Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
Saluran Kemih dan Genitalia Masculina Riama Sihombing 102012185 - A3 riamasihombing7@gmail.com Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl.Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510 Abstrak Ginjal merupakan organ pada tubuh manusia yang menjalankan banyak fungsi untuk homeostasis, yang terutama adalah sebagai organ ekskresi dan pengatur keseimbangan cairan dan asam basa dalam tubuh. Terdapat sepasang ginjal pada manusia, masing-masing di sisi kiri dan kanan (lateral) tulang vertebra dan terletak retroperitoneal (di belakang peritoneum). Selain itu sepasang ginjal tersebut dilengkapi juga dengan sepasang ureter, sebuah vesika urinaria (buli-buli/kandung kemih) dan uretra yang membawa urine ke lingkungan luar tubuh. Kata Kunci : ureter, vesika urinaria, uretra, urine Abstract Kidneys are the organs in the human body that perform many functions for homeostasis, which primarily is as an organ of excretion and regulating fluid and acid-base balance in the body. There is a pair of kidneys in humans, respectively on the left and right side ( lateral ) vertebrae and located retroperitoneal (behind the peritoneum ). Besides a pair of kidneys are also equipped with a pair of ureters, a bladder ( bladder / urinary bladder ) and the urethra that carries urine out of the body into the environment. Keyword :ureters, a bladder, urethra, urine Skenario Seorang ibu membawa anaknya laki-laki yang berusia 2 tahun karena kesulitan buang air kecil, setelah dilakukan pemeriksaan didapati ia menderita fimosis sehingga dokter menganjurkan untuk dilakukan sirkumsisi. Istilah Tidak Diketahui Fimosis adalah keadaan di mana kulit penis (preputium) melekat pada bagian kepala penis (glans) dan mengakibatkan tersumbatnya lubang saluran air seni, sehingga jadi kesulitan dan kesakitan saat kencing. Sirkumsisi adalah tindakan bedah minor yang bertujuan membuang preputium penis sehingga glans penis menjadi terbuka. Adapun indikasi medis yang mengharuskan dilakukannya sirkumsisi seperti fimosis, parafimosis, dan balanitis rekuren. Makroskopis Genitalia Feminina Genitalia feminina dibedakan menjadi genitalia externa dan genitalia interna. Genitalia externa terdiri dari mons pubis, labia majus, labia minus, clitoris, bulbus vestibuli dan glandula vestibularis major et minor. Genitalia interna terdiri dari vagina, uterus, tuba fallopii (tuba uterina) dan ovarium. Genitalia Externa Mons Pubis (mons veneris) : bagian yang menonjol yang banyak berisi jaringan lemak yang terletak di permukaan anterior simpisis pubis. Labia Majus : berupa dua buah lipatan jaringan lemak, berbentuk lonjong dan menonjol yang berasal dari mons pubis dan berjalan ke bawah dan ke belakang yang mengelilingi labia minora (labia minus). Homolog dengan skrotum pada laki-laki. Labia Minus : merupakan dua buah lipatan jaringan yang pipih dan berwarna kemerahan yang terlihat jika labia majus (mayora) dibuka. Clitoris : merupakan suatu tanggul berbentuk silinder dan erektil yang terletak di ujung superior vulva. Mengandung banyak urat urat saraf sensoris dan pembuluh-pembuluh darah. Bulbus vestibuli : terdapat sepanjang sisi ostium vagina. Homolog dengan bulbus penis pada laki-laki. Glandula vestibularis major : sama dengan glandula barthoin, akan bermuara ke dalam vestibulum setiap sisi ostium vagina. Glandula vestibularis minor : akan bermuara di ostium vagina dan urethra. Genitalia Interna Vagina : celah di antara labia minus. Pada gadis, kebanyakan vagina tertutup sama sekali oleh labia minus (labia minora) dan jika dibuka, terlihat hampir seluruhnya tertutup oleh hymen (selaput dara). Uterus : berbentuk oval, menyerupai telur ayam, dan konsistensinya kenyal. Uterus terdiri dari corpus uteri dan cervix uteri. Tuba fallopii (tuba uterina) : tuba uterina dapat dibedakan menjadi isthmus tuba uterina, ampulla tuba uterina, infudibulum, pars intertitialis. Ovarium : melekat pada bagian belakang ligamentum latum uteri. Penggantung ovarium pada dinding belakang panggul adalah mesovarium. Ginjal dan Saluran Kemih Ginjal terletak retro peritoneal sebelah kiri atau kanan columna vertebralis. Ginjal kiri terletak pada costa 11 sampai vertebra lumbalis 2-3 dan ginjal kanan pada costa 12 sampai vertebra lumbalis 3-4. Jarak kutub atas kedua ginjal ±7 cm, kutub bawah kedua ginjal 11cm dan jarak dari kutub bawah ke crista iliaca 3-5cm. Pembungkus ginjal terdiri dari : Capsula fibrosa Melekat pada ginjal, hanya menyelubungi ginjal dan mudah di kupas capsula adiposa Mengandung banyak lemak dan membungkus ginjal serta glandula supra renalis. Dinding capsula adiposa pada bagian depan tipis sedangkan pada bagian belakangnya tebal. fascia renalis Letaknya di luar capsula fibrosa. Terdiri 2 lembar : depan : facia prerenalis belakang : facia retro renalis Kedua lembar fascia renalis ke caudal tetap terpisah, ke cranial bersatu, sehingga kantong ginjal terbuka ke bawah. Oleh karena itu sering terjadi ascending infection. Ginjal dipertahankan pada tempatnya oleh fascia adiposa, pada keadaan tertentu capsula adiposa sangat tipis, sehingga jaringan ikat yang menghubungkan capsula fibrosa dan capsula renalis kendor, sehingga ginjal turun disebut nephroptosis. Nephrophtosis sering terjadi pada ibu yg sering melahirkan ( grande multipara ). Letak Ginjal Bagian – bagian ginjal : Cortex renalis Terdiri dari : Glomerulus pembuluh darah Di glomerulus darah disaring menjadi filtrat, kemudian disalurkan ke dalam medulla, saluran- saluran tersebut akan bermuara pada papilla renalis terdapat garis- garis dari medulla: processus medullaris ( FERHEINI ) Medulla Renalis Papilla renalis sesuai ujung ginjal yang berbentuk segitiga = pyramid renalis (malphigi). Di antara pyramis-pyramis terdapat columna renalis (Bertini). Saluran-saluran yang menembus papilla = ductuli papillares ( Bellini), tempat tembusnya berupa ayakan = area cribriformis. Papilla renalis menonjol ke dalam calix minor. Beberapa calyx minor ( 2 – 4 ) membentuk calyx major. Beberapa calyx major menjadi pyelum = pelvis renis, kemudian menjadi ureter. Ruangan tempat calyx = hillus renalis. Ginjal Perdarahan Ginjal berasal dari A. renalis cabang dari Aorta abdominalis setinggi vertebra Lumbalis 1-2. A. renalis kanan lebih panjang dari A. renalis kiri, karena harus menyilang V. cava inferior di belakangnya. A. renalis masuk ke dalam ginjal melalui hillus renalis dan bercabang 2. Yang satu ke depan ginjal, mengurus ginjal bagian depan dan lebih panjang dan satu lainnya ke belakang ginjal, mengurus ginjal bagian belakang. A. Renalis depan & belakang bertemu di lateral, pada garis Broedel, tempat pertemuannya ± di belakang garis tengah ginjal. Pembedahan pada garis Broedel, perdarahan minimal. A. Renalis bercabang lagi & berjalan di antara lobus ginjal yaitu A. interlobaris. A. Interlobaris berada pada perbatasan cortex & medula bercabang menjadi A. arcuata, mengelilingi cortex dan medulla, sehingga disebut A. arciformis. A. arcuata mempercabangkan : A. interlobularis berjalan sepanjang tepi ginjal (cortex), mempercabangkan vassa afferens (glomerolus). Dalam glomerolus membentuk anyaman atau pembuluh kapiler sebagai vassa efferens berupa anyaman rambut yang di sebut tubuli contorti. Pembuluh balik ginjal mengikuti nadinya mulai permukaan ginjal sebagai kapiler berkumpul dalam V. interlobularis disebut Vv stellatae ( Verheyeni ). Dari V.interlobularis→ V. arcuata→V. interlobaris → V. renalis → V. cava inferior. Mengikuti nadinya mulai permukaan ginjal sebagai kapiler berkumpul dalam V.interlobularis yang disebut Vv stellatae ( Verheyeni ). Dari V. interlobularis→ V.arcuata→V. interlobaris → V. renalis → V. cava inferior. Ureter adalah perpanjangan tubular berpasangan dan berotot dari pelvis ginjal yang merentang sampai kandung kemih. Setiap ureter panjangnya antara 25cm sampai 30cm dan berdiameter 4mm sampai 6 mm. Saluran ini menyempit di tiga tempat yaitu di titik asal ureter pada pelvis ginjal, di titik saat melewati pinggiran pelvis, dan di titik pertemuannya dengan kandung kemih. Batu ginjal dapat tersangkut dalam ureter di ketiga tempat ini dan mengakibatkan nyeri dan disebut kolik ginjal. Dinding ureter terdiri dari 3 lapisan jaringan yaitu lapisan terluar yang berupa lapisan fibrosa, di tengah adalah muskularis longitudinal ke arah dalam dan otot polos sirkuler ke arah luar. Lapisan terdalam adalah epitelium mukosa yang mensekresi selaput mukosa pelindung. Lapisan otot memiliki aktivitas peristaltik intrinsik. Gelombang peristalsis mengalirkan urin dari kandung kemih keluar tubuh.1 Arteri untuk pars abdominalis ureter biasanya berasal dari tiga sumber yaitu arteri renalis, arteri testicularis atau artero ovarica, dan aorta. Pembuluh balik darah dari kedua ureter terjadi melalui vena testicularis atau vena ovarica. Lalu ada kandung kemih atau vesika urinaria yang merupakan organ muskular berongga yang berfungsi sebagai kontainer penyimpangan urin. Pada laki- laki vesika urinaria terletak tepat di belakang simfisis pubis dan di deoan rektum. Pada perempuan, organ ini terletak agak dibawah uterus di depan vagina. Ukuran organ ini sebesar kacang kenari. Berbentuk limas kalo kosong, sedangkan kalo terisi penuh akan berbentuk bulat. Vesika urinaria ini berkerut, akan tetapi kalau terisi penuh, kerutan tersebut akan hilang. Vesika urinaria ini ditopang di dalam rongga pelvis dengan lipatan- lipatan peritoneum dan kondensasi fasta. Dinding vesika urinaria adalah lapisan terluar. Lapisan ini merupakan perpanjangan lapisan peritoneal rongga abdominopelvis dan hanya ada di bagian atas pelvis. Lalu ada lapisan otot yaitu otot detrusor tang merupakan lapisan tengah. Lapisan iini tersusun dari berkas- berkas otot polos yang satu sama lain saling membentuk sudut. Hal ini untuk memastikan bahwa selama urinasi, vesika urinaria akan berkontraksi dengan serempak ke segala arah untuk mengeluarkan urin. Lalu ada otot sphincter vesika yang berfungsi untuk menahan urin di dalam vesika urinaria. Pada orang yang sudah lanjut usia, biasanya sphincter ini melemah, shingga orang tua sering ngompol. Vesika urinaria ini dapat menahan atau menampung urin sebanyak 200- 400cc.2 Genitalia Masculina3 Urethra Urethra pada laki-laki (masculina) berbeda dengan wanita (femina). Urethra masculina merupakan pipa fibromuscular dengan panjang 18-22cm dan mempunyai fungsi menyalurkan urine dari vesica urinaria sampai ke dunia luar dan tempat lewatnya semen/sperma. Urethra masculina terdiri dari 4 bagian, yaitu: Urethra pars intramuralis (preprostatica) : panjang urethra pars intramuralis adalah 0,5-1,5cm. Urethra pars prostatica : panjang urethra pars prostatica ±3cm, membentang dari collum vesica urinaria sampai sedikit ventral apex gl.prostata. pada dinding posteriornya dapat dijumpai: Crista urethralis, merupakan rigi yang memanjang. Sinus prostaticus, merupakan lekukan di sisi kiri dan kanan crista urethralis dan muara ductus excretorius prostaticus. Colliculus seminalis, merupakan tonjolan di tengah-tengah crista urethralis dan memiliki lubang yang disebut utriculus prostaticus (utriculus masculinus). Muara ductus ejaculatorius di kanan dan kiri utriculus prostaticus. Jadi dapat disimpulkan bahwa urethra pars prostaticus merupakan pertemuan saluran urine dan reproduksi. Urethra pars membranasea : urethra pars membranasea merupakan bagian yang paling pendek, sepanjang 1-2cm, dan membentang apex prostat sampai bulbus penis. Bagian paling sempit urethra pars membranasea disebabkan oleh otot yang mengelilingi urethra yaitu m.spinhcter urethra. Urethra bagian ini seluruhnya terletak dalam diaphragma pelvis/diaphragma urogenitale. Selain pendek dan sempit, urethra bagian ini susah diregangkan dan sangat tipis di bagian distalnya sehingga mudah robek pada katerisasi. Urethra pars spongiosa : urethra pars spongiosa merupakan bagian urethra terpanjang yaitu ±15cm dan membentang dari bulbus penis sampai ujung glans penis. Seluruh bagian urethra pars spongiosa dikelilingi corpus spongiosum/corpus cavernosum. Pada glans penis terdapat bagian yang melebar disebut fossa naviculare urethrae. Muara urethra pars spongiosa pada glans penis disebut orificium externum urethra dan pada bagian anterior bermuara gl.urethralis littre. Urethra4 Penis Penis dihubungkan pada symphisis ossis pubis melalui suatu jaringan ikat yang disebut lig.suspensorium penis. Penis dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu radix penis, corpus penis, dan glans penis. Radix penis merupakan bagian penis yang melekat ke symphisis ossis pubis dan terdiri dari 3 massa jaringan erektil yaitu:bulbus penis, crus penis dextra, dan crus penis sinistra. Sedangkan corpus penis merupakan lanjutan radix penis ke arah distal. Pada permukaan dorsal corpus penis, tepat pada garis tengah, dapat dijumpai V.dorsalis penis superficialis. Glans penis terletak pada ujung distal corpus penis. Pada glans penis dapat dijumpai alat-alat sebagai berikut: Meatus/orificium urethra externa. Frenulum, yaitu lipatan kulit yang terletak di caudal meatus urethra externa. Preputium, yaitu lapisan kulit yang menutupi glans penis. Corona glandis, yaitu pinggir dasar glans penis. Scrotum Scrotum merupakan suatu kantong yang dibentuk oleh kulit dan fascia. Kulit scrotum berkeriput dan ditutupi rambut-rambut kasar. Pada bagian tengah scrotum, dapat dijumpai suatu garis yang disebut Raphe Scrotalis. Scrotum berisi testis dan epidydimis. Genitalia Masculina5 Testis Istilah testis berasal dari bahasa Yunani orchis, sedangkan peradangan testis disebut orchitis. Testis adalah organ reproduksi yang menghasilkan spermatozoa dan sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon androgen untuk mempertahankan tanda-tanda kelamin sekunder. Bentuk testis oval dengan konsistensi lunak. Testis dibungkus oleh tunica vaginalis propria dan terletak dalam cavum scroti. Pada orang normal, testis kiri letaknya lebih rendah daripada yang kanan. Sedangkan pada situs inversus totalitas dan orang kidal, testis kanan letaknya lebih rendah dari pada testis kiri. Pada testis dapat dijumpai sisa-sisa perkembangan ujung cranial ductus paramesonephros yang disebut appendix testis. Testis dapat dibedakan menjadi bagian-bagian sebagai berikut: extremitas superior, extremitas inferior, facies lateralis, facies medialis, margo anterior (convex), dan margo posterior (datar). Sedangkan pembungkus testis dari dalam keluar adalah: Tunica albuginea. Tunica vaginalis testis lamina visceralis dan lamina parietalis. Fascia spermatica interna. M. Cremaster Fascia spermatica externa. Tunica dartos. Cutis scroti. Pada irisan/potongan testis dari margo anterior ke margo posterior dapat dijumpai parenkim testis dibungkus oleh tunica albuginea. Tunica albuginea memberikan septula testis ke dalam parenkim testis. Di sebelah luar, tunica albuginea dibungkus lagi oleh tunica vaginalis propria lamina visceralis. Di daerah dekat margo posterior testis yang tidak di capai oleh septula testis terbentuk massa jaringan ikat fibrosa yang memadat, disebut mediastinum testis. Rete testis adalah anyaman beberapa tubuli seminiferi recti yang memasuki mediastinum. Dari rete testis dibentuk saluran-saluran yang memasuki caput epididymis disebut ductuli efferentes testis. Rete testis Testis didarahi oleh a.testicularis, cabang aorta abdominalis. Sedangkan aliran vena nya bermuara ke v.testicularis, yang kemudian dialirkan ke dalam v.cava inferior. Pada penderita filariasis terdapat penimbunan cairan antara lapisan tunica vaginalis visceralis dan parietalis yang disebut Hydrocele testis. Secara fisiologis, pada masa janin testis yang terletak di dalam cavum abdomen akan turun dan memasuki scrotum. Peristiwa ini disebut descensus testiculorum. Keadaan dimana testis tidak turunj ke dalam scrotum disebut Kriptorkismus. Keadaan ini membutuhkan operasi sedini mungkin. Epididymis Epididymis merupakan suatu saluran berkelok-kelok yang panjangnya kurang lebih 6 meter. Epididymis terletak di sebelah dorsal testis. Epididymis dibedakan menjadi caput epididymis, corpus epididymis, dan cauda epididymis. Ductus Deferens Ductus deferens atau vas deferens adalah suatu saluran berdinding tebal yang dilalui sperma. Mulai dari anulus inguinalis medialis menuju lateral A.epigastrica inferior kemudian turun ke dorsocaudal pada dinding lateral pelvis, menyilang ureter di sisi medialnya dan menuju ke mediocaudal pada permukaan dorsal vesica urinaria. Pada bagian ujung akhir ductus deferens terdapat bagian yang melebar disebut: Ampulla ductus deferens. Ductus excretorius vas deferens bersama-sama dengan ductus excretorius gl.vesiculosa membentuk: ductus ejaculatorius. Mikroskopis Didalam jaringan korteks ginjal terdapat glomerulus ginjal (korpus malphigi), glomerulus, tubulus kontortus proksimal, tubulus kontortus distal dan prosesus fereini. Didalam vaskular ginjal terdapat kutub vaskular, makula densa, vasa aferen, sel-sel yuksta glomerular, kapsula bowman, ruang bowman, glomerulus, tubulus kontortus proksimal dan tubulus kontortus distal. Didalam kutub urinari ginjal terdapat kutub urinari/tubular dan tubulus kontortus proksimal. Didalam medula ginjal terdapat tunika rektus proksimal, tunika rektus distal, segmen tipis ansa henle, duktus koligens dan duktus papilaris. Didalam pelvis renalis terdapat kaliks mayor, kaliks minor, duktus papilaris dan epitel transisional. Gambaran mikro ureter terdapat epitel transisional, lamina propria, tunika muskularis dan tunika adventisia. Vesika urinaria mukosa dilapisi epitel transisional dengan lamina propria dibawahnya. Lapisan muskular terdiri atas berkas-berkas serat otot polos yang tersusun berlapis-lapis secara tidak beraturan. Lapisan adventisia yang terdiri atas jaringan ikat jarang sebagian diliputi peritonium. Sistem genitalia maskulina terdiri dari duktus genitalis, kelenjar tambahan dan penis. Dalam hal ini ada beberapa bangunan penting yang harus diketahui, yaitu : Tubulus Kontortus Seminiferus Dindingnya terdiri dari 3 lapis : Tunika propia, membrana basalis dan epitel germinativum. Tunika propia tersusun oleh jaringan pengikat fibroelastis. Membrana basal tipis dan homogen. Epitel germinativum tersusun oleh sel – sel secara epiteloid dan berlapis. Ada dua macam sel disini yaitu : (1) sel sertoli, sel penyokong, sustentakuler. (2) sel spermatogenik. Ductus Ekskretorius Terdiri atas : Tubuli seminiferi rekti Penampang 20-25 mikron ke mediastinum testis membentuk rete testis yang memiliki silia atau flagela Ductus Eferent Berjumlah 7-15 buah dengan penampang 0,6 mikron dilapisi epitel selapis dengan tinggi yang tidak sama. Sel yang rendah mempunyai brush border, sel yang tinggi mempunyai silia untuk menggerakkan sperma. Ductus Epididimis Saluran tunggal yang berkelok. Pada bagian proksimal dilapisi epitel pseudokompleks kolumner dengan stereosilia, pada bagian distal didapatkan sel berbentuk anguler melekat pada membran basal. Ductus Deferent Berjalan lurus, lumennya besar, dindingnya tebal. Lamina propia membentuk lipatan longitudinal. Dindingnya dilapisi sel epitel pseudokompleks kolumner dengan stereosilia. Ductus Ejakulatorius Epitelnya pseudokompleks kolumner atau kolumner simpleks. Di dekat muara ureter epitelnya berubah menjadi transisional. Mukosanya membentuk banyak lipatan tipis yang mencapai jauh ke dalam lumen, jaringan pengikatnya didominasi sabut elastic. Urethra Pria Dibagi menjadi 3 segmen:  Pars prostatika Saat menembus kelenjar prostat, tempat muara ductus ejakulatorius dan kelenjar prostat, epitelnya transisional.  Pars membranacea Mulai dari puncak prostat berakhir pada bulbus kavernosum penis, diliputi epitel pseudokompleks kolumner.  Pars kavernosa Pada saat melalui korpus kavernosum penis bermuara pada ujung gland penis, diliputi oleh epitel kolumner kompleks dan beberapa dengan epitel skuamos kompleks. Kelenjar Tambahan Kelenjar Prostat: Merupakan kumpulan 30-50 kelenjar tubuloalveolar kompleks. Epitel bervariasi tergantung aktivitas kelenjar ( dapat kolumner simpleks, kuboid simpleks atau squamos simpleks. Kelenjar Vesikula Seminalis: Epitel pseudokompleks kolumner atau bervariasi tergantung aktivitas kelenjar. Mekanisme Kerja Ginjal Filtrasi Ginjal memiliki beberapa fungsi penting didalam tubuh. Ginjal adalah organ terutama yang berperan dalam mempertahankan stabilitas volume, komposisi elektrolit, dan osmolaritas. Dengan menyesuaikan jumlah air dan berbagai konstituen plasma yang dipertahankan di tubuh atau dikeluarkan dalam urin, ginjal dapat mempertahankan keseimbangan air dan elektrolit dalam kisaran yang sangat sempit yang memungkinkan kehidupan. Beberapa fungsi ginjal adalah kesimbangan asam basa, homeostasis, ekskresi sisa- sisa metabolisme seperti urea, kreatinin dan asam urat, ekskresi bahan- bahan lainnya seperti obat. Ada tiga proses didalam ginjal yaitu filtrasi, reabsorpsi, dan sekresi. Cairan yang difiltrasi dari glomerulus ke dalam kapsula bowman harus melewati tiga lapusan yang membentuk membran glomerulus. Pertama adalah kapiler glomerlus, yang kedua adalah membran basal, dan yang ketiga adalah lapisan dalam kapsula bowman. Lapisan- lapisan ini berfungsi sebagai saringan molekuler halus yang menahan sel darah dan protein plasma akan tetapi air dan molekul yang kecil dapat menembus filtrasi tersebut. Membran glomerulus jauh lebih permiable daripada kapiler di tempat lain. Dinding kapiler glomerulus terdiri dari satu lapis sel endotel gepeng. Lapisan ini memiliki banuak pori besar yang menyebabkannya 100 kali lebih permeable terhadap air dan zat yang kecil. Lalu terdapat membran basal yang adalah lapisan gelatinosa aselular yang terbentuk dari kolagen dan glikoprotein yang tersisip di antara glomerulus dan kapsul bowman. Kolagen menghasilkan kekuatan struktural dan glikoprotein menghambat filtrasi protein plasma yang kecil. Protein plasma yang besar tidak dapat melewati filtrasi, akan tetapi albumin, protein plasma yang kecil masih dapat melewati membran filtrasi. Akan tetapi, karena bermuatan negative, maka glikoprotein menolak albumin dan protein plasma yang lainnya yang juga bermuatan negative. Terkadang, karena ada kebocoran, albumin tersebut dapat lolos dari filtrasi. Lapisan terakhir membran glomerulus adalah lapisan dalam kapsul bowman. Lapisan ini terdiri dari podosit yang merupakan sel mirip gurita yang mengelilingi glomerulus. Setiap podosit memiliki banyak kaki memanjang yang saling menjalain dengan foot process podosit sekitar. Celah sempit diantara foot process yang berdampingan disebut sebagai celah filtrasi yang membentuk jalur tempat cairan meninggalkan kapiler glomerulus menuju kapsul bowman. Karena itu, rute yang dilalui oleh bahan terfiltrasi melewati membran glomerulus seluruhnya berada di luar sel pertama melalui pori kapiler, kemudian melalui membran basal aselukar dab ajgurnya melewati celah filtrasi kapsuler. Untuk melaksanakan filtrasi gllomerulus, harus terdapat gaya yang mendorong sebagian dari plasma di glomerulue menembus lubang- lubang di membran glomerulus. Filtrasi glomerulus dilakukan oleh gaya- gaya fisik pasif yang serupa dengan kerja di kapiler di tempat lain. Ada tiga gaya fisik yang terlibat dalam filtrasi glomerulus. Mereka adalah tekanan darah kapiler glomerulus, tekanan osmotik protein plasma, dan tekanan hidrostatik kapsula bowman. Pertama, tekanan darah kapiler glomerulus adalah tekanan cairan yang ditimbulkan oleh darah di dalam kapiler glomerulus. Tekanan ini pada akhirnya bergantung pada kontraksi jantung dan resistensi terhadap aliran darah yang ditimbulkan oleh arteriol aferen dan eferen. Tekanan darah kapiler glomerulus diperkirakan sebesar 55mmHg lebih tinggi daripada tekanan darah kapiler di tempat yang lain. Karena tingginya resistensi yang dihasilkan oleh arteriol eferen maka tekanan darah tidak memiliki kecendrungan untuk turun di sepanjang kapiler glomerulus seperti di kaliper lain. Tekanan darah glomerulus yang tinggi dan tidak menurun in cenderung mendorong cairan keluar glomerulus menuju kapsul bowman di seluruh panjang kapiler glomerulus dan merupakan gaya utama yang menghasilkan filtrasi glomerulus. Sementara tekanan darah kapiler glomerulus mendorong filtrasi, dua gaya lain yang bekerja menembus membran glomerulus melawan filtrasi.6 Tekanan hidrostatik darah mendorong cairan dan zat terlarut keluar dari darah dan masuk ke ruang kapsul bowman. Dua tekanan yang berlawanan dengan tekanan hidrostatik glomerulus adalah tekanan hidrostatik kapsula bowman yang dihasilkan oleh cairan dalam kapsula bowman. Tekanan ini cenderung untuk menggerakkan cairan keluar dari kapsul menuju glomerulus. Tekanan hidrostatik kapsula bowman ini diperkirakan sekitar 15 mmHg. Tekanan ini, yang cenderung mendorong cairan keluar kapsul bowman, melawan filtrasi cairan dari glomerulus menuju kapsula bowman. Lalu tekanan yang ketiga adalah tekanan onkontik atau osmotik protein plasma yang ditimbulkan oleh distribusi tak seimbang protein- protein plasma di kedua sisi membran glomerulus. Karena tidak dapat difiltrasi maka protein plasma terdapat di akpiler glomerulus tetapi tidak di kapsul bowman. Karena itu, konsentrasi air lebih tinggi di kapsul bowman daripada di kapiler glomerulus. Gaya osmotik ini rata- rata 30 mmHg, dan sedikit lebih tinggi daripada di kapiler lain. Tekanan ini lebih tinggi karena air yang difiltrasi keluar darah glomerulus jauh lebih banyak sehingga konsentrasi protein plasma lebih tinggi daripada di tempat lain.6 Tekanan osmotik ini dihasilkan oleh protein plasma adalah tekanan yang menarik cairan dari kapsul bowman untuk memasuki glomerulus. Lalu terdapat tekanan filtrasi efektif (EFP) yang adalah tekanan dorong netto. Tekananini adalah selisih antara tekanan yang cenderung mendorong cairan keluar glomerulus menuju kapsula bowman dan tekanan yang cenderung menggerakkan cairan ke dalam glomerulus dari kapsul bowman. EFP= (tekanan hidrostatik glomerular)- (tekanan kapsular) + (tekanan osmotik protein plasma). Lalu ada laju filtrasi glomerular atau glomerular filtration rate (GFR) adalah jumlah filtrat yang terbentuk per menit pada semua nefron dari kedua ginjal. Pada laki- laki, laju filtrasi ini sekitar 125 ml/ menit atau 180 L dalam 24 jam; sedangkan pada perempuan, GFRnya adalah sekitar 110 ml/ menit. GFR berbanding lurus dengan EFP dan perubahan tekanan yang terjadi akan mempengaruhi GFR. Kontraksi arteriol aferen menurunkan aliran darah dan mengurangi laju filtrasi glomerular. Sedangkan kontraksi arteriol eferen menyebabkan terjadinya tekanan darah tambahan dalam glomerulus dan meningkatkan GFR. Hasil dari filtrasi disebut filtrat. Filtrat dalam kapsul bowman adalah filtrrat yang bebas dari protein, hanya terdiri dari plasma yang bebas akan protein. Reabsorbsi Proses kedua adalah reabsorpsi. Selain protein, semua komponen plasma dapat difiltrasi. Banyak komponen yang ada didalam filtrat tersebut. Ada yang berguna untuk tubuh dan ada yang harus diekskresikan dari tubuh. Bahan- bahan yang masih diperlukan oleh tubuh akan direabsorpsi kembali agar dapat digunakan oleh tubuh. Reabsorpsi tubulus adalah suatu proses yang samgat selektif. Semua konstituen kecuali protein plasma memiliki konsentrasi yang sama di filtrat glomerulus dan di plasma. Sewaktu air dan bahan penting lain direabsorpsi, produk- produk sisa yang tertinggal di cairan tubulus menjadi sangat pekat. Dari 125 ml/menit cairan yang terfiltrasi, biasanya 124 ml/mnt direabsorpsi. Tubulus biasanya mereabsorpsi 99% dari air yang terfiltrasi, 100% gula yang terfiltrasi, dan 99.5% garam yang terfiltrasi.6 Sebagian besar filtrat secara selektif direabsorpsi dalam tubulus ginjal melalui difusi pasif gradien kimia atau listrik, transpor aktif terhadap gradien tersebut, atau difusi terfasilitasi. Sekitar 85% natrium korida dan air serta semua glukosa dan asam amino pada filtrat direabsorpsi dalam tubulus kontortus proksimal. Ion- ion natrium ditranspor secara pasif melalui difusi terfasilitasi dari lumen tubulus kontortus proksimal ke dalam sel- sel epitel tubulus yang konsentrasi ion natriumny lebih rendah. Ion- ion natrium yang ditranspor secara aktif dengan pompa natrium kalium akan keluar dari sel- sel epitel untuk masuk ke cairan intertitial di dekat kapilar peritubular. Karena ion natrium positig bergerak secara pasif dari cairan tubulus ke sel dan secara aktif dari sel ke cairan intertitial peritubular akan terbentuk ketidakseimbangan listrik yang justru membantu pergerakan pasif ion- ion negatif. Dengan demikian, ion klor dan bikarbonat negatif secara pasif berdifusi ke dalam sel- sel epitel dari lumen dan mengikuti pergerakan natrium yang keluar menuju cairan peritubular dan kapiler tubular. Carrier glukosa dan asam amino sama dengan carrer ion natrium dan digerakkan melalui kotranspor. Carrier pada membran sel tubulus memiliki kapasitas reabsorpsi maksimum untuk glukosa berbagai jenis asam amino dan beberapa zat terabsorpsi lainnya. Air bergerak bersama ion natrium melalui osmosis. Ion natrium berpindah dari area berkonsentrasi air tinggi dalam lumen tubulus kontortus proksimal ke area berkonsentrasi air rendah dalam cairan intertitial dan kapiler peritubular. Seluruh urea yang terbentuk setiap hari difiltrasi oleh glomerulus. Sekitar 50% urea secara pasif direabsorpsi akibat gradien difusi yang terbentuk saat air direabsorpsi. Maka dari itu 50% urea yang difiltrasi akan diekresikan ke dalam urin. Seperti kalium, fosfat, dan sulfat, serta sejumlah ion organik adalah melalui transpor aktifitas. Ada yang disebut dengan zat ambang tinggi atau high threshold substance yaitu zat yang bila kadarnya dalam darah normal hampir seluruhnya diabsorpsi kembali dalam tubuli ginjal seperti glukosa dan asam amino. Sedangkan low threshold substance adalah substancenya yang tidak direabsorbsi kembali seperti asam urat dan kreatinin. Glukosa, asam amino, dan kalium di reabsorpsi 100% di ginjal. Glukosa dibawa bersama Na dengan arah yang sama yang disebut dengan simport dengan cara aktif transport. Kecepatan maksimal untuk absorpsi glukosa yaitu 350 mg/ menit, kalo glukosa yang difiltrasi lebih besar daripada kecepatan maksimal akan menimbulkan glukosuria. Renal treshold untuk glukosa adalah 170- 180 mg%, bila kadar glukosa darah lebih dari 180 mg% itu adalah glukosuria. Sekresi Proses ketiga adalah sekresi. Mekanisme sekresi tubular adalah proses aktif yang memindahkan zat keluar dari darah dalam kapilar peritubular melewati sel- sel tubular menuju cairan tubular untuk dikeluarkan dalam urin. Zat- zat seperti ion hidrogen, kalium, dan amonium, produk akhir metabolik kreatinin dan asam hipurat serta obat- obatan tertentu secara aktif disekresi ke dalam tubulus. Ion hidrogen dan amonium diganti dengan ion natrium dalam tubulus kontortus distal dan tubulus pengumpul. Sekresi tubular yang selektif terhadap ion hidrogen dan amonium membantu dalam penganturan pH plasma dan keseimbangan asam basa cairan tubuh. Sekresi tubular merupakan suatu mekanisme yang penting untuk mengeluarkan zat- zat kimia asing atau zat yang tidak diinginkan. Seperti reabsorpsi tubulus, sekresi tubulus melibatkan transpor transepitel, tetapi kini langkah- langkahnya dibalik. Sekresi adalah pemindah diskret bahan dari kapiler peritubulus ke dalam lumen tubulus. Bahan-bahan terpenting yang disekresikan oleh tubulus adalah ion hidrogen, ion kalium, serta anion dan kation organik, yang banyak di antaranya adalah senyawa yang asing bagi tubuh. Sekresi H ginjal sangat penting dalam mengantur keseimbangan asam basa di tubuh. Ion hidrogen yang disekresikan ke dalam cairan tubulus dieliminasi dari tubuh melalui urin. Ion hidrogen dapat disekresikan oleh tubulus proksimal, distal atau koligentes dengan tingkat skresi H berganrung pada keasaman cairan tubuh. Ketika cairan tubuh terlalu asam, maka sekresi H meningkat. Begitu juga ketika cairan tubuh terlalu basa maka sekresi H menurun. Ion kalium secara selektif berpindah dalam arah berlawanan di berbagai bagian tubulus; ion ini secara aktif direabsorpsi di tubulus proksimal dan secara aktif disekresikan di tubulus distal dan koligentes. Di awal tubulus ion kalium direabsorpsi secara konstan dan tanpa dikendalikan, sementara sekresi K di bagian distal tubulus bervariasi dan berada di bawah kontrol. Karena K yang difiltrasi hampir seluruhnya direabsorpsi di tubulus proksimal maka sebagian besar K di urin berasal dari sekresi terkontrol K di bagian distal nefron dan bukan dari filtrasi. Sekresi K ditubulus distal dan koligentes digabungkan dengan reabsorpsi Na oleh pompa Na K basolateral dependen energi. Ada beberapa faktor yang dapat mengubah laju sekresi K dengan yang terpenting adalah aldosteron. Hormon ini merangsang sekresi K oleh sel tubulus di akhir nefron sekaligus meningkatkan reabsorpsi Na oleh sel- sel ini. Peningkatan konsentrasi K plasma secara kangsung merangsang korteks adrenal untuk meningkatkan pengeluaran aldosteronnya yang pada gilirannya mendorong sekresi dan akhirnya ekskresi kelebihan K di urin.6 Sistem Kemih Membawa Urin Keluar Tubuh Sistem kemih terdiri dari organ pembentuk urin, ginjal dan struktur-struktur yang membawa urin dari ginjal ke luar untuk dieliminasi dari tubuh. Ginjal adalah sepasang organ berbentuk kacang yang terletak di belakang rongga abdomen, satu di masing-masing sisi kolumna vertebralis, sedikit di atas garis pinggang. Setiap ginjal mendapat satu arteri renalis dan satu vena renalis, yang masing-masing masuk dan keluar ginjal di indentasi (cekungan) medial ginjal yang menyebabkan organ ini berbentuk seperti kacang. Ginjal bekerja pada plasma yang mengalir melaluinya untuk menghasilkan urin, menghemat bahan-bahan yang akan dipertahankan didalam tubuh dan mengeluarkan bahan-bahan yang tidak diinginkan melalui urin. Setelah terbentuk, urin mengalir ke suatu rongga pengumpul sentral, pelvis ginjal, yang terletak di bagian tengah medial masing-masing ginjal. Dari sini urin disalurkan ke dalam ureter, suatu saluran berdinding otot polos yang keluar dibatas medial dekat dengan arteri dan vena renalis. Terdapat dua ureter, satu mengangkut urin dari masing-masing ginjal ke sebuah kandung kemih. Kandung kemih, yang menampung urin secara temporer, adalah suatu kantung berongga berdinding otot polos yang dapat teregang. Secara periodik, urin dikosongkan dari kandung kemih keluar melalui saluran lain, uretra, akibat kontraksi kandung kemih. Uretra pada wanita berukuran pendek dan lurus, berjalan langsung dari leher kandung kemih ke luar. Pada pria uretra jauh lebih panjang dan berjalan melengkung dari kandung kemih ke luar, melewati kelenjar prostat dan penis. Uretra pria memiliki fungsi ganda yaitu menjadi saluran untuk mengeluarkan urin dari kandung kemih dan saluran untuk semen dari organ-organ reproduksi. Kelenjar prostat terletak di bawah leher kandung kemih dan melingkari uretra secara penuh. Sifat-sifat Urin Volume pada orang dewasa normal, 600–2500 ml urine dibentuk tiap harinya. Jumlah ini tergantung pada konsumsi air, suhu luar, makanan, dan kondisi fisik. Volume urine berkurang saat musim panas karena pengeluaran urine berbanding terbalik dengan pengeluaran keringat. Urine yang dibentuk selama tidur kira-kira setengah dari jumlah urine yang dibentuk selama aktivitas. Berat jenis berkisar antara 1,003–1,030 dan bervariasi menurut konsentrasi zat yang terlarut dalam urine. pH normal antara 4,7 sampai 8,0 dengan rata-rata kecil dari 6,0. Urine normal berwujud encer berwarna kuning pucat. Warnanya berubah-ubah dengan jumlah dan konsentrasi urine yang dikeluarkan. Urine segar biasanya jernih dan menjadi keruh jika didiamkan. Pigmen utamanya adalah urokrom, tetapi juga terdapat sejumlah kecil urobilin dan hematoporfin. Saat demam, terjadi pemekatan urine, urine menjadi kuning tua hingga kecoklatan. Urine memiliki bau yang khas dan cenderung berbau amonia jika didiamkan. Bau ini dapat bervariasi sesuai dengan makanan yang dikonsumsi, misalnya : aspargus memberikan bau metil merkaptan, pada ketosis ditemukan bau aseton. Komposisi Urin Normal Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan urin sebagai sarana komunikasi olfaktori. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra. Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolism (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial.7 Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung didalam urin dapat diketahui melalui urinalisis. Urea yang dikandung oleh urin dapat menjadi sumber nitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan kompos. Diabetes adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui urin. Urin seorang penderita diabetes akan mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urin orang yang sehat.7 Komposisi air kemih: (1)Air kemih terdiri dari kira – kira 95% air ; (2)Zat-zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein asam urea; (3)amoniak dan kreatinin; (4)Elektrolit; (5)natrium; (6)kalsium; (7)NH3; (8)bikarbonat; (9)fosfat dan sulfat; (10)Pigmen (bilirubin, urobilin); (11)Toksin; (12)Hormon. Hipotesis Kesulitan buang air kecil disebabkan karena gangguan saluran kemih. Kesimpulan Sistem kemih merupakan suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih). Saluran kemih merupakan alur kolektif organ pembentuk, pengumpul dan pengosongan urin. Yaitu ginjal, ureter, kandung kemih dan uretra. Berdasarkan skenario keadaan dimana kulit penis (preputium) melekat pada bagian kepala penis (glans) membuat saluran kemih jadi tersumbat sehingga kesulitan dan kesakitan saat kencing. Bila alirannya tersumbat maka urin akan mengalir kembali ke tubulus renalis dan pelvis renalis. Kondisi seperti ini jangan disepelekan. Jika tidak diatasi maka dapat mengakibatkan sejumlah komplikasi seperti gagal ginjal, retensi urin akut dan infeksi saluran kemih. Daftar Pustaka Snell RS. Clinical anatomy for medical students. 6th ed. USA : Lippincott William & Wilkins ; 2000. p 142-8. Guyton AC, Hall JE. Textbook of medical physiologi. 11th ed. Singapore : Elsevier Pte Ltd ; 2008.p.289-415. K. Y. Inggriani. Buku ajar sistem urogenitalia. 2th ed. Jakarta: Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana; 2012. h. 31-32. http://www.google.co.id/search?biw=1024&bih=586&noj=1&tbm=isch&sa=1&q=urethra+masculina&oq=urethra+masculina&gs_l=img.3...3560.5936.0.6107.10.9.0.0.0.0.15.39.3.3.0....0...1c.1.64.img..7.3.38.vuYWHeaYhP8#imgrc=SENQd6QEChW3JM%3A Diunduh tanggal 19 September 2015 jam 15.30 http://www.google.co.id/search?noj=1&biw=1024&bih=586&tbm=isch&sa=1&q=genitalia+masculina+scrotum&oq=genitalia+masculina+scrotum&gs_l=img.3...1021318.1028839.0.1029065.40.29.0.3.3.0.395.2912.10j11j1j1.23.0....0...1c.1.64.img..21.19.2193.415-z31JHME#imgrc=_ Diunduh tanggal 19 September 2015 jam 16.10 Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke system. Ed 2. Jakarta: EGC, 2001. Adam S. Mikrobiologi parasitologi. Jakarta: EGC;2004.h.94-9. 20