INFOTEKJAR : JURNAL NASIONAL INFORMATIKADANTEKNOLOGIJARINGAN- VOL. 3 NO. 2 (2019) EDISI MARET
Available onlineat : http://bit.ly/InfoTekJar
InfoTekJar :Jurnal Nasional
InformatikadanTeknologiJaringan
ISSN (Print) 2540-7597|ISSN (Online) 2540-7600
Sistem Informasi Penilaian Pemberitaan Hoax dengan Metode
Perbandingan dan Algoritma AHP
Farid Syaumi Rizki Ginting, Rizalul Akram
Fakultas Teknik,Universitas Samudra, Aceh, 24416, Langsa : Indonesia
KEYWORDS
A B S T R A C T
Hoax News, AHP Algoritm, Berita Hoax,
Algoritma AHP
The use of social media in Indonesia is currently developing tremendously. Even so, the
development of information technology life in the real world is not in accordance with life in
cyberspace.
Social media is now delivering news on false information (fraud), provocation, slander,
intolerance and anti-Pancasila attitudes. Technological advances in the era of globalization
made information so quickly sent wide.
So from that information system is intended to educate the public, in order to be able to
distinguish between truly deceptive news.
The method used in this information system uses the AHP (Analytical Hierarchy Process)
method, the AHP (Analytical Hierarchy Process) method which is used as a representation of
a complex problem in a multi-level structure where the first level is a goal, which is discussed
by factor level, criteria , sub criteria, and so on down to the last level of the alternative.
So from this information system we can see which news is true and which news is lying, by
looking at the results of the AHP (Analytical Hierarchy Process) process which graphs the
results.
CORRESPONDENCE
Phone: +6285262712727
E-mail: faridsyaumil@gmail.com
Pemanfaatan media sosial di Indonesia saat ini berkembang luar biasa. Meski begitu,
perkembangan teknologi informasi kehidupan di dunia nyata tidak pararel dengan kehidupan
di dunia maya. Media sosial kini dipenuhi berita informasi palsu (hoax), provokasi, fitnah,
sikap intoleran dan anti Pancasila. Kemajuan teknologi di era globalisasi membuat informasi
begitu cepat beredar luas.
Maka dari itu sistem informasi ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat, agar dapat
membedakan berita yang benar maupun yang hoax.
Metode yang digunakan dalam sistem informasi ini adalah menggunakan metode AHP
(Analytical Hierarchy Process), metode AHP (Analytical Hierarchy Process) digunakan
sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur
multi level dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria,
dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif.
Jadi dari sistem informasi ini kita dapat melihat berita mana yang benar dan berita mana yang
hoax, dengan melihat hasil dari proses AHP (Analytical Hierarchy Process ) yang berbentuk
grafik hasil.
PENDAHULUAN
Pemanfaatan media sosial di Indonesia saat ini berkembang luar
biasa. Meski begitu, perkembangan teknologi informasi
kehidupan di dunia nyata tidak pararel dengan kehidupan di
dunia maya. Media sosial kini dipenuhi berita informasi palsu
(hoax), provokasi, fitnah, sikap intoleran dan anti Pancasila.
Kemajuan teknologi di era globalisasi membuat informasi begitu
cepat beredar luas.
Keberadaan internet sebagai media online membuat informasi
yang belum terverifikasi benar dan tidaknya tersebar cepat.
Hanya dalam hitungan detik, suatu peristiwa sudah bisa
langsung tersebar dan diakses oleh pengguna internet melalui
DOI: https://doi.org/10.30743/infotekjar.v3i2.967
media sosial. Melalui media sosial, ratusan bahkan ribuan
informasi disebar setiap harinya. Bahkan orang kadang belum
sempat memahami materi informasi, reaksi atas informasi
tersebut sudah lebih dulu terlihat.
Memang, media sosial memberikan kemerdekaan seluas-luasnya
bagi para pengguna untuk mengekspresikan dirinya, sikapnya,
pandangan hidupnya, pendapatnya, atau mungkin sekadar
menumpahkan unek-uneknya Kita patut prihatin dengan kondisi
saat ini, cukup banyak orang yang menggunakan media sosial
untuk menyebarkan kebencian dan provokasi.
Keadaan tersebut di satu sisi bisa menjadi potensi yang
menguntungkan, namun di sisi lainnya bisa menjadi sebuah
ancaman atau setidaknya malah memberikan dampak negatif
Attribution-NonCommercial 4.0 International. Some rights reserved
FARID SYAUMI RIZKI GINTING / INFOTEKJAR :JURNAL NASIONAL INFORMATIKADANTEKNOLOGIJARINGAN- VOL. 3 NO. 2 (2019) EDISI MARET
yang mengarah perpecahan. Sebagaimana kita ketahui bahwa
akhir-akhir ini penyebaran berita ujaran kebencian, bentukbentuk intoleransi dan informasi palsu (hoax) sedang marak
menghiasi jagad media sosial Indonesia. Hal ini berlangsung
khususnya pada situasi politik tertentu, misalnya pada saat
Pemilu, Pilpres dan pada masa Pilkada serentak di beberapa
wilayah di Indonesia, dimana terdapat indikasi adanya
persaingan politik dan kampanye hitam yang juga dilakukan
melalui media sosial.
Maka sistem informasi ini dibuat agar dapat mengedukasi
masyarakat bahwa sistem ini bekerja dengan cara
membandingkan antara satu website dengan website lainnya
sehingga masyarakat dapat mengetahui berita mana yang benar
dan berita mana yang mengandung hoax.
Masyarakat dapat menilai dan melihat perbedaan antara website
satu dengan website yang lainnya dalam bentuk grafik sehingga
masyarakat bisa sadar untuk memilih berita dari website yang
telah terpercaya dan masyarakat terhindar dari yang namanya
perpecahan karena masyarakat telah mengetahui berita mana
yang hoax dan berita mana yang benar.
KAJIAN PUSTAKA
Sistem Informasi
Secara sederhana pengertian sistem informasi bisa didefinisikan
sebagai sebuah sistem yang mana terdiri dari teknologi atau alat,
media yang digunakan, prosedur yang terorganisir, serta sumber
daya manusia yang didalamnya bekerja sebagai sebuah
kombinasi membentuk sebuah sistem yang terorganisir.
Kombinasi antara teknologi dan manusia ini bekerja untuk
mendapatkan sebuah informasi yang kemudian digunakan untuk
mendukung suatu manajemen guna mengambil sebuah
kebijakan atau keputusan. ( Abdul Kadir, 2014 : 6).
Komponen sistem informasi terdiri dari berbagai hal yang
memiliki fungsi masing-masing namun tetap memiliki tujuan
untuk membentuk satu informasi yang valid. Ada 6 komponen
utama dalam sistem informasi yang harus ada sehingga bisa
terbentuk sebuah sistem yang bisa bekerja dengan baik.
Komponen-komponen itu antara lain yang pertama adalah
Hardware (perangkat keras). Perangkat keras ini meliputi
berbagai piranti fisik yang dibutuhkan guna mendapatkan dan
mengolah data informasi. Contoh komponen ini misalnya
komputer. Komponen kedua adalah perangkat lunak (software)
atau yang juga biasa disebut sebagai program. Software atau
program ini adalah kumpulan instruksi-instruksi yang membuat
perangkat keras bisa mengolah data yang didapatkan.
Komponen selanjutnya adalah prosedur yang mana merupakan
aturan yang digunakan untuk mengolah atau memproses data
yang didapatkan guna menghasilkan output yang digunakan.
Komponen keempat dari Sisfo adalah manusia atau sumber daya
yang mengoperasikan dua komponen pertama dan bekerja
berdasarkan prosedur yang ditentukan. Manusia atau sumber
daya manusia inilah yang akan bertanggung jawab secara penuh
terhadap proses pengembangan dan juga penggunaan output dari
sistem informasi.
Sedangkan hasil informasi yang dikumpulkan akan dibuat dalam
bentuk database yang merupakan komponen kelima dari sistem
58 Farid Syaumi Rizki Ginting
ini. Database atau hasil data yang dikumpulkan ini bisa berupa
hubungan, tabel dan bentuk data lain yang berhubungan dengan
informasi yang dibutuhkan. Ada juga komponen terakhir yang
disebut sebagai komunikasi data dan jaringan komputer yang
merupakan sebuah sistem penghubung yang membuat resources
bisa digunakan atau diakses secara bersamaan dan diakses oleh
banyak pemakai.
Aspek manusia dan teknologi memiliki peran yang penting
dalam pelaksanaannya. Kombinasi beberapa elemen pendukung
akan menentukan informasi yang didapatkan. Apa
pentingnya sistem informasi dalam bidang kehidupan seharihari? Tidak hanya usaha besar saja yang membutuhkannya,
pekerjaan sederhana seperti warung juga memerlukannya.
Dengan adanya sistem ini maka memudahkan konsumen
mendapatkan informasi mengenai jenis barang yang dijual,
harga, cara pembelian, dan lain-lain.
Sistem Pendukung Keputusan
Sistem
pendukung
keputusan
adalah
sebuah
himpunan/kumpulan prosedur berbasis model untuk memproses
data dan pertimbangan untuk membantu manajemen dalam
pembuatan keputusannya ( Little, 1970 : 20).
Sistem pendukung keputusan sebagai sekumpulan tools
komputer yang terintegrasi yang mengijinkan seorang decision
maker untuk berinteraksi langsung dengan komputer untuk
menciptakan informasi yang berguna dalam membuat keputusan
semi terstruktur dan keputusan tak terstruktur yang tidak
terantisipasi (Hick, 1993 : 4).
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) adalah sebuah sistem yang
mampu memberikan kemampuan pemecahan masalah maupun
kemampuan pengkomunikasian untuk masalah dengan kondisi
semi terstruktur dan tak terstruktur. Sistem ini digunakan untuk
membantu pengambilan keputusan dalam situasi semi
terstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, dimana tak
seorangpun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya
dibuat (Turban, 2001 : 6).
Decision Support Systems (DSS) atau system pendukung
keputusan adalah serangkaian kelas tertentu dari beberapa
sistem informasi terkomputerisasi yang mendukung kegiatan
pengambilan keputusan bisnis dan organisasi. Suatu DSS yang
dirancang dengan benar adalah suatu system berbasis perangkat
lunak interaktif yang dimaksudkan untuk membantu para
pengambil keputusan mengkompilasi informasi yang berguna
dari data mentah, dokumen, pengetahuan pribadi, danmodel dari
beberapa bisnis untuk mengidentifikasikan masalah dan
memecahkan berbagai masalah dan mengambil keputusan.
Pengertian sistem pendukung keputusan secara adalah bagian
dari sistem informasi berbasis komputer termasuk sistem
berbasis pengetahuan atau manajemen pengetahuan yang
dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu
organisasi atau perusahaan. Dapat juga dikatakan sebagai sistem
komputer yang mengolah data menjadi informasi untuk
mengambil keputusan dari masalah semi terstruktur yang
spesifik.
DOI: https://doi.org/10.30743/infotekjar.v3i2.967
FARID SYAUMI RIZKI GINTING / INFOTEKJAR :JURNAL NASIONAL INFORMATIKADANTEKNOLOGIJARINGAN- VOL. 3 NO. 2 (2019) EDISI MARET
Metode Analytical Hierarchy Process ( AHP )
Proses hierarki adalah suatu model yang memberikan
kesempatan bagi perorangan atau kelompok untuk membangun
gagasan-gagasan dan mendefinisikan persoalan dengan cara
membuat asumsi mereka masing-masing dan memperoleh
pemecahan yang diinginkan darinya (Thomas L.Saaty, 1993 : 6).
Ada dua alasan utama untuk menyatakan suatu tindakan akan
lebih baik dibanding tindakan lain. AHP merupakan suatu
model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Thomas
L. Saaty.
Model pendukung keputusan ini akan menguraikan masalah
multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu
hirarki, menurut Saaty (1993), hirarki didefinisikan sebagai
suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks
dalam suatu struktur multi level dimana level pertama adalah
tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan
seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif.
menginputkan nilai prefensi dan yang terakhir menginputkan
data alternatif, lalu masuk kedalam proses spk-ahp dimana
didalam program ini sistem akan membuat hierarki berdasarkan
waktu pertama upload dari berita yang disebarkan oleh beberapa
website, setelah di hierarki maka akan di dapatkan nilai dari
beberapa kriteria setelah itu akan menghasilkan nilai setelah
dijumlahkan nilai dari beberapa kriteria tersebut.
Untuk nilai terendah maka berita itu otomatis hoax, dan jika
berita itu bernilai tertinggi maka berita itu benar kemudian
otomatis akan berbentuk grafik sehingga lebih mudah dipahami
masyarakat luas.
Data Flow Diagram
Data Flow Diagram adalah diagram yang menggambarkan arus
dari data sistem. DFD sering digunakan untuk menggambarkan
suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan
dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan
lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir.
Dengan hirarki, suatu masalah yang kompleks dapat diuraikan
ke dalam kelompoknya yang kemudian diatur menjadi suatu
bentuk dari hierarki sehingga permasalahan akan tampak lebih
terstruktur dan sistematis.
METODOLOGI PENELITIAN
Sistem Informasi Pemberantasan Berita Hoax (SIPBH)
Sistem informasi pemberantasan berita hoax adalah sistem
informasi untuk memberantas berita bohong atau hoax. Metode
yang digunakan dalam sistem ini adalah metode spk ahp,
dimana metode ini akan membandingkan beberapa website
dengan beberapa kriterianya, sehingga nanti setelah semua
kriteria di bandingkan maka akan kita dapatkan nilai terendah
dan nilai tertinggi dari beberapa website, untuk nilai tertinggi
website benar dan jika rendah maka website tersebut
menyebarkan berita hoax.
Proses hierarki dari sistem informasi ini adalah dengan mencari
berita yang sama dalam beberapa website yang terdeteksi oleh
sistem informasi ini, kemudian di hierarki berdasarkan waktu
upload nya, hierarki itulah yang nanti dinamakan data
alternatifnya.
Admin melakukan proses kriteria topik berita, nilai prefensi, dan
alternatif topik berita kemudian menghasilkan file nilai prefensi,
file kriteria topik berita dan file alternatif topik berita, kemudian
dilakukan proses SPK AHP dan menghasilkan file grafik topik
berita, dan masyarakat dapat melihat file grafik tersebut,
kemudian admin dapat mengedit data untuk memperbaharui
berita dan admin juga dapat menghapus topik berita jika topik
berita tidak sesuai.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data Kriteria
Flowchart
Ini merupakan kriteria dari hoax yang pertama yaitu situs
terverifikasi kepolisian, tingkat kepopuleran itus, jumlah artikel,
kemudian penulis telah terverifikasi kepolisian, dan yang
terakhir berita dapat dipertanggung jawabkan oleh situs yang
telah mengeluarkan berita tersebut. Dan masing-masing kriteria
memiliki nilai tersendiri seperti yang terdapat di dalam tabel
diatas.
Pada gambar diatas dapat dilihat bahwasanya sistem bekerja
dengan cara menginputkan data kriteria, kemudian
DOI: https://doi.org/10.30743/infotekjar.v3i2.967
Farid Syaumi Rizki Ginting
59
FARID SYAUMI RIZKI GINTING / INFOTEKJAR :JURNAL NASIONAL INFORMATIKADANTEKNOLOGIJARINGAN- VOL. 3 NO. 2 (2019) EDISI MARET
www.tukinem.site karena website tersebut memiliki nilai
terendah dari website yang di bandingkan.
Data Nilai Prefensi
PENUTUP
Kesimpulan
1.
Di dalam data nilai prefensi terdapat nilai dan keterangan,
umtuk nilai 9 maka mutlak sangat di percaya, untuk nilai 1 tidak
dapat dipercaya.
2.
Data Alternatif
3.
4.
5.
Dan ini merupakan contoh dari website yang ingin dibandingkan
berdasarkan berita yang sama. Di dalam data alternatif terdapat
id alternatif dan nama alternatif.
Sistem Informasi ini bertujuan untuk mengedukasi
masyarakat, agar dapat membedakan berita yang benar
maupun yang hoax.
Kegaduhan di media sosial dapat teratasi karena
masyarakat sudahlebih mengetahui website mana yang
dipercaya nya.
Semakin berkurangnya berita hoax dengan sistem informasi
ini.
Masyarakat dapat mengetahui kebenaran berita dari website
yang terpercaya.
Sistem informasi ini dapat membuat orang yang sering
menyebarkan hoax untuk tidak menyebarkan hoax di
karenakan sistem ini dapat membandingkan beberapa situs
yang memiliki informasi yang sama sehingga masyarakat
lebih pintar dalam menyikapi berita hoax.
Data Alternatif Menurut Kriteria
Saran
Ini merupakan hasil untuk analisa data alternatif menurut
kriteria berarti sistem menganalisa data alternatif menurut
kriteria yang sudah dan telah ditetapkan sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Untuk meningkatkan kinerja dan menyempurnakan penelitian
yang telah dibuat, peneliti memberikan saran sebagai berikut:
1. Penelitian ini dapat dikembangkan dengan cara
menggabungkan atau membandingkan dengan algoritma
klasifikasi lain untuk mendapatkan hasil perangkingan
yang lebih baik.
2. Sebaiknya jumlah data alternatif ditambah, sehingga dapat
diperoleh hasil akurasi yang lebih baik.
Abdul Kadir. (2014). Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta
: Andi Offset
Hasil Data Alternatif Menurut Kriteria
Ansyori, dkk. (2014). Pengembangan Sistem Pemberitaan Pada
Surat Kabar Harian Swara Lampung Berbasis Web. Bandar
Lampung. Teknik Informatika:Universitas Mulawarman
Ardianto, dkk. (2007). Dasar-Dasar Public Relations. Bandung :
Simbiosa Rekatama.
Setelah ditemukan nilai dari semua kriteria maka data alternatif
dapat di rangking berdasarkan data nilai terendah hingga data
nilai tertinggi.
Grafik Hasil
Perangkingan
Data
Alternatif
Menurut
Kriteria
Inilah hasil perangkingan dari semua kriteria dan ditemukan
bahwasanya situs yang menyebarkan hoax adalah
60 Farid Syaumi Rizki Ginting
Effendy, dkk. 2006. Hubungan Masyarakat : Suatu Studi
Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya
Hick. 1993. Sistem Pendukung Keputusan. California : Amerika
Serikat
Jefkins, Frank. (2004). Public Relations. Jakarta : PT. Gelora
Aksara Pertama.
Little. 1970. Sistem Pendukung Keputusan. Harvard : Amerika
Serikat
Ruslan, Rosady. (2010). Manajemen Public Relations dan
Media Komunikasi. Edisi Pertama. Jakarta: PT. Rajagrafindo
Persada.
Thomas, L. Saaty. (1993). Analytical Hierarchy Process .Texas
: Amerika Serikat
DOI: https://doi.org/10.30743/infotekjar.v3i2.967