebut meliputi menentukan tujuan, materi, metode, media dan evaluasi. Perencanaan Pembelajaran yang dibuat oleh guru praktikan dalam pembelajaran mikro, merupakan langkah awal untuk melakukan salah satu jenis keterampilan mengajar. 4 Demikian juga halnya dengan proses pembelajaran mikro, agar dalam proses pelaksanaannya dapat berjalan dengan lancar dan berhasil baik, maka tentu saja harus mengikuti langkah-langkah atau prosedur sesuai dengan hakikat pembelajaran mikro itu sendiri. Hal ini penting agar kegiatan pelatihan yang dilakukan melalui pembelajaran mikro dapat membuahkan hasil yang maksimal, yaitu dapat meningkatkan keterampilan mengajar bagi guru. Adapun tahap-tahap kegiatan yang harus dilakukan oleh guru dalam mempersiapkan diri untuk melaksanakan pembelajaran mikro meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1. Memahami hakikat pembelajaran mikro, terutama berkenaan dengan pertanyaanpertanyaan apa, mengapa dan bagaimana pembelajaran mikro sebagai suatu pendekatan untuk mempersiapkan, membina dan meningkatkan kemampuan guru. 2. Mempelajari dengan mendalam jenis-jenis keterampilan dasar mengajar yang akan dilatihkan dalam pembelajaran mikro. Jenis-jenis keterampilan tersebut terutama keterampilan yang bersifat umum, yang biasa dilakukan dalam setiap kegiatan pembelajaran. 3. Melakukan observasi ke sekolah (kelas) tempat berpraktek atau latihan; dimaksudkan untuk belajar langsung dari lapangan bagimana proses pembelajaran itu dilakukan. Melakukan observasi di kelas yang sebenarnya terutama diperlukan bagi peserta pemula, yang belum pernah menjadi guru. 4. Membuat persiapan tertulis (perencanaan pembelajaran); yaitu membuat rencana pelaksanaan pembelajaran sama layaknya seperti rencana pelaksanaan pembelajaran pada umumnya. 5. Membentuk kelompok; yaitu membagi peserta latihan kedalam beberapa kelompok kcil sesuai dengan karateristik model pembelajaran yaitu model pembelajaran yang disederhanakan, termasuk jumlah pesertanya itu sendiri. Kelima jenis kegiatan tersebut harus dilakukan oleh setiap peserta sebagai langkah awal proses pembelajaran mikro. Persiapan awal yang harus dikuasai dengan matang Dian Andriani, “Perencanaan Pembelajaran Mikro Taeching”. https://www.academia.edu/31832318/Perencanaan_Pembelajaran_Mikro_Hakikat_prinsip_dan_model_perencan aan_. 4 6 terutama memahami konsep atau teori, prinsip dan langkah-langkah pembelajaran mikro. Konsep atau teori sangat penting dikuasai, sebagai dasar atau persiapan untuk menunjang kelancaran praktek yang akan dilakukan dalam tahap selanjutnya. Perencanaan pembelajaran mikro memiliki unsur-unsur yang sama dengan unsur perencanaan pembelajaran pada umumnya, hanya saja dalam pembelajaran mikro unsur perencanaan tersebut lebih disederhanakan dan memfokuskan pada jenis keterampilan yang akan dilatihkan saja. Unsur-unsur pokok yang dikembangkan dalam perencanaan pembelajaran meliputi:5 1. Pengembangan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran adalah sesuatu yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran, yaitu gambaran perubahan perilaku siswa ke arah yang positif. 2. Pengembangan isi atau materi pembelajaran. Materi pembelajaran yaitu isi atau bahan yang akan dipelajari siswa. Materi harus direncanakan dan dikembangkan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. 3. Pengembangan metode dan media atau proses pembelajaran. Dalam merumuskan kegiatan pembelajaran harus menggambarkan aktivitas siswa yang tinggi. Dalam proses pembelajaran, yang belajar itu adalah siswa, sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator. 4. Pengembangan evaluasi atau penilaian pembelajaran. Evaluasi atau penilaian dalam pembelajaran dimaksudkan untuk mengetahui efektivitas proses dan hasil pembelajaran. D. Proses Pelaksanaan Micro Teaching Setiap guru harus mampu mengembangkan atau membuat perencanaan pembelajaran. Membuat perencanaan permbelajaran tersubut dimaksudkan untuk mempermudah atau memberi pedoman bagi guru yang hendak mengajar. Dalam mengembangkan atau menyusun rencana pembelajaran pada dasarnya mengembangkan empat komponen pokok pembelajaran yaitu mengembangkan tujuan atau kompetensi, mengembangkan isi atau bahan ajar untuk mencapai tujuan, mengembangkan metode, alat, media dan sumber pembelajaran, dan mengembangkan sistem penilaian. Dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran harus berurutan dan memperhatikan langkah-langkah penyususnannya. Langkah-langkah operasional menyusun RPP yaitu menetapkan identitas mata pelajaran, menatapkan SK dan KD, merumuskan tujuan pembelajaran, menetapkan 5 Dadang Sukirman.Op,cit,Hlm.156 7 materi atau bahan ajar, menetapkan kegiatan pembelajaran, menetapkan metode, alat, media, dan sumber pembelajaran, dan menetapkan penilaian. Apabila setiap tahap kegiatan dalam persiapan pembelajaran mikro telah dilakukan, rencana pembelajaran mikro seperti telah dijelaskan di atas telah dibuat, maka kegiatan berikutnya calon guru atau peserta yang akan berlatih telah siap untuk melakukan kegiatan inti (praketk) pembelajaran mikro. Oleh karena itu yang dimaksud dengan kegiatan inti pembelajaran Mikro Teaching yaitu pelaksanaan praktek tampil mengajar dalam kelas atau di laboratorium sesuai dengan hakikat pembelajaran mikro yang sudah di bahas sebelumnya. Praktek latihan mengajar yang dilakukan melalui pendekatan pembelajaran mikro, adalah mengajar yang sebenarnya. Dengan demikian setiap unsur atau pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran Mikro Teaching harus memerankan dirinya secara logis dan otimal layaknya seperti kegiatan pembelajaran yang sebenarnya. Hal ini bertujuan terutama untuk mengkondisikan suasana pembelajaran yang sebenarnya, agar calon guru atau guru yang sedang berlatih dapat melakukan proses pembelajaran secara maksimal. Setiap anggota kelompok, sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing mulai melakukan aktivitas pembelajaran mikro, yaitu praktek melatih keterampilan dasar mengajar pada tempat yang sudah direncanakan untuk pembelajaran mikro. Adapun pihakpihak terkait dalam pembelajaran mikro, serta tugas dan fungsi yang harus dijalankannya, pada intinya dapat dirinci sebagai berikut: 1. Pihak guru yang berlatih 2. Pihak siswa 3. Pihak Observer 4. Pihak pembimbing atau dosen 5. Sarana dan fasilitas pendukung Setiap unsur atau pihak yang terlibat dalam pembelajaran mikro harus mampu memerankan fungsinya secara wajar dan diarahkan pada upaya membantu peserta yang berlatih agar memiliki kemampuan atau kecakapan yang diharapkan. Adapun proses kerja atau skenario dari setiap elemen dalam pembelajaran mikro dapat dijelaskan dalam fungsi dan peran setiap unsur pada pembahasan berikut ini. 1. Fungsi dan peran guru yang berlatih Calon guru atau peserta yang berlatih dalam pembelajaran mikro teaching, pada saat ia tampil harus memposisikan dirinya sebagai guru. Tugas guru adalah membelajarkan siswa, walaupun suasana pembelajarannya dilakukan dalam ruang atau tempat khusus untuk pembelajaran mikro, bukan di kelas yang sebenarnya 8 menghadapi teman sendiri atau teman sejawat sebagai siswanya, akan tetapi tugas guru adalah mengajar yang sebenarnya Seperti halnya kegiatan pembelajaran yang sebenarnya, maka setiap tahapan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dalam pembelajaran mikro harus ditempuh. Kegiatan membuka pembelajaran, kegiatan inti dan kegiatan penutup pembelajaran secara utuh harus dilakukan. Hanya mengingat waktu pembelajaran mikro berkisar antara 10 s.d 15 menit, maka guru yang berlatih harus menyesuaikan dengan waktu yang tersedia. Demikian pula dengan unsur materi pembelajaran, interaksi pembelajaran harus dilakukan sebagaimana mestinyta. Hanya karena setiap peserta yang berlatih memfokuskan pada jenis-jenis keterampilan tertentu saja, maka dalam pelaksanaannya ketika memerankan sebagai guru, jenis keterampilan yang dilatihkan terus menerus harus menjadi fokus latihan. Unsur pokok yang membedakan antara kegiatan pembelajaran mikro dengan pembelajaran biasa terletak pada “fokus jenis keterampilan” yang akan dilatihkan. Jika dalam pembelajaran biasa seluruh unsur pembelajaran harus dikuasai dan dilakukan secara optimal untuk mencapai tujuan pembelajaran. Maka dalam pembelajaran mikro (sebagai tempat berlatih) guru memusatkan perhatian dan kemampuannya kepada jenis keterampilan spesifik yang sedang dilatihkan. Oleh karena itu unsur pembelajaran lain walaupun dilakukan, sifatnya hanya sebagai penunjang agar pembelajaran berlangsung secara wajar. Sedangkan yang menjadi acuan utama tetap fokus pada latihan menerapkan jenis keterampilan yang direncanakan. Contoh: jika dalam perencanaan pembelajaran mikro, fokus materi latihannya adalah “Keterampilan Bertanya”, maka jenis keterampilan itu yang mendominasi dan harus terus menerus dilatihkan dalam pembelajarannya. Mulai membuka pembelajaran misalnya, maka apersepsi dilakukan dengan menerapkan unsur-unsur “keterampilan bertanya”. Melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru yang sedang berlatih, apakah sudah dapat mengkondisikan siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran, sesuai dengan hakikat dari apersepsi. Demikian pula dalam kegiatan inti saat membimbing interaksi pembelajaran dan kegiatan akhir untuk menutup pembelajaran, “keterampilan bertanyalah” yang lebih banyak digunakan. Dengan memfokuskan kegiatan pada jenis keterampilan bertanya sebagai keterampilan dasar mengajar yang dilatihkan, maka akan memberikan gambaran dan informasi yang lengkap tingkat kemampuan guru yang sedang berlatih dalam penguasaan dan keterampilan bertanya dalam pembelajaran. Kelebihan dan 9 kekurangan akan terlihat oleh pembimbing dan pihak yang mengobservasi, sehingga akan diperoleh bahan untuk melakukan diskusi pasca tampil berlatih. Jika pada tahap latihan pertama ”keterampilan bertanya” ternyata belum bisa berjalan sebagaimana yang diharapkan, maka peserta yang berlatih melakukan persiapan ulang untuk tampil pada sesi latihan yang kedua kalinya dengan didasarkan pada masukan hasil diskusi dan refleksi pada penampilan pertama. 2. Fungsi dan peran siswa Dalam proses pembelajaran, siswa diposisikan sebagai objek sekaligus subjek pembelajaran. Siswa harus berperan aktif merespon setiap stimulus pembelajaran agar memperoleh hasil pembelajaran yang memuaskan. Keterlibatan siswa aktif belajar akan menentukan kualitas proses dan hasil pembelajaran itu sendiri. Dalam pembelajaran mikro, pihak siswa dituntut untuk memposisikan dirinya sebagai siswa yang sedang mengikuti pembelajaran, seperti dalam kegiatan pembelajaran biasa. Bahkan dalam pembelajaran mikro fungsi dan peran siswa bisa bertugas ganda; pertama berfungsi sebagai siswa yang sedang mengikuti pembelajaran; kedua, sekaligus sebagai observer. Hal ini sangat memungkinkan, mengingat yang bertindak sebagai siswa dalam pembelajaran mikro melalui feer teaching adalah teman sendiri, yang tentu saja sudah memiliki wawasan dan pemahaman terkait dengan jenis keterampilan yang dilatihkan oleh guru (temannya). Dengan demikian pada saat berperan sebagai siswa, sekaligus ia juga aktif untuk mencermati gerak-gerik dan perilaku guru, membuat catatan kelebihan dan kekurangannya untuk dijadikan bahan masukan pada saat diskusi balikan. Menurut Sheridian, keterlibatan secara aktif dari setiap anggota dalam kelompok pembelajaran mikro sangat diharapkan. Melalui aktivitas yang tinggi dari setiap unsur yang terlibat dalam pembelajaran mikro diharapkan dapat memberikan masukan, pengalaman dan pembelajaran yang sangat berharga bagi pihak yang berlatih (trainee). Dengan demikian informasi mengenai kelebihan maupun kekurangan, komentar, kritik, saran dan solusi yang disampaikan tidak hanya dari observer atau pembimbing saja, melainkan bisa datang dari pihak yang berperan sebagai siswa. Dengan demikian pembelajaran mikro akan semakin kaya dengan berbagai masukan yang justru sangat diperlukan oleh peserta yang berlatih untuk meningkatkan keterampilan dan kecakapannya. 3. Fungsi dan peran observer Salah satu bagian dari tugas anggota kelompok dalam pembelajaran mikro teaching dengan cara “observer”. Tugas observer sesuai dengan namanya adalah 10 melihat, memperhatikan, mengamati dalam bahasa Inggris “to observe” memiliki banyak makna antara lain yang dikemukakan di atas yaitu melihat, memperhatikan, mengamati dan makna sejenis lainnya yang bisa dipakai untuk tugas observer. Pada saat melakukan tugas observasi, pihak observer jangan sampai mengganggu guru yang sedang berlatih. Diupayakan agar guru yang berlatih merasa tidak ada yang mengawasi, sehingga seolah-olah tidak mengetahui bahwa ia diobservasi. Sebagai observer ia hanya melihat dengan seksama penampilan guru yang sedang berlatih. Oleh karena itu secara teknis pihak observer sebaiknya menempati ruang yang aman tidak terlihat oleh guru yang sedang berlatih, namun pihak observer dapat melihat langsung gerak-gerik dan seluruh penampilan guru yang sedang berlatih. Tujuan dari kegiatan observasi adalah untuk mengumpulkan data dan informasi yang akurat dan komprehensif sesuai dengan apa yang dilihat dan didengar pada saat guru berlatih. Data tersebut sangat diperlukan sebagai bahan masukan pada kegiatan diskusi yang akan dilakukan setelah kegiatan latihan selesai. Bila Anda sebagai calon guru atau bahkan sudah menjadi guru tampil mengajar di depan kelas, biasanya yang bersangkutan akan sulit untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan saat ia tampil. Dengan demikian kita akan mengalami kesulitan untuk mengetahui unsur mana yang harus diperbaiki dan mana yang harus ditingkatkan atau bahkan dihilangkan sama sekali. Kesulitan itu akan muncul karena pada saat tampil ia kekurangan data atau informasi yang dating dari pihak luar. Oleh karena itu dengan adanya pihak lain yang secara khusus diminta untuk mengobservasi, maka kita hanya fokus melaksanakan proses latihan semaksimal mungkin, dan infomasi dari penampilannya akan muncul dari pihak observer atau pembimbing. Observer dalam proses pembelajaran mikro memiliki peran dan kedudukan yang sangat penting, karena dari hasil pengamatan observel itulah data dan informasi untuk memperbaiki dan meningkatkan penampilan mengajar setiap yang berlatih akan didapatkan. Oleh karena sekali lagi pihak observer atau pembimbing harus yang sudah memiliki pengalaman lebih, agar dapat melaksanakan tugasnya secara professional. Disamping itu untuk menunjang kelancaran tugas pihak observer, perhatikan beberapa ketentuan sebagai berikut: a. Format Observasi; Setiap observer harus dilengkapi dengan format observasi. Format ini sangat penting sebagai panduan bagi observer dalam melakukan pengamatannya. Melalui format observasi, pihak observer dapat mengetahui sejauhmana pihak yang berlatih telah mampu menerapkan jenis keterampilan yang 11 dilatihkannya. Isi format observasi tentu saja harus disesuaikan dengan setiap jenis keterampilan yang dilatihkannya. 1) Melihat dan mendengarkan; Observer tidak boleh ikut campur (intervensi) ketika pembelajaran sedang berlangsung. Sesuai dengan fungsinya observer hanya merekam apa yang dilihat dan didengar, sesuai dengan format observasi yang dipegangnya. Jika dianggap perlu disamping menggunakan pedoman observasi, pihak observer dituntut membuat cacatata tambahan yang dianggap penting sesuai dengan pengalaman yang dimilikinya. 2) Fokus pada penampilan; observer ketika melakukan tugasnya mengobservasi guru yang sedang berlatih, hanya membatasi dan memfokuskan pada penampilan keterampilan yang sedang dilatihkannya. Adapun unsur-unsur lain yang diluar fokus latihan apalagi menyangkut dengan unsur kepribadiannya sebaiknya diabaikan saja. 4. Fungsi dan peran pembimbing Dalam pembelajaran mikro yang bertindak sebagai pembimbing ialah dosen mata kuliah pembelajaran mikro atau pihak supervisor, sesuai dengan fungsi, tujuan dan kewenangannya. Bila tugas observer dilakukan oleh pihak mahasiswa, maka mahasiswa tersebut sebatas pada mengamati guru yang sedang berlatih, sedangkan tugas dosen atau pihak supervisor lainnya adalah memonitor seluruh pelaksanaan pembelajaran mikro itu sendiri. Pihak pembimbing atau supervisor bertugas mengelola seluruh pelaksanaan pembelajaran mikro. Apakah semua pihak yang terlibat dalam pembelajaran mikro seperti guru yang berlatih, pihak yang menjadi siswa, pihak observer sudah menjalankan tugas sesuai denga fungsi dan perannya masing-masing. Pihak pembimbing mencatat dan menyimpulkan seluruh aspek pembelajaran mikro yang telah dilakukan. Hasil monitoring kemudian dijadikan dasar untuk melakukan diksusi umpan balik dan sebagai bahan proses pembimbingan pada proses pelatihan atau pembelajaran mikro berikutnya. 5. Fungsi dan peran sarana/fasilitas pendukung Keberadaan sarana dan fasilitas untuk menunjang kelancaran pembelajaran mikro, tidak kalah penting dibandingkan dengan unsur-unsur pembelajaran mikro lainnya sepert: pihak guru, siswa, observer dan pihak pembimbing. Tersedianya sarana dan fasilitas pendukung yang memadai baik secara kuantitas maupun kualitas, akan menentukan tingkat kualitas yang dihasilkan dari pembelajaran mikro itu sendiri. 12 Idealnya sarana dan fasilitas pendukung yang harus dimiliki untuk kelancaran pembelajaran mikro antara lain terdiri dari: a. Ruang khusus (laboratorium) pembelajaran mikro dengan setting ruangan dibagi kedalam tiga bagian utama yaitu: 1) Ruang kelas untuk pembelajaran, lengkap dengan meja, kursi, papan tulis, media dan kelengkapan kelas lainnya. 2) Ruang observasi, yaitu tempat untuk observer melihat langsung penampilan guru. Batas antara ruang observasi dengan ruang kelas penampilan, sebaiknya disekat oleh kaca yang hanya tembus pandang dari satu sisi (observer), sementara pihak guru dan siswa di ruang kelas penampilan tidak dapat melihat ke ruang observer. 3) Ruang teknisi yang akan mengoperasikan peralatan perekam (Audio visual). Demikian halnya ruang teknisi, sama dengan ruang observer disekat oleh kaca yang hanya dapat dilihat dari satu arah yaitu dari pihak teknisi saja. b. Kamera perekam; yaitu kamera yang dipasang didalam ruang kelas untuk merekam seluruh aktivitas guru dan siswa selama beralangsungnya pembelajaran mikro. Jenis kamera yang digunakan sebaiknya adalah kamera otomatis. Penempatan kamera diusahakan ditempat yang netral sehingga dapat menjangkau seluruh area aktivitas dalam ruang kelas. Dengan demikian kamera aktif mengikuti seluruh gerak-gerik guru ketika mengajar tanpa harus menggunakan operator (kameramen). Hal ini penting agar tidak mengganggu situasi pembelajaran atau latihan yang sedang dilaksanakan. Gambarnya langsung tersambung ke ruang observer dan ruang teknisi, dan melalui TV monitor yang dipasang diruang ruang observasi, pihak observer dapat dengan jelas melihat dan mendengar suasana pembelajaran di tempat latihan. Demikian juga pihak teknisi akan dengan mudah mengendalikan peralatan yang digunakannya sehingga semua aktivitas pembelajaran akan terpantau. c. Ruang proyeksi; yaitu suatu ruang pembelajaran yang akan digunakan untuk memutar ulang hasil rekaman pada saat guru berlatih mengajar. Ruang proyeksi sekaligus juga digunakan untuk diskusi umpan balik dan melakukan pembahasan yang dianggap perlu sesuai dengan hasil latihan yang telah dilakukan. Dalam ruang proyeksi sebaiknya dilengkapi dengan peralatan teknologi informasi dan komunikasi, misalnya seperangkat komputer dengan LCD yang selalu siap untuk digunakan. Ruangan proyeksi sebaiknya juga tersambung dengan jaringan internet, agar memudahkan untuk melakukan akses informasi untuk memperkaya 13 bahan pada saat kegiatan umpan balik. Letak ruang proyeksi diusahakan berdampingan dengan ruang lab pembelajaran mikro, bahkan sebaiknya merupakan bagian dari lab pembelajaran mikro itu sendiri. Hal ini penting agar setiap selesai proses latihan di ruang kelas tempat berlatih (lab pembelajaran mikro), pada saat itu pula bisa secara langsung dilakukan pemutaran ulang dan diskusi umpan balik.6 6 Dadang Sukirman.Op,cit,Hlm.107-120 14 PENUTUP A. Simpulan Dari pembahasan makalah dapat di simpulkan bahwa Micro Teaching atau Pembelajaran micro dapat diartikan sebagai cara dalam melatih keterampilan keguruan atau praktik mengajar dalam lingkup kecil atau terbatas. Jumlah pesertanya sekitar 5 sampai 10 orang, ruang kelasnya terbatas, waktu pelaksanaanya berkisar antara 10 dan 15 menit, terfokus kepada keterampilan mengajar tertentu, dan pokok pembahasannya disederhanakan. Fungsi micro teaching ialah untuk memperkuat program Pengalaman Lapangan. Karakteristik pembelajaran Mikro Teaching yaitu : 1. Peserta berkisar antara 5 – 10 orang 2. Waktu mengajar terbatas sekitar 10-15 menit 3. Komponen mengajar dikembangkan terbatas 4. Latihan terpusat pada keterampilan mengajar. 5. Mempergunakan informasi dan pengetahuan tentang tingkat belajar 6. Umpan balik terhadap kemampuan guru / calon guru. 7. Pengajaran di laksanakan bagi para siswa dengan latar belakang yang berbeda-beda dan berdasarkan pada kemampuan intelektual kelompok usia tertentu. 8. Pengontrolan secara ketat terhadap lingkungan latihan yang di selenggarakan dalam laboratorium mikro teaching 9. Pengadaan low-threat-situation untuk memudahkan calon guru mengajari keterampilan mengajar. 10. Penyediaan low-risk-situation yang memungkinkan siswa berpartisipasi aktif dalam pengajaran. 11. Penyediaan kesempatan latihan ulang dan pengaturan distribusi latihan dalam jangka waktu tertentu. Perencanaan pembelajaran adalah kegiatan merumuskan tujuan apa yang akan dicapai oleh suatu kegiatan pengajaran, cara apa yang akan dipakai untuk menilai pencapaian tujuan tersebut, materi atau bahan apa yang akan disampaikan, bagaimana cara menyampaikannya, dan alat atau media apa yang diperlukan. Sedangkan perencanaan pembelajaran mikro, yaitu membuat perencanaan atau persiapan untuk setiap jenis keterampilan mengajar yang akan dilatihkan, secara keseluruhan unsur-unsur perencanaan tersebut meliputi menentukan tujuan, materi, metode, media dan evaluasi. Dalam proses pelaksanaan pembelajaran Micro Teaching ada pihak-pihak terkait serta tugas dan fungsi yang harus dijalankannya sebagai berikut: Pihak guru yang berlatih, 15 pihak siswa, pihak observer, pihak pembimbing atau dosen dan sarana dan fasilitas pendukung B. Saran Demikian makalah yang kami sampaikan. Dengan harapan semoga dapat bermanfaat bagi semua pihak. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. oleh karena itu kritik dan saran sangat ddiperlukan demi kemaslahatan kita semua. Dan semoga kita bisa mengambil hikmahnya. Aamiin. 16 DAFTAR PUSTAKA Sukirman, Dadang. (2012). Micro Teaching. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementrian Agama. Hlm.107-120 Sukirman, Dadang. (2012). Micro Teaching. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementrian Agama. Hlm.156 Sukirman, Dadang. (2012). Micro Teaching. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementrian Agama. Hlm.51-55 Dian.Andriani.“Perencanaan pembelajaran micro teaching”. https://www.academia.edu/31832318/Perencanaan_Pembelajaran_Mikro_Hakikat_pri nsip_dan_model_perencanaan_. Sukirman, Dadang. (2012). Micro Teaching. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementrian Agama. UU No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. 17