Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
Terbit online pada laman web jurnal: https://journal.isas.or.id/index.php/JAMERE JOURNAL OF APPLIED MECHANICAL ENGINEERING AND RENEWABLE ENERGY (JAMERE) Vol. 1 No. 1, Februari 2021. 24-29 e-ISSN 2775-1031 Analisis Jumlah Tenaga Kerja Optimal Dengan Metode Work Load Analysis (WLA) di PT. RSI Darsini1, Andika Maulana2, Budi Wibowo3 1,2,3Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo 1 dearsiny@yahoo.com*, 2Andikaprc0708@gmail.com Abstract Workload of employees at PT. RSI in the pressing department is still low, because in the pressing section the division of work for each employee is not optimal or evenly distributed. So it is necessary to do research with the title Analysis of the Optimal Workforce at PT. RSI. The method used for testing the optimal amount of load is the Work Load Analysis (WLA) method, which aims to calculate the optimal workload and number of workers at PT. RSI. The sample in this study were 15 employees in the pressing department which were divided into 4 sections, where section 1 had 4 employees, section 2 had 4 employees, section 3 had 4 employees, and section 4 contained 3 employees. The results of this study indicate that the workload before the research in section 1 was 52% to 70%, part 2 from 51% to 68%, part 3 from 56% to 75%, and part 4 still 71% because there was no reduction in labor, because the workload in section 4 is optimal. So the optimal number of workers in the pressing department is 3 employees in section 1, 3 employees in section 2, 3 employees, and 4 still 3 employees. Keywords: Total Workforce, Optimal, Work Load Analysis (WLA) Abstrak Beban kerja karyawan di PT. RSI di departemen pressing masih rendah, dikarenakan pada bagian pressing pembagian kerja pada masing-masing karyawan belum optimal atau merata. Maka perlu dilakukan penelitian dengan judul Analisis Jumlah Tenaga Kerja Optimal di PT. RSI. Metode yang digunakan untuk pengujian jumlah beban yang optimal dengan metode Work Load Analysis (WLA), yang tujuannya untuk menghitung beban kerja dan jumlah tenaga kerja optimal di PT. RSI. Sampel dalam penelitian ini adalah 15 karyawan di departemen pressing yang dibagi menjadi 4 bagian, dimana bagian 1 terdapat 4 karyawan, bagian 2 terdapat 4 karyawan, bagian 3 terdapat 4 karyawan, dan bagian 4 terdapat 3 karyawan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa beban kerja sebelum dilakukan penelitian pada bagian 1 sebesar 52% menjadi 70%, bagian 2 dari 51% menjadi 68%, bagian 3 dari 56% menjadi 75%, dan bagian 4 masih tetap 71% karena tidak dilakukan pengurangan tenaga kerja, diakibatkan beban kerja di bagian 4 sudah optimal. Jadi jumlah tenaga kerja yang optimal di departemen pressing adalah pada bagian 1 berjumlah 3 karyawan, bagian 2 berjumlah 3 karyawan, bagian 3 berjumlah 3 karyawan, dan bagian 4 tetap berjumlah 3 karyawan. Kata Kunci: Jumlah Tenaga Kerja, Optimal, Work Load Analysis (WLA) 1. Pendahuluan Sumber daya manusia dalam hal ini karyawan yang berkinerja tinggi, berperan dominan dalam menjalankan operasional perusahaan atau pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Sebuah organisasi atau perusahaan, sumber daya manusia /karyawan adalah kekuatan utama perusahaan yang memberikan perhatian khusus pada efisiensi, efektivitas, dan produktivitas. Karena dari ketiga hal tersebut, perusahaan dapat melihat penggunaan optimal dari sumber daya yang dimiliki serta pencapaiannya terhadap target yang diinginkan oleh suatu perusahaan. Salah satu faktor yang berpengaruh agar pesanan dapat diselesaikan atau terpenuhi sesuai dengan jadwal yang ditetapkan yaitu faktor tenaga kerja. Salah satu metode perencanaan kebutuhan tenaga adalah work load analysis yaitu deskriptif dari beban kerja yang dibutuhkan dalam suatu unit perusahaan. Metode ini akan memberikan informasi mengenai pengalokasian sumber daya karyawan untuk menyelesaikan beban kerja. Metode ini merupakan proses untuk menghitung beban kerja suatu fungsi tertentu dalam perusahaan. Dari perhitungan ini kemudian dapat ditentukan berapa jumlah kebutuhan ideal pegawai yang dibutuhkan [1]. Melakukan perencanaan kebutuhan tenaga kerja yang optimal harus memperhatikan beberapa komponen yang ada di perusahaan karena komponen ini diggunakan dalam menentukan jumlah tenaga kerja. 24 Darsini1, Andika Maulana2, Budi Wibowo3 Journal of Applied Mechanical Engineering and Renewable Energy (JAMERE) Vol. 1 No. 1, February 2021. 20-23 Perencanaan atau penentuan jumlah tenaga kerja dapat berjalan sesuai dengan harapan [2]. Suatu organisasi perlu menetapkan identifikasi atau uraian suatu pekerjaan dan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan tersebut. Hal ini dilakukan sebelum seorang karyawan ditetatpkan untuk melaksanakan suatu pekerjaan tertentu. Penetapan uraian dan pengetahuan serta keterampilan suatu pekerjaan akan memberikan kejelasan dalam hal proses pelaksanaan pekerjaan dan juga bermanfaat dalam penentuan jumlah karyawan [3]. Menurut Lestari [4] analisis pekerjaan adalah prosedur yang dilalui untuk menentukan tanggung jawab posisiposisi tersebut, dan karakteristik orang-orang yang bekerja untuk posisi tersebut. Analisis pekerjaan memberikan pekerjaan memberikan informasi yang digunakan untuk membuat deskripsi pekerjaan (daftar tentang pekerjaan) dan spesifikasi pekerjaan (jenis orang yang harus dipekerjakan untuk pekerjaan tersebut). Menurut Sabrini, dkk [5]. Untuk menentukan beban kerja pada beberapa kategori atau tingkatan, yaitu: rendah dengan skala interval 0-40, sedang dengan skala interval 41-60, dan tinggi dengan skala interval 61-100. Analisis beban kerja (ABK) adalah proses mengumpulkan, menghitung, dan menetapkan volume usaha/beban kerja (jam kerja orang/man-hour) pada saat itu (apa adanya) untuk menyelesaikan pekerjaan di unit kerja/divisi/departemen tertentu [6]. Analisis beban kerja diperlukan pada beberapa kondisi berikut : a. Munculnya tantangan organisasi untuk melakukan perubahan dalam struktur organisasi. b. Munculnya indikasi keborosan atau beban kerja yang terlalu besar untuk diselesaikan dalam sebuah unit kerja/divisi/departemen. c. Proses merancang sebuah unit kerja yang baru untuk memperoleh estimasi jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan. Beban kerja dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu: faktor eksternal dan faktor internal. Menurut Manuaba [7], faktor-faktor yang mempengaruhi beban kerja antara lain: a. Faktor eksternal, yaitu beban yang berasal dari luar tubuh pekerja, seperti : 1. Tugas-tugas yang bersifat bersifat fisik, seperti stasiun kerja, tata ruang, tempat kerja, alat dan sarana kerja, kondisi kerja, sikap kerja, dan tugas-tugas yang bersifat psikologis, seperti kompleksitas pekerjaan, tingkat kesulitan, tanggung jawab pekerjaan. 2. Organisasi kerja, seperti lamanya waktu bekerja, waktu istirahat, shift kerja, kerja malam, sistem pengupahan, model struktur organisasi, pelimpahan tugas dan wewenang. 3. Lingkungan kerja adalah lingkungan kerja fisik, lingkungan kimiawi, lingkungan kerja biologis dan lingkungan kerja psikologis. b. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh itu sendiri akibat dari reaksi beban kerja eksternal. Faktor internal meliputi faktor somatis (jenis kelamin, umut, ukuran tubuh, status, gizi, kondisi kesehatan) dan faktor psikis (motivasi, presepsi, kepercayaan, keinginan dan kepuasan. Berdasarkan permasalahan diatas, diperlukan adanya pengukuran terhadap beban kerja operator di departemen pressing, agar dapat diketahui berapa operator yang diperlukan dalam departemen tersebut. Metode Work Load Analysis (WLA) adalah analisis beban kerja yang mengidentifikasi baik jumlah karyawan maupun kwalifikasi karyawan yang diperlukan untuk mencapai tujuan organsasi [8]. Dengan diterapkannya metode Work Load Analysis (WLA) diharapkan dapat terjadi peningkatan efisiensi kerja karyawan pada umumnya, sehingga bisa memenuhi target perusahaan. 2. Metode Penelitian Penelitian dilakukan di PT. RSI, perusahaan ini memproduksi garmen, yang berupa kaos jersey printing. Penelitian ini dilakukan pada bagian pressing dengan jumlah karyawan sebanyak 15 orang. Dalam melakukan pengamatan dilakukan pengukuran waktu kerja dengan stopwatch sebanyak 10 kali atau N=10. Berikut proses penelitian yang dilakukan dari awal data diperoleh sebagai berikut: a. Uji Keseragaman Data Untuk memastikan bahwa data yang terkumpul berasal dari sistem yang sama, maka dilakukan pengujian terhadap keseragaman data. Untuk itu diperlukan pengujian keseragaman data guna memisahkan data yang memiliki karakteristik yang berbeda karena pengaruh-pengaruh faktor saat pengambilan data. Menurut Nugroho, dkk. [9], uji kecukupan data dilakukan untuk mengetahui banyaknya pengamatan yang harus dilakukan dalam Work Sampling hasil uji kecukupan data. Rumus untuk menentukan keseragaman data: • Rata-rata Waktu Siklus ∑𝑋𝑖 (𝑋̅) = 𝑘 • Standar deviasi • (σx)= √ ∑(𝑋𝑖−𝑋̅)² 𝑁−1 Batas Kontrol BKA = 𝑋̅ + 3 σx BKB = 𝑋̅ - 3 σx b. Uji Kecukupan Data Uji kecukupan data diperlukan untuk memastikan bahwa yang telah dikumpulkan dan disajikan dalam populasi data tersebut cukup secara objektif. Menurut Arif [10] Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah data yang didapat telah seragam dan tidak melebihi dari batas kontrol atas (BKA) dan batas kontrol bawah (BKB) yang telah ditentukan. Bila dari keseragaman data terdapat data yang tidak seragam maka data tersebut dibuang. Rumus untuk menentukan kecukupan data: e-ISSN 2775-1031 25 Darsini1, Andika Maulana2, Budi Wibowo3 Journal of Applied Mechanical Engineering and Renewable Energy (JAMERE) Vol. 1 No. 1, February 2021. 20-23 𝑘⁄ √𝑁 (∑ 𝑋𝑖 2 ) − (∑𝑋)2 2 𝑠 ] 𝑁′ = [ ∑𝑋 c. 2⁄ 0,05 √10 (394834) − (3994196) =[ ] 1986 2 e. f. Penentuan Allowance Perhitungan besarnya beban kerja menggunakan rumus di bawah ini: 1. Menurut Martono [6] analisis beban kerja adalah proses mengumpulkan, menghitung, dan menetapkan volume usaha/beban kerja (jam kerja orang/man-hour) pada saat itu (apa adanya) untuk menyelesaikan pekerjaan di unit kerja/divisi/departemen tertentu. Dengan menggunakan rumus: dengan Waktu Normal (Wn) Waktu normal untuk suatu elemen operasi kerja adalah semata-mata menunjukkan bahwa seorang operator yang berkualifikasi baik akan pekerja menyelesaikan pekerjaan pada tempo kerja yang normal 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑇𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢𝑘𝑎𝑛 = [11]. Rumus untuk menghitung waktu normal adalah: 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 Wn = Ws x P 2. Sedangkan analisa beban kerja berdasarkan d. Waktu Baku produktivitas perbandingan frekuensi antara Penentuan waktu baku untuk menentukan target aktivitas yang sesuai dan tidak sesuai dengan job produksi ini dilakukan dengan cara pengukuran desciption yang dilakukan oleh setiap karyawan langsung dengan menggunakan jam henti. Pengukuran [10]. Dengan menggunakan rumus: dilakukan dikarenakan didalam melakukan pekerjaan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang tidak dapat %𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑥 𝑟𝑎𝑛𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑥 dihindari baik faktor dari dalam maupun dari luar 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑥 perusahaan [11]. Waktu baku didapatkan dengan rumus: (1 + 𝑎𝑙𝑙𝑜𝑤𝑎𝑛𝑐𝑒) 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 = 100 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑊𝑏 = 𝑊𝑛 + 100 − 𝐴𝑙𝑙𝑜𝑤𝑎𝑛𝑐𝑒 3. Analisis beban kerja (work load analysis) Analisis beban kerja (work load analysis) menurut Roidelindho [12] bahwa untuk mengukur beban Sampling Kerja kerja karyawan diformulasikan dengan cara: Work Sampling adalah suatu teknik untuk 𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑏𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝐵𝑎𝑘𝑢 = mengadakan sejumlah besar pengamatan terhadap 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑏𝑎𝑘𝑢 aktifitas kinerja dari mesin, proses atau pekerja/operator [11]. Perbedaan metode jam henti dengan sampling Hasil langsung dari analisis beban kerja adalah pekerjaan adalah pada cara sampling pekerjaan penetapan bilangan jumlah karyawan yang diperlukan pengamat tidak terus menerus berada ditempat pekerjaan untuk melaksanakan sejumlah pekerjaan tertentu selama melainkan mengamati hanya pada sesaat-sesaat pada waktu tertentu. waktu-waktu tertentu yang ditentukan secara acak [9]. Metode sampling kerja sangat cocok untuk digunakan dalam melakukan pengamatan atas pekerjaan yang Allowance (Kelonggaran) dan Performance Rating sifatnya tidak berulang dan memiliki siklus waktu yang Salah satu yang paling penting di perhatikan dalam relatif panjang. pengukuran waktu adalah faktor kelonggaran. Faktor kelonggaran ini diambil pada waktu normal yang telah didapatkan. Kelonggaran diberikan untuk tiga hal yaitu: Metode analisis beban kerja untuk kebutuhan pribadi, menghilangkan rasa lelah, dan Metode Work Load Analysis (WLA) dilakukan hambatan-hambatan yang tidak dapat dihindarkan. untuk mengetahui tingkat efisiensi kerja berdasarkan Metode Westinghouse dimana akan mengarahkan pada total prosentase beban kerja dari job yang diberikan penilaian 4 faktor yang dianggap menentukan kewajaran dalam menyelesaikan pekerjaannya. Dan dapat atau ketidakwajaran dalam bekerja [11]. menentukan jumlah karyawan yang sebenarnya untuk dipekerjakan dalam bagian Pressing langkahTabel 1. Daftar Allowance dengan metode Westhinghouse langkahnya sebagai berikut: SKILL EFFORT a. Mengetahui struktur organisasi dan job description Superskill A1 +0,15 Superskill A1 +0,13 tiap jabatan A2 +0,13 A2 +0,12 Excellent B1 +0,10 b. Menentukan aktivitas dan waktu penyelesaian Excellent B1 +0,11 B2 +0,08 B2 +0,08 aktivitas tiap posisi jabatan. Aktivitas-aktivitas C1 +0,06 Good C1 +0,05 tersebut dikelompokkan pada job description yang Good C2 +0,03 C2 +0,02 dilakukan oleh aktivitas terkait. Average D 0,00 Average D 0,00 c. Melakukan pengamatan untuk menghitung Fair E1 -0,05 Fair E1 -0,04 besarnya prosentase waktu pelaksanaan aktivitas E2 -0,10 E2 -0,08 dengan waktu yang disediakan oleh perusahaan. Poor F1 -0,16 Poor F1 -0,12 d. Menentukan jumlah menit pengamatan F2 -0,22 F2 -0,17 e-ISSN 2775-1031 26 Darsini1, Andika Maulana2, Budi Wibowo3 Journal of Applied Mechanical Engineering and Renewable Energy (JAMERE) Vol. 1 No. 1, February 2021. 20-23 CONDITION Ideal A Excellent B Good C Average D Fair E Poor F CONSISTENCY Ideal A Excellent B Good C Average D Fair E Poor F Tabel 2. Data Waktu Pengamatan Divisi Pressing Waktu (Detik) Bagian 1 Bagian 2 Bagian 3 Bagian 4 1 209 206 204 200 2 203 193 195 203 3 204 203 195 200 4 208 192 203 205 5 203 192 203 203 Adapun alur penelitiannya digambarkan seperti alur 6 197 204 196 197 penelitian berikut ini: 7 192 206 196 197 8 198 203 204 205 9 195 192 195 205 Mulai 10 204 200 204 197 Jumlah 2013 1991 1995 2012 ∑ 𝑥 𝑖 2 4,052,169 3,964,081 3,980,025 4,028,049 ∑𝑥 𝑖 201,3 199,1 199,5 201,2 Perumusan Masalah dan Tujuan 1. 2. 1. 2. +0,06 +0,04 +0,02 0,00 -0,03 -0,07 +0,04 +0,03 +0,01 0,00 -0,02 -0,04 Pengumpulan data Data diri karyawan & tingkat produktivitas karyawan Aktivitas kerja karyawan & waktu kelonggaran karyawan Pengolahan Data Analisa data waktu pengamatan karyawan Pengambilan data dengan metode sampling kerja Uji kecukupan data & Uji keseragaman data Tidak Ya 1. 2. 3. 4. Pengolahan Data Perhitungan performance rating, waktu normal, allowance dan perhitungan waktu baku Menentukan output baku Menentukan jumlah tenaga kerja yang optimal Perhitungan beban kerja dengan WLA No PT. RSI terdapat departemen pressing yang mempunyai 4 bagian. Pada bagian 1, 2, dan 3 masingmasing terdapat 4 karyawan, dan bagian 4 terdapat 3 karyawan. Pengambilan datanya dilakukan dengan stopwatch yang dilakukan sebanyak 10 kali pengamatan pada tiap-tiap bagian. Hal ini untuk mengetahui waktu kerja dalam menghasilkan 1 produk (pcs). Rata-rata (∑ 𝑥 𝑖) diperoleh dari jumlah waktu kerja dibagi waktu pengamatan (10) di masing-masing bagian. Setelah diketahui jumlah, rata-rata, serta nilai kuadrat dari yang sudah diamati dilakukan uji keseragaman data untuk mengetahui apakah ada data yang melewati batas kendali atas dan batas kendali bawah. Nilai Performance Rating dan Allowance masingmasing aktifitas karyawan maka dapat dihitung output baku, jumlah tenaga kerja optimal, dan beban kerja dengan menggunakan rumus sebagai berikut untuk bagian 1 𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑏𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑏𝑎𝑘𝑢 25.200 = 212,48 = 118.59 ≈ 199 𝑝𝑐𝑠 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝐵𝑎𝑘𝑢 = Dalam 1 hari bekerja karyawan di PT. RSI pada bagian 1 menghasilkan produk sebesar 119 pcs. Selanjutnya dapat dihitung jumlah tenaga kerja optimal. 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑂𝑝𝑡𝑖𝑚𝑎𝑙 (𝑛) 𝑡𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 250 = = = 2,10 ≈ 3 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝑏𝑎𝑘𝑢 119 Hasil dan Pembahasan Jumlah tenaga kerja yang optimal pada bagian 1 adalah 3 orang karyawan dari 4 karyawan sebelumnya. Setelah itu dapat diketahui beban kerja karyawan dibawah ini: Kesimpulan dan Saran Gambar 1. Kerangka Penelitian 3. 𝑡𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 250 = 4 = 62,5 𝑝𝑐𝑠/𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 = Selesai Hasil Dan Pembahasan Data rata-rata pengukuran waktu kerja seperti tabel berikut. 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑥100% 𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝑏𝑎𝑘𝑢 62.5 𝑥100% = 52% = 119 %𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 = e-ISSN 2775-1031 27 Darsini1, Andika Maulana2, Budi Wibowo3 Journal of Applied Mechanical Engineering and Renewable Energy (JAMERE) Vol. 1 No. 1, February 2021. 20-23 𝑡𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 250 𝑝𝑐𝑠 = = 83,3 𝑝𝑐𝑠/𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 3 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 Hasil pada tabel beban kerja di atas menunjukkan presentase beban kerja pada ketiga bagian di departemen pressing yang sudah meningkat diatas 61%. Dari uraian hasil analisis tersebut sebagai perusahaan untuk disarankan melakukan pengurangan karyawan pada 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 %𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑆𝑒𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ = 𝑥100% ketiga bagian di departemen pressing tersebut sebagai 𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝑏𝑎𝑘𝑢 upaya peningkatan produktivitas kerja dan peningkatan 83,3 𝑥100% = 70% = pelayanan kepada konsumen. Tidak terlepas dari 119 tingginya permintaan konsumen yang berbanding Pengurangan tenaga kerja menjadi 3 orang pada dengan peningkatan pelayanan ke konsumen. bagian ini dapat meningkatkan beban kerja dengan ratarata pada bagian 1 dari 52% menjadi 70%. Sehingga 4. Kesimpulan Dari hasil pengamatan yang telah dilaksanakan tidak terjadi kekurangan beban kerja yang menyebabkan dapat disimpulkan, bahwa jumlah tenaga kerja yang kurangnya produktivitas karyawan. Sedangkan untuk bagian 2, 3, dan 4 masing-masing sama dalam optimal adalah sebagai berikut: Beban kerja karyawan menentukan jumlah tenaga kerja optimal, penentuan pada bagian pressing di PT. RSI pada bagian 1 total beban kerja 52% setelah dilakukan pengurangan beban kerja tersebut. Bagian 2 Pengurangan tenaga kerja menjadi 3 orang karyawan naik dengan total beban kerja sebesar 70%. pada bagian ini dapat meningkatkan beban kerja dengan Bagian 2 total beban kerja sebesar 51% setelah rata-rata pada bagian 2 dari 51% menjadi 68%. Sehingga dilakukan pengurangan karyawan naik dengan total tidak terjadi kekurangan beban kerja yang menyebabkan beban kerja sebesar 68%. Bagian 3 total beban kerja kurangnya produktivitas karyawan. Bagian 3 sebesar 56% setelah dilakukan pengurangan karyawan Pengurangan tenaga kerja menjadi 3 orang pada bagian naik dengan total beban kerja sebesar 75%. Dan bagian ini dapat meningkatkan beban kerja dengan rata-rata 4 total beban kerja sebesar 71% dan tidak dilakukan pada bagian 3 dari 56% menjadi 75%. Sehingga tidak pengurangan tenaga kerja, dikarenakan beban kerja di terjadi kekurangan beban kerja yang menyebabkan bagian ini sudah optimal. Setelah dilakukan perhitungan beban kerja pada departemen pressing, disimpulkan kurangnya produktivitas karyawan. bahwa dapat meningkatkan beban kerja agar tidak terlalu Jumlah tenaga kerja pada bagian 4 adalah 3 orang, kurangnya beban kerja. Maka dilakukan pengurangan dengan total beban kerja 71%. Sehingga tidak perlu tenaga kerja pada ketiga bagian di departemen pressing. dilakukan pengurangan jumlah tenaga kerja dikarenakan beban kerja di bagian 4 sudah optimal. Jika dilakukan Pada bagian 1 terdapat 4 karyawan dikurangi menjadi 3 pengurangan jumlah tenaga kerja maka total beban kerja karyawan, bagian 2 terdapat 4 karyawan dikurangi menjadi 3 karyawan, dan bagian 3 terdapat 4 karyawan di bagian ini berlebihan atau terlalu banyak. Dari hasil analisis proses perhitungan diatas dikurangi menjadi 3 karyawan. terdapat solusi yang dapat diterapkan pada 3 bagian di departemen pressing ini, yaitu dengan pengurangan Ucapan Terima Kasih Terima kasih disampaikan kepada pimpinan PT. tenaga kerja yang bekerja mempressing kain. Hal ini disebabkan karena kurangnya beban kerja karyawan. RSI yang telah memfasilitasi sebagai tempat Kemungkinan pengurangan tenaga kerja pada ketiga pengambilan data selama penelitian. bagian ini, dikarenakan beban kerja yang presentasinya jauh dari angka 100%. Pengurangan tenaga kerja Daftar Rujukan karyawan menjadi 12 orang pada departemen ini dapat [1] S. Wardah, “Penentuan Jumlah Karyawan Yang Optimal meningkatkan beban kerja rata-rata sehingga tidak Pada Penanaman Lahan Kelapa Sawit Dengan Menggunakan Metode Work Load Analysis (WLA),” Jurnal Teknik terjadi lagi kekurangan beban kerja pada karyawan yang Industri: Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah dalam akan mengurangi produktivitas kerja. 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑆𝑒𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ = Tabel 3. Data Beban Kerja Karyawan Sebelum dan Sesudah Dihitung Bagian Tenaga Kerja (Sebelum) 1 4 2 4 3 4 4 3 Bagian Tenaga Kerja (Sesudah) 1 3 2 3 3 3 4 3 Presentase Beban Kerja Rata-Rata Beban Kerja (pcs/orang) 52% 62,5 51% 62,5 56% 62,5 71% 83,3 Presentase Beban Kerja Rata-Rata Beban Kerja (pcs/orang) 70% 83,3 68% 83,3 75% 83,3 71% 83,3 [2] [3] [4] [5] [6] Bidang Teknik Industri, vol. 3, no. 1, 2017, doi: 10.24014/jti.v3i1.6150. A. Sofjan, Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, 2008. L. E. Anggraeni and R. Prabowo, “Analisis Beban Kerja Untuk Menentukan Jumlah Karyawan Optimal (Studi Kasus: PT. Sanjayatama Lestari Sirabaya),” Jurnal Teknik Industri, 2015. D. Lestari, “Analisis Desain Pekerjaan Pada PT. Ciputra Graga Mitra di Samarinda,” eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, vol. 4, no. 1, pp. 211–221, 2016. A. Sabrini, J. Rambe, and D. Wahyuni, “Pengukuran Beban Kerja Karyawan Dengan Menggunakan Metode SWAT (Subjective Workload Assessment Technique) dan Work Sampling di PT. XYZ,” Jurnal Teknik Industri USU, vol. 4, no. 2, 2013. R. V. Martono, Analisis Produktivitas & Efisiensi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2019. e-ISSN 2775-1031 28 Darsini1, Andika Maulana2, Budi Wibowo3 Journal of Applied Mechanical Engineering and Renewable Energy (JAMERE) Vol. 1 No. 1, February 2021. 20-23 [7] [8] [9] [10] [11] [12] Manuaba, Hubungan Beban Kerja dan Kapasitas Kerja. Jakarta: Rineka Cipta, 2000. Simamora, Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: YKPN, 1995. S. Nugroho, S. Djoko, and H. Nuha, “Analisa Beban Kerja Dalam Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Optimal Pada Departemen Packing (Studi kasus PT. Arjuna Utama Kimia Surabaya),” Teknik Industri Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, vol. 11, no. 4, 2017. A. Ridwan, “Analisa Beban Kerja dan Jumlah Tenaga Kerja Yang Optimal Pada Bagian Produksi Dengan Pendekatan Metode Work Load Analysis (WLA) Di PT. Surabaya Perdana Rotopark,” Journal Teknik Industri, vol. 11, no. 1, 2010. S. Wignjosoebroto, Pengantar Teknik dan Manajemen Industri. Surabaya: Guna Widya, 2003. K. Roidelindho, “Penentuan Beban Kerja Dan Jumlah Tenaga Kerja Optimal Pada Produksi Tahu,” Jurnal Rekayasa Sistem Industri, vol. 3, no. 1, pp. 73–80, 2017. e-ISSN 2775-1031 29