http://ejurnal.umri.ac.id/index.php
/photon
Sintesis Dan Karakterisasi Bioplastik Berbasis Pati SaguKitosan Berisi Pelepah Sawit Dan Plastizier Gliserol
Yuli Andriani1, Rahmadini Syafri2,*, Wirdati Irma3, Prima Yane Putri4, Annisa
Nadia Putri5, Siti Nuriana6, Diar Veronika7
1,2,4,5,6,7Chemistry
Departments, Mathematics, Science and Health Faculty, Universitas Muhammadiyah
Riau, Pekanbaru, Indonesia
3Biology Departments, Mathematics, Science and Health Faculty, Universitas Muhammadiyah Riau,
Pekanbaru, Indonesia
*Correspondence emails: rahmadini@umri.ac.id
Abstract
Bioplastic or biodegradable plastic is an alternative to conventional plastic that is harmful to the environment.
Biodegradable plastics have the same uses as synthetic plastics but are friendly to the environment because of
their properties that can be decomposed by the activity of decomposing microorganisms. Chitosan is used as
a biopolymer to improve its mechanical properties because it can form hydrogen bonds between chains with
amylose and amylopectin in starch. One of the basic ingredients of biodegerdable plastic is starch. Starch is
one of the most widely distributed polysaccharides in nature. Chitosan has amine functional groups, primary
and secondary hydroxyl groups. The presence of these functional groups causes chitosan to have high chemical
reactivity because it can form hydrogen bonds, so chitosan is an ideal mixing material. In addition, chitosan is
the most abundant chitin derivative on earth after cellulose, is hydrophobic and can form good sheets and
membranes. This research focuses more on the effect of adding cellulose from palm midrib fiber to the
bioplastic characteristics of sago-chitosan starch with the addition of glycerol plasticizer. The purpose of this
study was to determine the best variation of sago-chitosan starch bioplastic with palm midrib fiber filler and
glycerol plasticizer which was optimal for the characteristics of the resulting bioplastic with several
parameters, namely tensile strength test, biodegradation test, analysis of functional groups in bioplastics using
the FTIR instrument ( Fourier Transform-Infra Red), Scanning Electron Microscopy (SEM) and water
resistance test.
Keywords: Bioplastic, sago starch, chitosan, cellulose, glycerol
Abstrak
Bioplastik atau plastik biodegradble merupakan salah satu alternatif pengganti plastik konvesional yang
membahayakan bagi lingkungan. Plastik biodegradable memiliki kegunaan yang sama dengan plastik
sintetik tetapi ramah terhadap lingkungan karena sifatnya yang dapat terurai oleh aktivitas mikroorganisme
pengurai. Kitosan digunakan sebagai biopolimer untuk meningkatkan sifat mekanik karena dapat
membentuk ikatan hidrogen antar rantai dengan amilosa dan amilopektin pada pati. Salah satu bahan dasar
plastik biodegerdable yaitu pati. Pati adalah salah satu jenis polisakarida yang amat luas tersebar dialam.
Kitosan memiliki gugus fungsi amin, gugus hidroksil primer dan sekunder. Keberadaan gugus fungsi tersebut
mengakibatkan kitosan memiliki kereaktifan kimia yang tinggi karena dapat membentuk ikatan hidrogen,
Received: November 2021, Accepted : November 2021 - Jurnal Photon Vol.12 No.1
DOI : https://doi.org/10.37859/jp.v12i1.3359
PHOTON is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License
84
http://ejurnal.umri.ac.id/index.php
sehingga kitosan merupakan bahan /photon
pencampur yang ideal. Selain itu kitosan merupakan turunan kitin yang
paling banyak di bumi setelah selulosa, bersifat hidrofobik serta dapat membentuk lembaran dan membran
yang baik. penelitian ini yang lebih berfokus pada pengaruh penambahan selulosa dari serat pelepah sawit
terhadap karakteristik bioplastik dari pati sagu- kitosan dengan penambahan plasticizer gliserol. Tujuan dari
penelitian ini untuk mengetahui variasi terbaik bioplastik pati sagu-kitosan dengan pengisi serat pelepah
kelapa sawit dan plasticizer gliserol yang optimum terhadap karakteristik bioplastik yang dihasilkan dengan
beberapa parameter yaitu uji kuat tarik, uji biodegradasi, analisis gugus fungsi pada bioplastik menggunakan
alat instrument FTIR (Fourier Transform-Infra Red), Scaning Electron Microscopy (SEM) dan uji ketahanan
air.
Kata kunci: Bioplastik, pati sagu, kitosa, selulosa, gliserol
1.
Introduction
Bioplastik atau plastik biodegradable merupakan salah satu alternatif pengganti plastik konvesional yang
membahayakan bagi lingkungan (Novriyani, 2019). Plastik biodegradable memiliki kegunaan yang sama
dengan plastik sintetik tetapi ramah terhadap lingkungan karena sifatnya yang dapat terurai oleh aktivitas
mikroorganisme pengurai. Plastik biodegradable adalah material polimeryang mempunyai berat molekul
yang rendah yang hampir seluruh komponen penyusunnya berasal dari bahan dari alam yang dapat
diperbaharui. Salah satu bahan alam yang dapat digunakan sebagai bahan baku plastik biodegradable
adalah pati yang berasal dari sagu (Said, 2018).
Salah satu bahan dasar plastik biodegerdable yaitu pati. Pati adalah salah satu jenis polisakarida yang amat
luas tersebar dialam. Pati disimpan sebagai cadangan makanan bagi tumbuhan di dalam biji (padi, jagung),
didalam umbi (ubikayu, ubi jalar, dan pada batang (sagu, aren). Tanaman sagu termasuk dalam keluarga
Palmae dari genus Metroxylon. Potensi tanaman sagu terutaman di wilayah Sulawesi Tenggara mencapai
5.912 Hektar yang berpusat pada Kecamatan Angata Kabupaten Konawe Selatan, Kecamatan Soropia
Kabupaten Konawe dan Kecamatan Puuwatu Kota Kendari (Muhidin, 2012). Dengan komposisi pati sagu
sebesar 75,88% sangat baik untuk digunakan sebagai bahan utama pembuatan plastik biodegradable.
Penelitian yang dilakukan oleh Yuniarti (2014) dengan mensintesis dan memodifikasi bioplastik berbahan
pati sagu dengan asam asetat dan gliserol menghasilkan bioplastik yang dapat terdegradasi secara alami
dengan media pasir dan miroba EM4 selama 24 hari. Dilihat dari potensi sagu di Sulawesi Tenggara yang
melimpah dan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti menggunakan sagu sebagai sumber
pati bahan bakupembuatan plastik biodegradable.
Kitosan digunakan sebagai biopolimer untuk meningkatkan sifat mekanik karena dapat membentuk ikatan
hidrogen antar rantai dengan amilosa dan amilopektin pada pati. Kitosan memiliki gugus fungsi amin,
gugus hidroksil primer dan sekunder. Keberadaan gugus fungsi tersebut mengakibatkan kitosan memiliki
kereaktifan kimia yang tinggi karena dapat membentuk ikatan hidrogen, sehingga kitosan merupakan
bahan pencampur yang ideal. Selain itu kitosan merupakan turunan kitin yang paling banyak di bumi
setelah selulosa, bersifat hidrofobik serta dapat membentuk lembaran dan membran yang baik.
Received: November 2021, Accepted : November 2021 - Jurnal Photon Vol.12 No.1
DOI : https://doi.org/10.37859/jp.v12i1.3359
PHOTON is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License
85
http://ejurnal.umri.ac.id/index.php
Dari hasil penelitian yang dilakukan/photon
oleh Pamilia Coniwanti (2014) kitosan dapat meningkatkan nilai kuat
tarik film plastik biodegradable dari bahan pati jagung, selanjutnya semakin tinggi konsentrasi kitosan akan
menyebabkan rongga-rongga film plastik semakin sedikit yang akan memperkuat film plastik. Pemberian
kitosan akan meningkatkan ketahanan air dari film plastik biodegradable, kemudian dengan
penambahan jumlah konsentrasi dari kitosan akan meningkatkan kemampuan degradasi film plastik
dalam tanah (Said, 2018). Beberapa pengembangan bioplastik menggunakan bahan-bahan alam yang
mengandung pati dan selulosa alami. Kedua bahan tersebut dikompositkan dan dilakukan perbandingan
perlakuan untuk mengetahui karakterisasi dan fisikokimiawi komposit film tersebut memperbaiki sifat
fisik dan mekanik plastik (Septiosari et al. 2014). Dengan pemanfaatan selulosa dari pelepah kelapa sawit
sebagai filler pada pembuatan bioplastik untuk memperkuat fisik dari bioplastik yang dihasilkan dari
selulosa (Rasli, 2017).
Berdasarkan latar belakang dan referensi penelitian sebelumnya diatas, maka dilakukanlah penelitian ini
yang lebih berfokus pada pengaruh penambahan selulosa dari serat pelepah sawit terhadap karakteristik
bioplastik dari pati sagu- kitosan dengan penambahan plasticizer gliserol. Tujuan dari penelitian ini untuk
mengetahui variasi terbaik bioplastik pati sagu-kitosan dengan pengisi serat pelepah kelapa sawit dan
plasticizer gliserol yang optimum terhadap karakteristik bioplastik yang dihasilkan dengan beberapa
parameter yaitu uji kuat tarik, uji biodegradasi, analisis gugus fungsi pada bioplastik menggunakan alat
instrument FTIR (Fourier Transform-Infra Red), Scaning Electron Microscopy (SEM) dan uji ketahanan air.
2.
The Methods
2.1 Alat/Bahan/Material
Alat yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya alat – alat gelas, hotplate stirrer, oven,
desikator, neraca, cawan petri, Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR) dan Scanning Microscop
Electron (SEM). Bahan-bahan yang digunakan pati sagu, kitosa, gliserol, selulosa, asam asetat, natrium
hipoklorit, dan aqua DM. Bahan yang digunakan diperoleh dari Kabupaten di Provinsi Riau, Laboratorium
Kimia Universitas Muhammadiyah Riau dan Laboratorium Kimia Fisik Universitas Riau.
2.2 Prosedur Penelitian
2.2.1 Pembuatan Pati Sagu
Sagu ditambahkan air dengan perbandingan 500 gr sagu dan 250 ml air. Kemudian disaring dengan
menggunakan kain kasa sampai diperoleh ampas dan filtrat. Selanjutnya filtrat pati yang diperoleh
dimasukkan ke dalam wadah plastik dan diendapkan filtratnya selama 24 jam. Setelah 24 jam terbentuk
dua lapisan yaitu lapisan air dan endapan pati. Air hasil endapan dibuang sehingga diperoleh endapan pati
basah. Selanjutnya dicuci kembali dengan air sampai air cucian jernih kemudian diendapkan lagi sampai
diperoleh endapan pati yang bersih.Kemudian pati dikeringkan dengan cara menjemurnya di bawah sinar
matahari selama 2 hari untuk mendapatkan pati kering lalu dihaluskan dengan menggunakan soft
belender sampai halus selanjutnya diayak dengan menggunakan ayakan dengan 100 mesh.
Received: November 2021, Accepted : November 2021 - Jurnal Photon Vol.12 No.1
DOI : https://doi.org/10.37859/jp.v12i1.3359
PHOTON is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License
86
http://ejurnal.umri.ac.id/index.php
/photon
2.2.2 Penyediaan Larutan Kitosan
Larutan kitosan 3% dibuat dengan cara menimbang sebanyak 3 gramkitosan dan dimasukkan ke
dalam beaker glass 250 ml. Selanjutnya dilarutkan dengan asam asetat 1% sampai volume 100 ml,
kemudian diaduk menggunakan magnetic stirrer selama 25 menit dengan cara pemanasan diatas hot plate
pada suhu 80oC sampai terbentuk larutan homogen dan membentuk larutan kental.Perlakuan pembuatan
larutan kitosan diulangi untuk konsentrasi 4% dan 5%.
2.2.3 Penyediaan Serat Pepelah Sawit
Sampel pelepah kelapa sawit sebanyak 50 gram ditambahkan 1000 mlnatrium hidroksida 4%
(b/v) pada suhu 70˚C selama 2 jam. Kemudian dicuci dengan aquades sampai pH netral. Setelah itu
dilakukan proses pemutihan dengan menggunakan 1000 ml natrium hipoklorit 1,7 % (v/v) pada suhu 70˚C
selama 4 jam. Kemudian dicuci dengan aquades sampai pH netral.Kemudian dikeringkan dalam oven pada
suhu 70˚C selama 8 jam. Kemudian dihaluskan menggunakan blender. Sehingga diperoleh serbuk kering
selulosa.
2.2.4 Pembuatan Plastik Biodegredable
Pada pembuatan bioplastik variasi yang dilakukan adalah penambahanlarutan kitosan sebanyak
3%, 4%, 5%. Mula-mula disiapkan pati sagu sebanyak 10 gram kemudian ditambahkan serbuk kering
pelepah kelapa sawit yang telah dibuat sebanyak 5 gram. Setelah itu kemudian ditambahkan gliserol
sebanyak 3 grdan sambil menambahkan aquades 250 mL. Setelah itu dilakukan pengadukan dengan strirer
dengan kecepatan 4 rpm sambil dipanaskan dengan suhu 120˚C selama 35 menit hingga larutan
membentuk gelatin. Campuran kemudian dicetak dan dikeringkan pada suhu 70˚C dalam oven selama
14 jam.
3.
Result and Discussion
3.1
Hasil Uji Ketebalan (Thickness)
Pengujian ketebalan film dilakukan di Laboratorium Research and Development PT. Indah Kiat Pulp &
Paper, Perawang. Hasil uji ketebalan dari beberapa variasi konsentrasi kalsium laktat ditunjukkan oleh
data berikut.
Tabel 1. Hasil Uji Ketebalan
Ketebalan (mm)
Kitosan
(%)
I
II
3
0,28
0,34
4
0,25
0,32
5
0,23
0,27
Rata-rata
RPD (%)
standar
0,302
0,274
0,256
4,83
6,14
4
Maks. 0,25 mm
Keterangan: Nilai standar baku diperoleh dari Japanese Industrial Standart 2-1707
3.2 Hasil Uji Kuat Tarik (Tensile)
Hasil pengujian kuat tarik dari beberapa variasi konsentrasi larutan kitosan 3%, $%, dan 5% diperoleh
hasil sebagai berikut :
Received: November 2021, Accepted : November 2021 - Jurnal Photon Vol.12 No.1
DOI : https://doi.org/10.37859/jp.v12i1.3359
PHOTON is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License
87
http://ejurnal.umri.ac.id/index.php
/photon
Tabel 2. Hasil Uji Kuat Tarik (Tensile)
Kitosan
(%)
3
4
5
Kuat Tarik (MPa)
I
38,92
43,20
51,69
II
38,01
43,11
51,50
Rata-rata
RPD (%)
38,465
43,155
51,595
0,591
0,052
0,092
standar
24,7 – 302 MPa
Keterangan: Nilai standar diperoleh dari SNI 7818 : 2014
3.3 Hasil Uji persen pemanjangan (Elongation)
Hasil pengujian kuat tarik dari beberapa variasi konsentrasi larutan kitosan 3%, $%, dan 5% diperoleh
hasil sebagai berikut.
Tabel 3. Hasil Uji Persen Pemanjangan (Elongation)
Elongasi (%)
Kitosan
Rata-rata
RPD (%)
(%)
I
II
3
4
5
24,53
22,90
21,47
24,13
22,80
21,13
24,33
22,85
21,30
0,41
0,10
0,39
standar
21 – 220%
Keterangan: Nilai standar diperoleh dari SNI 7818 : 2014
3.4 Hasil Uji kelarutan (Absorbable)
Hasil pengujian kelarutan dari beberapa variasi konsentrasi larutan kitosan 3%, $%, dan 5% diperoleh
hasil sebagai berikut.
Tabel 4. Hasil Uji Kelarutan (Absorbable)
Kitosan
(%)
Swelling (%)
I
3
2,82
4
3,59
5
3,07
Received: November 2021, Accepted : November 2021 - Jurnal Photon Vol.12 No.1
DOI : https://doi.org/10.37859/jp.v12i1.3359
PHOTON is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License
88
http://ejurnal.umri.ac.id/index.php
/photon Red)
3.5 Hasil uji FTIR (Fourier Transform-Infra
3.5.1
Selulosa
150
%T
140
130
120
110
100
992,42
1050
975
434,97
1070,54
70
1158,30
1150,59
1339,62
1319,37
80
898,87
90
60
50
40
30
20
10
0
-10
-20
1950
Selulosa
1800
1650
1500
1350
1200
900
825
750
675
600
525
450
375
1/cm
Gambar 1. Spektrum FTIR selulosa
3.5.2
Pati Sagu
100
%T
95
90
85
80
75
70
65
60
30
1339,62
25
20
1239,32
2986,90
2944,46
2890,45
35
1617,38
40
2719,75
2683,10
45
1149,62
1066,68
991,45
926,84
863,18
2570,26
50
2460,31
55
15
10
5
-0
4500
Kitosan
4200
3900
3600
3300
3000
2700
2400
2100
1800
1500
1200
900 750
450
1/c m
Gambar 2. Spektrum FTIR pati sagu
4.
Conclusion
Bioplastik berupa lembaran tipis transparan berbahan dasar pati sagu-kitosan berbasis pelepah sawit dan
plastizier gliserol telah berhasil dibuat. Hasil pengujian sifat mekaniknya menunjukkan bahwa komposisi
terbaik bioplastik adalah pada variasi larutan kitosan 5% dengan nilai kuat tarik 51,95 Mpa.
Acknowledgement
Terimakasih diucapkan kepada Ditjen Belmawa Dikti ristek atas pendanaan PKM-RE penelitian ini,
Laboratorium FTIR Uniersitas Riau, dan seluruh teman-teman prodi kimia UMRI yang bersedia
berpartisipasi dalam penelitian ini.
References
Ahmad, M., Islamia, J. M. and Ahmed, S. 2015. Adsorption of heavy metal ions : Role of chitosan and
cellulose for water treatment.International Journal of Pharmacognosy. 2(6):280-89.
Received: November 2021, Accepted : November 2021 - Jurnal Photon Vol.12 No.1
DOI : https://doi.org/10.37859/jp.v12i1.3359
PHOTON is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License
89
http://ejurnal.umri.ac.id/index.php
/photon
Harjanti, R, S. 2014. Kitosan dari Limbah
Udang sebagai Bahan Pengawet Ayam Goreng. Jurnal Rekayasa
Proses. 8(1):12–19.
Ihwan, R. 2017. Pembuatan Asam Oksalat Dari Pelepah Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis) Melalui Reaksi
Oksidasi Asam Nitrat. Skripsi. UniversitasSumatra Utara.
Jumadil, K. 2020. Pengaruh Variasi Penambahan Selulosa Pelepah Kelapa Sawit Pada Bioplastik Dari
Tepung Maizena Dan Tepung Tapioka. Skripsi. Universitas Muhammdiyah Riau.
Lismawati. 2017. Pengaruh Penambahan Plasticizer Gliserol Terhadap Karakteristik Edible Film Dari Pati
Kentang (Solanum Tuberosum L.). Skripsi. Universitas Islam Negri Makassar.
Muhidin, S. L. 2012. Pengaruh Perbedaan Karakteristik Iklim Terhadap Produksi Sagu. Jurnal Agroteknos,
190-194.
Nahir, N. 2017. Pengaruh Penambahan Kitosan Terhadap Karakteristik Bioplastik Dari Pati Biji Asam
(Tamarindus Indica L.). Skripsi. Universitas Islam Negri Makassar.
Novriyani, V., Utami, S, P., dan Bahruddin. 2019. Pembuatan Bioplastik Berbasis Pati Sagu Menggunakan
Modifikator Asam Sitrat Dengan Microcrystalline Cellulose (MCC) Sebagai Filler dan Sorbitol
Sebagai Plasticizer. 6(1):1–5. Pamilia Coniwanti, L. L. 2014. Pembuatan Film Plastik
Biodegredabel dari Pati.
Jagung dengan Penambahan Kitosan dan Pemplastis Gliserol. Jurnal Teknik Kimia No.4 Vol. 20 : 22-30.
Putra, R. H. 2020. Pemanfaatan Limbah Pelepah Kelapa Sawit Sebagai Bahan Baku Alternatif Pembuatan
Kertas Dengan Metode Kraft. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Riau.
Rasli, S. A. M., Ahmad, I., Lazim, A. M., Hamzah, A. 2017. Pengekstarkan dan pencirian selulosa daripada
bahan buangan pertanian – pelepah kelapasawit. Malaysian Journal of Analytical Science. 21(5) :
1065-1073.
Ritonga, F. S. 2018 .Bioplastik Dari Pati Biji Durian Berpengisi Kitosan (Menggunakan Pelarut Asam
Format Dan Plasticizer Gliserol) Sebagai Plastik Pengemas Minyak. Skripsi. Universitas Sumatera
Utara.
Said, A. 2018. Sintesis Plastik Biodegradable Berbahan Komposit Pati Sagu-Kitosan Sisik Ikan Katamba (
Lethrinus lentjam ). Jurnal Inovasi Pendidikan Sains. 9(1):23–30.
Septiosari. A., Latifah., Kusumastuti. E. 2014. Pembuatan dan karakterisasi bioplastik limbah biji mangga
dengan penambahan selulosa dan gliserol. Indonesia Journal of Chemical Science, 2(3).
Received: November 2021, Accepted : November 2021 - Jurnal Photon Vol.12 No.1
DOI : https://doi.org/10.37859/jp.v12i1.3359
PHOTON is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License
90