Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
13 pages
1 file
Loving local Indonesian culture is very important amidst the rapid globalization and modernization that affect the younger generation, especially in the context of foreign cultural influences through social media and technology. Indonesia's rich and diverse local culture, including traditional arts, regional languages, customs, and local wisdom, faces the threat of being marginalized. This article aims to raise public awareness, especially the younger generation, regarding the importance of knowing, understanding, and preserving local culture as part of a national identity that must be appreciated and maintained. The ideal concept for preserving local culture includes strengthening cultural education in schools, utilizing technology and social media to introduce Indonesian culture to the international world, and empowering a creative economy based on local culture. In addition, the role of government and society is very important in supporting cultural preservation, through supportive policies and providing incentives for regions that succeed in preserving their culture. In conclusion, Indonesian local culture must continue to be maintained and preserved in a way that is relevant, adaptive, and has a positive impact on the nation's social, economic, and cultural development, as well as enriching Indonesia's contribution on the world stage.
article, 2023
Kajian tentang permasalahan kesadaran kolektif lokal dan identitas nasional dalam era globalisasi sangat relevan diwacanakan. Kenyataan ini seiring dengan berbagai perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara pasca reformasi seiring timbulnya tuntutan yang berlebihan hampir dalam segala aspek kehidupan. Tuntutan yang demikian sering memicu permasalahan krusial, sehingga dapat mengancam keutuhan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kearifan lokal merupakan elemen budaya yang harus digali, dikaji, dan direvitalisasikan karena esensinya begitu penting dalam penguatan fondasi jati diri bangsa dalam menghadapi tantangan globalisasi. Pertanyaan yang muncul adalah apakah nilai-nilai budaya lokal sebagai perekat identitas bangsa masih relevan untuk direvitalisasi dalam menghadapi berbagai permasalahan di era kesejagatan ini.
Globalisasi dan perkembangan teknologi membawa tantangan besar bagi pelestarian budaya lokal Indonesia, khususnya di kalangan generasi milenial yang lebih terpapar tren budaya asing melalui media sosial. Budaya lokal yang mencakup bahasa, seni, pakaian adat, makanan khas, dan tradisi berisiko tergerus oleh dominasi budaya asing yang dianggap lebih modern dan mudah diakses. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis representasi budaya lokal Indonesia di era milenial, menggali peran teknologi digital dalam memengaruhi persepsi generasi muda, serta mengidentifikasi tantangan dan solusi dalam pelestarian budaya lokal di tengah arus globalisasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif berbasis studi literatur. Data dikumpulkan dari berbagai sumber primer dan sekunder, termasuk buku, artikel ilmiah, serta jurnal yang relevan. Metode ini memungkinkan analisis mendalam terhadap fenomena representasi budaya lokal di era milenial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media sosial menjadi platform penting dalam mempopulerkan budaya lokal melalui konten kreatif seperti tutorial, vlog, dan dokumentasi digital. Namun, tantangan seperti komersialisasi yang mengurangi esensi budaya dan kurangnya apresiasi terhadap nilai-nilai tradisional masih perlu diatasi. Kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan komunitas budaya diperlukan untuk memanfaatkan teknologi secara bijak, memastikan keseimbangan antara modernisasi dan pelestarian nilai budaya asli. Generasi milenial memiliki peran kunci sebagai penghubung antara tradisi dan inovasi, memperkuat identitas budaya Indonesia di tingkat global. Penelitian ini diharapkan memberikan wawasan strategis untuk menjaga relevansi dan keberlanjutan budaya lokal di tengah dinamika zaman.
Budaya lokal Indonesia memainkan peran penting dalam membangun identitas dan rasa cinta tanah air, namun di tengah arus globalisasi, budaya lokal sering kali terpinggirkan, terutama oleh generasi muda yang lebih akrab dengan budaya asing. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi peran budaya lokal dalam memperkuat rasa kebangsaan dan menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi apresiasi masyarakat terhadap budaya lokal. Fenomena budaya lokal yang semakin terpinggirkan, ditambah dengan minimnya pelestarian dan promosi budaya, memunculkan tantangan besar dalam menjaga identitas nasional. Dalam konteks ini, moderasi beragama memainkan peran krusial untuk menciptakan keharmonisan sosial melalui integrasi antara budaya dan ajaran agama. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif untuk mengeksplorasi hubungan antara budaya lokal, moderasi beragama, dan pembangunan kebanggaan nasional. Penelitian ini juga bertujuan untuk merumuskan strategi dalam mengenalkan dan melestarikan budaya lokal melalui pendidikan dan kebijakan pemerintah, yang diharapkan dapat memperkuat kohesi sosial dan toleransi antar kelompok masyarakat. Temuan penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya melestarikan budaya lokal dan memupuk rasa cinta tanah air, baik dalam konteks pendidikan formal maupun dalam kehidupan sehari-hari. Kata Kunci : budaya lokal, identitas nasional, moderasi beragama, globalisasi, pelestarian budaya, kebanggaan nasional, toleransi. ABSTRAC: Indonesian local culture plays an important role in building national identity and fostering a love for the homeland. However, amidst the wave of globalization, local culture is often marginalized, particularly by younger generations who are more familiar with foreign cultures. This study aims to identify the role of local culture in strengthening nationalism and analyze the factors that influence public appreciation of local culture. The phenomenon of local culture becoming increasingly sidelined, along with the lack of preservation and promotion of culture, presents a significant challenge in maintaining national identity. In this context, religious moderation plays a crucial role in creating social harmony through the integration of culture and religious teachings. This study uses a qualitative approach with a descriptive method to explore the relationship between local culture, religious moderation, and the development of national pride. This research also aims to formulate strategies for introducing and preserving local culture through education and government policies, which are expected to strengthen social cohesion and tolerance among community groups. The findings of this study are expected to serve as a foundation for raising public awareness about the importance of preserving local culture and nurturing love for the homeland, both in formal education and in daily life.
Prosiding Seminar Nasional SPACE UNHI, 2017
Di Kabupaten Demak, Islam muncul sebagai ajaran yang mengembangkan nilai-nilai transcendental ketuhanan yang sangat mempengaruhi terbentuknya budaya masyarakatnya, dari sini ruang sebagai wadah dari akivitas masyarakatpun terbentuk berdasarkan nilai dari ajaran tersebut. Dimamika budaya local akibar perkembangan aktiviitas keislaman ini memberi dampak pada perkembangan ruang wilayah kabupaten Demak. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan perkembangan atau dinamika budaya lokal/Islam dan perkembangan ruangnya. Penelitian ini mengambil lokus di Kabupaten Demak dengan fokus pada persebaran pusat-pusat aktivitas Islami dan hubungan yang terbentuk. Penelitian ini menggunakan metode induktif kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, dengan ini peneliti menganalisis fenomena yang muncul dari sudut pandang obyek penelitian. Penelitian ini menunjukan perkembangan budaya Islam local berdasarkan urutan sejarah, dimana perkembangan budaya islam diikuti oleh perkembangan ruangnya. Dari perkembangan tersebut dapat disimpulkan beberapa prinsip yang mendasari perkembangan tata ruang Islami Demak, antara lain : (1) Islam Rahmat bagi seluruh alam, (2) Agama Islam menjadikan budaya sebagai sarana penyebaran ajaran, (3) optimalisasi aktivitas Islam sebagai dasar pengembangan ruang, (4) setiap muslim bersaudara dan berperilaku baik terhadap semua pemeluk agama lain.
Perbincangan budaya dan Islam sudah banyak mengalami kontradiksi di antara banyak kalangan umat Islam khusunya di indonesia dengan adanaya kenginnan akulturasi kebudayaan dalam nilai-nilai Islam menjadi hal yang aktual untuk di bahas ulang kaerena Islam memiliki nilai universalisme Islam yang dimaksud adalah bahwa risalah Islam ditujukan untuk semua umat, segenap ras dan bangsa serta untuk semua lapisan masyarakat dimuka bumi ini. Ia bukan risalah untuk bangsa tertentu yang beranggapan bahwa dialah bangsa yang terpilih, dan karenanya semua manusia harus tunduk kepadanya maka dengan hal seperti iti nilai-nilai islam akan dinamis dan aktual. Nilai universalisme Islam menampakkan diri dalam berbagai manifestasi penting, dan yang terbaik adalah dalam ajaran-ajarannya. Ajaran-ajaran Islam yang mencakup aspek akidah, syari'ah dan akhlak (yang sering kali disempitkan oleh sebagian masyarakat menjadi hanya kesusilaan dan sikap hidup), menampakkan perhatiannya yang sangat besar terhadap persoalan utama kemanusiaan dan budaya di Indonesia yang sangat plurel.
Kearifan lokal (local wisdom) merupakan pengetahuan tradisional (indigenous knowledge) yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya dan pada umumnya diwariskan dalam lingkungan keluarga secara lisan , baik dengan tuturan maupun melalui ritual, upacara, dan sarana lain . Keterangan ini jangan diartikan bahwa pemilik pengetahuan tradisional termasuk kearifan lokalnya adalah orang yang matanya buta atau tidak memiliki ketrampilan membaca dan menulis seperti yang umum diduga orang. Sarana yang dianggap penting untuk menyampaikannya memang secara lisan dan materi penyampaian memang juga bersifat warisan tradisional yang sudah disepakati sebagai milik bersama sebuah komunitas. Pemiliknya bukan orang per orang secara pribadi. Ranahnya adalah publik, umum yang menjadi anggota sebuah komunitas bersangkutan yang saling mengakui dan diakui oleh anggota komunitas. Mereka memiliki kesamaan dalam berbagai hal, seperti ciri-ciri fisik, sifat, tujuan, cita-cita, dan kepercayaan. Karena bersifat umum, bukan pribadi , tetapi melibatkan pribadi-pribadi yang terkait di dalamnya, pengetahuan tradisional dapat dianggap sebagai khasanah kekayaan bersama, nyaris seringkali tanpa menyentuh masalah Intelectual Property Right atau Hak kekayaan tradisional. Karena terbukti mampu menyelesaikan berbagai hal yang melingkupi kehidupan masyarakat dan memungkinkan mereka mengatasi alam, bencana, konflik antaranggota komunitas secara damai, masalah kesehatan, penyakit, dan cara hidup lainnya sehingga pengetahuan tradisional sangat diandalkan dan sering dianggap sebagai sesuatu yang baku, yang mengikat para anggota masyarakat dalam kehidupan yang harmonis, 1 Makalah Seminar dan Rapat Tahunan (Semirata) Bidang Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya . Badan Kerjasama PTN Wilayah Barat (BKS Barat), Pontianak, 10-11 September 2013. 2 Penulis adalah dosen di FIB UI, peneliti, konsultan, dan Ketua Asosiasi Tradisi Lisan (ATL). kekeluargaan dan saling mempercayai satu sama lainnya. Ungkapan lisan lebih punya daya magis yang kuat dan dipercaya sebagai sebuah amanat yang harus dilaksanakan.
Mathematical Olympiads currently play an important role in arousing curiosity about mathematical knowledge. However, despite the significant participation of students in the competitions, there is a great lack of didactic material more attractive and convergent with information technologies. Thus, the present work aims to offer a teaching methodology focused on the Theory of Educational Situations (TSD) and the Second Generation Teaching Engineering (EDSG) research methodology. First, we carried out a bibliographical survey of dissertations in the area of Mathematics Teaching, specifically those related to olympiads, aiming to map researches that might provide methodological subsidies beyond the conventional list of exercises. Once the need for methodologies that extend the approach to mathematics has been verified, we have concentrated our efforts on elaborating a series of Olympic Teaching Situations (SDO), supported by GeoGebra software, in order to contribute to the training of mathematics teachers in the approach to Olympic problems of OBMEP, specifically those related to the topic "functions", in the second phase of OBMEP in its three level.
The Pinckaers Reader, 2005
Reflexiones en torno a la Justicia Transicional en Colombia: Fuerzas Armadas, víctimas y posacuerdo, 2018
Jahrbuch des Selma Stern Zentrums für Jüdische Studien Berlin-Brandenburg, 2023
Application and Theory of Computer Technology
Journal of the American Academy of Religion, 2006
Youth Studies Australia, Vol. 32 No. 4 2013, 2013
Proceedings of the International Conference on Industrial Engineering and Operations Management
Revista EPOS, 2016
Journal of Animal and Feed Sciences, 1995
Environmental Science & Technology Letters, 2015
Antropologiczno-językowe wizerunki duszy w perspektywie międzykulturowej, t. 4, Dusza w doczesności - dusza w nieskończoności / Masłowska Ewa, Pazio-Wlazłowska Dorota (red.), 2022, Warszawa, Instytut Slawistyki Polskiej Akademii Nauk, s.371-412, ISBN 978-83-66369-54-2, 2022
Romanian journal of morphology and embryology = Revue roumaine de morphologie et embryologie, 2013
Cluster Computing, 1997
Brain Research, 1999
Acta Crystallographica Section E Crystallographic Communications, 2020
International Journal of Cardiology, 2006